Anda di halaman 1dari 5

Nama: Vina Octaryna

Pra MBA Kelas D


Chapter 3
Business in a Borderless World
Bisnis tidak hanya dilakukan di dalam negeri, tetapi juga dilakukan di luar
negeri yang ditandai dengan adanya kegiatan pembelian, penjualan, dan perdagangan
barang dan jasa antarnegara. Bisnis lintas negara ini disebut international business.
International business terjadi karena adanya perbedaan ketersediaan dan kebutuhan
setiap negara terhadap barang dan jasa, meliputi bahan mentah dan barang yang tidak
tersedia di dalam negeri dan tersedia di negara lain dengan harga yang lebih murah
dibandingkan dengan melakukan produksi sendiri.
Perdagangan antarnegara terjadi melalui kegiatan ekspor dan impor. Ekspor
adalah penjualan barang dan jasa ke negara lain, sedangkan impor adalah pembelian
barang dan jasa dari negara lain. Beberapa negara dapat menjadi pelaku ekspor utama
karena negara tersebut menjadi satu-satunya negara yang memiliki atau menghasilkan
satu sumber daya alam maupun buatan yang dibutuhkan oleh sejumlah negara.
Perdagangan yang baik ketika suatu negara memiliki nilai ekspor lebih tinggi dari
nilai impor atau dikenal dengan trade surplus. Negara yang termasuk dalam trade
surplus umumnya memiliki balance of payments yang positif karena negara tersebut
menerima lebih banyak pemasukan dari negara lain dibandingkan dengan pengeluaran
untuk melakukan impor.
Indonesia sebagai salah satu anggota Association of Southeast Asian Nations
(AEAN! saat ini berada pada trade deficit. eperti dilansir dalam
bisnis.liputan".#om pada tanggal $% &aret '($%, )epala Badan Pengkajian )ebijakan
dan &utu Industri (BP)&I! )ementerian Perindustrian, Arryanto agala,
mengungkapkan bah*a ekspor Indonesia ke negara-negara AEAN lebih ke#il
dibandingkan dengan impor dari negara-negara AEAN, yaitu hanya men#apai +,
%$,- miliar atau sebesar ''. untuk ekspor dan +, /0,- miliar atau sebesar '-. total
impor Indonesia dari seluruh dunia. Ekspor utama Indonesia ke negara-negara
AEAN didominasi oleh produk besi baja, mesin dan otomotif, pengolahan kelapa
sa*it, pengolahan tembaga, timah, dan makanan minuman. ementara itu, impor
Indonesia dari AEAN meliputi produk besi baja, otomotif, petrokimia, elektronika,
dan alat-alat listrik. 1al ini tentu sangat disayangkan mengingat impor Indonesia
didominasi oleh produk-produk jadi yang bahan mentah atau bahan baku produk-
produk tersebut berasal dari Indonesia. 2erbatasnya 3& yang berkualitas,
infrastruktur yang kurang menunjang, hingga kebijakan pemerintah yang dianggap
kurang tepat menjadi kendala bagi pelaku bisnis untuk dapat melakukan produksi dari
bahan mentah menjadi barang jadi hingga dapat diekspor.
Banyak hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan ketika satu indi4idu,
organisasi, atau negara sebagai pelaku bisnis hendak melakukan international
business/internasional trade karena setiap negara di seluruh dunia memiliki
karakteristik yang berbeda-beda dalam hal ekonomi, sosial budaya, teknologi, hukum
politik dan etika. 2idak hanya berkaitan dengan kondisi negara lain, tetapi juga
berkaitan dengan kondisi dalam negeri. Negara maju pasti akan berbeda dengan
negara berkembang, meskipun menurut 3i4isi tatistik Perserikatan Bangsa-Bangsa
penetapan 5maju6 dan 5berkembang6 hanya ditujukan untuk kemudahan statistik dan
tidak mengekspresikan penilaian terhadap tahap-tahap yang telah di#apai suatu negara
dalam proses pembangunannya (id.*ikipedia.org!. &eskipun begitu, satu hal yang
dapat diyakini yaitu negara maju jelas memiliki kematangan dalam pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan dengan tingkat kesejahteraan dan taraf hidup
penduduk yang relatif tinggi dan merata, #ontoh ke#ilnya yaitu negara-negara +ni
Eropa, Amerika erikat, Australia, 7epang, dan ingapore. edangkan, negara
berkembang lebih ditujukan kepada negara dengan tingkat kesejahteraan penduduk
yang berada pada le4el menengah ke ba*ah, #ontoh ke#ilnya adalah negara-negara
Asia.
