Anda di halaman 1dari 9

Tugas Diskusi

Week 1
Pengantar
Basis Data - E
Kelompok 1
1. ELISA DIAN RISTIANASARI
(5213100048)
2. HUTOMO BHAKTI SATRIATUL I
(5213100064)
3. STEZAR PRIANSYA
(5213100131)
4. FAHRIZAL ADI WIBOWO
(5213100173)

Tugas Diskusi
Week 1

Diskusi Studi Kasus : Database Rumah Sakit

Kelas : Pengantar Basis Data - E
Kelompok : 1
Nama Kelompok :
1. ELISA DIAN RISTIANASARI (5213100048)
2. HUTOMO BHAKTI SATRIATUL I (5213100064)
3. STEZAR PRIANSYA (5213100131)
4. FAHRIZAL ADI WIBOWO (5213100173)
5.
Poin Diskusi:
1. 4 jenis aksi yang melibatkan basisdata.
2. Studi kasus jika kasus tersebut diselesaikan dengan pendekatan pemrosesan file (file
processing).
3. Karakteristik utama dari pendekatan basis data dan perbandingannya dengan file
processing.
4. DBA dan Database designer pada kasus beserta contoh kerjanya.
5. Contoh database end-users per jenis dan aktivitas utama-nya.
6. Kemampuan pada basis data yang membantu berjalannya sistem pada studi kasus.

Hasil Diskusi
Studi Kasus Tentang Database Rumah Sakit dengan uraian fungsi sebagai berikut :
1. Petugas : Menyimpan informasi identitas dari petugas dan jadwal jaga.
2. Pasien : Menyimpan informasi identitas dari pasien dan rekam medisnya.
3. Dokter : Menyimpan informasi identitas dan jadwal praktek dokter.
4. Ruangan : Menyimpan informasi identitas dan ketersediaan ruangan.
5. Pembayaran : Menyimpan informasi dari administrasi pembayaran pasien .

1. 4 Jenis Aksi Yang Melibatkan Basis Data :
Terdapat 4 jenis aksi yang melibatkan basis data, diantaranya yaitu Create, Read, Update,
dan Delete.
Create adalah aksi yang berfungsi untuk menambahkan / memasukkan data
kedalam database.
Read adalah aksi yang berfungsi untuk menampilkan data yang ada dalam sebuah
database.
Update adalah aksi yang berfungsi untuk memperbarui data yang terdapat dalam
sebuah database.
Delete adalah aksi yang berfungsi untuk menghapus data yang terdapat dalam
sebuah database.

Contoh aksi pada Studi Kasus Database Rumah Sakit adalah sebagai berikut :
Create : Perekam medis dapat menambahkan jadwal jaga petugas, identitas pasien
& rekam medis pasien, ketersediaan ruang inap dan lain lain.
Read : Pasien maupun perekam medis dapat mengakses informasi pasien yang telah
ada di database seperti rekam medis, informasi pribadi dan lain lain.
Update : Perekam medis dapat melakukan perubahan terhadap ketersediaan ruang
inap, rekam medis pasien dan lain lain.
Delete : Perekam medis dapat menghapus data pasein yang telah tidak dibutuhkan
lagi, petugas yang sudah tidak bekerja di lagi dan lain lain.

2. Bagaimana jika kasus tersebut diselesaikan dengan pendekatan pemrosesan file (file
processing)?
Jika diselesaikan dengan pemrosesan file maka :
Sumber data seperti identitas pasien, jumlah obat, dokter dan sebagainya akan
dikumpulkan dalam file-file yang tidak saling terhubung, informasi yang
diperlukan berada pada beberapa file yang berbeda dan di atur dengan cara
yang berbeda, sehingga informasi yang didapatkan tidak sesuai dengan apa yang
di inginkan.

Contohnya :
Pada suatu rumah sakit mempunyai pasien sejumlah 100 orang dan mempunyai
identitas serta obat yang berbeda-beda, tetapi karena menggunakan
pemrosesan file maka penyimpanan data pada jumlah pasien akan berbeda
dengan penyimpanan data identitas pasien maupun penyimpanan data pada
obat.
Karena setiap pemakai memiliki file sendiri-sendiri, akan menimbulkan terjadinya
duplikasi data atau terdapat beberapa data yang sama pada beberapa file.
Pada kasus didalam rumah sakit ini didalam penyimpanan identitas pasien dan
penyimpanan jumlah pasien serta penyimpanan obat akan dapat menampilkan
nama pasien yang sama sehingga terdapat penggandaan pada nama pasien.

