Anda di halaman 1dari 11

1

Pengukuran Besaran Listrik 02


Dr.ing. Eko Adhi Setiawan, ST, MT
Adhitya Satria Pratama NPM 1006659975 Teknik Elektro 2010

PENGUKURAN
Pengukuran (measurement) Serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menentukan nilai suatu besaran
dalam bentuk angka (kuantitatif).
Jadi mengukur adalah suatu proses mengaitkan angka secara empirik dan obyektif pada sifat-sifat obyek
atau kejadian nyata sehingga angka yang diperoleh tersebut dapat memberikan gambaran yang jelas
mengenai obyek atau kejadian yang diukur.
AKURASI / ketelitian :
1. Kedekatan alat ukur dalam membaca/ menunjukkan pada nilai sebenarnya dari variabel yang diukur.
2. Kemampuan dari alat ukur untuk memberikan indikasi pendekatan terhadap harga sebenarnya dari
obyek yang diukur
3. PRESISI/ketepatan : tingkat/derajat untuk membedakan satu pengukuran dengan pengukuran yang
lainnya.
4. Kedekatan nilai-nilai pengukuran individual yang didistribusikan sekitar nilai rata-ratanya atau
penyebaran nilaipengukuran individual dari nilai rata-ratanya.
5. Alat ukur yang mempunyai presisi yang bagus tidak menjamin bahwa alat ukur tersebu tmempunyai
akurasi yang bagus.
Kalibrasi (calibration) Serangkaian kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional penunjukan
alat ukur atau menujukkan nilai yang diabadikan bahan ukur dengan cara membandingkannya dengan
standar ukur yang tertelusuri kestandar nasional dan atau internasional.
Koreksi (correction) Suatu harga yang ditambahkan secara aljabar pada hasil dari alat ukur untuk
mengkompensasi penambahan kesalahan sistematik.

2

Bias adalah suatu kesalahan sistematik yang membuat semua pengukuran menjadi salah dengan harga
tertentu. Contoh : Stopwatch butuh waktu setengah detik untuk berhenti ketika ditekan.
Standar deviasi seberapa jauh dari normal akar kuadrat variansi.


3




4
ALAT UKUR LISTRIK
Galvanometer adalah detektor arus listrik dengan koil yang bergerak.
Ketika arus melalui koil pada medan magnet, koil akan mengalami torsi
proporsional terhadap arus.
Jika pergerakan koil dengan suatu pegas, maka jumlah defleksi jarum yang
terdapat pada koil sesuai dengan arus yang melalui koil tersebut.
Alat ukur analog memiliki komponen penting, yaitu : Magnet permanen,
tahanan meter, dan kumparan putar.
Bagian mekanik meliputi jarum penunjuk skala dan skrup pengatur jarum
penunjuk.
Eksperimen Hans Christian Oersted jarum kompas
terdefleksi dari arah utara kutub magnetik ketika arus listrik
mengalir dari baterai yang dihidup dan dimatikan olehnya.
Peristiwa tersebut dapat disimpulkan bahwa medan magnet
juga meradiasi dari segala sisi dari sebuah kawat yang
menghantarkan arus dan adanya hubungan langung antara
kelistrikan dan magnetisme.
Berdasarkan hasil eksperimen diketahui bahwa partikel bermuatan memberikan reaksi yang bersifat
independen terhadap medan magnet dan medan listrik sehingga disimpulkan bahwa untuk partikel yang
dikenai medan magnet dan medan listrik secara simultan, maka gaya total yang dialami oleh partikel
tersebut adalah gaya magnet dan gaya listrik dimana gaya total tersebut biasa dikenal dengan nama
Gaya Lorentz.
Aturan Tangan Kanan Flemming Aturan Motor menentukan arah gaya pada suatu konduktor yang
menghantarkan arus dalam suatu medan magnet.
Aturan Tangan Kiri Flemming Aturan Generator.


Alat ukur kumparan putar terdiri dari magnet permanen, kumparan putar dengan inti besi bulat, jarum
penunjuk yang terkait dengan poros dan inti besi putar, skala linier, pegas spiral, dan pengatur posisi no.
Torsi yang dihasilkan dari interaksi elektromagnetika :

