Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013 v

adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah


menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat
visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan indikator
kinerja dan target yang akan dicapai, serta rencana pendanaan dalam
tahun 2010-2014, yang selanjutnya menjadi acuan dalam penyusunan
Kebijakan Pengawasan (Jakwas) dan Penetapan Kinerja (Tapkin) setiap tahun.
Visi BPKP adalah menjadi Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan
Terpercaya, untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara yang
Berkualitas. Sebagai auditor Presiden, BPKP berperan membantu pemerintah
dalam meningkatkan akuntabilitas keuangan negara, mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik, serta membantu upaya pencegahan dan
pemberantasan korupsi sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN 2010-2014.
Untuk mewujudkan visinya, BPKP memiliki empat misi, yaitu
(1) menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN;
(2) membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern
pemerintah; (3) mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah
yang profesional dan kompeten; serta (4) menyelenggarakan sistem dukungan
pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/ pemerintah.
Dalam mencapai visi dan misi tersebut, BPKP menetapkan enam tujuan
strategis yang akan dicapai dalam tahun 2010-2014, yaitu (1) meningkatnya
kualitas akuntabilitas keuangan negara; (2) meningkatnya tata pemerintahan
yang baik; (3) mendorong terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan
memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara;
(4) mendorong tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian
intern pemerintah; (5) meningkatkan kapasitas aparat pengawasan intern
pemerintah yang profesional dan kompeten; dan (6) mendorong
terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi
Presiden/ pemerintah.
B
RINGKASAN
EKSEKUTIF


vi LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013

RINGKASAN EKSEKUTIF
Untuk mencapai tujuan strategis di atas, BPKP telah merumuskan delapan
sasaran strategis dan menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) dominan
sebagai dasar pengukuran capaian sasaran strategis.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPKP Tahun 2013
ini merupakan salah satu media yang menunjukkan kesiapan BPKP untuk
mampu menjawab pertanyaan atas pencapaian kinerja tahun 2013. LAKIP juga
dimanfaatkan sebagai alat kendali dan alat pengukuran kinerja secara
kuantitatif menuju terwujudnya akuntabilitas keuangan negara yang
berkualitas.
Hasil penilaian atas pelaksanaan kinerja tahun 2013 menunjukkan bahwa dari
delapan sasaran strategis BPKP (2014) telah tercapai empat sasaran strategis di
tahun 2013, sementara empat sasaran strategis lain belum sepenuhnya tercapai.
Delapan sasaran strategis BPKP berikut capaiannya dapat dilihat pada Tabel
RE.1.
Tabel RE.1.
Capaian Sasaran Strategis
No. Sasaran Strategis (2014)
Capaian Sasaran
2013
1. Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan 95% LKPD Dua IKU
dominan tercapai
100%; satu IKU
dominan tercapai
97,22%
2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Sebesar
87,50%
Tercapai 88,24%
3. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada
300 IPD dan Terselenggaranya Good Governance pada 75%
BUMN/ BUMD
Satu IKU
dominan tercapai
100%, satu IKU
domianan
tercapai 80,57%
4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/ L, Pemda,
BUMN/ BUMD dalam Upaya Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Tercapai 100%
5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70%
K/ L/ Pemda
Tercapai 49,45%
6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80%
K/ L/ Pemda
Tercapai 100%
7. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan
sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar
100%
Tercapai 100%
8. Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan
Keputusan bagi Pimpinan
Tercapai 100%
Keberhasilan capaian sasaran strategis diukur dengan IKU yang
menggambarkan peran BPKP dalam memberikan nilai tambah bagi
stakeholders. Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi pengukuran