Di dalam kasus update juga akan menimbulkan data yang tidak konsisten. Contohnya :
Jika terdapat pasien yang keluar maka ruang penyimpanan akan diupdate tetapi
karena menggunakan pemrosesan file maka jika dilakukan update pada ruang
penyimpanan pasien belum tentu akan diupdate pada penyimpanan kamar
karena antara satu dengan yanglain tidak terhubung sehinggaterjadi tidak
konsisten di dalam update itu sendiri.

3. Karakteristik utama dari pendekatan basis data dan perbandingannya dengan file
processing
a. Beberapa perbedaan, antara pendekatan pengolahan file dan database
i. Pada pengolahan file, setiap pengguna mendefinisikan sendiri data-data
dalam file yang diperlukan untuk aplikasi tertentu. Muncul adanya
redundansi. Biasanya dengan menggunakan pendekatan ini, file data-
data rumah sakit terdapat di tempat terpisah.
ii. Pada pendekatan database, satu kumpulan data pasien, ruangan, dan lain
lain hanya didefinisikan sekali saja, dan dapat digunakan oleh lebih dari
satu pengguna .

b. Karakteristik utama dari pendekatan database dibandingkan pendekatan file
i. Dengan sendirinya menjelaskan sifat alami dari sistem database.
ii. Isolasi antara Program dan Data, dan Abstraksi Data.
iii. Dapat melihat data dari berbagai sudut pandang.
iv. Bagi-bagi Pemrosesan Data dan Transaksi Multi-user.

Karakteristik utama database yaitu sebagai berikut :
Tempat penyimpanan data tunggal yang dapat digunakan secara bersamaan oleh
banyak user.
Menghilangkan redudansi data dan mengaplikasikan sistem data yang terintegrasi.
Database bukan hanya berisi data tentang operasional rumah sakit tetapi suatu
rincian data tersebut.
Database memisahkan antara definisi data dan program aplikasi.
Abstraksi data dapat berubah definisi internal tanpa mempengaruhi para pemakai,
dengan penyajian data eksternal yang lengkap.
Memisahkan struktur data dari program aplikasi dan disimpan dalam suatu
database.

Perbandingan antara database dengan file based system, yaitu :
Keterangan file system approach database approach
Segi pemisahan
dan isolasi data.
Setiap program memelihara
kumpulan datanya sendiri.
Jadi, kemungkinan apabila
file-file data rumah sakit
menggunakan pendekatan ini,
para perawat atau user yang
memerlukan satu data tidak
dapat menemukan data ini
dengan cepat
User dari suatu program
mungkin tidak menyadari
secara potensial akan data
yang berguna dan diperlukan
oleh program-program
lainnya.
Pendefinisian data yang
dijadikan satu dalam
program aplilkasi dan tidak
disimpan secara terpisah
atau independen
(terintegrasi). Jadi para user
di rumah sakit dapat
memakai penyimpanan data
ini secara bersamaan dan
muda/
Memiliki sistem keamanan
yang menjamin setiap
program yang dijalankan oleh
user. Sehingga contohnya
setiap kali pembayaran pada
kasir rumah sakit dapat
dilakukan dengan aman dan
nyaman.
Segi duplikasi
data
Data yang sama disimpan
dalam setiap program yang
berbeda serta memungkinkan
terjadinya duplikasi data
apabila terdapat perubahan
data seorang pasien dan
dilakukan oleh
perawat/perekam medis yang
berbeda
Membutuhkan nilai-nilai yang
secara potensial berbeda atau
format yang berbeda untuk
jenis data yang sama
Setiap data disimpan dalam
suatu aplikasi program
database.
Format/nilai yang secara
potensial berbeda
diintegrasikan dalam suatu
program.
Duplikasi data pasien di
pendekatan ini dapat
diminimalisir karena adanya
primary Key atau biasanya
nomor pasien.
Segi pengertian Data dengan sistem berbasis
file data tidak terintegrasi.
Terkadang juga pemegang
data-data ini tidak melakukan
update data satu-satu apabila
satu data pasien di update.
Pada sistem basis data,
seluruh data terintegrasi
untuk masing-masing user,
seperti perawat, dokter,
perekam medis, dll.

