Anda di halaman 1dari 31

Referat Hidrosefalus

Ryan Putra (406118037)


Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanagara Page 1

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal (CSS) secara aktif yang
menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak dimana terjadi akumulasi CSS yang berlebihan
pada satu atau lebih ventrikel atau ruang subarachnoid. Keadaan ini disebabkan oleh karena
terdapat ketidak seimbangan antara produksi dan absorpsi dari CSS.
Secara keseluruhan, Insidensi hidrosefalus antara 0,2-4 setiap 1000 kelahiran. Insidensi
hidrosefalus kongenital adalah 0,5-1,8 pada tiap 1000 kelahiran dan 11%-43% disebabkan
oleh stenosis aqueductus serebri. Tidak ada perbedaan bermakna insidensi untuk kedua jenis
kelamin, juga dalam hal perbedaan ras.
Hidrosefalus dapat terjadi pada semua umur. Pada remaja dan dewasa lebih sering
disebabkan oleh toksoplasmosis. Hidrosefalus infantil; 46% adalah akibat abnormalitas
perkembangan otak, 50% karena perdarahan subaraknoid dan meningitis, dan kurang dari 4%
akibat tumor fossa posterior.
Secara internasional, insiden hidrosefalus yang didapat juga tidak diketahui jumlahnya.
Sekitar 100.000 shunt yang tertanam setiap tahun di negara maju, tetapi informasi untuk
negara-negara lain masih sedikit.

2. TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan referat ini adalah untuk dapat mengetahui bagaimana definisi,
klasifikasi, diagnosis, dan tatalaksana dari hidrosefalus. Selain itu juga bertujuan untuk
memenuhi persyaratan dalam kepaniteraan klinik ilmu kesehatan anak RSUD kota Semarang.

Referat Hidrosefalus
Ryan Putra (406118037)
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanagara Page 2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. DEFINISI

Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air dan chepalon yang berarti kepala.
Hidrosefalus dapat didefinisikan secara luas sebagai gangguan pembentukan aliran atau
penyerapan LCS yang menyebabkan peningkatan volume pada CNS.

Kondisi ini juga dapat didefinisikan gangguan hidrodinamik pada LCS. Hidrosefalus akut
dapat terjadi dalam beberapa hari. Sub akut dalam mingguan dan yang kronik bulanan atau
tahunan. Kondisi-kondisi seperti atrofi serebral dan lesi destruktif fokal juga menyebabkan
peningkatan abnormal LCS dalam CNS. Pada situasi semacam ini, kehilangan jaringan
serebral meninggalkan ruangan kosong yang secara pasif akan terisi dengan LCS. Kondisi
semacam iu tidak disebabkan oleh gangguan hidrodinamik sehingga tidak diklasifikasikan
sebagai hidrosefalus.

Istilah lain yang dulu digunakan untuk kondisi tersebut adalah hidrosefalus ex vacuo.

2. EPIDEMIOLOGI

Secara keseluruhan, Insidensi hidrosefalus antara 0,2-4 setiap 1000 kelahiran. Insidensi
hidrosefalus kongenital adalah 0,5-1,8 pada tiap 1000 kelahiran dan 11%-43% disebabkan
oleh stenosis aqueductus serebri. Tidak ada perbedaan bermakna insidensi untuk kedua jenis
kelamin, juga dalam hal perbedaan ras.

Hidrosefalus dapat terjadi pada semua umur. Pada remaja dan dewasa lebih sering
disebabkan oleh toksoplasmosis. Hidrosefalus infantil; 46% adalah akibat abnormalitas
perkembangan otak, 50% karena perdarahan subaraknoid dan meningitis, dan kurang dari 4%
akibat tumor fossa posterior.
Referat Hidrosefalus
Ryan Putra (406118037)
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanagara Page 3


Secara internasional, insiden hidrosefalus yang didapat juga tidak diketahui jumlahnya.
Sekitar 100.000 shunt yang tertanam setiap tahun di negara maju, tetapi informasi untuk
negara-negara lain masih sedikit.

Kematian pada hidrosefalus yang tidak ditangani dapat terjadi oleh karena herniasi tonsil
sekunder yang dapat meningkatkan tekanan intracranial, kompresi batang otak dan sistem
pernapasan.

Pemasangan shunt telah dilakukan pada 75% dari semua kasus hidrosefalus dan di 50%
pada anak-anak dengan hidrosefalus komunikan. Pasien dirawat di rumah sakit untuk
merevisi shunt sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, untuk pengobatan komplikasi,
atau kegagalan shunt.

Kurangnya perkembangan fungsi kognitif pada bayi dan anak-anak, atau hilangnya
fungsi kognitif pada orang dewasa, dapat mejadi komplikasi pada hidrosefalus yang tidak
diobati. Hal ini dapat bertahan setelah pengobatan. Kehilangan fungsi visual dapat menjadi
komplikasi pada hidrosefalus yang tidak diobati dan dapat menetap setelah pengobatan.


