Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Client Representation Letter
2. Kegunaan Client Representation Letter
3. Isi dari Client Representation Letter
4. Contoh Client Representation Letter
1.3 Tujuan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Client Representation Letter


Dalam suatu general audit/financial audit (pemeriksaan umum), akuntan public
pada akhir pemeriksaannya harus mengeluarkan laporan akuntan public yang terdiri
dari pendapat auditor (auditors opinion) mengenai kewajaran laporan keuangan klien
dan laporan keuangan yang telah diaudit, yang merupakan tanggung jawab
manajemen (klien).
Namun demikian, sebelum laporan audit diserahkan kepada klien, auditor harus
meminta surat pernyataan langganan (client representation letter), dan klien harus
memberikannya.
Tanggal surat pernyataan langganan harus sama dengan tanggal tanggal
selesainya pemeriksaan lapangan (audit field work) dan tanggal laporan akuntan
public.
Tanggal tersebut menunjukkan sampai batas waktu mana auditor harus
menjelaskan hal-hal atau kejadian penting sesudah tanggal neraca.
Surat pernyataan langganan tersebut harus ditandatangani pejabat perusahaan
(klien) yang berwenang, biasanya Direktur Keuangan dan Akuntansi atau Direktur
Utama dan ditik diatas kop surat klien, walaupun konsep surat tersebut disiapkan oleh
kantor akuntan public.
Jadi, surat pernyataan langganan surat yang dibuat oleh klien, ditujukan kepada
kantor akuntan public, yang berisi pernyataan mengenai beberapa hal yang penting,
antara lain :

1. Bahwa manajemen menyadari, merekalah yang bertanggung jawab terhadap


kewajaran penyajian laporan keuangan perusahaan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (Standar Akuntansi Keuangan).
2. Bahwa semua data, catatan akuntansi, notulen rapat direksi dan pemegang
saham serta informasi-informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan audit,
seluruhnya sudah diperlihatkan kepada akuntan public dan tidak ada yang
disembunyikan.
3. Penjelasan mengenai pos-pos laporan keuangan, misalnya :
Piutang yang disajikan di neraca semuanya bisa tertagih atau sudah
dibuatkan penyisihan yang cukup untuk piutang yang diragukan bisa

tertagih.
Aktiva tetap yang tercantum di neraca semuanya merupakan milik

perusahaan dan dicatat berdasarkan harga perolehannya.


Hutang yang tercantum di neraca betul-betul merupakan kewajiban
perusahaan dan tidak ada hutang atau kewajiban kepada pihak ketiga yang

belum dicantumkan di neraca.


4. Menyatakan ada atau tidaknya aktiva perusahaan yang dijadikan jaminan atas
kredit yang diperoleh dari bank. Jika ada aktiva yang dijadikan jaminan, harus
dijelaskan aktiva apa saja yang dijaminkan dan dijaminkan kepada siapa.
5. Menyatakan ada atau tidaknya kewajiban bersyarat (contingent liability) per
tanggal neraca. Kalau ada harus dijelaskan dalam bentuk apa.
Contingent liability adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga yang
mungkin terjadi, mungkin juga tidak terjadi, tergantung pada kejadian di periode yang
akan datang.
Contingent liability bisa berasal dari pendiskontoan wesel tagih atau jika ada
tuntutan terhadap perusahaan di pengadilan yang pada tanggal neraca, belum ada
keputusan hukum dari pengadilan tersebut.

6. Menyatakan ada atau tidaknya transaksi-transaksi hubungan istimewa (related


party transaction) dengan perusahaan induk ( holding company) atau
perusahaan afiliasi.
Jika ada hubungan transaksi istimewa, misalnya dalam bentuk pembelian atau
penjualan barang dagangan antar perusahaan dalam satu group, maka harus
dinyatakan bahwa transaksi tersebut dilakukan dengan harga pasar yang wajar (arms
length transactions), dan harus dijelaskan juga berapa jumlah transaksi tersebut.
7. Menyatakan ada atau tidaknya kejadian penting sesudah tanggal neraca yang
mempunyai pengaruh yang penting atau material terhadap kewajaran laporan
keuangan, misalnya terjadinya kebakaran sesudah tanggal neraca namun
sebelum laporan akuntan diterbitkan.
8.
2.2 Kegunaan Client Representation Letter
Manfaat client representation letter bagi kantor akuntan public sangat besar
sekali. Misalnya jika ternyata klien tidak mencatat transaksi perusahaan secara
keseluruhan atau ada bukti-bukti yang disembunyikan/tidak diperlihatkan kepada
kantor akuntan, sehingga ada pihak-pihak yang menggunakan laporan keuangan klien
dan merasa dirugikan lalu mengajukan tuntutan kepada akuntan public di pengadilan.
Dalam hal ini akuntan public dapat menunjukkan surat pernyataan langganan tersebut
sebagai bukti di pengadilan, sehingga tidak bisa disalahkan.
Jika akuntan public tidak memiliki surat pernyataan langganan, maka ia bisa
disalahkaan di pengadilan dan harus membayar ganti rugi atau dicabut izin
prakteknya oleh Menteri Keuangan jika terbukti lalai dalam melakukan
pemeriksaannya sehingga merugikan pihak lain.

