Anda di halaman 1dari 30

PEMILIHAN MODA

(MODA SPLIT)
1. UMUM
Perkembangan kota kota di Indonesia akhir-akhir ini semakin
pesat,`terutama pada kota-kota penting berukuran sedang seperti kota Mataram.
Dengan dukungan perencanaan tata kota yang baik Kabupaten Kota akan
berkembang ke arah tujuan yang diharapkan sehingga dapat mengarahkan
pembangunan di segala bidang. Intensitas kegiatan penduduk Mataram semakin
meningkat seiring dengan laju pembangunan, karena itu usaha pemenuhan
kebutuhan transportasi perlu terus diupayakan dalam rangka menjamin
keberlangsungan mobilitas orang, barang maupun jasa.
Arus barang yang bermula dari lokasi sumber alam, ndustri-industri atau
pabrik-pabrik dan berakhir pada konsumen hanya dimungkinkan terjadi oleh
adanya jasa distribusi yaitu jasa perdagangan dan jasa angkutan sebagai bagian
yang tak terpisahkan.ersebarnya lokasi sumber produksi dan konsumen akhir
menuntut adanya pola e!isiensi dan kenyamanan dalam menghubungkan
keduanya."al ini akan menuntut jenis angkutan yang e!isien, serta kapasitas
maupun kualitas yang dapat melayani kegiatan tersebut diatas,karena jenis
angkutan mempunyai si!at-si!at indi#idual tersendiri dari segi kenyamanan,
persyaratan terminal, kecepatan, keselamatan, biaya dan peman!aatan tanah.
$alah satu upaya untuk menanggulangi permasalahan yang diakibatkan
oleh pengembangan Kabupaten Kota, serta menjamin berlangsungnya
pengembangan Kabupaten Kota adalah memperlancar arus barang dan manusia
dalam %ilayah kota maupun keluar masuk Kabupaten Kota . "al ini dapat dicapai
bila sistem penyebaran penduduk, penyebaran lalulintas dan penyebaran jaringan
jalan yang digunakan sesuai dengan kebutuhan dan perencanaan kota.
Melihat pentingnya jasa angkutan dalam pemenuhan kebutuhan mobilitas
sebagian besar penduduk dan dilaksanakannya usaha peningkatan pelayanan jasa
angkutan umum, maka dalam perencanaan transportasi semakin diperlukan
peranan analisis dan pemodelan pilihan moda angkutan.

2. TRANSPORTASI SECARA UMUM.
ransportasi sebenarnya merupakan sebuah !aktor yang melibatkan multi
disiplin, institusi, serta moda dan berkaitan erat dengan !aktor-!aktor lain.
ransportasi sebagai sistem pada dasarnya terdiri dari perangkat lunaknya
&manajemen dan sumber daya manusia', hukum, peraturan dan perundangannya,
serta serangkaian perangkat kerasnya, yaitu berupa sarana dan prasarana serta
harus mencerminkan catatan berbagai moda transportasi dalam satu kesatuan yang
terintegrasikan untuk dapat me%ujudkan sistem transportasi yang terpadu, tertib,
lancar, aman, dan e!isien.
ransportasi mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam
memberikan dukungan dan dorongan serta menunjang segala aspek kehidupan
%ilayah yang dimensinya dapat berupa sebuah negara. Di dalam ()"* secara
tegas dinyatakan bah%a transportasi mempunyai peran sebagai urat nadi
kehidupan ekonomi, !aktor politik, dan pertahanan keamanan &amin , +,,- '.
$istem transportasi jalan raya sebetulnya hanya merupakan salah satu
bagian dari !aktor transportasi dan juga hanya merupakan salah satu moda
transportasi di luar moda udara, laut dan kereta api, tetapi dari data yang ada
transportasi jalan raya merupakan moda yang paling dominan dari segi
pelayanannya baik untuk penumpang maupun barang, sehingga bila terjadi
ine!isiensi di dalam transportasi jalan raya akan timbul dampak yang cukup
berarti terhadap perekonomian secara keseluruhan, karena itu diperlukan perhatian
yang khusus untuk pembinaannya.
3. PENETAPAN UKURAN DAERAH STUDI TRANSPORTASI
.ika akan dilakukan suatu studi transportasi disuatu daerah, terlebih dahulu
harus ditentukan daerah studi. )atas daerah studi tersebut disebut cordon line.
Pembatasan tersebut harus memasukkan daerah pembangkit arus lalulintas
&perumahan' dan penarik arus lalulintas &pertokoan, uni#ersitas, pabrik, kantor
dan sebagainnya' yang ada disekitar daerah tersebut. Daerah studi tersebut perlu
di bagi lagi dalam beberapa /one. 0one diperlukan guna menyatakan ka%asan
asal maupun tujuan perjalanan &Muna%ar ,+,,1 dalam *urbaity +,,,'.

Pembagian /one didasarkan pada kriteria sebagai berikut2
+. $esuai dengan pembagian daerah pada data statistik. Dari )iro Pusat $tatistik
akan didapatkan data yang digunakan untuk analisis transportasi seperti
jumlah pemilikan kendaraan, penduduk, perekonomian. .ika tiap bagian /ona
tersebut mempunyai data statistik, maka akan lebih mudah mengadakan
analisis, oleh karena itu, pembagian /one biasanya berdasarkan pada batas
administrati!, misalnya dibagi atas kecamatan atau kelurahan.
3. Dapat menggambarkan mengenai tata guna lahan dan jumlah perjalanan yang
terjadi, untuk itu sebaiknya pembagian /one didasarkan pada tata guna lahan
yang sama.
4. $uatu /one tidak terlalu besar atau jangan sampai memuat suatu jaringan jalan
yang sangat luas karena akan menyulitkan perkiraan arus lalulintas didalam
/one itu sendiri.
5. $uatu /one tidak terlalu kecil akan mempersulit hitungan.
1. 6kuran /one ditentukan oleh ukuran daerah sur#ei dan type daerah tersebut.
Didalam /one itu sendiri, perlu ditentukan garis-garis pembatas
&screen line' lalulintas untuk menguji hasil prediksi. Screen line kira-kira akan
membelah dua daerah sur#ei biasanya berupa sungai atau jalan rel tetapi bukan
jalan raya. Screen line dapat lebih dari satu misalnya dua buah yaitu satu
melintang dari utara ke selatan, sedangkan satu lagi dari barat ke timur
Menurut Morlok &+,,+', untuk maksud pengumpulan data, dan maksud
lainnya, perjalanan daerah studi dapat dikategorikan dalam beberapa jenis antara
lain2
1. Perjalanan eksternal yaitu, perjalanan yang berasal dari luar daerah sur#ei
&cordon line' menuju ke dalam daerah sur#ei.
2. Perjalanan internal yaitu, perjalanan yang asal dan tujuannya berada didalam
batas cordon line.
3. Perjalanan langsung yaitu, perjalanan yang asal dan tujuannya keluar daerah
sur#ei tapi melalui daerah tersebut.
6ntuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.+ diba%ah ini2

