Anda di halaman 1dari 18

1

Tinjauan Pustaka

Pengaruh Sistem Saraf Otonom dan Sistem Limbik terhadap
Perasaan Berdebar
Arista Juliani Walay/102010274
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara no. 6 Jakarta Barat 11470
No. Telp. 021-56942061.
Email: aristawalay@hotmail.com

Pendahuluan
Pada dasarnya setiap manusia dapat melakukan aktivitas, bernafas, mencerna,
bergerak, melihat, mendengar, menanggapi suatu rangsangan dan lainnya. Semua gerakan
dan juga respon yang ditimbulkan ini bergantung dari pengolahan di otak. Tanpa adanya
sistem pengolahan di otak baik sinaps maupun impuls yang disalurkan ke otak, manusia tidak
akan mampu bereaksi atau menanggapi suatu rangsangan, baik yang berasal dari dalam tubuh
maupun yang berasal dari luar tubuh. Sistem saraf berhubungan dengan sistem koordinasi
serta bereaksi terhadap impuls yang dikirim oleh reseptor sensoris yang dikenal sebagai saraf.
Perasaan berdebar terjadi karena dipengaruhi oleh emosi dan sistem otonom. Perasaan
emosi diatur oleh sistem limbik, sedangkan sistem otonom aktivitasnya diatur oleh
hipothalamus, pons, dan medula oblongata. Mekanisme kerja otonom dipengaruhi oleh
potensial aksi dan neurotransmiter. Hal-hal itulah yang akan dibahas pada tinjauan pustaka
ini.

2

Struktur Makroskopik
Sistem Limbik
Sistem limbik adalah kombinasi sitkuit-sirkuit neuron yang mengontrol perilaku
emosional dan dorongan motivasional. Kompleks besar struktur ini terdiri dari komponen
subkorteks dan korteks. Kelompok subkorteks mencakup hipotalamus, septum, daerah
paraolfaktorius, epitalamus, nukleus thalamus anterior, hipokampus, amigdala, dan bagian-
bagian ganglia basalis. Di sekitar struktur-struktur subkorteks terdapat korteks limbik, yang
terdiri dari korteks orbitofrontalis, girus subkalosus, girus singulata, dan girus
parahipokampus. Di antara berbagai struktur subkorteks, hipotalamus adalah sumber output
terpenting; struktur ini berkomunikasi dengan nukleus-nukleus batang otak melalui berkas
otak-depan sebelah medial, yang menyalurkan sinyal dala dua arah: ke batang otak dan
kembali ke otak depan. Konsep emosi mencakup perasaan emosional subjektif dan suasana
hati (misalnya rasa marah, rasa takut, dan kebahagiaan) ditambah respons fisik yang nyata
yang berkaitan dengan perasaan tersebut. Respons-respons tersebut mencakup pola-pola
perilaku spesifik (misalnya, persiapan menyerang atau bertahan jika dibuat marah oleh
musuh) dan ekspresi emosional yang dapat diamati (misalnya tertawa, menangis, atau
tersipu). Bukti menunjukkan bahwa sistem limbik berperan sentral dalam semua aspek emosi.
Stimulasi daerah-daerah tertentu di dalam sistem limbik manusia selama pembedahan otak
menimbulkan berbagai sensasisubjektif yang tidak jelas, yang diutarakan oleh pasien sebagai
rasa senang, kepuasan, atau kenikmatan di suatu daerah serta keputusasaan, keketakutan, atau
kecemasan di bagian lain.
1
Bagian-bagian dari Sistem Limbik
1. Thalamus
Pada permukaan ventrikulus tertius terdapat parit dangkal disebut sulcus
hypothalamicus.Sulcus ini memisahkan thalamus disebelah dorsal dengan hypothalamus
desbelah ventral.Thalamus merupakan subdivisi diencephalon yang terbesar.
Permukaan medial thalamus kanan dan kiri dihubungkan oleh substansia grisea dimana pada
70-80% otak manusia.Membentuk bangunan yang disebut adhesio interthalamica atau massa
intermedia. Dari permukaan luar dapat terlihat bagian-bagian thalamus antara lain :
Tuberculum anterius thalami : merupakan tonjolan dibagian rostral thalamus
Pulvinar : meruapakan bagian caudal thalamus yang membenjol dan menggantung di
atas mesencephalon.
3