Negara maju mendominasi kegiatan ekspor di dunia, sehingga pendapatan
mereka lebih tinggi dibandingkan negara berkembang yang pada umumnya lebih
banyak melakukan impor. Negara-negara yang berada pada klasifikasi negara
berkembang pun memiliki 4arian ekonomi yang berbeda, ada yang benar-benar
berkembang (kurang 5maju6! dan ada yang bergerak menuju 5maju6. Begitu juga
dengan negara maju yang tidak sepenuhnya menjadi negara ekspor karena terdapat
pula negara dengan nilai impor lebih tinggi dibandingkan nilai ekspor pada suatu
tahun tertentu.
Infrastruktur dan teknologi menjadi bagian menonjol yang menyebabkan
perbedaan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di suatu negara. Infrastruktur
berkaitan dengan fasilitas fisik yang berperan untuk mendukung kelan#aran akti4itas
ekonomi, seperti tersedianya jalan raya, utilitas dan pembangkit listrik, rel kereta api,
pelabuhan, bandar udara, dan fasilitas fisik lainnya termasuk fasilitas umum.
2eknologi berkaitan dengan ino4asi alat-alat yang mendukung bisnis agar dapat
berjalan efektif dan efisien. 2eknologi dapat berpengaruh terhadap ketersediaan
infrastruktur, negara atau pelaku bisnis dengan teknologi yang mutakhir pasti
memiliki infrastruktur yang jauh lebih modern dan sangat memadai, sehingga dapat
meningkatkan produkti4itas.
Apabila kita kembali ke masa lalu, bisnis lintas negara ini sebelumnya telah
dilakukan oleh nenek moyang kita dengan bentuk yang masih tradisional dan belum
mengenal teknologi. aat itu, pelabuhan menjadi pintu utama masuknya pedagang-
pedagang dari suatu negara atau benua ke negara atau benua yang letaknya dipisahkan
oleh lautan. eiring berkembangnya 8aman yang diikuti perkembangan teknologi,
maka posisi pelabuhan sebagai pintu gerbang perdagangan pun dibantu oleh
keberadaan angkutan udara dan bandar udara. Namun, untuk perdagangan berupa
barang jadi dalam jumlah besar sangatlah bergantung pada keberadaan pelabuhan
karena pengiriman barang menggunakan jalur laut dirasa lebih efisien dibandingkan
dengan jalur udara untuk beberapa negara yang dipisahkan oleh lautan.
1al lain yang harus diperhatikan dalam perdagangan internasional yaitu etika,
hukum, politik, dan sosial budaya. )etika pelaku bisnis memutuskan untuk masuk ke
pasar internasional, mereka harus mengikuti dan mematuhi tidak hanya etika, hukum,
politik, dan sosial budaya di negara asal mereka, tetapi juga harus mengikuti dan
mematuhi etika, hukum, politik, dan sosial budaya di negara tujuan pasar mereka,
serta mengikuti dan mematuhi se#ara internasional. Pelaku bisnis 5dipaksa6 dan harus
mampu untuk beradaptasi dengan perbedaan-perbedaan tersebut.
