Anda di halaman 1dari 6

16

VII. PEMBAHASAN
Tempe merupakan makanan yang dibuat dengan cara fermentasi atau
peragian. Proses fermentasi adalah suatu proses pemecahan senyawa yang
kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana secara anaerob. Bahan makanan
yang difermentasikan biasanya menghasilkan suatu produk yang lebih mudah
dicerna, aroma yang baik serta rasa yang lebih sedap.Pembutan tempe yang
dilakukan pada percobaan ini dilakukan secara aerob (dengan bantuan oksigen)
sehingga akan dihasikan produk tempe non alkoholis yaitu produk tempe hasil
fermentasi yang tidak menghasilkan alkohol sebagai produk akhir disamping
produk lainnya.
Pada percobaan ini tempe yang sudah dicampur ragi dibungkus dengan dua
cara yang berbeda, yang satu dibungkus dengan kantung plastik dan satunya lagi
dibungkus dengan menggunakan daun. Hal ini dimaksudkan untuk melihat
perbedaan tempe yang dihasilkan dari kedua pembungkusan yang berbeda, apakah
ada perbedaan atau sama, apakah pembungkusan dengan menggunakan kantung
plastik menghasilkan produk tempe yang lebih baik dibanding pembungkusan
daun atau sebaliknya. Dari hasil percobaan ternyata tempe yang di bungkus
menggunakan daun memiliki hasil yang lebih baik dibanding dibungkus
menggunakan plastik, pada tempe yang dibungkus daun hifa yang tumbuh lebih
banyak dan merata sedangkan tempe yang dibungkus plastik hifa yang tumbuh
hanya sedikit dan tidak merata. Hal ini menunjukan bahwa jamur tempe dapat
tumbuh lebih baik pada daun dibanding plastik.
Selain menggunakan pembungkus yang berbeda pada percobaan pembuatan
tempe kali ini juga dilakukan dengan menggunakan bahan yang berbeda, tempe
dibuat dengan cara memfermentasikan kedelai dan juga dengan cara
memfermentasikan kacang tanah. Dari hasil percobaan ternyata kacang kedelai
memilki potensi yang lebih baik untuk dijadikan tempe dibanding kacang tanah,
karena tempe dari kacang kedelai hampir semuanya berhasil sedangkan dari
kacang tanah dapat dikatakan mengalami kegagalan. Pada percobaan ini juga akan
dilihat brapa ukuran atau takaran yang pas antara ragi yang digunakan dan juga
bahan kedelai yang digunakan . Dari hasil 3 kali percobaan dengan menggunakan
17

takaran ragi yang berbeda beda ( 5; 10; 15 gram ) didapat bahwa ragi sebanyak 15
gram dengan kedelai sebanyak 50 gram memilki hasil yang lebih baik dibanding
dengan ragi 5 gram ataupun 10 gram . Hal ini menunjukan bahwa perbandingan
antara ragi dan kedelai dalam proses pembuatan tempe ialah 3: 10.
Tidak semua kacang kedelai yang di fermentasikan berhasil dibuat
menjadi tempe, dalam proses pembuatan nya sering terjadi kegagalan termasuk
kelompok kami. Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang harus diperhatikan
dalam proses pembuatan tempe. Diantaranya bahan baku tempe yaitu kacang
kedelai. Dalam pembuatan tempe kedelai yang digunakan haruslah kedelai yang
bersih dan sehat. Kedelai merupakan salah satu faktor yang penting apabila
kedelai yang digunakan tidak baik maka dapat dipastikan tempe yang dihasilkan
juga tidak akan baik. Pada percobaan kali ini tempe yang dihasilkan kelompok
kami tidak semuanya berhasil hal ini terjadi karena kesalahan kelompok kami,
kedelai yang kami gunakan tidak kami rendam terlebih dahulu sebelum direbus,
selain itu kedelai yang telah direbus tidak langsung diberi laru (ragi tempe
)melainkan disimpan terlebih dulu untuk kemudian digunakan keesokan
harinya.Sebelum digunakan kedeali yang kami pakai kami simpan terlebih dulu
didalam lemari es, hal ini memungkinkan terkontaminasinya kedelai yang akan
kami pakai. Selain itu juga kulit kedelai tidak kami kupas sehingga banyak tempe
yang tidak terbentuk sempurna. Dapat dikatakan kedelai yang kami pakai tidak
terlalu steril. Selain masalah pada kedelai kegagalan pada kelompok kami juga
disebabkan oleh kesalahan pada pembungkusan tempe nya. Pembungkusan tempe
juga merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pembuatan
tempe. Pastikan bahwa baik kantung plastik maupun daun yang digunakan pada
proses pembuatan tempe terisi penuh oleh kedelai yang telah dicampur ragi,
apabila tidak kemungkinan terjadinya kegagalan sangat besar. Kondisi lingkungan
juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tempe pada kelompok kami
tidak semuanya berhasil, tempe kelompok kami tidak kami letakkan pada tempet
yang steril sehingga banyak terkontaminasi dengan bakteri yang lain nya, selain
itu ph dan kelembapan tempat menyimpan tempe kelompok kami juga tidak
mendukung untuk berkembangnya jamur yang kami gunakan.


18
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan
1. Tempe dapat dibuat melaui proses fermentasi dengan memfermentasi kacang
kedelai.
2. Tempe yang dihasilkan dengan memfermentasikan kacang kedelai
memilikihasilyang lebih baik dibanding dengan memfermentasi kacang
tanah
3. Jamur tempe membutuhkan oksigen yang cukup yang dibutuhkan untuk
memacu pertumbuhannya.
4. Tempe dibuat melalui fermentasi non alkoholis, tidak menghasilkan alkohol
sebagai produk akhir

8.2. Saran
1. Kedelai yang digunakan harus bersih dan sehat. Selain itu kulit kedelai
sebaiknya dikupas terlebih dahulu dirumah.
2. Pastikan bahwa tempe yang sudah diberi ragi disimpan pada tempet yang
steril pada suhu dan pH yang sesuai.
3. Tempat pembuatan tempe juga harus diperhatikan kebersihannya















19
IX. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Fermentasi tempe.http://lordbroken.wordpress.com/2011/07/09
/fermentasi-tempe/.Diakses pada 27 April 2014.
Ibrahim,Herman.2010. Pembuatan Tempe.http://hermanibrahim.blogspot.com/201
0/11/pembuatan-tempe.html. Diakses pada 28 April 2014.
Prawirahartono, S.1991. Pelajaran SMA Biologi .Jakarta : Erlangga
Volk dan Wheeler.1993. Mikrobiologi Dasar I. Jakarta: Erlangga


























19


20
X. LAMPIRAN
Daun Pisang Plastik


Ragi tempe mangkuk

Anda mungkin juga menyukai