$creen line
Perjalanan langsung
4. PEMAHAMAN MODEL MODEL TRANSPORTASI
Model dapat dide!inisikan sebagai bentuk penyederhanaan suatu realita
&atau dunia yang sebenarnya' termasuk diantaranya &amin +,,-' 2
+. Model !isik &model arsitek, model teknik sipil, %ayang golek, dan lain-
lain'.
3. Peta dan diagram &gra!is'.
4. Model statistika dan matematika &persamaan' yang menerangkan
beberapa aspek !isik, sosial 7 ekonomi, dan model transportasi.
Dalam menentukan hasil suatu sistem angkutan, maka model bukan
hanya merupakan suatu alat bantu untuk memahami suatu ukuran e!ekti#itasnya.
6mumnya, pembuatan model memberikan interpretasi yang memenuhi prinsip-
prinsip dari suatu sistem yang sudah terde!inisikan secara !ormal, yaitu hubungan
!ungsional dapat dinyatakan guna menyusun perilaku sistem yang diteliti.Model
lalulintas berupa persamaan-persamaan matematis atau pun program-program
komputer yang dapat memperkirakan arus lalulintas yang terjadi pada kondisi
tertentu &Muna%ar ,+,,1 dalam *urbaity +,,,',

Perjalanan eksternal
Perjalanan langsung
(ambar 3.+. Daerah studi perjalanan
Menurur Muna%ar &+,,1 ', model lalulintas dapat berupa2
+. Model yang bersi!at deskri!ti!. Model yang dapat menjelaskan mengenai
masalah-masalah yang timbul, dan akibat yang akan ditimbulkan jika
dilakukan suatu perubahan dari sistem yang ada.
3. Model yang bersi!at predikti!. Model yang dapat memperkirakan kebutuhan
arus lalulintas dimasa mendatang.
4. Model yang bersi!at perancangan &planning model' . Model yang dapat
memperkirakan kebutuhan arus lalulintas dimasa mendatang serta pengaruh
dari perbaikan atau pembangunan sistem jaringan jalan terhadap kualitas arus
lalulintas.
Pembahasan dalam analisa penyebaran penggunaan moda, disini hanya
sampai pada model deskri!ti!.
Model yang dapat dibuat antara lain2
+. Model pembangkitan perjalanan &trip generation model', untuk menghitung
jumlah arus yang dibangkitkan di tiap-tiap /one.
3. Model distribusi perjalanan &trip distribution model', untuk menentukan arah
perjalanan arus yang di bangkitkan.
4. Model penggunaan moda angkutan &modal split' , untuk mengetahui jenis
moda yang digunakan .
5. Model pemilihan rute &trip assignment', untuk menentukan rute jalan yang
ditempuh dari asal menuju tujuan.
3.1 Model Pemilihan Moda
Model pemilihan moda bertujuan untuk mengetahui proporsi orang yang
akan menggunakan setiap moda. Proses ini dilakukan dengan maksud
mengkalibrasi model pemilihan moda pada tahun dasar dengan mengetahui
peubah atribut yang mempengaruhi pemilihan moda tersebut. $etelah dilakukan
proses kalibrasi model dapat digunakan untuk meramalkan pemilihan moda
dengan menggunakan nilai peubah atribut untuk masa mendatang.

8aktor yang mempengaruhi pemilihan moda ini dapat dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu 2
+. 9iri pengguna jalan. )eberapa !aktor berikut ini diyakini sangat
mempengaruhi pemilihan moda 2
a. Ketersediaan atau pemilikan kendaraan pribadi
b. Pemilikan surat ijin mengemudi &$IM'
c. $truktur rumah tangga &pasangan muda, keluarga dengan anak, pensiunan,
bujangan, dan lain-lain'.
d. Pendapatan.
e. 8aktor lain misalnya keharusan menggunakan mobil ke tempat bekerja dan
keperluan mengentar anak sekolah.
3. 9iri pergerakan. Pemilihan moda juga sangat dipengaruhi oleh 2
a. ujuan pergerakan, contohnya pergerakan ke tempat kerja di negara maju
biasanya lebih mudah dengan memakai angkutan umum, karena ketepatan
%aktu dan tingkat pelayanannya sangat baik dan ongkosnya lebih murah
dibandingkan dengan mobil. Akan tetapi hal yang sebaliknya terjadi di
negara sedang berkembang, orang masih tetap menggunakan mobil pribadi
ke tempat kerja meskipun mahal karena ketepatan %aktu, kenyamanan dan
lain-lainnya tidak dapat dipenuhi oleh angkutan umum.
b. :aktu terjadinya pergerakan. Kalau kita ingin bergerak pada tengah
malam, kita pasti membutuhkan kendaraan pribadi karena pada saat ini
angkutan umum tidak ada atau jarang beroperasi.
c. .arak perjalanan.
$emakin jauh perjalanan kita semakin cenderung memilih angkutan umum
dibandingkan dengan pribadi. 9ontohnya, bepergian dari .akarta ke
$urabaya meskipun mempunyai mobil pribadi kita cenderung
menggunakan angkutan umum &pesa%at, kereta api atau bus' karena
jaraknya yang sangat jauh.
4. 9iri !asilitas moda transportasi. "al ini dapat dikelompokkan menjadi dua
karegori. Pertama, !aktor kuantitati! seperti 2