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013 vii

RINGKASAN EKSEKUTIF
atas realisasi 12 IKU yang paling memengaruhi capaian sasaran strategis (IKU
dominan) dari 45 IKU yang telah ditetapkan dalam Tapkin BPKP Tahun 2013.
Pengukuran dilanjutkan dengan analisis, khususnya terhadap IKU yang
menyimpang jauh dari targetnya. Realisasi capaian delapan sasaran strategis
tersebut di atas, adalah sebagai berikut.
1. Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95%
Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah
Capaian sasaran strategis tahun 2013 ditunjukkan oleh capaian tiga IKU
dominan, dengan realisasi sebagai berikut.
a. BPK RI telah memberikan opini WDP atas LKPP tahun 2012 sebagai hasil
reviu yang dilakukan BPKP tahun 2013. Dengan hasil tersebut, realisasi
kinerja IKU sebesar 80%, atau mencapai 100% sesuai target kinerja
sebesar 80%;
b. Jumlah Instansi Pemerintah Pusat (IPP) yang laporan keuangannya
memperoleh opini minimal WDP sebanyak 51 IPP atau terealisasi 96,23%
dari 53 IPP yang diasistensi oleh BPKP, sehingga mencapai 106,92% dari
target sebesar 90%;
c. Jumlah Instansi Pemerintah Daerah (IPD) yang laporan keuangannya
memperoleh opini minimal WDP sebanyak 427 IPD atau terealisasi
87,50% dari 488 IPD yang diasistensi oleh BPKP, sehingga capaian IKU
sebesar 97,22% dari target tahun 2013 sebesar 90%.
IKU Persentase Jumlah IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini
minimal WDP belum tercapai sesuai target disebabkan kurangnya komitmen
Pemda dalam meningkatkan kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD) dan kurangnya kualitas SDM Pemda terkait dengan pengelolaan
keuangan daerah.
2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Sebesar 87,50%
Capaian sasaran strategis tahun 2013 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan
Persentase Peningkatan Penerimaan Negara dari Hasil Pengawasan, yang
diukur dengan jumlah setoran mulai tahun 1998 sampai dengan tahun 2013
sebesar Rp35,78 triliun atau 70,59% dibandingkan dengan temuan
pemeriksaan sampai dengan tahun 2013 sebesar Rp50,69 triliun. Realisasi
IKU sebesar 70,59%, atau 88,24% dari target tahun 2013 sebesar 80%.
Belum tercapainya target antara lain disebabkan:
a. Lamanya pembahasan tripartit antara BPKP, Kementerian Keuangan,
dan Instansi Pemerintah yang diaudit;
b. Belum terbitnya regulasi mengenai harga mineral terkait adanya
pemeriksaan PNBP-Pertambangan;
c. Adanya perbedaan pendapat mengenai regulasi biaya interkoneksi
internasional.