5

T = Torsi (Nm)
B = Kerapatan fluks magnet (Wb/m
2
)
A = Luas efektif koil (m
2
)
I = arus yang mengalir ke kumparan putar (A)
N = Jumlah belitan
Karena B, A dan N adalah tetap maka torsi yang
dibangkitkan adalah merupakan indikasi langsung
(linier/proporsional) dari arus (I) yang mengaliri kumparan.
Torsi ini yang menyebabkan defleksi (penyimpangan) jarum
ke keadaan mantap (steady state) pada arus besar tertentu yang diimbangi oleh torsi pegas pengontrol.
Galvanometer adalah instrumen yang dapat mendeteksi dan mengukur arus yang kecil pada rangkaian
listrik.
Galvanometer terdiri dari suatu jarum yang terpasang pada koil berputar, sehingga koil dapat bergerak
bebas dalam suatu medan magnet yang terjadi karena kutub-kutub magnet dari satu atau lebih magnet
permanen.
Ketika listrik mengalir melalui koil, medan magnet akan terbangkitkan oleh kawat yang menghantarkan
arus yang berinteraksi dengan medan magnet permanen (mengalir dari kutub utara ke selatan), dan
menghasilkan gaya terputar yang disebut sebagai torsi yang memutar koil.
Standar IEC mengklasifikasikan dalam 8 kelas, yaitu kelas : 0,05; 0,1; 0,2; 0,5; 1; 1,5; 2,5; dan 5.
Hal tersebut dimaksudkan bahwa kesalahan dari alat ukur tersebut masing- masing 0,05 %; 0,1 %;
0,2 %; 0,5 %; 1 %; 1,5 %; 2,5 %; dan 5 %.
Misalnya Voltmeter mempunyai kelas 1, hasil pengukurannya menunjuk 9 Volt, berarti hasil
pengukurannya berada antara: 9 Volt - (1% x 9 Volt) sampai 9 Volt + (1% x 9 volt), atau antara 8,91
Volt sampai 9,09 Volt.
Alat-alat ukur dari kelas 0,05; 0,1; 0,2 alat ukur ini termasuk golongan alat ukur dengan ketelitian atau
presisi yang tertinggi. Biasanya ditempatkan secara stationer di dalam laboratorium, dan dipergunakan
untuk eksperimen-eksperimen yang memerlukan presisi yang tinggi atau pada pengujian alat ukur yang
lainnya.
Alat ukur kelas 0,5 ; alat ukur ini mempunyai ketelitian dan presisi pada tingkat berikutnya dari kelas
0,2, biasanya dipergunakan untuk pengukuran-pengukuran presisi.
Alat ukur kelas 1,0; alat ukur ini mempunyai ketelitian dan presisi pada tingkat lebih rendah dari alat
ukur kelas 0,5, biasanya dipergunakan pada alat ukur portable yang kecil atau alat-alat ukur yang
ditempatkan pada panel yang besar.
Alat-alat ukur dari kelas 1,5; 2,5; dan 5; alat ukur ini dipergunakan pada panel-panel di mana ketelitian
serta presisi dari alat ukur tersebut tidak begitu penting.
Ada bahaya listrik ketika kabel terlalu kecil untuk mengukur arus. Perhatikan bahwa ukuran gauge (a
measurement of diameter of a wire) kawat berbanding terbalik dengan diameter kawat. Pilih ukuran
6
kawat yang dapat menangani arus total. Ingat: Semakin besar nomor gauge, semakin kecil kawat!
American Wire Gauge (AWG) Ukuran kawat Menangani sampai# 10 AWG 30 ampli# 12 AWG 25
ampli# 14 AWG 18 ampli# 16 AWG 13 ampli.
Setiap magnet memiliki kutub magnet yang saling berlawanan, yaitu kutub utara dan selatan.
Daerah di antara kutub utara dan selatan disebut medan magnet.
Medan magnet tersusun dari garis-garis yang keluar dari kutub utara ke selatan yang disebut garis-garis
gaya magnet.
Jumlah garis gaya magnet yang keluar dari kutub utara suatu magnet disebut sebagai fluks magnet yang
dinyatakan dengan simbol dan satuan internasionalnya adalah Webber (Wb). 1 Wb = 10
8
garis gaya
magnet. Satuan cgs fluks magnet adalah Maxwell, 1 Maxwell = 10
-8
Webber.
Kerapatan fluks magnet adalah fluks magnet per satuan luas pada bidang yang tegak lurus dengan fluks
magnet tersebut. Kerapatan fluks magnet biasa disebut dengan induksi magnet.
Kerapatan fluks magnet dapat dinyatakan dengan :


B = Kerapatan fluks magnet (Wb/m
2
= Tesla)
= Fluks magnet (Wb)
A = luas penampang (m
2
)
Permeabilitas () adalah kemampuan suatu benda untuk dilewati garis gaya magnet.