2.3 Isi Dari Client Representation Letter


Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan dalam Standar Profesional Akuntan
Public (PSA No. 17), bahwa surat pernyataan langganan (representasi tertulis)
umumnya meliputi hal-hal berikut, jika dimungkinkan :
a. Pengakuan manajemen mengenai tanggung jawabnya untuk menyajikan
laporan keuangan secara wajar, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan
ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia.
b. Tersedianya catatan keuangan dan data yang berkaitan.
c. Kelengkapan dan tersedianya semua notulen rapat pemegang saham, direksi
dan dewan komisaris.
d. Tidak terdapat kesalahan dalam laporan keuangan dan transaksi yang tidak
tercatat.
e. Informasi mengenai transaksi antar pihak yang memiliki hubungan
istimewa dan piutang atau utang antar pihak yang memiliki hubungan
istimewa.
f. Ketidakpatuhan dengan pasal-pasal perjanjian kontrak yang mungkin
berdampak terhadap laporan keuangan.
g. Informasi mengenai peristiwa kemudian.
h. Ketidakberesan yang melibatkan manajemen dan karyawan.
i. Komunikasi dari instansi pemerintah mengenai ketidakpatuhan terhadap
atau kelemahan dalam praktik laporan keuangan.
j. Rencana atau maksud yang mungkin akan mempengaruhi nilai atau
klasifikasi aktiva atau kewajiban.
k. Pengungkapan saldo kompensasi atau perjanjian yang menyangkut
pembatasan terhadap saldo kas, dan pengungkapan line-of-credit atau
perjanjian yang serupa.
l. Pengurangan kelebihan atau keusangan persediaan menjadi nilai yang dapat
direalisasikan.
m. Rugi dari komitmen penjualan.
n. Hak atas aktiva, hak gadai atas aktiva, dan aktiva yang dijaminkan.

o. Perjanjian untuk membeli kembali aktiva yang sebelumnya dijual.


p. Rugi dari komitmen pembelian untuk jumlah persediaan yang melebihi
kebutuhan atau pada harga diatas harga pasar.
q. Pelanggaran atau kemungkinan pelanggaran hukum atau peraturan yang
dampaknya harus dipertimbangkan untuk diungkapkan dalam laporan
keuangan atau sebagai dasar untuk mencatat rugi bersyarat.
r. Kewajiban lain dan laba atau rugi bersyarat yang harus diungkapkan.
s. Tuntutan yang tidak diungkapkan meskipun telah diberitahukan
kemungkinannya oleh penasehat hukum klien.
t. Hak atau perjanjian pembelian kembali saham perusahaan atau modal
saham yang disisihkan untuk hak pembelian saham, warrant, konversi, atau
persyaratan lainnya.

2.4 Contoh Client Representation Letter


Berikut ini akan disajikan contoh dari surat pernyataan langganan dalam bahasa
Indonesia :
Jakarta, 26 februari 2012
No: 13/11/2012
Hal: Representation Letter
Kepada Yth,
Kantor Akuntan Dra. Astrid Krisanti, M. M.
Jl. Tanjung Duren Barat No. 2R
Jakarta 11470

Dengan hormat,
Hal:

Pernyataan laporan keuangan konsolidasi untuk periode yang berakhir


pada tanggal 31 Desember 2011, dan 31 Desember 2010.
Sehubungan dengan pemeriksaan saudara atas laporan keuangan PT RENIKU

dan perusahaan anak untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal-tanggal Desember
2011 dan 2010, untuk tujuan memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan dan arus kas perusahaan dan perusahaan anak
sesuai

dengan

standar

akuntansi

yang

berlaku

umum

di

Indonesia

(ETAP/PSAK/IFRS) dengan ini kami menegaskan kepada Saudara bahwa sepanjang


pengetahuan kami, pernyataan-pernyataan berikut yang diberikan pada saat
pemeriksaan Saudara berlangsung adalah benar.