3. ANATOMI DAN FISIOLOGI

CSS dibentuk di dalam system ventrikel serebrum, terutama oleh pleksus koroideus.
Masing-masing dari keempat ventrikel mempunyai jaringan pleksus koroideus, yang terdiri
atas lipatan vilosa dilapisi oleh epitel dan bagian tengahnya mengandung jaringan ikat dengan
banyak pembuluh darah. Cairan dibentuk melalui sekresi dan difusi aktif. Terdapat sumber
CSS nonkonroid, tetapi aspek pembentukan cairan ini masih belum diketahui sebelumnya.

Sistem ventrikel terdiri atas sepasang ventrikel lateral, masing-masing dihubungkan oleh
akuaduktus Sylvii ke ventrikel keempat tunggal yang terletak di garis tengah dan memiliki
tiga lubang keluar, sepasang foramen Luschka di sebelah lateral dan sebuah foramen
Referat Hidrosefalus
Ryan Putra (406118037)
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanagara Page 4

magendie di tengah. Lubang-lubang ini berjalan menuju ke sebuah system yang saling
berhubungan dan ruang subaraknoid yang mengalami pembesaran fokal dan disebut sisterna.
Sisterna pada fosa posterior berhubungan dengan ruang subaraknoid diatas konveksitas
serebrum melalui jalur yang melintasi tentorium. Ruang subaraknoid spinalis berhubungan
dengan ruang subaraknoid intrakranium melalui sisterna basalis.

Aliran CSS netto adalah dari ventrikel lateral menuju ventrikel ketiga kemudian ke
ventrikel keempat lalu ke sisterna basalis, tentorium, dan ruang subaraknoid di atas
konveksitas serebrum ke daerah sinus sagitalis, tempat terjadinya penyerapan ke dalam
sirkulasi sistemik.
Sebagian besar penyerapan CSS terjadi melalui vilus araknoidalis dan masuk kedalam
saluran vena sinus sagitalis, tetapi cairan juga diserap melintasi lapisan ependim system
ventrikel dan di ruang subaraknoid spinalis.
Pada orang dewasa normal, volume total CSS adalah sekitar 150 mL, yang 25 % nya
terdapat di dalam sistem ventrikel. CSS terbentuk dengan kecepatan sekitar 20 mL/jam, yang
mengisyaratkan bahwa perputaran CSS terjadi tiga sampai empat kali sehari.


Referat Hidrosefalus
Ryan Putra (406118037)
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanagara Page 5

4. PATOFISIOLOGI
Produksi LCS normal berkisar antara 0,20-0,50 mL/menit. Sebagian besar diproduksi
oleh plexus choroideus yang terletak diantara sistem ventrikuler terutama pada ventrikel
lateral dan ventrikulus IV. Kapasitas ventrikel laeral dan III pada orang sehat sekitar 20 ml.
Total volume LCS pada orang dewasa adalah 150 ml.


Tekanan intra kranial meningkat jika produksi melebihi absorbsi. Ini terjadi jika adanya
over produksi LCS, peningkatan tahanan aliran LCS, atau peningkatan tekanan sinus
venosus. Produksi LCS menurun jika tekanan intrakranial meningkat. Kompensasi dapat
terjadi melalui penyerapan LCS transventrikuler dan juga dengan penyerapan pada selubung
akar saraf.

Lobus temporal dan frontal melebar lebih dulu, biasanya asimetris. Ini dapat
menyebabkan kenaikan corpus callosum, penarikan atau perforasi septum pelucidum,
penipisan selubung serebral, atau pelebaran ventrikel tertius ke bawah menuju fosa hipofisis (
yang dapat menyebabkan disfungsi hipofisis).

Referat Hidrosefalus
Ryan Putra (406118037)
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanagara Page 6

Gambar 1. Aliran LCS, patofisiologi hidrosefalus

Hidrosefalus timbul akibat terjadi ketidak seimbangan antara produksi dengan absorpsi
dan gangguan sirkulasi CSS. Adapun keadaan-keadaan yang dapat mengakibatkan terjadinya
ketidak seimbangan tersebut adalah:

1. Disgenesis serebri

Empat puluh enam persen hidrosefalus pada anak akibat malformasi otak dan yang
terbanyak adalah malformasi Arnold-Chiary. Berbagai malformasi serebral akibat kegagalan
dalam proses pembentukan otak dapat menyebabkan penimbunan CSS sebagai kompensasi
dari tidak terdapatnya jaringan otak. Salah satu contoh jelas adalah hidroanensefali yang
terjadi akibat kegagalan pertumbuhan hemisferium serebri.