Corpus geniculatum mediale dan laterale yang berisis nucleus relay untuk pendengaran dan
penglihatan, terdapat disebelah ventral thalamus.
2. Hipotalamus: Merupakan pengendali tertinggi dalam tubuh manusia. Hipotalamus
mengontrol fungsi vegetatif dan endokrin, serta perilaku dan motivasi seseorang.
Hipothalamus terletak di sisi inferior thalamus dan membentuk dasar serta bagian
bawah sisi dinding ventrikel ketiga.
Struktur:
Bagian anterior hipotalamus adalah substansi abu-abu yang menyelubungi
kiasma optik, yang merupakan persilangan pada saraf optik.
Bagian tengah hipotalamus terdiri dari infundibulum (batang) kelenjar
hipofisis posterior tempat melekatnya kelenjar hipofisis.
Fungsi vegetatif dan endokrin mencakup: regulasi kardiovaskular, suhu tubuh, asupan
air, kontraksi uterus dan pengeluaran susu, saluran cerna, dan kelenjar hipofisis
anterior.3 Sedangkan, perilaku yang terkait erat hubungannya dengan emosional
seseorang diperngaruhi oleh stimulasi hipotalamus. Efek stimulasi tersebut dapat
meningkatkan aktivitas secara umum yang mengakibatkan rasa marah, agresif, dan
gairah seksual. Jalur aferen & eferen yang arahnya dari dan ke hipotalamus sebagian
besar tidak bermielin.3 Hipotalamus memiliki banyak hubungan penting dengan
sistem limbik, nukleus di tegmentum mesensefalon, pons, dan rhombensefalon.
Pengeluaran sinyal dari hipotalamus , keluar dalam 3 arah :
Ke belakang dan ke bawah menuju batang otak terutama di are retikular
mesenfalon, pons, dan medula dan dari area tersebut ke saraf perifer sistem
saraf otonom.
Ke atas menuju bagian besar area yang lebih tinggi di diensefalon dan
serebrum khususnya bagian anterior talamus dan bagian limbik korteks
serebri.
Infundibulum hipotalamus untuk mengatur atau mengatur secara sebagain
dari fungsi sekretorik pada sebagian posterior dan anterior kelenjar hipofisis.
1

3. Hipokampus. Memiliki sifat sangat peka rangsang. Stimulasi pada hipokampus dapat
memicu marah dan gairah seksual berlebihan. Sedangkan lesi pada hipokampus dapat
menyebabkan gangguan pembentukan ingatan baru (amnesia anterograde).
4

Struktur dan letak
Hipokampus terletak diantara lobus temporal otak dan bagian media lobus
temporal bagian yang terletak paling dekat dengan garis tengah badan.
Hipokampus merupakan bagian korteks serebri yang memanjang melipat ke
dalam untuk membentuk lebih banyak bagian dalam ventrikel lateralis.
Fungsi
Hipokampus merupakan saluran tambahan yang dilewati oleh sinyal sensorik
yang masuk, yang dapat memulai reaksi perilaku dengan tujuan yang berbeda. Seperti
halnya pada struktur-struktur limbik lain, perangsangan pada berbagai area dalam
hipokampus hampir selalu dapat menyebabkan salah satu dari berbagai pola perilaku,
misalnya rasa marah, ketidak pedulian, atau dorongan seks yang berlebihan.
Hal-hal yang berasal dari ingatan jangka pendek dapat diubah untuk disimpan
menjadi ingatan jangka panjang oleh hipokampus. Hipokampus (terletak diantara
lobus temporal otak) dan bagian media lobus temporal (bagian yang terletak paling
dekat dengan garis tengah badan) juga berperan dalam proses penggabungan ingatan
(memory consolidation).
1
4. Amigdala. Terbagi atas 2 divisi yaitu kelompok nukleus kortikomedial & nukleus
basolateral. Stimulasi pada amigdala menimbulkan perubahan kecepatan denyut
jantung, tekanan arteri, dan dilatasi pupil. Amigdala diperkirakan dapat bertindak
seperti filter memori yang menandai informasi yang akan disimpan dengan cara
mengaitkannya dengan emosi saat itu.
Amigdala merupakan area perilaku kesadaran yang bekerja pada tingkat bawah sadar.
Amigdala juga tampaknya berproyeksi pada jalur sistem limbik seseorang dalam
berhubungan dengan alam sekitar dan pikiran. Amigdala dianggap membuat respon
perilaku seseorang sesuai dengan tiap keadaan.



5









Gambar 1. Sistem Limbik
Sumber: https://www.google.com
Struktur Mikroskopik
Neuron adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan
sitoplasmasa.
1. Badan sel
Dapat juga disebut perikarion atau soma. Secara umum neuron pada sistem saraf
pusat berbentuk berbentuk poligonal dengan permukaan cekung diantara juluran-
juluran prosesus. Sedangan neuron pada sistem saraf perifer memiliki badan sel
yang berbentuk bulat dan hanya ada satu prosesus.
Nukleusnya besar, berbentuk lonjong dan ditengah. Terdapat kromatin halus, dan
nukleolusnya dapat terlihat jelas.
Pada sitoplasmanya terdapat retikulum endoplasmik kasar (RE kasar) yang
disebut juga sebagai substansia Nissl. Substansia Nissl dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop cahaya. Retikulum endoplasmik kasar juga ada pada
dendrit, tapi hanya sedikit.
Pada akson hillock tidak terdapat retikulum endoplasmik kasar. Akson hillock
adalah bagian dari badan cell dimana pertama muncul percabangan axon. Namun
pada akson dapat dijumpai retikulum endoplasmik halus.
Secara umum pada sel neuron yang berukuran kecil, akan memiliki substansua
Nissl yang berukuran kecil pula, sedangan sel neuron yang besar akan mempunyai
substansia Nissl yang berukuran lebih besar. Perbedaan ini dapat disebebkan oleh
perubahan kondisi fisiologi dan patologi pada neuron.
6