a. :aktu perjalanan ; %aktu menunggu di pemberhentian bus, %aktu berjalan
kaki ke pemberhentian bus, %aktu selama bergerak dan lain-lain.
b. )iaya transportasi &tari!, biaya bahan bakar, dan lain-lain'.
c. Ketersediaan ruang dan tari! parkir.
8aktor kedua bersi!at kualitati! yang cukup sukar menghitungnya, meliputi
kenyamanan dan keamanan, keandalan dan keteraturan, dan lain-lain.
5. 9iri kota atau /one
)eberapa ciri yang mempengaruhi pemilihan moda adalah jarak dari pusat
kota dan kepadatan penduduk.
Dari semua model pemilihan moda, pemilihan peubah yang digunakan
sangat tergantung pada 2
a. <rang yang memilih moda tersebut,
b. ujuan pergerakan, dan
c. .enis model yang digunakan.
)eberapa komentar tentang model pemilihan moda antara lain 2
a. )iaya. Dalam pemodelan pemilihan moda, sangat penting dibedakan antara
biaya perkiraan dengan biaya aktual. )iaya perkiraan adalah biaya yang
dipikirkan oleh pemakai jalan dan dasar pengambilan keputusan, sedangkan
biaya aktual adalah biaya sebenarnya yang dikeluarkan setelah proses
pemilihan moda dilakukan.
b. Angkutan umum captive. Dalam pemodelan pemilihan moda tahap berikutnya
adalah mengidenti!ikasi pemakai angkutan umum captive. <rang seperti ini
didi!inisikan sebagai orang yang berangkat dari rumah dan tidak mempunyai
atau menggunakan mobil &tidak ada pilihan lain kecuali angkutan umum'
c. =ebih dari dua moda. )eberapa prosedur pemilihan moda memodel
pergerakan dengan hanya dua buah moda transportasi 2 angkutan umum dan
angkutan pribadi. Di beberapa negara barat terdapat pilihan lebih dari dua
buah moda ; misalnya, =ondon mempunyai kereta api ba%ah tanah, kereta
api, bus, dan mobil. Di Indonesia terdapat beberapa jenis moda kendaraan
bermotor &ojek' ditambah becak dan pejalan kaki. Pejalan kaki

termasukpenting di Indonesia. .ones &+,,-' menekankan dua pendekatan
umum tentang analisis sistem dengan dua buah moda, seperti terlihat pada
gambar 3.3
(ambar 3.3 Proses Pemilihan Dua Moda &angkutan umum dan mobil'
(ambar kiri mengasumsikan pemakai jalan membuat pilihan antara bergerak dan
tidak bergerak. .ika diputuskan untuk membuat pergerakan, pertanyaannya adalah
dengan angkutan umum atau pribadi .ika angkutan umum yang dipilih,
pertanyaan selanjutnya apakah bus atau kereta api.
(ambar sebelah kanan mengasumsikan bah%a begitu keputusan menggunakan
kendaraan diambil, pemakai jalan memilih moda yang tersedia. Model pemilihan
moda yang berbeda tergantung pada jenis keputusan yang diambil. (ambar
sebelah kiri lebih sederhana dan mungkin lebih cocok untuk kondisi di Indonesia.
Akan tetapi, khusus untuk Indonesia pendekatan yang lebih cocok adalah seperti
yang diperlihatkan pada gambar 3.4


otal pergerakan otal pergerakan
)ergerak tidak bergerak )ergerak tidak bergerak
Mobil Angkutan umum Mobil Angkutan 6mum 3
Angkutan 6mum +
Angkutan Angkutan
6mum + 6mum 3
otal pergerakan
)ergerak idak bergerak
)erjalan kaki )erkendaraan
6mum Pribadi
)ermotor idak berrmotor idak bermotor )ermotor
& )ecak' &$epeda'
.alan >el .alan >aya Mobil $epeda motor
)us Paratransit
Pemilihan moda paratransit
otal Pergerakan
)ergerak idak )ergerak
)erjalan kaki )erkendaraan
6mum Pribadi
)ermotor idak bermotor
&becak'
.alan rel idak )ermotor )ermotor
.alan raya &sepeda'
)us Paratransit
Mobil $epeda motor
Pemilihan moda paratransit
(ambar 3.4 Proses pemilihan moda untuk Indonesia
(ambar 3.4 mengilustrasikan betapa rumitnya memodelkan seluruh moda
transportasiyang ada dalam satu sistem. Masalah lain dalam hal angkutan pribadi
adalah pengendara dan penumpang. Keduanya mempunyai atribut yang berbeda
yang sangat berpengaruh dalam proses pemilihan moda. Di Indonesia, kendaraan
pribadi bisa juga berupa sepeda motor. $alah satu usaha adalah dengan
memperlakukan mobil dan sepeda motor secara terpisah. $epeda motor
mempunyai nilai $MP yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan mobil dan ini
mempengaruhi kapasitas jalan yang diperlukan.
Pohon keputusan dipilih sebagai dasar model pemilihan moda yang
mempengaruhi perkiraan yang dibuat oleh model. Pendekatan pohon keputusan
dengan memakai pemilihan biner memberikan perkiraan penggunaan angkutan
pribadi yang lebih tinggi daripada pendekatan pemilihan simultan.
5. MODEL PEMILIHAN MODA KAITAN DENGAN MODA LAIN
Analisa pemilihan moda dapat dilakukan dalam tahap yang berbeda-beda
dalam proses pemilihan. "al ini diilustrasikan dalam gambar 3.5 . Pendekatan
model pemilihan moda sangat ber#ariasi, tergantung pada tujuan transportasi.
$alah satu pendekatan mengatakan bah%a proses pemilihan moda dilakukan pada
tahapan menghitung bangkitan pergerakan; disini angkutan pergerakan umum
dipisahkan dengan angkutan pribadi. Kemudian setiap moda dianalisis secara
terpisah selama tahapan proses pemodelan. Pendekatan ini mengasumsikan bah%a
peubah sosio-ekonomi sangan mempengaruhi proses pemilihan moda.

otal pergerakan
)ergerak idak bergerak
)erjalan kaki )erkendaraan
6mum Pribadi
)ermotor idak berrmotor idak bermotor )ermotor
& )ecak' &$epeda'
.alan >el .alan >aya Mobil $epeda motor
)us Paratransit
Pemilihan moda paratransit
otal Pergerakan
)ergerak idak )ergerak
)erjalan kaki )erkendaraan
6mum Pribadi
)ermotor idak bermotor
&becak'
.alan rel idak )ermotor )ermotor
.alan raya &sepeda'
)us Paratransit
Mobil $epeda motor
Pemilihan moda paratransit
(ambar 3.5. Alternati! posisi untuk analisis pemilihan moda
Pendekatan kedua mempertimbangkan proses pemilihan moda yang terjadi
sebelum proses pemilihan rute dilakukan. Dalam hal ini, setiap moda dianggap
bersaing dalam merebut pangsa penumpang sehingga atribut penentu dari jenis
pergerakan menjadi !aktor utama yang menjadi pemilihan moda.