ASEAN Economy Community (AE9! atau &asyarakat Ekonomi AEAN (&EA!
pada tahun '($/ menjadi isu yang sangat penting bagi negara-negara anggota
AEAN, yaitu Indonesia, :illipina, &alaysia, ingapore, 2hailand, Brunei
3arussalam, ;ietnam, <aos, &yanmar, dan )amboja. ASEAN Economy Community
(AE9! ini merupakan bentuk integrasi ekonomi lebih nyata dari negara-negara
AEAN yang implementasinya menga#u pada AE9 Blueprint yang telah disepakati
oleh para pemimpin negara AEAN dalam )22 AEAN ke-$0 yang diselenggarakan
di ingapore pada bulan No4ember '((=. Pemberlakuan AE9 menuntut negara-
negara AEAN melakukan persiapan agar tujuan AE9 dapat ter#apai yaitu menjadi
pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal dimana terjadi arus barang, jasa,
in4estasi, dan tenaga terampil yang bebas, serta arus modal yang lebih bebas di antara
negara-negara AEAN. (3epartemen Perdagangan >I!
Indonesia sebagai salah satu negara AEAN pun saat ini sedang giat dalam
menyambut AE9 karena kita harus siap menghadapi persaingan antara produk lokal
dengan produk impor, baik barang maupun jasa. Perbaikan infrastruktur merupakan
salah satu *a#ana dalam daftar agenda pemerintah. alah satu bentuk infrastruktur
yang memiliki peran penting sebagai pintu masuk utama arus barang dalam pasar
bebas yaitu pelabuhan. <angkah a*al pemerintah untuk menambah jumlah pelabuhan
internasional menurut saya sebagai langkah jitu karena Indonesia hanya bertumpu
pada Pelabuhan 2anjung Priok dan 2anjung Perak sebagai pelabuhan ekspor impor
barang utama arus barang perdagangan internasional di Indonesia, padahal setiap
tahun terjadi peningkatan transaksi arus barang ekspor dan impor yang
mengakibatkan terjadi kepadatan bongkar muat barang dengan terbatasnya fasilitas
yang saat ini dirasa sudah tidak mendukung kinerja pelabuhan lagi. 3ari fakta ini
dapat dilihat bah*a menjelang AE9, Indonesia dibandingkan dengan negara AEAN
lainnya seperti 2hailand masih jauh kurang memadai dan masih membutuhkan
banyak pelabuhan yang berfungsi sebagai pelabuhan barang ekspor impor yang
seharusnya tersebar merata di seluruh *ilayah Indonesia untuk efisiensi biaya
logistik.
alah satu kebijakan yang ditetapkan pemerintah menjelang AE9 yaitu adanya
sertifikasi bagi tenaga kerja dengan menerapkan tandar )ompetensi )erja Nasional
Indonesia ())NI!, baik dari dalam maupun luar negeri. ertifikasi ini terkait dengan
keterampilan yang dimiliki oleh tenaga kerja dan termasuk di dalamnya keterampilan
berbahasa Indonesia yang akan dilakukan oleh <embaga ertifikasi Profesi (<P!.
eperti yang telah dijelaskan sebelumnya bah*a pelaku bisnis yang hendak masuk
dalam perdagangan internasional harus mengikuti dan mematuhi etika, hukum,
politik, dan sosial budaya baik di negara tujuan pasar mereka, sehingga kebijakan
pemerintah dengan adanya sertifikasi ini dapat berfungsi sebagai 5filter6 bagi tenaga
kerja yang kurang kompeten. elain itu, dengan adanya sertifikasi ini dapat menjadi
jaminan bagi negara dan pelaku bisnis dalam negeri bah*a pelaku bisnis atau tenaga
kerja asing akan mengikuti dan mematuhi etika, hukum, politik, dan sosial budaya di
Indonesia, sehingga sertifikasi ini juga dapat memberikan perlindungan bagi 3&
dalam negeri.
3aftar Pustaka
http?@@ditjenkpi.kemendag.go.id. Menuju ASEAN Economic Community '($/. 3iakses
pada tanggal $= &aret '($%.
http?@@bisnis.liputan".#om. 3iakses pada tanggal $" &aret '($%

Anda mungkin juga menyukai