4. DBA dan Database designer pada kasus beserta contoh kerjanya
Perbedaan Data base Administrator dan Database Designer
Data base administrator adalah seseorang yang bertugas untuk melakukan
implementasi terhadap database dan melakukan realisasi database secara fisik.
Tugas seorang database administrator juga mencakup control terhadap keamanan
dan integritas database.

Database designer adalah seseorang yang bertugas untuk mendesain database.
Tugas database desainer ini dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Merancang Desain Conceptual / Logical Database, yaitu mengidentifikasi entitas,
atribut, dan hubungan di antaranya keduanya serta memberikan constraints
(batasan).
2. Merancang desain database secara fisik, yaitu memutuskan bagaimana logical
database design terealisasi secara fisik, misalnya memetakan logical database
design menjadi tabel-tabel yang terintegrasi.

Tugas dari ketiga aktor tersebut terkesan mirip dikarenakan biasanya seluruh tugas
pembuatan database dimulai dari perancangan, implementasi, dan maintenance
dilakukan oleh satu orang saja.

Dalam rumah sakit Database Designer berperan merancang logical atau conceptual
dari database yang dibutuhkan seperti mengidentifikasi entitas, atribut, dan
hubungan di antaranya keduanya serta memberikan constraints (batasan) dan juga
memutuskan bagaimana logical database design terealisasi secara fisik.

Kemudian Database Administrator berperan dalam pemrosesan database,
mengelola atau menyusun data yang digunakan oleh rumah sakit dan tugas seorang
database administrator juga mencakup control terhadap keamanan dan integritas
database.

5. Contoh database end-users per jenis dan aktivitas utama-nya
Terdapat 4 macam database end-users :
Casual User : User yang dapat mengakses database sewaktu-waktu dan dalam
rentang waktu yang cukup dekat.
Naive User : User yang dapat mengakses database tetapi musiman dan dapat
melakukan transaksi dengan terstruktur.
Shopisticated User : User yang dapat mengkases dan merubah sewaktu-waktu
database yang ada.
Standalone User : User yang membuat, menggunakan, dan dapat merubah database
mereka sendiri dan databasenya itu hanya untuk mereka sendiri.

Untuk Database Rumah Sakit ini, jenis end-users yang dapat muncul ialah Casual,
Naive, dan Shopisticated dan standalone kemungkinan kecil terjadi, karena
kebanyakan Database Rumah Sakit tidak dapat diakses orang lain. Untuk contohnya
sebagai berikut :
Casual User : User semacam ini ialah dapat dicontohkan dengan perekam medis dan
juga perawat.
Naive User : Contohnya ialah pasien dan pusat informasi. Pasein dapat mengakses
database ketika diperlukan saja dan tidak cukup sering. Pasien ketika mengakses
database melakukan transaksi yang terstruktur.
Shopisticated User : Contohnya ialah Perekam Medis. Disini perekam medis dapat
melakukan penambahan data baru pasien maupun mengedit informasi-informasi dari
pasien yang telah data, serta dia dapat juga menghapus data pasien juga.

6. Kemampuan pada basis data yang membantu berjalannya sistem pada studi kasus
1) Kecepatan dan kemudahan (speed) : Dengan menggunakan basis data pengambilan
informasi dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.
Pada studi kasus rumah sakit ini, perekam medis dapat memasukkan catatan
medis seorang pasien dengan cepat dan mudah.

2) Kebersamaan pemakai (sharability) : Sebuah basis data dapat digunakan oleh banyak
user dan banyak aplikasi. Untuk data-data yang diperlukan oleh banyak orang/bagian.
Tidak perlu dilakukan pencatatan dimasing-masing bagian, tetapi cukup dengan satu
basis data untuk dipakai bersama.
Dalam kasus ini, dimisalkan ada dua perekam medis yang sama-sama ingin
menambahkan rekam medis, jadi ketika satu database diakses seorang perekam
medis, yang lainnya pun masih bisa mengakses.