(-M$ (
M$
D D
A A
D-M$
A A
M$
D
( (
.?*I$ I .?*I$ II .?*I$ III
.?*I$ I@
( A )angkitan pergerakan M$ A Pemilihan moda
D A $ebaran pergerakan A A Pemilihan rute
Pendekatan ketiga mempertimbangkan bah%a tahapan bangkitan pergerakan dan
pemilihan rute ikut menentukan dalam pemilihan moda. Ini berarti bah%a
pemilihan moda dapat diletakkan dimana saja antara tahapan bangkitan
pergerakan dan pemilihan rute seperti terlihat pada gambar 3.5
.
5.1 Model je!" I
Dalam model jenis I, pergerakan yang menggunakan angkutan umum dan
pribadi dihitung secara terpisah dengan model bangkitan pergerakan, biasanya
dengan menggunakan model analisis regresi atau kategori. Peubah dan parameter
yang digunakan berbeda untuk &a' bangkitan dan tarikan, dan &b' untuk setiap
moda transportasi.
Model je!" II
Model jenis II sering digunakan oleh banyak kajian belakangan ini untuk
perencanaan angkutan jalan raya, bukan angkutan umum. <leh karena itu, hal
yang terbaik yang harus dilakukan adalah mengabaikan pergerakan angkutan
umum dalam pemodelan sehingga proses sebaran pergerakan langsung
terkonsentrasi dalam pergerakan angkutan pribadi. Komentar ini dapat juga
ditujukan untuk model jenis I. eknik utama yang digunakan dalam model jenis
II adalah penggunaan dengan kur#a di#ersi.
5.3 Model je!" III
Model jenis III mengkombinasikan model pemilihan moda dengan model
gravity,Di sini proses sebaran pergerakan dan pemilihan moda dilakukan secara
bersamaan.
5.4 Model je!" I#
Model jenis I@ sering digunakan &%alaupun model jenis III lebih populer
di negara barat'. Model tersebut menggunakan kur#a di#ersi, persamaan regresi
atau #ariasi model III. Model ini selalu menggunakan nisbah atau selisih antara
hambatan antara dua moda yang bersaing.

$. MODEL SINTETIS DALAM PEMILIHAN MODA
$ .1 Model %o&'!("! "e'()( *e)+e)(%(, *e&!l!-( &od(
Pendekatan entropi - maksimum dapat digunakan untuk mendapatkan
model kombinasi sebaran pergerakan dan pemilihan moda secara simultant. 6ntuk
itu harus dibentuk pendekatan masalah entropi-maksimum dalam bentuk dua buah
moda sebagai berikut & amin, +,,-'.
Maksimumkan =og:
{ }
k
ij
T
A

ijk
' log &
k
ij
k
ij
k
ij

&3.+'
dengan batasan
B =
i
jk
k
ij
o T
&3.3'

B D
jk
j
k
ij
=

&3.4'

k
ij
jk
T

- 9 A B &3.5'
Dengan mudah dapat dilihat bah%a permasalahan tersebut mempunyai solusi2

k
ij
AA
i
o
i
) j D j eCp &-
k
ik
C
'
&3.1'
P
+
ij
A
ij
ij
T
T
+
A
' eCp& ' eCp&
' eCp&
+ +
+
ij ij
ij
C C
C

&3.D'
Dimana2
P
+
ij
A Proporsi pergerakan dari /ona asal i ke /ona tujuan j dengan
menggunakan
Moda +

k
ij
A.umlah pergerakan dari /ona i ke /ona j dengan menggunakan moda k
9
k
ij
A)iaya pergerakan antara /ona i ke /ona j dengan menggunakan moda k

AKonstanta
)entuk !ungsi persamaan 3.D dikenal dengn bentuk logit, beberapa prilaku
model tersebut adalah2
+. Menghasilkan kur#a berbentuk $, mirip dengan kur#a di#ersi empiris
3. .ika 9
+
A 9
3
, maka P
+
A P
3
A B,1

4. Dapat dikembangkan untuk berbagai moda dengan 2
P
+
ij
A

k
k
ij
k
ij
C
C
' eCp&
' eCp&

&3.-'
Dimana 2

A koe!isien yang diperoleh dari hasil regresi


o
i
A .umlah pergerakan yang berasal dari /ona i ke /ona 7/ona yang lain
A
i
A Potensi yang ada di i
) j A Potensi yang ada dari
D j A .umlah dari pergerakan yang menuju ke /ona tujuan
$elanjutnya, "yman &+,D,' menyimpulkan bah%a nilai

bisa di cari
dengan cara empiris dengan persamaan berikut 2

=
id
C
k
&3.E'
dengan k A 3 F4

id
C
A >ata- rata 9
id

9
id
A )iaya pergerakan dari /ona i ke /ona d
2.$.2 K(l!')("! &odel lo+!. , '!e)
P
+
A
( ) { }
+ 3 +
eCp +
+
C C + +
&3 .,'

P
3
A +- P
+
A
( ) { }
( ) { }
+ 3
+ 3 +
eCp +
eCp
C C
C C
+ +
+


&3.+B'

( )
+
+
+ P
P

A
( ) { }
+ 3
eCp
+
C C +
AeCp ( ) { }
+ 3
C C +
&3.++'

=og
+
+
P
P
A ( ) +
+ 3
C C
&3.+3'
Keterangan P
+
A Proporsi menggunakan moda +
+ G 3 A .enis moda yang dibandingkan
9 A Parameter yang dipakai sebagaidasar perbandingan
A Koe!isien yang diperoleh dari hasil regresi
A Intersept
*ilai dan dapat dikalibrasi dengan analisis regresi linier dengan sisi
kiri persamaan &3.+3' berperan sebagai #ariabel terikat dan & 9
+
dan 9
3
' sebagai
#ariabel bebas sehingga adalah kemiringan garis regresi dan adalah
intersep. Dengan menggunakan persamaan tersebut maka akan diprediksikan
beberapa proporsi moda angkutan umum &moda +' apabila diketahui selisih travel
costnya terhadap moda angkutan pribadi, &cost 3 -cost +'.
/. PENDEKATAN REGRESI LINIER DALAM MODEL PEMILIHAN
MODA (MODAL SPLIT MODEL)
/.1 A(l!"( Re+)e"! L!!e)
Persamaan regresi linier #ariabel ganda denga empat buah #ariabel bebas
ini dapat dihitung sebagai berikut2
H A a
+
I
+
J a
3
I
3
J a
4
I
4
J a
5
I
5
J b & 3.+4'
dimana 2 H A .umlah perjalanan keluarga dalam satu hari
I
+
A .umlah anggota keluarga
I
3
A .umlah pendapatan keluarga
I
4
A .umlah kendaraan dalam keluarga
I
5
A .umlah anggota keluarga yang sudah bekerja dan atau sekolah
a
+
,a
3
,a
4
,a
5
A Koe!isien regresi dari #ariabel ganda
$elanjutnya dilakukan pengujian korelasi antar semua pasangan #ariabel
yang ditinjau dengan menggunakan persamaan regresi linier sederhana sebagai
berikut2