A. Umum
Kami menyaadari bahwa sebagai anggota manajemen perusahaan, kami
bertanggung jawab atas kewajaran penyajian dalam laporan keuangan mengenai
posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan
ETAP/PSAK/IFRS dan tentang pedoman penyajian laporan keuangan yang
termuat dalam keputusan ketua Bapepam LK Nomor. KEP-06/PM/2000
Tanggal 13 Maret 2000 (atau yang terbaru) yang diterapkan secara konsisten.
Kami telah memberikan semua catatan
dan data keuangan yang
berhubungan dengan hal tersebut kepada saudara sehingga laporan keuangan
yang kami sajikandapat digunakan untuk semua pihak yang berkepentingan dan
kesimpulan yang akan diambil oleh masing-masing pihak dalam pengambilan
keputusan tidak akan saling bertentangan.
Tidak ada transaksi penting yang belum dibikukan secara benar dalam
catatan pembukuan yang menjai dasar penyusunan laporan keuangan. Semua
pengeluaran dalam tahun berjalan telah mendapat persetujuan pejabat perusahaan
yang berwenanng an dikeluarkan untuk keperluan perusahaan.
Kami tidak mempunyai rencana ataupun tujuan yang dapat secara berarti
memengaruhi kewajaran nilai buku atau pengklasifikasian asset dan liabilitas.
Kami menyadari bahwa pemeriksaan saudara dilakukan sesuai dengan
standar professional akuntan public dan terutama dimaksudkan untuk
memberikan pendapat atas laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan, dan
karenanya pengujian yang saudara lakukan terhadap catatan-catatan pembukuan
maupun prosedur pemeriksaan lainnnya terbatas pada apa yang saudara anggap
perlu untuk tujuan tersebut.
B. Asset
a. Piutang
1. Semua piutang per tanggal 31 Desember 2011 dan 31 desember 2010
telah dicatat dan disajikan dalam laporan keuangan sebagaiuman
mestinya dan merupakan tagihan-tagihan yang sah terhadap debiturdebitur yang bersangkutan yang belum diterima pembayarannya pada
tanggal laporan posisi keuanga (Neraca).

2. Perusahaan tidak membuat penyisihan piutang ragu-ragu tetapi langsung


membebankan keperkiraan Laba-Rugi atas piutang yang benar-benar tak
tertagih.
3. Tidak ada piutang yang dijadikan jaminan kepada pihak bank dan pihak
ketiga linnya.
b. Persediaan
1. Perhitungan fisik terhadap persediaan perusahaan telah dilaksanakan
sebagaiman mestinya dengan disaksikan oleh akuntan public. Saldo
persediaan telah disesuaikan setelah diadakan pisah batas (cut off) atas
persediaan yang diterima maupun dikirimkan.
2. Persediaan yang dilaporkan seluruhnya merupakan barang milik
perusahaan, tidak ada barang milik orang/perusahaan lain yang
dilaporkan dalam saldo persediaan perusahaan.
3. Persediaan dinilai berdasarkan harga perolehan dengan menerapkan
metode FIFO (First In First Out) untuk persediaan bahan baku serta
metode rata-rata untuk persediaan barang jadi. Persediaan barang dalam
proses (WIP) dinilai berdasarkan tahap-tahap penyelesaian dalam proses
produksi penilaian persediaan tersebut didasarkan atas taksiran-taksiran
equivalen unit selesai dari WIP dari masing-masing tahap produksi yang
bersankutan.
c. Piutang Dalam Rangka Hubungan Khusus
Seluruh saldo debit dan saldo kredit dari hubungan rekeni bg Koran dalam
perusahaan dalam rngka hubungan khusus telah dilaporkan dalam laporan
keuangan.
d. Asset Lancar Lainnya
Semua asset lancer lainnya telah dicatat dan dilaporkan dalam laporan
kekuangan dengan jumlah dan klasifikasi sebagaiman mestinya.
e. Penyertaan Dalam Bentuk Saham
Semua penyertaan dalam bentuk saham yang mencakup 20% atau lebih yang
dimiliki perusahaan per 31 Desember 2011 telah dicatat dan dilaporkan
dalam laporan keuangan berdasarkan metode ekuitas.
f. Aset Tetap