= permeabilitas benda

r
= permeabilitas relatif

0
= permeabilitas udara = 1,26 x 10
-6
Penggolongan benda berdasarkan harga permeabilitas relatifnya :
1. Ferromagnetik

r
>> 1
Benda-benda yang memiliki permeabilitas tinggi bila terletak di dalam medan magnet.
Mudah ditarik oleh magnet adn mudah dibuat magnet buatan
Contoh : Besi, baja, nikel, kobalt, alnico, permaloy.
Aplikasi : kutub magnet, inti trafo.
2. Paramagnetik

r
> 1
Benda tidak terlalu kuat ditarik magnet dan bila diletakkan di dalam medan magnet, fluks yang
mengalir di dalamnya sama dengan fluks magnet yang mengalir pada udara biasa
Contoh : krom, platinum, aluminium, dan magan.
3. Diamagnetik

r
< 1
Sukar ditarik magnet dan bila diletakkan dalam medan magnet, cenderung dihindari oleh garis
gaya magnet.
7
Contoh : bismuth, tembaga, seng, perak, emas.
Gaya gerak magnet :

F = gaya gerak magnet (Ampere turns, At)
N = jumlah belitan
I = Arus (ampere)
Bila kumparan direnggkan 2x dari panjang aslinya, maka kuat medan magnet akan menjadi
setengahnya.
Kuat medan magnet :


H = Kuat medan magnet (At/m)
NI = ampere-turns (At)
l = panjang (m)
Kurva magnetisasi Hubungan antara kerapatan fluks B dan kuat medan H.

Besi lunak 1, B naik dengan cepat diikuti kenaikan H sampai H = 2000 At/m dan B = 0,2 T
SATURASI Kenaikan harga H tidak banyak berpengaruh terhadap kenaikan B atau bahkan tidak
ada.
Besi lunak 2, diperlukan H lebih tinggi untuk saturasi, yaitu H = 500 At/m dan B = 0,3 T.
Permeabilitas dari benda-benda magnetik adalah :


= Permeabilitas bahan (Tm/At)
B = kerapatan fluks per meter persegi (Tesla)
H = Kuat medan magnet (At/m)
Rangkaian magnet mirip rangkaian listrik gaya gerak magnet menghasilkan fluks magnet.
Pada rangkaian magnet resistansi disebut sebagai relaktansi ()
8
Relaktansi berbanding terbalik dengan permeabilitas.
Hukum Ohm :


= fluks magnet (Wb)
F = Gaya gerak magnet (At)
NI = Lilitan ampere (At)
= relaktansi (At/Wb)
Relaktansi :


= relaktansi (At/Wb)
l = panjang kumparan (m)
= permeabilitas bahan magnetik (Tm/At)
A = luas penampang kumparan (m
2
)
Kurva hysterisis :

Kurva hysterisis menggambarkan hubungan antara kerapatan fluks magnetik B dan gaya magnet H.
Loop terjadi akibat pengukuran fluks magnet bahan feromagnetik ketika gaya magnetik berubah.
Bahan feromagnetik yang belum pernah termagnetkan atau telah terdemagnetisasi secara sempurna
akan mengikuti garis putus-putus ketika H dinaikkan.
Semakin besar H, maka semakin besar pula medan magnet B.
Pada titik a benda telah mencapat titik saturasi penambahan gaya magnet akan menghasilkan
kenaikan fluks magnet sangat kecil. Ketika H dikurangi hingga nol, kurva akan bergerak dari titik b.
9
Titik b sedikit fluks magnet masih tersisa pada material walaupun gaya magnet = 0 titik
retentivitas dan menunjukkan magnetisme residu pada material.
Titik c ketika gaya magnet dibalik, kurva bergerak ke titik c dimana fluks terlah tereduksi sampai
nol titik koersivitas gaya magnet yang dibalik telah cukup membalik domain sehingga fluks
netto pada material adalah nol.
Gaya yang dibutuhkan untuk membuang magnetisme residu pada material disebut gaya koersif atau
koersivitas pada material.
Titik d ketika gaya magnet dinaikkan dalam arah negatif, material akan kembali menjadi
tersaturasi secara magnetik, tetapi dalam arah yang berlawanan.
Titik e harga H diturunkan sampai nol ada magnetisme residu yang arahnya berlawanan.
Kurva tidak kembali ke origin karena sejumlah gaya dibutuhkan untuk membuang magnet residu.
Pada kurva hysterisis, sifat magnetik bahan :
1. Retentivitas ukuran kerapatan fluks residu
yang bersesuaian dengan induksi saturasi pada
material magnetik kemampuan bahan untuk
menahan sejumlah medan magnet residu ketika
gaya magnet dihilangkan setelah mencapai
saturasi (harga B pada titik b)
2. Magnetisme Residu atau Fluks Residu
kerapatan fluks magnet yang masih tersisa pada
material ketika gaya magnet nol. Pada titik
saturasi, magnetisme residu dan retentivitas
adalah sama. Harga magnetisme residu bisa lebih rendah daripada retentivitas ketika gaya magnet
tidak mencapai titik saturasi.
3. Gaya Koersif jumlah medan magnet terbalik yang harus diberikan pada suatu material magnet
untuk membuat fluks magnet sama dengan nol (harga H pada titik c pada kurva)
4. Permeabilitas sifat material yang mendeskripsikan kemudahan menghasilkan fluks magnet pada
bahan.
5. Relaktansi kebalikan dari permeabilitas analog dengan resistansi pada rangkaian listrik.
Material dengan kurva hysterisis yang lebih lebar memiliki
sifat :
1. Permeabilitas rendah
2. Retentivitas tinggi
3. Koersivitas tinggi
4. Relaktansi tinggi
5. Magnetisme residu tinggi.
Material dengan kurva hysterisis lebih sempit memiliki
karakter :
10
1. Permeabilitas tinggi
2. Retentivitas rendah
3. Koersivitas rendah
4. Relaktansi rendah
5. Magnetisme residu rendah
Kurva hysterisis lebih lebar magnet yang baik, kurva hysterisis yang lebih sempit magnet yang
buruk.
WIND ROSE
Wind rose memberikan informasi yang singkat tentang bagaimana kecepatan angin dan arah
distribusinya pada lokasi partikuler.
Wind rose menunjukkan frekuensi hembusan angin dari arah tertentu.
Setiap lingkaran konsentris merepresentasikan frekuensi yang berbeda yang berasal dari nol pada pusat
dan frekuensinya menaik pada lingkaran terluar.
Wind rose di bawah ini menunjukkan bahwa setiap jari-jari dipecah menjadi kategori frekuensi diskrit
yang menunjukkan persentase waktu dimana angin berhembus dari arah tertentu dan pada kecepatan
tertentu.

An example is shown here. It is the April wind rose for Fresno, California, based on 30 years of hourly
wind data (all hours of the day). This rose shows that the winds at Fresno in April blow from the
11
northwest much of the time. In fact, the 3 spokes around the northwest direction (WNW, W and NNW)
comprise 50% of all hourly wind directions. This is quickly calculated by taking the sum of the
frequencies of each of these directions (16+25+9=50%). This also shows that the wind rarely blows
from the northeast or the southwest. These wind roses also provide details on speeds from different
directions. Examining winds from the northwest (the longest spoke) one can determine that
approximately 8% of the time in April at Fresno the wind blows from the northwest at speeds between
1.8 and 3.34 meters per second. Similarly, on this spoke it can be calculated that winds blow from the
northwest at speeds between 3.34 and 5.4 m/sec about 10% of the time (18% - 8%), at speeds between
5.4 and 8.49 m/sec about 6% of the time (24-18), between 8.49 and 11.06 m/sec about 1% of the time
(25-24), and less than 0.5% of the time at speeds greater than 11.06 m/sec. Please note the legend at the
bottom of the wind rose that gives the speed categories and their associated colors.
The legend at the bottom gives additional information such as the unit (m/sec), the average wind speed
for the month over all hours (in this case 3.61 m/sec), and percentage of time that the winds are calm
(7.53%), and the years and month and hours of data on which each rose was constructed. Note: Even
though it says 1961 as the year, these data are for 30 years (1961-1990). The software only prints the
beginning year. All hours of the day (24 readings per day) are used to construct these wind roses. All
wind roses available here are for the period 1961-1990.
To calculate the typical amount of time that the wind blows from a particular direction and certain
speeds just multiply the respective frequency by the appropriate amount of time. In our example with
Fresno in April, there are 30 days x 24 hours/day in April, or 720 hours. From the wind rose we
calculated that winds blow from the northwest at speeds between 5.4 and 8.49 m/sec 6% of the time.
This represents 0.06 x 720 = 43.2, or about 43 hours typically have winds from the northwest at these
speeds at Fresno in April.
The hourly winds measured at airports are normally 2 or 3 minute averages of 3 or 5 second samples at
the top of every hour. These are not gusts. Newer equipment, particularly the Automated Surface
Observation System (ASOS) used at most locations since 1996 or so, automatically records these values
from cup anemometer values. Older observations (generally prior to 1996) represent data recorded by
personnel working at weather stations who manually observed wind speed and direction at the top of
every hour, and made an estimation of hourly winds over some time period, typically 2 to 5 minutes in
length.

Anda mungkin juga menyukai