Pada sebagian besar neuron, terdapat retikulum endoplasmik halus. Retikulum ini
akan berada disepanjang dendrit dan akson membentuk cisternae hipolemmal
yang berada tepat dibawah plasmalema. Namun sampai sekarang fungsi dari
cisternae hipolemmal belum diketahui dengan pasti.
Pada sel neuron juga terdapat kompleks Golgi. Kompleks Golgi diduga
bertanggungjawab dalam pengaturan neurotransmitter dan enzim .
Pada sitoplasma di badan sel,dendrit, dan akson juga terdapat beberapa
mitokondria. Tetapi, mitokondria paling banyak ditemukan di ujung terminal
akson. Mitokondria pada sel neuron dapat bergerak di sepanjang mikrotubulus di
sitoplasma.
2

2. Dendrit
Merupakan bagian yang berfungsi sebagai reseptor pada sel saraf. Dendrit menerima
stimulus dari sel saraf lainnya. Kebanyakan neuron memiliki banyak dendrit. Sel
neuron spinal motorik mempunyai 5-7 uluran dendrit. Dendrit terulur dari badan sel
dan banyak bercabang- cabang. Setiap sel neuron memiliki pola dendrit yang khas.
Pada dendrit tidak terdapat badan golgi. Pada dendrit di kebanyakan sel neuron,
neurofilamennya akan menyambung silang dengan mikrotubulus. Sedangakn terdapat
mitokondria dalam jumlah yang besar. Percabangan pada dendrit membuat sebuah
neuron dapat menerima dan mengintegrasi banyak impuls. Pada beberaoa dendrit
terdapat spina yang akan membantu dendrit untuk bersinaps dengan sel neuron lain.
2
3. Akson
Sel saraf memiliki akson bersabut panjang yang timbul dari bagian badan sel yang
sedikit menonjol atau biasa disebut kerucut akson atau akson hillock. Akson hillock
adalah sebuah bangunan berbentuk piramid pada badan sel. Biasanya terletak
berlawanan dengan cabang dendrit pada badan sel. Akson ada yang ditutupi dengan
selubung mielin. Selubung mielin berasal dari plasmalema sel- sel glia. Ada juga
akson yang tidak diselubungi oleh selubung mielin. Impus disalurkan lebih cepat
ketika melewati akson bermielin dibanding ketika melewati akson tanpa mielin.
Terdapat dua macam transportasi akson, Jenis pertama adalah transport anterogarde.
Arahnya adalah dari badan sel menuju akson terminal. Transport anterogarde
digunakan pada translokasi organel- organel dan vesikel- vesikel juga berbagai
makromolekul seperti aktin, miosin, dan beberapa enzim yang diperlukan untuk
sintesis neurotransmitter pada ujung terminal akson. Jenis kedua adalah transport
7

retrogarde. Arah transportnya dari akson terminal menuju ke badan sel. Sel- sel yang
memanfaatkan transport ini antaralain adalah neurofilamen, subunit mikrotubulus,
beberapa jenis enzim tertentu.
2
Secara morfologis, neuron dapat diklasifikasikan menjadi 3 berdasarkan bentuknya dan
pengaturan prosesusnya:
1. Neuron bipolar
Memiliki dua processus yang keluar dari badan sel/ soma. Yaitu sebuah dendrit,
dan sebuah akson. Neuron bipolar terdapat pada ganglia vestibula dan koklea dan
pada epithelium olfaktorius pada rongga nasal.
2. Neuron unipolar
Sering juga disebut sebagai neuron pseudounipolar). Neuron ini hanya memiliki
satu prosesus dari badan selnya. Tapi prosesus ini akan bercabang nantinya
menjad cabang sentral dan cabang perifer. Cabang sentral akan menuju ke sistem
saraf pusat, cabang perifer akan berlanjut ke tujuannya pada tubuh. Neuron
unipolar terbentuk dari neuron bipolar embrionik yang prosesusnya mengelilingi
badan sel selama perkembangan embrio, dan pada akhirnya berfusi menjadi satu
prosesus. Neuron unipolar ada pada akar ganglia dorsal dan saraf kranial ganglia.
3. Neuron multipolar
Adalah jenis yang paling umum. Memiliki prosesus dengan berbagai bentuk, dan
dendrit yang banyak yang keluar dari badan sel, dan mempunyai satu akson.
Neuron multipolar ada di sepanjang sistem saraf, dan kebanyakan adalah neuron
motorik.