3) Pemusatan control data : Karena cukup dengan satu basis data unutk banyak
keperluan, pengontrolan terhadap data juga cukup dilakuan di satu tempat saja.
Salah satu guna database di Rumah Sakit ini ialah adalah memusatkan semua
keperluan seperti halnya data pasien, rekam medis pasien, maupun juga hal-hal yang
berhubungan dengan database dokter, pembayaran, ruangan, penjaga rumah sakit
dalam satu basis data.

4) Efesiensi ruang penyimpanan (space) : Dengan pemakaian bersama, kita tidak perlu
menyediakan tempat penyimpanan diberbagai tempat, tetapi cukup satu saja
sehingga ini akan menghemat ruang penyimpanan data yang dimiliki oleh sebuah
rumah sakit.
Dalam kasus ini, rumah sakit cukup menyediakan satu tempat penyimpanan
yaitu hanya pada computer server saja untuk semua keperluan penyimpanan data
yang dilakukan rumah sakit. Sehingga space tidak perlu dibebankan kepada setiap
penggunanya.

5) Keakuratan (Accuracy) : Penerapan secara ketat aturan tipe data, domain data,
keunikan data, hubungan antara data, dan lain-lain, dapat menekan keakuratan
dalam pemasukan/penyimpanan data. Sehingga data yang berada pada database
Rumah Sakit dapat dijaga keabsahannya.

6) Ketersediaan (availability) : Dengan basis data kita dapat mem-backup data,
memilah-milah data mana yang masih diperlukan dan data mana yang perlu kita
simpan ke tempat lain. Jadi, kemungkinan untuk data terselip atau hilang dari data
yang ada di rumah sakit dapat di minimalisir.

7) Keamanan (Security) : Kebanyakan DBMS dilengkapi dengan fasilitas manajemen
pengguna diberikan hak akses yang berbeda-beda sesuai dengan pengguna dan
posisinya. DBMS yang digunakan di dalam Rumah Sakit ini juga memilah-milah
otoritas user untuk kepentingan keamanan. Contohnya, yang bisa bebas mengubah-
ubah data dan semua isi dari database adalah root atau DBA.

8) Kemudahan dalam pembuatan program aplikasi baru : Pengguna basis data
merupakan bagian dari perkembangan teknologi. Dengan adanya basis data
pembuatan aplikasi bisa memanfaatkan kemampuan dari DBMS, sehingga
pembuatan aplikasi tidak perlu mengurusi penyimpanan data, tetapi cukup mengatur
interface untuk pengguna.
Contohnya, jika ingin membuat program aplikasi baru yang memanfaatkan data-
data rumah sakit. Cukup mengatur interface / tampilan apa apa saja yang diperlukan
dan data-data mana saja yang akan ditampilkan tanpa harus mengurusi penyimanan
data-data tersebut bagaimana.

9) Pemakain secara langsung : Basis data memiliki fasilitas untuk melihat datanya
secara langsung dengan tool yang disediakan oleh DBMS. Pemakaian ini tidak
menggunakan aplikasi yang seperti contoh di poin sebelumnya, tetapi langsung
menggunakan aplikasi DBMSnya.
Pihak rumah sakit tidak perlu menggunakan aplikasi tambahan untuk melihat
atau mengolah data-data pada database, karena cukup dengan memanfaatkan tool
yang terdapat pada DBMS semua itu dapat diselesaikan.

10) User view : Basis data penyediaan pandangan yang berbeda-beda untuk tiap-tiap
pengguna. Misalnya kita memiliki data-data dari perusahaan yang bergerak dibidang
retail. Data yang ada berupa data barang, penjualan, dan pembelian.
User view di sini adalah memudahkan end-user untuk melakukan menambahkan
data, mencari data, dan lain lain.

Referensi
Thomas M. Connolly dan Carolyn E. Begg, Database Systems: A Practical Approach to
Design, Implementation, and Management , Fourth Editition, Addison-Wesley, 2005
Kusrini M.Kom, Strategi Perancangan dan Pengelolaan Basis Data, 2007
Pengertian Data Administrator, Database Administrator, dan Database Designer
(http://azuharu.net/database/data-base-administrator-adalah/)

Anda mungkin juga menyukai