X b a + =
&3.+5'

dimana 2 H A @ariabel yang diramalkan
I A @ariabel bebas
a A Konstanta
b A Koe!isien regresi
Konstanta a dan koe!isien regresi b dapat dihitung dari persamaan normal
yang sederhana , &$upranto, +,E,'.
A
X b a n +
& 3.+1'

. a X =
3
X b X +
&3.+D'
Dimana
= n
)anyaknya sampel
$elanjutnya dapat disederhanakan sehingga dapat diperoleh nilai
a
dan
b sebagai berikut, &Dajan, +,,4'2

( )
3 3
X X n
X X n
b


=
&3.+-'

( )
n
X b
a

= & 3.+E'
/.2 A(l!"( Ko)el("!
+. Angka koe!esien korelasi
Dengan persamaan sebagai berikut, &Dajan, +,,4'2



+

=
' ' & & ' ' & &
3 3 3 3
y y n ! ! n
y ! !y n
"
&3.+,'
*ilai koe!esien ini berkisar antara 7+ sampai J+
> A + 2 "ubungan antara I dan H sempurna positi!
> A -+2 "ubungan antara I dan H sempurna negati!
> A B 2 "ubungan antara I dan H lemah sekali atau tidak ada hubungan
3. Koe!esien penentu &coe##icient o# determination'
Dihitung dengan dasar mengkuadratkan nilai koe!esien korelasi dengan
persamaan sebagai berikut2




=
'' ' & & K ' & &
' &
3 3 3 3
3
3
y y n ! ! n
y ! !y n
"
&3.3B'
*ilai koe!esien berkisar antara BL
3
"
L + koe!esien determinan &KD'
dinyatakan dalam prosentase KD A
3
"
C +BB M
0. MODEL PEMILIHAN MODA de+( ANALISA REGRESI
0.1 Pe)'(d!+( Pe++1(( Mod( 2e)d("()%( A(l!"( Re+)e"!
Model analisa regresi digunakan untuk mencari peubah yang diperlukan
dalam perhitungan analisa logit 7biner selanjutnya. Analisa regresi disini adalah
merupakan hasil uji statistik dan sesuai dengan hasil komputasi dengan bantuan
program komputer $o!%are ?Ccel untuk analisa data sur#ey.
abel E.+ 2 .umlah perjalanan & y', dengan jumlah pemilih yang menggunakan
moda $epeda Motor &I
+
' dan Angkot &I
3
'.
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R 0.85041326
R Square 0.72320271
Adjuted R
Square
0.44640542
Sta!dard "rr#r 1.17642$53
O%er&ati#! 5
A'O(A
df SS MS F Significance F
Re)rei#! 2 7.232027 3.616014 2.6127521 0.2767$7
Reidual 2 2.767$73 1.383$86
T#tal 4 10
Coefficient
s
Standard
Error
t Stat P-value Lower
95%
Upper
95%
Lower
95!%
Upper
95!%
*!ter+ept 4.1$760433 0.$3123 4.50758$ 0.0458576 0.1$084 8.204368 0.1$084 8.204368
,(aria%le1 0.011507$5 0.0088$5 1.2$3723 0.325023$ -0.02677 0.04$781 -0.02677 0.04$781

,(aria%le2 -0.024$$62 0.012326 -2.02801 0.17$745 -0.07803 0.028036 -0.07803 0.028036
"asil perhitungan regresi diatas dapat dirumuskan sebagai berikut 2
3 4 4.150 6 7. 712 8
1
9 7.725 8
2
Dari tabel E.+ memperlihatkan bah%a hubungan regresi pemilihan moda
sepeda motor dengan moda angkot tehadap jumlah perjalanan relati! kuat, dalam
arti jumlah perjalanan dipengaruhi oleh kedua #arian tersebut relati! besar yaitu 2
peubah moda sepeda motor dengan moda angkot, ini ditunjukkan dengan angka
korelasi B.E1B dan koe!isien determinan B. -34. $ementara pengaruh pemilihan
moda sepeda motor berbanding terbalik dengan pengaruh pemilihan angkot atau
dengan kata lain pemilihan moda sepeda motor dengan angkot untuk perjalanan
yang sama yaitu penyebaran jumlah perjalanan berbanding lurus dengan
pemilihan moda sepeda motor dan berbanding terbalik dengan moda angkot.
abel E.3 2 .umlah perjalanan &H' dengan jumlah pemilih yang menggunakan
moda $epeda motor &I
+
' dengan moda aCi &I
3
'
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R 0.443650$$
R Square 0.1$68262
Adjuted R Square -0.6063476
Sta!dard "rr#r 2.003$6332
O%er&ati#! 5
A'O(A
df SS MS F Significance F
Re)rei#! 2 1.$68262 0.$84131 0.2450605 0.803174
Reidual 2 8.031738 4.01586$
T#tal 4 10
Coefficient
s
Standard
Error
t Stat P-value Lower
95%
Upper
95%
Lower
95!%
Upper
95!%
*!ter+ept 3.8655488 1.56871 2.46415 0.132687 -2.8840$ 10.6151$ -2.8840$ 10.6152
,(aria%le1 -0.013027$ 0.02733 -0.47676 0.680547 -0.1306 0.104547 -0.1306 0.10455
,(aria%le2 0.088$12$ 0.27225 0.32658 0.774$$5 -1.08251 1.260332 -1.08251 1.26033