Gambar 2. Bentuk-bentuk Sel Neuron
Sumber: https://www.google.com
8

Neuron juga diklasifikasikan menjadi 3 kelas berdasarkan fungsinya:
1. Neuron sensorik (afferen) : Menerima input sensoris pada terminal dendrtinya dan
meneruskan impuls ke sistem saraf pusat untuk diproses. Neuron sensorik yang
terletak di perifer tubuh berfungsi untuk memonitor perubahan lingkungan.
Sedangkan neuron sensorik yang terletak didalam tubuh buerfungsi untuk memonitor
keadaan interal tubuh.
2. Neuron motorik (efferen) : Berasal dari sistem saraf pusat dan meneruskan impulsnya
menuju otot, kelenjar- kelenjar, atau menuju sel neuron lainnya.
3. Interneuron : Terletak sepenuhnya di sistem saraf pusat. Berfungsi sebagai
penghubung yang menciptakan sirkuit neuronal antara neuron sensorik dan neuron
motorik.
2,3

Sel neuroglia. Biasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel penunjang tambahan pada SSP
yang berfungsi sebagai jaringan ikat. Tidak seperti neuron, sel glial dapat menjalani mitosis
selama rentang kehidupannya dan bertanggung jawab atas terjadi tumor sistem saraf.
1. Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus panjang,
sebagian besar melekat pada dinding kapiler darah melalui predikel atau kaki
vaskular. Astrosit memberikan penopang struktural dan mengatur transpr materi di
antara darah dan neuron
2. Oligodendroglia menyerupai astrositm tetapi badan selnya kecil dan jumlah
prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek. Bagian ini membentuk lapisan mielin
untuk melapisi akson dalam SSP.
3. Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya memiliki
peran fagositik. Sel glia berukuran kecil dan prosesunya lebih sedikit dari jenis sel
glia lain.
2,3

Sistem Limbik
Sistem limbik terdiri dari struktur berbentuk sepasang koma. Sistem ini
menghubungkan otak tengah dengan hipokampus dan girus singuli serta korteks serebri.
Sistem limbik mengurus naluri emosi dan ingatan.
Kortek serebri disebut sebagai otak rasional, sedangkan sistem limbik disebut sebagai
otak emosional. Bila banyaknyha pasokan darah pada otak menujukkan pentingnya fungsi
bagian otak tersebut, ternyata sistem limbik merupakan bagian otak yang paling banyak
9

memperoleh pasokan darah. Sistem limbik ini kerjanya memadukan pemikiran rasional
dengan energi emosi yang artinya menyempurnakan proses berpikir manusia. Pada
peranannya untuk mengendalikan emosi, sistem limbik ini juga memberikan kontribusi yang
mendasar terhadap proses belajar. Peran vitalnya adalah meneruskan informasi yang diterima
ke dalam memori. Talamus dan hipotalamus merupakan bagian dari sistem limbik berperan
untuk mengatur seluruh aktivitas otak.
Sistem limbik berperan mengatur suhu tubuh, keseimbangan kimia tubuh seperti gula
darah, detak jantung, tekanan darah, hormon dan naluri seksual. Pada sistem limbik iniah
dipusatkan pengaturan emosi seperti marah, senang, agresivitas, rasa lapar, haus kenyang,dll.
Sistem limbik juga terlibat dalam bekerjanya sistem ingatan dan memberikan kontribusi yang
esensial terhadap proses belajar yang efektif atau sebaliknya.
Korpus Amigdala mengatur rasa marah dan agresivitas. Hipokampus dan girus singuli
mengatur daya ingat, yaitu apa yang terjadi sekarang dengan ingatan tentang benda tersebut
di waktu yang lalu.
4
Secara fungsional sistem limbik berkaitan dengan hal-hal di bawah ini :
1) Suatu pendirian atau respons emosional yang mengarahkan pada tingkah laku
individu.
2) Suatu respons sadar terhadap lingkungan.
3) Memberdayakan fungsi intelektual korteks seberi secara tidak sadar dan
memfungsikan secara otomatis batang otak untuk merespons keadaan.
4) Memfasilitasi penyimpanan memori dan menggali kembali simpanan memori
yang diperlukan.
5) Merespons suatu pengalaman dan ekspresi alam perasaan, terutama reaksi
takut, marah, dan emosi yang berhubungan dengan perilaku seksual.
Sistem Limbik, Fungsi Mengingat dan Proses Belajar
Seperti telah dikatakan di atas, selain terkait dengan emosi, ternyata juga menyatukan
pemikiran rasioan dengan energi emosi yang berarti menyempurnakan proses berpikir
manusia. Sistem limbik memberikan pula kontribusi yang mendasar terhadap proses belajar.
Ia melakukan peran vital dalam meneruskan informasi yang diterima kedalam memori.
Ternyata manusia memiliki tiga sistem memori :
10

Jangka pendek, memori ini hanya bertahan 1-2 detik.
Jangka menengah, memori ini mampu bertahan sekitar 15 etik.
Jangka panjang, memori ini dapat bertahan lama.
Yang penting untuk proses belajar, baik orangtua dan guru harus mengajarkan para
siswa atau mahasiwa untuk sering mengulang informasu atau pelajar yang diterima berkali-
kali. Dengan pengulangan itu akan terjadi pengalihan dari ingatan jangka pendek je ingatan
jangka panjang, dan dengan demikian akan mempercepat konsilidasi.
Otak mempunyai kecendrungan untuk mengulang informasi yang baru diterima,
terutama informasi yang menyita perhatian pikiran. Bila kita lupa sesuatu, bukan berarti
sesautu tersebut sudah hilang dari tempat penyimpannya, melainkan karena sistem untuk
mengakses ke tempat penyimpaan memori tersebut sudah lemah. Akses ke tempat
penyimpanan yang dimaksud akan kuat bila sering kita pergunakan, begitu pula keadaan
sebaliknya.
4
Jaras-Jaras Penghumbung Sistem Limbik
Jaras-jaras tersebut adalah alveus, fimbria, fornix, tractus mammilothalamicus, dan
stria terminalis.
Alveus terdiri dari selapis tipis substansia alba yang terletak pada permukaan superior
atau permukaan ventrikular hippocampus. Alveus mengandung serabut-serabut saraf yang
berasal dari cortex hippocampi. Serabut-serabut yang berkumpul di tepi medial hippocampus
dan membentuk sebuah berkas yang disebut fimbria.
Fimbria kemudian meninggalkan ujung posterior hippocampus sebagai crus fornicis.
Crus dari masing-masing sisi lalu membelok ke posterior dan superior di bawah splenium
corpus callosum serta di sekitar permukaan posterior talamus. Kedua crura kemudian
berkumpul membentuk corpus fornicis yangg letaknya sangat dekat dengan permukaan
bawah corpus callosum. Ketika saling mendekat, kedua crura dihubungkan oleh serabut-
serabut transversa yang disebut commisura forninics. Serabut-serabut ini bersilangan dan
bergabung dengan hippocampus kedua sisi.
Di anterior, corpus fornicis dihubungkan ke permukaan bawah corpus callosum oleh
septum pellucidum. Di inferior, corpus fornicis dihubugnkan ketela choroidea dan atap
ependimal ventrikulus ketiga.
11

Di anterior, corpus fornicis terbagi menjadi dua columnba fornicis anterior yang
masing-masing melengkung ke anterior dan inferior di atas foramen interventriculare
(foramen monro). Selanjutnya, masing-masing columna menghilang ke dalam dinding lateral
ventriculus tertius untuk mencapai corpus mammilare.
Tractus mammilothalamicus merupakan hubungan penting antara corpus mammilare
dan kelompok anterior thalami.
Stria terminalis muncul dari aspek posterior nucleus amgdyla dan berjalan sebuah
berkas saraf di posterior atap cornu inferior ventriculus lateralis pada sisi medial cauda
nucleus caudatus. Stria ini mengikuti lengkungan nucleus caudatus dan terletak pada dasar
corpus ventriculus lateralis.
4
Mekanisme Kerja Neurotransmiter
Bagian yang menghubungkan satu neuron(sel saraf) dengan neuron yang lain disebut
sinapsis. Sinapsis ini terdiri dari 2 bagian, yaitu presinapsis dan post sinapsis.
Neurotransmitter adalah suatu zat kimia yang dilepaskan oleh bagian presinaps ke bagian
post sinaps untuk menghantarkan impuls dari satu neuron (sel saraf) ke neuron yang lain.
Ketika impuls mencapai bagian sinapsis, makan gerbang kalsium akna terbuka dan ion ion
kalsium akan masuk ke dalam presinapsis. Ion kalsium ini akan merangsang vesikel di dalam
presinaps untuk mengeluarkan neurotransmitter secara eksositosis. Setelah keluar,
neurotransmitter akan menuju ke bagian postsinaps dan akan menempel pada reseptornya
sehingga gerbang ion akan terbuka di bagian post sinaps. Dengan terbukanya gerbang ion
tersebut, maka ion yang ada diluar serabut saraf akan masuk sehingga terjadilah impuls pada
serabut saraf selanjutnya. Ada beberapa neurotransmitter yang telah dikenal dan diidentifikasi
hingga saat ini, yaitu antara lain :
5
1. Asetilkolin
Merupakan neurotransmitter yang dilepaskan oleh saraf saraf parasimpatis dan juga
saraf saraf preganglionik.
2. Norepinefrin
Merupakan neurotransmitter yang hanya dikeluarkan oleh saraf saraf simpatis.
Selain itu norepinefrin juga dihasilkan sebagai hormone pada kelenjar adrenal.
3. Serotonin
12

Merupakan neurotransmitter pada bagian otak yang fungsinya sebagai penghambat
nafsu makan dan menimbulkan rasa tenang.
4. Dopamin
Juga terdapat di dalam otak, tetapi fungsinya berlawanan dengan serotonin. Dopamin
biasanya disekresi ketika kita dalam keadaan stress, depresi, khawatir, dll.
5. GABA (Gamma Amino Butiric Acid)
Merupakan neurotransmitter inhibitor, artinya akan menghalangi penghantaran impuls
di serabut saraf. GABA akan membuka gerbang ion chlorine yang bermuatan negative
sehingga serabut saraf akan bermuatan sangat negative. Dengan begitu impuls sulit
untuk dihantarkan melalui serabut saraf.
5
Sistem Saraf Otonom
Serat-serat saraf otonom meninggalkan korda spinalis dan mempersarafi otot jantung
dan polos serta kelenjar endokrin dan eksokrin. Sistem saraf otonom terdiri dari dua divisi-
sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Serat-serat saraf simpatis berasal dari daerah torakal
dan lumbal korda spinalis. Sebagian besar serat praganglion simpatis berukuran sangat
pendek, bersinaps dengan badan sel neuron pascaganglion di dalam ganglion yang terdapat di
rantai ganglion simpatis (sympathetic trunk) yang terletak di kedua sisi korda spinalis. Serat
pascaganglion panjang berasal dari rantai ganglion itu berakhir di organ-organ efektor.
Sebagian serat praganglion melewati rantai ganglion tanpa membentuk sinaps dan kemudian
berakhir di ganglion kolateral simpatis yang terletak sekitar separuh jalan antara SSP dan
organ-organ yang dipersarafi, dengan serat pascaganglion menjalani jarak sisanya.
4
Serat-serat praganglion parasimpatis berasal dari daerah cranial dan sacral SSP
(Sebagian saraf kranialis mengandung serat parasimpatis) serat-serat ini berukuran lebih
panjang dibandingkan dengan serat praganglion simpatis karena serat-serat itu tidak terputus
sampai mencapai ganglion terminal yang terletak di dalam atau dekat organ efektor. Serat-
serat pascaganglion yang sangat pendek berakhir di sel-sel organ yang bersangkutan itu
sendiri.
Serat-serat praganglion simpatis dan parasimpatis mengeluarkan neurotransmitter
yang sama,yaitu asetilkolin (ACh),tetapi ujung-ujung pascaganglion kedua sistem ini
mengeluarkan neurotransmiter yang berlainan (neurotransmitter yang mempengaruhi organ
efektor). Serat-serat pascaganglion parasimpatis mengeluarkan asetilkolin. Dengan demikian,
13

seratserat itu,bersama dengan semua serat praganglion otonom,disebut serat koligernik.
Sebaliknya,sebagian besar serat pascaganglion simpatis disebut serat adregenik, karena
mengeluarkan noradrenalin, lebih umum dikenal sebagai noripinefrin. Baik asetilkolin
maupun norepinefrin juga berfungsi sebagai zat perantar kimiawi di bagian tubuh lainnya.
Serat-serat otonom pascaganglion tidak berakhir di sebuah tonjolan seperti kepala
sinaps,namun cabang-cabang terminal dari serat otonom mengandung banyak tonjolan, atau
varicositiwes, yang secara simultan mengeluarkan neurotransmitter ke daerah luas pada organ
yang dipersarafi dan bukan ke sebuah sel. Pelepasan neurotransmitter yang bersifat difus ini
disertai kenyataan bahwa di otot polos atau jantung setiap perubahan aktivitas listrik akan
disebarkan melalui gap junction,memiliki arti bahwa keseluruhan organ biasanya dipengaruhi
aktivitas otonom,bukan sel satu persatu.
4





Cara kerja saraf simpatik selalu berlawanan dengansaraf parasimpatik (bersifat antagonis).
4
Tabel 1. Persarafan otonom
Simpatis Parasimpatis
memperbesar pupil mata
menghambat keluarnya air ludah
(saliva)
meningkatkan ekskresi keringat dan
sekresi getah pancreas
menghambat sekresi enzim pada
kelenjar pencernaan
menghambat kontraksi kandung
kemih (vesica urinaria)
mengecilkan pupil mata
membantu (stimulasi) keluarnya air
ludah (saliva)
menurunkan ekskresi keringat dan
sekresi getah pancreas
menstimulasi sekresi enzim pada
kelenjar pencernaan
mengerutkan kantung kemih (vesica
urinaria)
14

mempercepat denyut jantung
menambah volume darah
memperbesar pembuluh darah
koroner
mempersempit pembuluh darah
arteri paru-paru dan arteri pada
organ kelamin
melebarkan cabang tenggorok
(bronkhia)
mengkerutkan kura (limpa)
menyebabkan kontraksi
memperlambat denyut jantung
mengurangi volume darah
mempersempit pembuluh darah
koroner
memperbesar pembuluhmdarah
arteri paru-paru dan arteri pada
organ kelamin
mempersempit cabang





Hubungan Emosi dengan Persarafan Otonom
Secara sederhana peristiwa emosional dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama,
tentunya adalah diterimanya impuls sensorik berupa rangsang emosi. Selanjutnya impuls
tersebut diteruskan ke hypothalamus sebagai pusat pengatur sistem saraf otonom. Dari
hypothalamus, impus tersebut kemudian diteruskan lagi ke sistem limbik dan korteks
serebral. Disini kemudian terjadi saling pengaruh-mempengaruhi yang dapat menimbulkan
respon. Respon tersebut ada macam-macam. Ada otonomik respon dimana yang berperan
adalah saraf simpatik yang kerjanya dalam kondisi terancam, terdapat rumus fight-or-
flight, yang kemudian akan mempengaruhi sistem endokrin untuk bekerja, yaitu berupa
sekresi hormon yang berkaitan, misalnya adrenalin. Dan yang teakhir adalah respon perilaku.
Respon perilaku ini terjadi jika ada peningkatan emosi, sehingga kerja saraf simpatis
meningkat. Jika sampai medula adrenal terangsang, maka akan disekresikanlah epinefrin dan
norepinefrin dari medula adrenal tersebut ke seluruh tubuh, terutama ke bagian ektremitas
untuk kemudian diteruskan sebagai respon.
6
Emosi
Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri
individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang,
sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku
menangis.
15

Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi
merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat
merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu
perilaku intensional manusia.
Emosi pun merupakan suatu aspek psikis yang berkaitan dengan perasaan dan
merasakan. Misalnya merasa senang, sedih, kesal, jengkel, marah, tegang dan lain-lain.
Emosi pada diri seseorang berhubungan erat dengan keadaan psikis tertentu yang distimulasi
baik oleh faktor dari dalam atau internal maupun faktor dari luar atau eksternal.
Gejolak emosi dapat bervariasi dari skala yang paling menyenangkan sampai pada
skala yang paling tidak menyenangkan. Skala emosi yang paling menyenangkan adalah
kegembiraan yang meluap-luap, sementara skala emosi yang paling tidak menyenangkan
adalah kemarahan atau kesedihan yang mendalam. Kegembiraan dan kemarahan dapat
berlangsung sejenak, dapat pula berlangsung lama. Namun demikian, gejolakemosi berupa
kesedihan atau kekecewaan biasanya cenderung berlangsung lama.
Gejolak emosi apapun itu, dapat berpengaruh terhadap kefaalan tubuh, sehingga
mempengaruhi keseimbangan psikofisiologis. Karena adanya kesatuan antara aspek psikis
dan aspek fisik, maka terkadang emosi yang berlebihan dapat memacu pengaruh pada aspek-
aspek fisiologis. Misalnya, kegembiraan yang berlebihan dapat membuat perubahan fisiologis
seperti jantung berdebar-debar, ekskresi airmata, dan lain-lain. Begitupun sebaliknya, jika ada
seseorang mengalami emosi negatif seperti marah, sedih atau kecewa yang mendalam, maka
akan berpengaruh pula terhadap fisiologis tubuh, misalnya denyut jantung nadi yang
meninggi, detak jantung yang meningkat, berkeringat, dan sebagainya.
6
Prosesn Hantaran Implus ke Saraf
Proses hantaran impuls pada saraf dimulai dengan terjadinya potensial aksi. Pada
awalnya, serabut saraf mendapatkan stimulus yang cukup, sehingga mengakibatkan gerbang
Na+ terbuka. Kemudian, ion Na+ bermuatan positif ini bergerak ke dalam sel, mengubah
potensial istirahat (polarisasi) menjadi potensial aksi (depolarisasi). Ditunjukan dengan
pergeseran diferensial dari -65 mV ke puncak listrik (potensial puncak) yang hampir
mencapai +40 mV. Depolarisasi juga menyebabkan terbukanya lebih banyak lagi gerbang
natrium, yang kemudian akan mempercepat respons dalam siklus umpan balik positif.
16

Setelah inisiasi, potensial aksi menjalar di sepanjang serabut saraf dengan kecepatan
dan amplitudo yang tetap. Arus listrik lokal yang menyebar ke area membran yang
berdekatan. Hal ini menyebabkan gerbang natrium membuka dan mengakibatkan gelombang
depolarisasi menjalar sepanjang saraf. Dengan cara ini, sinyal atau impuls saraf ditransmisi
dari satu sisi dalam sistem saraf ke sisi lain. Pada tahap inilah kita kenal dengan peristiwa
sinaps (transmisi sinaptik).
Sinaps adalah sisi (penghubung/junction) yang tidak berdekatan), tempat
berlangsungnya pemindahan impuls dari ujung akson suatu neuron ke neuron lain atau ke
otot atau ke kelenjar. Pada transmisi dari neuron ke neuron, hubungannya dapat berasal dari
akson suatu neuron ke dendit, ke badan sel atau ke akson neuron yang kedua. Neuron
presinaptik membawa impuls menuju sinaps, sedangkan neuron postsinaptik membawa
impuls menjauhi sinaps. Ada dua jenis sinaps, yaitu sinaps kimiawi dan sinaps listrik.
a. Sinaps kimiawi
Pada sinaps kimiawi, suatu neurotransmitter (zat kimia) dilepas dari terminal akson
presinaptik, mengalir menyeberangi celah sinaptik dan melekat pada reseptor
membran postsinaptik. Ujung akson presinaptik disebut terminal bouton. Ujung ini
melepas neurotransmitter dari vesikel sinaptik saat potensial aksi mencapai terminal,
saluran ion kalsium terbuka dan ion kalsium memasuki terminal bouton. Ion kalsium
memfasilitasi aliran neurotransmitter saat menyeberangi celah sinaptik dan melekat
pada reseptor postsinaptik. Transmisi zat kimia bersifat satu arah karena
neurotransmitter hanya dilepas dari neuron presinaptik. Ada dua jenis sinaps kimiawi
yaitu sinaps eksitatoris dan sinaps inhibitorik. Kalau yang sinaps eksitatorik itu
beberapa neurotransmitter mengeksitasi neuron postsinaptik, menyebabkan
depolarisasi dan mengakibatkan terbentuknya potensial postsinaptik eksitatoris.
Sedangkan sinaps inhibitorik itu, neurotransmitternya menyebabkan peningkatan
potensial istirahat neuron postsinaptik bersifat inhibitorik; neorotransmitter ini
membuat postsinaptik lebih bermuatan negatif akibat penurunan permeabilitas
membran terhadap aliran masuk Na+ dan meningkatkan permeabilitas membran
terhadap aliran keluar ion K+. Peningkatan negativitas internal ini disebut
hiperpolarisasi dan mengakibatkan terbentuknya potensial postsinaptik inhibitorik.
Pada sinaps kimiawi ini ada terdapat suatu istilah, yaitu waktu tunda sinaptik. Waktu
tunda sinaptik adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyebrangi sutau sinaps
kimiawi. Dibutuhkan waktu lebih banyak untuk pelepasan, difusi, penerimaan dan
17

