Anda di halaman 1dari 3

Management Stokpile Batubara

Posted by Tamsir Karowo on 6 February 2009


Stockpile Management berfungsi sebagai penyangga antara pengiriman dan proses. sebagai
sediaan strategis terhadap gangguan yang bersifat jangka pendek atau jangka panjang. Stockpile
juga berfungsi sebagai proses homogenisasi dan atau pencampuran batubara untuk menyiapkan
kualitas yang dipersyaratkan.
Disamping tujuan di atas di stockpile juga digunakan untuk mencampur batubara supaya
homogenisasi bertujuan untuk menyiapkan produk dari satu tipe material dimana fluktuasi di
dalam kualitas batubara dan distribusi ukuran disamakan . Dalam proses homogenisasi ada dua
tipe yaitu bleding dan mixing.
Bleding bertujuan untuk memperoleh produk akhir dari dua atau lebih tipe batubara yang lebih
dikenal dengan komposisi kimia dimana batubara akan terdistribusi secara merata dan tanpa ada
lagi jumlah yang cukup besar untuk mengenali salah satu dari tipe batu bara tersebut ketika
proses pengambilan contoh dilakukan. Dalam proses blending batubara harus tercampur secara
merata. Sedangkan mixing merupakan salah satu tipe batubara yang tercampur masih dapat
dilokasikan dalam kuantitas kecil dari hasil campuran material dari dua atau lebih tipe batubara.
Proses penyimpanan, bisa dilakukan:

Dekat tambang, biasanya masih berupa lumpy coal

Dekat Pelabuhan

Ditempat Pengguna batubara
untuk proses penyiapan diharapkan jangka waktunya tidak lama, karena akan berakibat pada
penurunan kualitas batubara. Proses penurunan kualitas biasanya lebih dipengaruhi oleh proses
oksidasi dan alam.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Management stockpile adalah sebagai berikut:
1. Monitoring quantity (Inventory) dan movement batubara di stockpile, meliputi recording
batubara yang masuk (coal in) dan recording batubara yang keluar (coal out) di stockpile,
termasuk recording batubara yang tersisa (coal balance)
2. Menghindari batubara yang terlalu lama di stockpile, dapat dilakukan dengan penerapan
aturan FIFO dimana batubara yang terdahulu masuk harus dikeluarkan terlebih dahulu.
Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko degradation dan pemanasan batubara.
3. Mengusahakan pergerakan batubara sekecil mungkin di stockpile, termasuk di antaranya
mengatur posisi stock dekat dengan reklame, Monitoring efektivitas dozin di stock pile
dengan maksud mengurangi degradasi batubara.
4. Monitoring quality batubara yang masuk dan keluar dari stockpile termasuk diantara
control temperatur untuk mengantipasi self heating dan spocom.
5. Pengawasan yang ketat terhadap kontaminasi, meliputi pelaksanaan housekeeping dan
Inspeksi langsung adanya pengotor yang terdapat di stockpile.
6. Perhatian terhadap faktor lingkungan yang bisa ditimbulkan, dalam hal ini mencakup
usaha :
o Contral dus dan penerapan dan pengawasan penggunaan spraying dan dust
supressant
o Adanya tempat penampungan khusus (fine coal trap) untuk buangan /limbah air
dari drainage stockpile
o Penanganan limbah batubara (remnant & spilage coal)
7. Tidak dianjurkan menggunakan area stockpile untuk parkir dozer, baik untuk keperluan
Maintenance dozer atau over shift operator. Kecuali dalam keadaan emergency dan
setelah itu harus diadakan house keeping secara teliti.
8. Menanggulangi batubara yang terbakar di stockpile. Dalam hal ini penanganan yang
dianjurkan sebagai berikut:
o Melakukan speading atau penyebaran untuk mendinginkan suhu batubara
o Bila kondisi cukup parah, maka bagian batubara yang terbakar dapat dibuang
o Memadatkan batubara yang mengalami self heating atau sponcom.
o Batubara yang mengalami sponcom tidak diperbolehkan langsung diloading ke
tongkang sebelum didinginkan terlebih dahulu.
o Untuk penyimpanan yang lebih lama bagian atas stockpile harus dipadatkan guna
mengurangi resapan udara dan air ke dalam stokpile.
9. Sebaiknya tidak membentu stockpile dengan bagian tas yang cekung, hai ini
dimaksudkan untuk menghindari swamp di atas stokpile
10. Mengusahakan bentuk permukaan basement berbentuk cembung atau minimal datar, hal
ini berkaitan dengan kelancaran sistem drainage.
Spontanous Combustion
Pembakaran secara spontan adalah merupakan fenomena alami dan juga disebut pembakaran
sendiri. Hal ini disebabkan terjadinya reaksi zat organic dengan oxygen dari udara. kecepatan
reaksi oksidasi sangat bervariasi antara suatu zat dengan yang lainnya.
Pembakaran akan terjadi apabila terdapat segi tiga api atau dikenal sebagai fire triangle yakni
terdapat bahan bakar,oksidan (udara/oxygen) dan panas (heat). untuk meniadakan kebakaran
sedikitnya kita harus meniadakan salah satu komponen dari fire triangle tersebut.
Batubara sebagai zat organik yang mengandung gas methan, mudah terbakar karena beroksidasi
dengan oxygen dari udara. Spontanous kebakaran ini dapat dikontrol dan ditangani secara benar
dengan mengetahui faktor faktor dibawah ini:
1. Kondisi batubara antara lain:
o Rank batubara dan typenya
o Kadar air (moisture)
o Penyebaran ukuran (zise distribution)
o Kadar pyretic sulphur
o Komponen maceral
2. Rank batubara
Rank batubara sangat ditentukan oleh perubahan yang terjadi ditanaman asalnya makin tinggi
perubahannya makin tinggi mutu / rank batubara tersebut hal ini tidak dapat diubah karenan dari
alam yang dapat dilakukan adalah memilih batubara dari lokasi tambang yang cocok untuk
keperluan, rank batubara dibagi dalam dalam dua ranking:

Batubara rangking rendah (brow coal, lignit, sub-bituminus coal)

Batubara rangking tinggi (bituminus coal dan anthrace)

Semakin rendah rank batubara semakin tinggi resiko spontaneous kebakaran, hal ini disebabkan :

Kadar air, air bertindak sebagai katalis dalam proses oksidasi, semakin tinggi
kadar air semakin besar resiko terjadinya spontaneous kebakaran

Penyebaran ukuran batubara, semakin besar perbedaan ukuran butiran batubara
semakin mudah terjadi self combustion dan begitu juga semakin banyak jumlah
batubara halus (fines) semakin tinggi resiko pembakaran batubara.

Pyritic sulpur, senyawa ini mudah teroksidasi apabila panas dan ahirnya kan
terjadi pembakaran spontan.

Komponen marecal (vitrinite, exinite dan inertinite) batubara dengan kadar exinite
dan virtinite yang tinggi akan mudah terbakar.
Salah satu usaha mencegah terjadinya batubara terbakar adalah dengan menghindari masuknya
oksigen ke dalam batubara dengan cara:

Kompasi pile

Mengusahakan bentuk landai dari stock batubara di stockpile dan menghindari bentuk
vertikal

Menghindari penggunaan air pada batubara yang memanas karena hal ini akan
menambah masuknya Oksigen.

Anda mungkin juga menyukai