"asil perhitungan regresi diatas dapat dirumuskan sebagai berikut 2
3 4 3.0$$ 9 7.713 8
1
6 7.705 8
2
Dari tabel E.3 memperlihatkan bah%a hubungan regresi pemilihan moda
sepeda motor dengan moda taCi terhadap jumlah perjalanan relati! lemah , dalam
arti jumlah perjalanan yang dipengaruhi oleh kedua #arian tersebut relati! kecil
yaitu 2 moda sepeda motor dengan moda taCi , ini ditunjukkan dengan angka
korelasi B.555 dan koe!isien determinan B.+,-. $ementara pengaruh pemilihan
moda sepeda motor berbanding terbalik dengan pengaruh pemilihan moda taCi,
dengan kata lain pemilihan moda sepeda motor dan taCi untuk perjalanan yang
sama yaitu penyebaran jumlah perjalanan berbanding lurus dengan pemilihan
moda taCi dan berbanding terbalik dengan moda sepeda motor.
$ecara keseluruhan hasil analisa regresi dari persamaan regresi terhadap
pemilihan moda disajikan dalam tabel E.4 berikut 2
abel E.4 2 "asil regresi perbandingan pemilihan moda
Perbandingan Moda >umusan >egresi > >
3
9idomo dan sepeda H A 4.,4B - B.B+-I+ J B.B4+ I3 B.DE5 B.5D,
$epeda motor dan Angkot H A 5.+,E J B.B+3 I+ - B.B31 I3 B.E1B B.-34
$epeda motor dan aCi H A 4.EDD - B.B+4 I+ J B.BE, I3 B.555 B.+,-
$epeda motor dan Mobil H A 4.EBE - B.BB5 I+ J B.BB+ I3 B.4,4 B.+15
Angkot dan aCi H A 5.5B1 - B.B43 I+ J B.+-D I3 B.,E5 B.,DE
Angkot dan Mobil H A 3.DD1 - B.B41 I+ J B,B-1 I3 B.,-E B.,4-
aCi dan Mobil H A -.+15 J B.43- I+ - B.+5D I3 B.15B B.3,3
Sumber $ %asil &nalisa 'ata primer
)erdasarkan tabel E.4 diatas, dinyatakan beberapa hal yaitu pertama,
memperlihatkan bah%a perbandingan moda cidomo dan sepeda, sepeda motor dan
taCi, sepeda motor dan mobil, serta taCi dan mobil, mempunyai angka korelasi dan
koe!isien determinan yang rendah , ini menunjukkan utilitas kedua moda jika
diperbandingkan terhadap pemilih moda tersebut menunjukkan hubungan yang
saling tidak mempengaruhi dan menunjukkan tingkat kepuasan yang berbeda,
dalam arti bah%a jika kita dihadapkan pada pasangan moda diatas contohnya
sepeda motor dan taCi, maka kita akan cenderung untuk memilih salah satunya
dan tidak akan memilih yang lainnya, atau pengguna moda tersebut diatas

cenderung akan mengutub dalam arti akan ada kelompok pengguna sepeda motor
saja dan akan ada kelompok pengguna taCi saja.
Kedua, memperlihatkan perbandingan moda sepeda motor dan angkot,
angkot dan taCi, serta angkot dan mobil, mempunyai angka korelasi dan angka
koe!isien determinan yang tinggi, ini menunjukkan bah%a kedua moda yang
diperbandingkan terhadap pemilih moda tersebut mempunyai utilitas yang hampir
sama dalam arti bah%a jika kita dihadapkan pada pasangan moda seperti diatas
contohnya sepeda motor dan angkot, maka kita akan memilih moda tergantung
kondisi pada %aktu dihadapkan pada pilihan - pilihan tersebut,dimana pada saat
itu dimungkinkan untuk memilih sepeda motor dan memilih angkot di %aktu
yang lain.
0.2 Pe)'(d!+( Pe++1(( Mod( 2e)d("()%( A(l!"( Lo+!. 92!e)
Model penyebaran moda berdasarkan logit 7biner menunjukkan proporsi
penggunaan moda, pada dua jenis moda saja.
Dalam menganalisa berdasarkan analisa logit-biner diperlukan data-data
tambahan yang lain seperti jarak dan %aktu tempuh masing7masing moda, dari
lampiran ? didapatkan rata7rata nilai 9 masing7masing moda adalah sebagai
berikut 2
abel E.5. *ilai Impedance !aktor dan kalibrasinya
Moda :aktuN .arak
& menitN+ Km '
Kalibrasi
Mobil & M' 4,D4E B,1BB
aCi & C' 5,345 B,1E3
$epeda Motor &$M' 5,54- B,D+B
Angkot &A ' 1,E4E B,EB3
$epeda & $ ' -,1DB +,B4-
9idomo & 9 ' +3,,44 +,---
)erjalan kaki &). ' +4,1-D +,EDD
Sumber $ 'ata Primer
$etelah dianalisa dengan menggunakan analisa regresi maka selanjutnya
dianalisa dengan menggunakan metode logit-biner yang menunjukkan proporsi
penggunaan moda pada beberapa pasangan moda, dan untuk lebih jelasnya

perhitungan dengan menggunakan analisa logit-biner dapat disajikan sebagai
berikut 2
0.2.1 Model lo+!.,'!e) &od( :!do&o d( "e*ed(
Diketahui persamaan regresi y A 4.,4B 7 B.B+- 9 J B.B4+ $
9c A +.---
9s A +. B4,
'' & eCp& +
+
+ 3 +
+
C C
P
+ +
=



'' --- . + + B4, . + & BD1 . B eCp& +
+
+ + +
=

' 3D3 . B & B+D1 . B eCp& +
+
+ +
=


' BB5434 . B eCp& +
+
+
=

BB544 . + +
+
+
=
5,, . B 5,E, . B =

M , , 5,
+ 3
+ P P =
5,, . B + =
1B+ . B =
M + . 1B
'' & eCp& +
'' & eCp&
+ 3
+ 3 +
3
C C
C C
P
+ +
+
=




'' --- . + + B4, . + & B4B, . B eCp& +
'' --- . + + B4, . + & B+D1 . B eCp&
+ +
+ +
=

,,+,4D . B +
BB544 . +
+
=
M 5 . 1B 1B5 . B =


,,D . B
5,, . B +
5,, . B
' + &
+
+
=

P
P

BB+-5 . B ,,D . B
' + &
+
+
= =

(og
P
P
(og
Dari perhitungan diatas menunjukkan bah%a jika kita membandingkan
moda cidomo dan sepeda maka proporsi pemilihan moda tersebut berdasarkan
model logit7biner adalah cidomo 5,.,M dan sepeda 1B.+M. Artinya jika seseorang
pengguna moda dihadapkan pada dua pilihan moda secara bersamaan pada saat ia
akan melakukan perjalanan, maka kedua moda tersebut memiliki peluang yang
sama untuk terpilih. "al ini disebabkan karena tingkat utilitas dari kedua moda
hampir sama yaitu dimana nilai 9s dan 9c hampir sebanding. Dengan kata lain
jika seseorang dihadapkan pada moda cidomo dan sepeda maka, jika moda
terpilih telah ditetapkan misalnya moda sepeda maka moda cidomo tidak terpilih
atau kemungkinan seseorang menggunakan moda cidomo dan sepeda dalam
perjalananya relati! kecil.
0.2.2 Model lo+!. 9'!e) &od( "e*ed( &o.o) d( (+%o.
Diketahui persamaan regresi 2 H A 5.+,E J B.B+3 $M 7 B.B31 A
9
$M
A B.D+B
9
A
A B.EB3
'' & eCp& +
+
+ 3 +
+
C C
P
+ +
=