Perusahaan menyusutkan asset tetapnya dengan menggunakan straight line


method. Seluruh asset tetap milik perusahaan per 31 Desember 2011 dan 31
Desember 2010 telah dicatat dan dilaporkan dalam laporan keuangan
berdasarkan harga perolehannya/fair market value. Sebagian dari asset tetaap
perusahaan telah dijaminkan kepada pihak bank sehubbungan dengan
perolehan fasilitas kredit jangka pendek dan jangka panjang.
g. Aset Lain-Lain
Sweluruh asset lain-lain perusahaan telah dicatat dan dilporkan sebagaimana
mestinya.
C. Liabilitas
a. Liabilitas Lancar
Semua liabilitas jangka pendek perusahaan, kepada bank dan lembaga
keuangan lainnya, maupun kepada para kreditur lainnya per tanggal laporan
posisi keuangan/neraca telah dicatat dan dilaporkan secara semestinya dalam
laporan keuangan.
Pada tanggal laporan keuangan/neraca tidak ada pelanggaran hokum atau
peraturan yang belum diselesaikan mengenai garansi, perjanjian kredit atau
perjanjian lainnya yang pengaruhnya harus dipertimbangkan untuk
diungkapkan di dalam laporan keuangan atau sebagai dasar untuk pencatatan
suatu kerugian bersyarat.
Semua liabilitas pajk dan biaya yang belum ditagih pada tanggal laporan
posisi keuangan/neraca telah diperhitungkan, dicatat, dan dilaporkan dalam
laporan keuangan.

b. Liabilitas Jangka Panjang


Semua liabilitas pada tanggal laporan posisi keuangan/neraca telah dicatat
dan laporkan sesuai dengan kenyataan yang ada di dalam laporan keuangan.
D. Ekuitas
Ekuitas yang terdiri dari modal disetor dan sisa laba rugi ditahan telah dicatat dan
dilaporkan sebagaiman mestinya dalam laporan keuangan.

E. Pendapatan, beban, dan laba rugi


Seluruh pendapatan dari kegiatan usaha maupun dari sumber-sumber lainnya
telah dicatat dan dilaporkan dalam laporan keuangan dengan menerapkan prinsip
pisah batas secara semestinya.
Penjualan diakui sebagai pendapatan pada saat penyerahan barang kepada
pembeli.
Harga pokok penjualan, beban pegawai, beban bunga. Dan seluruh beban-beban
lainnya telah dicatat dan dilaporkan di dalam laporan keuangan secara
semestinya.
Taksiran beban pajak penghasilan telah dihitung atas dasar taksiran laba kena
pajak, dan telah diperhitungkan dalam menetapkan laba netto perusahaaan untuk
periode-periode sampai dengan tanggala laporan posisi keuangan (neraca).
F. Ikatan bersyarat setelah tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
Semua ikatan bersyarat dan komitmen perusahaan yang penting, yang terjadi
sampai dengan

tanggalp laporan akuntan telah dilaporkan dan diungkapkan

dalam laporan keuangn.


G. Peristiwa penting setelah tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
Semua peristiwa penting setelah tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
samapai dengan tanggal laporan akuntan telah diungkapkan dalam laporan
keuangan.
H. Hal-hal penting lainnya
1. Seluruh hasil/risalah rapat direksi, dewan komisaris, dan pemegang saham
perusahaan sampai dengan tanggal laporan akuntan telah diperlihatkan atau
disampaikan kepada akuntan public perusahaan.
2. Samapai dengan tanggal laporan akuntan public tidak ada persengketaan
yang berhubungan dengan transaksi usaha, perjanjian pinjaman dan lainnya.
3. Tidak ada tuduhan-tuduhan yang timbul karena pelanggaran undang-undang
dan peraturan-peraturan pemerintah yang menimbulkan pengaruh yang besar
terhadap posisi keuangan maupun hasil usaha perusahaan selama periode
laporan akuntan samapai dengan tanggala laporan akuntan.
4. Seluruh transaksi perusahaan dengan pihak luar selama pperiode laporan
keuangan samapai denga tanggal laporan akuntan dilaksanakan secara wajar
serta tidak ada pejabat-pejabat perusahaan yang mempunyai kepentingan

langsung di dalam perusahaan lain yang mengadakan transaksi dengan


perusahaan.
5. Semua catatan akuntansi dan keuangan perusahaan telah diperlihatkan
kepada akuntan public perusahaan dan tidak ada yang disembunyikan.
6. Tidak ada transaksi lain dengan pihak-pihak yang berhubungan kecuali yang
telah diungkapkan di dalam laporan keuangan.

7. Tidak ada kecurangan maupun ketidakberesan yang dijumpai selama periode


laporan keuangan sampai dengan tanggal laporan akuntan.
Demikian pernyataan kami, dan atas perhatiannya kami ucapkan teri masih.
PT RENIPO

Dra. Renni Oktavia


Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai