Anda di halaman 1dari 2

Client Representation Letter

May 6, 2016/0 Comments/in Artikel, Auditing, Kultweet /by gogo

Oleh: Nila Munana, Yunika Dewi Lestari, Khairurrijal Ibrahim

Tahukah kamu tentang Surat Pernyataan Langganan (Client Representation Letter) atau


sering disebut dengan Management Letter? Dalam suatu general audit, akuntan publik pada
akhir pemeriksaannya harus mengeluarkan laporan akuntan publik yang terdiri dari
pendapat auditor mengenai kewajaran laporan keuangan klien dan laporan keuangan yang
telah diaudit.  Namun, sebelum laporan audit diserahkan kepada klien, auditor harus
meminta CRL terlebih dahulu.
Nah, tanggal yang tertera pada CRL ini harus sama dengan tanggal selesainya pemeriksaan
lapangan dan tanggal laporan akuntan publik. CRL ini juga harus ditandatangani pejabat
perusahaan yang berwenang seperti direktur utama. CRL  adalah  surat yang dibuat oleh
klien dan ditunjukan kepada KAP yang berisi pernyataan mengenai beberapa hal yang
penting, seperti:
1. Manajemen harus bertanggung jawab terhadap kewajaran penyajian laporan
keuangan perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi.
2. Semua data baik catatan akuntansi seperti Jurnal, General Ledger hingga Laporan
Posisi Keuangan dan juga catatan non akuntansi seperti notulen rapat direksi, akta
perusahaan, dan SOP yang diperlukan dalam plaksanaan audit seluruhnya diperlihatkan
kepada auditor.
3. Lalu ada juga penjelasan mengenai pos-pos laporan keuangan, misalnya
 Piutang yang disajikan di Laporan Posisi Keuangan semuanya bisa tertagih
atau sudah dibuatkan penyisihan yang cukup.
 Aset tetap yang tercantum di Laporan Posisi Keuangan semuanya milik
perusahaan dan dicatat berdasarkan harga perolehannya. #CRL
 Utang yang tercantum di Laporan Posisi Keuangan betul-betul merupakan
liabilitas perusahaan.
4. Dalam #CRL juga dapat menyatakan ada atau tidaknya aset perusahaan yang
dijadikan jaminan atas kredit yang diperoleh dari bank.
5. Menyatakan ada atau tidaknya transaksi-transaksi hubungan istimewa (related party
transactions) dengan perusahaan induk atau subsidiary. Misalnya, untuk transaksi
pembelian atau penjualan, maka harus dinyatakan bahwa transaksi tersebut dilakukan
dengan harga pasar yang wajar.

Manfaat CRL bagi KAP sangat besar, terlebih jika terjadi kasus antara akuntan publik dan
klien dalam proses audit berlangsung. Apalagi jika kasus tersebut sampai ke ranah hukum,
maka CRL ini dapat menjadi alat bukti yang sah bagi akuntan publik. Misalnya, klien
memberikan data keuangan palsu sehingga menghasilkan laporan keuangan yang dapat
merugikan para penggunanya. Karena merasa dirugikan, para pengguna laporan keungan
ini mengajukan tuntutan kepada akuntan publik sebagai pihak yang independen. Intinya jika
terjadi kasus dalam audit dan akuntan publik tidak memiliki CRL, maka ia bisa disalahkan di
pengadilan dan harus membayar ganti rugi. Atau bahkan bisa dicabut izin praktiknya oleh
Menteri Keuangan. Selanjutnya, IAPI menyatakan dalam Standar Profesional Akuntan Publik
(PSA No.17) bahwa CRL umumnya meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Tersedianya catatan keuangan dan data yang berkaitan.


2. Tidak terdapat kesalahan dalam laporan keuangan dan transaksi yang tidak tercatat.
3. Informasi mengenai transaksi antarpihak yang mempunyai hubungan istimewa.
4. Ketidakberesan yang melibatkan karyawan dan manajemen.
5. Pengungkapan saldo kompensasi atau perjanjian yang menyangkut pembatasan
terhadap saldo kas dan pengungkapan line-of-credit.
6. Hak atas aset, hak gadai atas aset, dan aset yang dijaminkan dengan adanya
perjanjian untuk membeli kembali aset yang sebelumnya dijual.
7. Rugi dari komitmen pembelian untuk jumlah persediaan yang melebihi kebutuhan
atau pada harga diatas harga pasar.
8. Terakhir yaitu Liabilitas lain dan laba atau rugi bersyarat yang harus diungkapkan.

Kesimpulannya, CRL ini bisa menjadi pertimbangan akuntan publik dalam memberikan opini.
CRL ini juga bisa menjadi alat bukti yang kuat apabila terjadi penyimpangan oleh klien
dalam masa pelaksanaan audit.

Penyunting Tulisan: Malinda Sari Sembiring

Anda mungkin juga menyukai