' D+B . B + EB3 . B & B++1 . B eCp& +
+
+ +
=

' +,3 . + & B++1 . B eCp& +
+
+
=


' B+4-+ . B eCp& +
+
+
=

,ED5 . B +
+
+
=
1B4 . B 1B45 . B =

M 4 . 1B
+ 3
+ P P =
1B4 . B + =
5,- . B =
M - . 5,
'' & eCp& +
'' & eCp&
+ 3
+ 3 +
3
C C
C C
P
+ +
+
=




'' D+B . B + EB3 . B & B35, . B eCp& +
'' D+B . B + BEB3 & B++1 . B eCp&
+ + +
+
=

B4B+ . + +
,ED5 . B
+
=
M D . 5E 5ED . B 5E1, . B = =

B+3B- . +
1B4 . B +
1B4 . B
' + &
+
+
=

P
P

BB13+ . B B+3B- . +
' + &
+
+
= =

(og
P
P
(og
Dari perhitungan diatas menunjukkan bah%a nilai 9 dari kedua moda yang
diperbandingkan hampir sama dan menghasilkan proporsi pemilihan moda
berdasarkan model logit-biner adalah sepeda motor 1B.4M dan angkot 5,.-M. Ini
berarti bah%a jika pengguna moda dihadapkan pada dua pilihan moda, pada saat
ia akan melakukan perjalanan maka kedua moda tersebut yaitu sepeda motor dan
angkot memiliki peluang yang sama untuk terpilih.
0.2.3 Model lo+!. 9'!e) &od( "e*ed( &o.o) d( .(;!
Diketahui persamaan regresi 2 H A 4.EDD 7 B.B+4 $M J B.BE, C
9
$M
A B.D+B
9
C
A B.1E3
'' & eCp& +
+
+ 3 +
+
C C
P
+ +
=



'' D+B . B + 1E3 . B & B+4B . B eCp& +
+
+ + +
=


' ,-3 . B & B+4B . B eCp& +
+
+ +
=


' B+3D4D . B eCp& +
+
+ +
=

B+3-3 . + +
+
+
=
5,- . B 5,DE . B =
M - . 5,
+ 3
+ P P =
5,- . B + =
1B4 . B =
M 4 . 1B
'' & eCp& +
'' & eCp&
+ 3
+ 3 +
3
C C
C C
P
+ +
+
=




'' D+B . B + 1E3 . B & BEE, . B eCp& +
'' D+B . B + 1E3 . B & B+4B . B eCp&
+ +
+ +
=

,+-33 . B +
B+3-3 . +
+
=
M E . 13 13E . B 13E3 . B = =

,EEB-3 . B
5,- . B +
5,- . B
' + &
+
+
=

P
P

BB13++D . B ,EEB-3 . B
' + &
+
+
= =

(og
P
P
(og
Dari perhitungan diatas menunjukkan bah%a jika kita membandingkan
moda sepeda motor dan taCi berdasarkan analisa logit biner dan dimana kedua
moda tersebut mempunyai nilai 9 yang hampir sama, kita akan mendapatkan
proporsi pemilihan moda sepeda motor 5,.-M dan taCi 1B.4M. "asil ini
menunjukkan bah%a antara moda sepeda motor dan taCi mempunyai peluang
yang hampir sama untuk menjadi moda yang dirpilih oleh pelaku perjalanan
dalam hal ini adalah responden.

0.2.4 Model lo+!. 9'!e) &od( "e*ed( &o.o) d( &o'!l
Diketahui persamaan regresi 2 H A 4.EBE 7 B.BB5 $M 7 B.BB+ M
9
$M
A B.D+B
9
M
A B.1
'' & eCp& +
+
+ 3 +
+
C C
P
+ +
=



'' D+B . B + 1 . B & BB5 . B eCp& +
+
+ + +
=

' E,B . B & BB5 . B eCp& +
+
+ +
=


' BB41D . B eCp& +
+
+ +
=

BB41D . + +
+
+
=
5,, . B 5,,+ . B = = M , . 5,

+ 3
+ P P =
5,, . B + =
1B+ . B =
M + . 1B
'' & eCp& +
'' & eCp&
+ 3
+ 3 +
3
C C
C C
P
+ +
+
=




'' D+B . B + 1 . B & BB+3 . B eCp& +
'' D+B . B + 1 . B & BB5 . B eCp&
+ + +
+ +
=

BB+BD . + +
BB41D . +
+
=
M 3 . 1B 1B3 . B 1B+1+ . B = =
,,D . B
5,, . B +
5,, . B
' + &
+
+
=

P
P


BB+-4- . B ,,D . B
' + &
+
+
= =

(og
P
P
(og
Dari perhitungan diatas menunjukkan bah%a jika kita membandingkan
moda sepeda motor dan mobil yang mempunyai kapasitas berbeda dan nilai
utilitas yang hampir sama yaitu untuk sepeda motor B.1BB dan mobil B.D+B, kita
mendapatkan proporsi pemilihan moda berdasarkan analisa logit biner adalah
sepeda motor 5,.,M dan mobil 1B.+M. Ini menunjukkan bah%a moda sepeda
motor dan moda mobil mempunyai jumlah peminat yang sama sebagai moda
terpilih dari pelaku perjalanan, dalam arti pada saat ini pelaku perjalanan dapat
memilih moda sepeda motor dan pada %aktu yang lain dapat memilih moda
mobil, jadi pelaku perjalanan tidak memilih kedua moda tersebut secara
bersamaan.
0.2.5 Model lo+!. 9'!e) &od( (+%o. d( .(;!
Diketahui persamaan regresi 2 H A5.5B1 7 B.B43 AJ B.+-D C
9
A
A B.EB3
9
C
A B.1E3
'' & eCp& +
+
+ 3 +
+
C C
P
+ +
=



'' EB3 . B + 1E3 . B & B43E . B eCp& +
+
+ + +
=

' -E . B & B43E . B eCp& +
+
+ +
=


' B31E5 . B eCp& +
+
+ +
=

B31,+ . + +
+
+
=
5,5 . B 5,4D . B = =
M 5 . 5,
+ 3
+ P P =

5,5 . B + =
1BD . B =
M D . 1B
'' & eCp& +
'' & eCp&
+ 3
+ 3 +
3
C C
C C
P
+ +
+
=




'' EB3 . B + 1E3 . B & +-11 . B eCp& +
'' EB3 . B + 1E3 . B & B43E . B eCp&
+ +
+ +
=

E-3BDD . B +
B31,+ . +
+
=
M E . 15 15E . B 15EBB, . B = =

,-D4 . B
5,5 . B +
5,5 . B
' + &
+
+
=

P
P

B+B534 . B ,-D4 . B
' + &
+
+
= =

(og
P
P
(og

Dari perhitungan diatas menunjukkan bah%a jika kita membandingkan
moda angkot dan taCi yang sama-sama angkutan umum dan memiliki tingkat
utilitas yang hampir sama, maka proporsi pemilihan kedua moda tersebut
berdasarkan analisa model logit 7 biner adalah angkot 5,.5 M dan taCi 1B.D M. Ini
menunjukkan proporsi yang hampir sebanding dan berarti kedua moda tersebut
mempunyai peluang yang sama untuk menjadi moda terpilih, dalam arti jika
pelaku perjalanan sudah memilih moda angkot maka moda taCi tidak terpilih atau
sebaliknya jika pelaku perjalanan memilih moda taCi maka moda angkot tidak
terpilih, jadi kemungkinan menggunakan kedua moda dalam perjalananya relati!
kecil.
0.2.$ Model lo+!. 9'!e) &od( (+%o. d( &o'!l
Diketahui persamaan regresi 2 H A3.DD1 7 B.B41 AJ B.B-1 M
9
A
A B.EB3
9
M
A B.1
'' & eCp& +
+
+ 3 +
+
C C
P
+ +
=




'' EB3 . B + 1 . B & B45, . B eCp& +
+
+ + +
=

' D,E . B & B45, . B eCp& +
+
+ +
=


' B354D . B eCp& +
+
+ +
=

B35D1, . + +
+
+
=
5,5 . B 5,4, . B = =
M 5 . 5,
+ 3
+ P P =
5,5 . B + =
1BD . B =
M D . 1B
'' & eCp& +
'' & eCp&
+ 3
+ 3 +
3
C C
C C
P
+ +
+
=




'' EB3 . B + 1 . B & B-1+ . B eCp& +
'' EB3 . B + 1 . B & B45, . B eCp&
+ +
+ +
=

,5E, . B +
B35D1, . +
+
=
M D . 13 13D . B 131-D . B = =

,-D4 . B
5,5 . B +
5,5 . B
' + &
+
+
=

P
P

B+B534 . B ,-D4 . B
' + &
+
+
= =

(og
P
P
(og

Dari perhitungan diatas menunjukkan bah%a jika kita membandingkan
moda angkot dan mobil dimana moda angkot adalah angkutan umum dan moda
mobil adalah angkutan pribadi dan keduanya mempunyai nilai 9 yang hampir
sama mempunyai proporsi pemilihan moda berdasrkan analisa model logit-biner
adalah 5,.5 M dan mobil 1B.D M.Ini berarti bah%a kedua moda tersebut
mempunyai peluang yang sama untuk terpilih pada saat pelaku perjalanan akan

memilih moda yang akan digunakan, diantara dua moda yang dita%arkan secara
bersamaan.
0.2./ Model lo+!. 9'!e) &od( .(;! d( &o'!l
Diketahui persamaan regresi 2 H A-.+15J B.43- C J B.+5D M
9
C
A B.1E3
9
M
A B.1
'' & eCp& +
+
+ 3 +
+
C C
P
+ +
=



'' 1E3 . B + 1 . B & 43D1 . B eCp& +
+
+ +
=

' ,+D . B & 43D1 . B eCp& +
+
+
=


' 3,,-3- . B eCp& +
+
+
=

-5+B3 . B +
+
+
=
1-5 . B 1-55 . B = =
M 5 . 1- =
+ 3
+ P P =
1-5 . B + =
53D . B =
M D . 53
'' & eCp& +
'' & eCp&
+ 3
+ 3 +
3
C C
C C
P
+ +
+
=




'' 1E3 . B + 1 . B & +51- . B eCp& +
'' 1E3 . B + 1 . B & 43D1 . B eCp&
+ + +
+
=

+54+ . + +
-5+B3 . B
+
=
M D . 45 45D . B 451-D . B = =


45-5 . +
1-5 . B +
1-5 . B
' + &
+
+
=

P
P

+3,5,D1 . B 45-5 . +
' + &
+
+
= =

(og
P
P
(og

Dari perhitungan diatas menunjukkan bah%a jika kita membandingkan
moda taCi dan mobil yang mempunyai utilitas, kenyamanan dan kapasitas yang
hampir sama, maka proporsi pemilihan kedua moda tersebut berdasarkan model
logit7biner adalah taCi 1-.5M dan mobil 53.D M. Ini berarti bah%a moda taCi dan
mobil mempunyai peluang yang sama untuk menjadi moda terpilih yang
digunakan oleh oleh pengguna moda pada saat ia akan melakukan perjalanan,
dengan kata lain jika pengguna moda sudah memilih taCi maka moda mobil tidak
terpilih atau pengguna moda akan menggunakan moda taCi dan mobil secara
bersamaan dalam perjalananya relati! kecil.
=ebih jelasnya hasil analisa logit-biner dari semua pasangan moda yang
diperbandingkan dapat dilihat pada tabel 1.+3 sebagai berikut 2
abel 1.+3 . "asil Analisa logit-biner pasangan moda
*< PROPORS*
C1 C2

+
+
+ P
P
(og
+
P
./0
3
p
./0
1 4$.$ 50.1 1.777 1.03$ -0.00174
2 50.3 4$.7 0.61 0.802 0.00521
3 4$.7 50.3 0.61 0.582 -0.00521
4 4$.$ 50.1 0.61 0.5 -0.001737
5 4$.4 50.6 0.802 0.582 -0.010421
6 4$.4 50.6 0.802 0.5 -0.01042
7 57.4 42.6 0.582 0.5 0.12$4$
Sumber $%asil &nalisa 'ata Primer
)erdasarkan tabel 1.+3 diatas dapat dinyatakan bah%a pasangan beberapa
pilihan moda menunjukkan proporsi yang hampir seragam, artinya jika seseorang
dihadapkan pada dua pilihan moda secara bersamaan pada saat akan melakukan

perjalanan maka kedua moda tersebut memiliki peluang yang sama untuk terpilih
atau digunakan. Pelaku perjalanan memandang atau menilai kedua moda yang
dita%arkan memiliki karakteristik yang sama atau memiliki tingkat pelayanan
yang sama. "al ini sangat tidak sesuai terutama untuk kombinasi pilihan moda
sepeda motor dengan mobil, angkot dengan mobil, angkot dengan taCi, taCi
dengan mobil dan sepeda motor dengan taCi, dengan kata lain karakteristik
angkutan umum belum memberikan pola atau ciri pelayanan yang baik sehingga
pemilih memandang angkutan umum sama baik atau sama jeleknya dengan
angkutan pribadi. Ini berarti pemerintah perlu penanganan yang lebih serius
terhadap angkutan umum.

Anda mungkin juga menyukai