viii LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013

RINGKASAN EKSEKUTIF
3. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal pada 300 IPD dan
Terselenggaranya Good Governance pada 75% BUMN/BUMD
Capaian sasaran strategis tahun 2013 ditunjukkan oleh capaian dua IKU
dominan, dengan realisasi sebagai berikut.
a. IKU Jumlah IPD yang Melaksanakan Pelayanan sesuai dengan Standar
Pelayanan Minimal/ Pelayanan Prima, BPKP melakukan audit kinerja
Pelayanan Pemda Bidang Pendidikan dan Kesehatan atas 222 IPD untuk
mendorong seluruh IPD tersebut mencantumkan SPM ke dalam dokumen
perencanaan. Apabila dibandingkan dengan targetnya sebanyak 200 IPD,
maka diperoleh capaian IKU sebesar 111%.
b. IKU BUMN/ BUMD/ BUL/ BLUD yang Good Corporate Governance(GCG)
atau KPI mendapat skor baik, BPKP melakukan kegiatan sosialisasi,
asistensi, assessment penerapan GCG, Key Performance Indicator (KPI), dan
audit kinerja pada BUMN/ BUMD/ BUL untuk meningkatkan tata kelola
perusahaan. Realisasi sebanyak 32 badan usaha mendapat skor baik atau
56,14% dibandingkan 57 badan usaha yang dievaluasi, sehingga capaian
IKU sebesar 86,37% dari target sebesar 65%.
Faktor yang menyebabkan belum tercapainya target IKU BUMN/ BUMD/
BUL/ BULD yang GCG atau KPI mendapat skor baik adalah lain mulai
tahun 2013 diterapkan indikator/ parameter baru untuk penilaian GCG
sesuai Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-01/ MBU/ 2011 tentang
Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance)
pada Badan Usaha Milik Negara dan Surat Keputusan Sekretaris
Kementerian BUMN Nomor 16 tahun 2012, sehingga capaian skor dan
kategori GCG baik menjadi lebih sulit.
4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD
dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Capaian sasaran strategis tahun 2013 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan
Persentase Pemahaman dan Kepedulian atas Permasalahan Korupsi, yang
diukur berdasarkan rata-rata hasil survei pemahaman dan kepedulian
masyarakat peserta sosialisasi program anti korupsi terhadap bahaya
korupsi dengan realisasi sebesar 96,15%, atau mencapai 124,87% dari target
sebesar 77%.
5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
Capaian sasaran strategis tahun 2013 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan
Realisasi Persentase K/ L dan Pemda yang telah Menyelenggarakan SPIP
Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008, diukur berdasarkan jumlah
K/ L/ Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opini WTP sebanyak
181 K/ L/ Pemda (62 K/ L dan 119 Pemda) atau 29,67% dari jumlah seluruh
K/ L/ Pemda sebanyak 610 K/ L/ Pemda (86 K/ L dan 524 Pemda), sehingga
capaian IKU sebesar 49,45% dari target sebesar 60%.
Hambatan pencapaian target IKU antara lain disebabkan kurang SDM di
K/ L/ Pemda yang memahami penyelenggaraan SPIP sesuai PP Nomor 60

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013 ix

RINGKASAN EKSEKUTIF
Tahun 2008 dan terbatasnya sumber daya BPKP untuk melakukan
pembinaan.
6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang
Profesional dan Kompeten pada 80% K/L/Pemda
Capaian sasaran strategis tahun 2013 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan
Realisasi Jumlah Unit APIP yang Telah Menerapkan Jabatan Fungsional
Auditor (JFA), diukur dari jumlah unit APIP yang telah menerapkan JFA.
Sampai dengan tahun 2013, jumlah unit APIP yang telah menerapkan JFA
adalah 533 unit atau terealisasi 106,60% dari target sebanyak 500 unit,
sehingga mencapai 142,13% dari target sebesar 75%.
7. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan
Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%
Capaian sasaran strategis tahun 2013 ditunjukkan oleh dua IKU dominan,
dengan realisasi sebagai berikut.
a. IKU Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi,
diukur dengan membandingkan antara realisasi penugasan pengawasan
terhadap rencana penugasan pengawasan yang ditetapkan. Pada
tahun 2013, jumlah realisasi penugasan 12.420 PP atau 92,96% dari 13.360
rencana penugasan, sehingga mencapai 109,36% dari target sebesar 85%.
b. IKU Tingkat Opini BPK RI terhadap Laporan Keuangan BPKP diukur
100% jika predikat opini BPK RI adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Pada tahun 2013, opini BPK RI terhadap Laporan Keuangan BPKP Tahun
Anggaran 2012 adalah WTP sehingga realisasi 100% sesuai dengan target.
8. Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Bagi
Pimpinan
Capaian sasaran strategis tahun 2013 ditunjukkan oleh capaian IKU
dominan, Terimplementasinya Sistem Informasi untuk Mendukung
Pengambilan Keputusan Internal (manajemen BPKP) yang telah
direalisasikan dengan pengembangan sistem informasi eksekutif (dashboard),
sistem datawarehouse, aplikasi transaksi, aplikasi lanjutan, dan infrastruktur
teknikal, dengan rata-rata tingkat kematangan implementasi sistem sebesar
74,60% atau mencapai 113% dari target sebesar 66% pada tahun 2013.
Selain pencapaian sasaran strategis tersebut di atas, beberapa prestasi BPKP
Tahun 2013 dapat disebutkan sebagai berikut.
a. Memeroleh predikat A (sangat baik) dengan nilai 75,24 atas penerapan
SAKIP BPKP tahun 2013 dari hasil evaluasi Kementerian PAN dan RB;
b. Mempertahankan opini WTP dari BPK RI atas penyajian Laporan Keuangan
BPKP Tahun 2012;
c. Memeroleh FutureGov award sebagai salah satu instansi terbaik dalam
manajemen informasi yang diberikan oleh FutureGov, sebuah lembaga
internasional mengenai kajian pemerintahan yang berpusat di Singapura;
d. Mendapat penghargaan sebagai instansi terbaik kedua dalam kinerja
pengelolaan BMN yang diberikan oleh Kementerian Keuangan;

x LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013

RINGKASAN EKSEKUTIF
e. Mendapat Akreditasi A untuk pendidikan pelatihan pengadaan barang dan
jasa dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah (LKPP)
serta untuk pendidikan dan pelatihan kedinasan dari LAN;
f. Menghasilkan rekomendasi yang dimanfaatkan Presiden dan telah
ditindaklanjuti atas kegiatan Evaluasi Tindak Lanjut Hasil Audit dan
Perhitungan Nilai Buku Proyek Asahan (PT Inalum) Porsi Nippon Asahan
Alumunium (NAA) per 31 Oktober 2013; dan
g. Sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 untuk pengawasan
Optimalisasi Penerimaan Negara.
Keseluruhan program yang dilaksanakan BPKP pada tahun 2013 menggunakan
dana sebesar 1.068.258.729.000,00 atau 95,42% dari anggaran sebesar
Rp1.119.517.794.000,00.
Secara umum, empat sasaran strategis dalam tahun 2013 telah tercapai sesuai
dengan yang ditargetkan, dengan faktor pendukung antara lain sebagai
berikut.
a. BPKP proaktif menjalin kerjasama melalui Memorandum of Outstanding
(MoU) dengan K/ L dalam meningkatkan akuntabilitas keuangan negara;
b. Meningkatnya kemampuan IPP dalam menyusun Laporan Keuangan;
c. Komitmen Pemda untuk mencantumkan SPM dalam RPJMD/ RKPD;
d. Meningkatnya kerjasama dengan World Bank dalam mendukung BPKP
menghasilkan strategic recommendation;
e. Sosialisasi yang efektif kepada para calon penerima bansos/ hibah dan
mahasiswa untuk ikut berperan aktif dalam usaha pemberantasan korupsi;
f. Komitmen yang tinggi dari BPKP dalam upaya penerapan JFA pada unit
APIP;
g. Komitmen seluruh satuan kerja dalam melaksanakan akuntabilitas
pengelolaan anggaran sesuai dengan sistem akuntansi pemerintahan.
Untuk mengoptimalkan pencapaian segenap sasaran strategis pada akhir masa
Renstra, diperlukan upaya dan kerja yang sungguh-sungguh serta sistematis
antara lain:
1. Mengintensifkan upaya persuasif dan koordinasi untuk membangun
komitmen Pemda membuat rencana tindak dalam rangka meningkatkan
kualitas opini BPK RI atas laporan keuangan;
2. Peningkatan penerimaan negara, antara lain melalui:
a. Meningkatkan kualitas pengawasan sesuai sertifikat Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2008 yang telah diterima;
b. BPKP proaktif untuk memantau dan mengevaluasi tindak lanjut atas
temuan pengawasan.
3. Meningkatkan pemberian konsultansi tahun 2014 dalam rangka
peningkatan penerapan GCG pada BUMN khususnya dalam menyikapi
adanya perubahan peraturan penilaian penerapan GCG;
4. Mengintensifkan penyelenggaraan diklat/ workshop terkait dengan
penyelenggaraan SPIP;
5. Meninjau ulang penetapan target tahunan IKU yang capaiannya di bawah
100%.

Anda mungkin juga menyukai