untuk melihat pengaruh neurotransmitter terhadap sebuah sinaps daripada waktu yang
dibutuhkan untuk perambatan potensial aksi di sepanjang serabut saraf tersebut.
Selain itu, ada efek transmisi kimia pada neuron postsinaptik adalah perambahan
jumlah dan jenis neurotransmitter yang mencapai membran postsinaptik. Ada tiga
jenis sumasi, yaitu :
Sumasi temporal adalah penambahan jumlah neurotransmitter karena adanya
peningkatan frekuensi stimulasi oleh satu atau beberapa neuron postsinaptik.
Sumasi spasial adalah stimulasi pada penambahan jumlah terminal presinaptik
eksitatoris untuk menambah jumlah neurotransmitter.
Jika potensial postsinaptik eksitatoris dan potensial postsinaptik inhibitorik
mengenai membran postsinaptik, maka hasilnya eksitasi atau inhibisi ditentukan
melalui penjumlahan aljabar efek eksitatoris dan inhibitorik, sumasi temporal dan
sumasi spasial.
Adapun molekul neurotransmitter yang dilepas ke dalam celah sinaptik harus segera
diinaktivasi agar repolarisasi neuron postsinaptik dapat terjadi untuk lintasan impuls
selanjutnya. Neurotransmitter dapat diinaktivasi oleh kerja enzim. Molekul
neurotransmitter dapat ditarik kembali ke dalam neuron yang melepaskannya dan
diperbaharui untuk penggunaan tambahan. Neurotransmitter dapat berdifusi secara
pasif menjauihi celah sinaptik. Sebuah sinaps merupakan subjek keletihan setelah
stimulasi berulang dengan kecepatan tinggi. Setelah beberapa milidetik, kecepatan
output neuron postsinaptik berkurang, walaupun neuron presinaptik masih
melontarkan ion. Di otak, keletihan sinaptik berperan sebagai mekanisme presinaptik
merupakan alasan utama di balik keletihan sinaptik, tetapi inaktivasi pada reseptor
membran neuron postsinaptik dapat juga menjadi suatu penyebab. Pada sinaps
kimiawi ini, ada suatu bahan yang bernama neuromodulasi. Neuromodulasi ini adalah
zat kimia seperti hormon yang dapat meningkatkan atau mengurangi respons sinaptik.
Zat ini dapat bekerja pada sisi presinaptik atau postsinaptik.
b. Sinaps listrik
Jika dua sel yang dapat tereksitasi berhubungan melalui aliran arus listrik langsung
pada suatu area dengan tahanan listrik rendah, maka sinaps tersebut dinamakan sinaps
listrik. Gap junction (sambungan celah) menghubungkan pasangan sel yang
18

bermuatan listrik. Sambungan ini dianggap memiliki tahanan listrik yang rendah.
Sinaps listrik tidak memiliki waktu tunda sinaptik yang terdapat pada sinaps kimiawi.
Sinaps listrik ini ditemukan di otot polos, otot jantung dan otak. Pada umumnya
sinaps listrik memungkinkan terjadinya transmisi dua arah, bukannya satu arah seperti
pada sinaps kimiawi.
1
Kesimpulan
Berdebar terjadi karena dipengaruhi oleh emosi dan sistem otonom.. Mekanisme kerja
otonom dipengaruhi oleh potensial aksi dan neurotransmiter. Fungsi saraf simpatis berhubungan
sangat erat dengan medulla adrenal yang distimulasi saraf simpatis. Sistem saraf ini
membantu tubuh berespon terhadap emosi maka kerja saraf-saraf simpatis pada SSO akan
meningkat sehingga menghasilkan respon berupa jantung yang berdetak lebih cepat.
Daftar Pustaka
1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004.p.154-99.
2. Junqueira, Carlos L,Carneiro J. Histologi dasar, teks dan atlas. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2003.h69-71.
3. Fawcett DW. Buku ajar histologi.Edisi ke-12.Jakarta : EGC.2002.
4. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. edisi:6. Jakarta: EGC,2011
5. Guyton,Hall. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC;2007.h145-146.
6. Gunarsa, Singgih D. Psikologi olahraga prestasi. Jakarta : Penerbit Gunung Mulia ;
2008.h.62

Anda mungkin juga menyukai