Referat Hidrosefalus
Ryan Putra (406118037)
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanagara Page 7

2. Produksi CSS yang berlebihan

Ini merupakan penyebab hidrosefalus yang jarang terjadi. Penyebab tersering adalah
papiloma pleksus khoroideus, hidrosefalus jenis ini dapat disembuhkan.

3. Obstruksi aliran CSS

Sebagian besar kasus hidrosefalus termasuk dalam kategori ini. Obstruksi dapat terjadi di
dalam atau di luar sistem ventrikel. Obstruksi dapat disebabkan beberapa kelainan seperti:
perdarahan subarakhnoid post trauma atau meningitis, di mana pada kedua proses tersebut
terjadi inflamasi dan eksudasi yang mengakibatkan sumbatan pada akuaduktus Sylvius atau
foramina pada ventrikel IV.

Sisterna basalis juga dapat tersumbat oleh proses arakhnoiditis yang mengakibatkan
hambatan dari aliran CSS. Tumor fossa posterior juga dapat menekan dari arah belakang
yang mengakibatkan arteri basiliaris dapat menimbulkan obstruksi secara intermiten, di mana
obstruksi tersebut berhubungan dengan pulsasi arteri yang bersangkutan.

4. Absorpsi CSS berkurang

Kerusakan vili arakhnoidalis dapat mengakibatkan gangguan absorpsi CSS, selanjutnya
terjadi penimbunan CSS. Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan kejadian tersebut
adalah:
- Post meningitis
- Post perdarahan subarachnoid
- Kadar protein CSS yang sangat tinggi

5. Akibat atrofi serebri

Bila karena sesuatu sebab terjadinya atrofi serebri, maka akan timbul penimbunan CSS
yang merupakan kompensasi ruang terhadap proses atrofi tersebut.
Referat Hidrosefalus
Ryan Putra (406118037)
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanagara Page 8



Terdapat beberapa tempat yang merupakan predileksi terjadinya hambatan aliran CSS :
a. Foramen Interventrikularis Monroe
Apabila sumbatan terjadi unilateral maka akan menimbulkan pelebaran ventrikel
lateralis ipsilateral.
b. Akuaduktus Serebri (Sylvius)
Sumbatan pada tempat ini akan menimbulkan pelebaran kedua ventrikel lateralis
dan ventrikel III.
c. Ventrikel IV
Sumbatan pada ventrikel IV akan menyebabkan pelebaran kedua ventrikel
lateralis, dan ventrikel III dan akuaduktus serebri
d. Foramen Mediana Magendie dan Foramina Lateralis Luschka
Sumbatan pada tempat-tempat ini akan menyebabkan pelebaran pada kedua
ventrikel lateralis, ventrikel III, akuaduktus serebri dan ventrikel IV. Keadaan ini
dikenal sebagai sindrom Dandy-Walker.

Referat Hidrosefalus
Ryan Putra (406118037)
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanagara Page 9

e. Ruang Sub Arakhnoid di sekitar medulla-oblongata, pons, dan mesensefalon
Penyumbatan pada tempat ini akan menyebabkan pelebaran dari seluruh sistem
ventrikel. Akan tetapi apabila obstruksinya pada tingkat mesensefalon maka
pelebaran ventrikel otak tidak selebar seperti jika obstruksi terjadi di tempat
lainnya. Hal ini terjadi karena penimbunan CSS di sekitar batang otak akan
menekan ventrikel otak dari luar.

Produksi Sirkulasi Absorpsi
Meningkat
- Papiloma
plexus
choroideus
Normal Normal
Normal Terhambat
- Aquaductus Silvii
- Foramen Magendi dan
Luscha ( Sind. Dandy
Walker)
- Ventrikel III
- Ventrikel IV
- Ruang Sub Arakhnoid
Menurun
- Trauma
- SAH
- Gangguan
pembentukan villi
arakhnoid
- Post meningitis
- Protein CSS >>











Referat Hidrosefalus
Ryan Putra (406118037)
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanagara Page 10

5. KLASIFIKASI

Hidrosefalus dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal, yaitu:

1. Anatomis
1.1 Hidrosefalus tipe obstruksi/non komunikans
1.2 Hidrosefalus tipe komunikans

2. Etiologi

2.1 Tipe obstruktif (non-komunikans)
Terjadi bila CSS otak terganggu (gangguan di dalam atau pada sistem ventrikel yang
mengakibatkan penyumbatan aliran CSS dalam sistem ventrikel otak)

2.1.1 Kongenital
a. Stenosis akuaduktus serebri
Mempunyai berbagai penyebab. Kebanyakan disebabkan oleh infeksi atau perdarahan
selama kehidupan fetal, stenosis kongenital sejati sangat jarang.

Russel mengklasifikasikan stenosis akuaduktal ke dalam 4 kelompok berdasarkan
temuan histologis: gliosis, forking stenosis simple, dan pembentukan septum. Stenosis atau
penyempitan akuaduktal terjadi pada 2/3 kasus hidrosefalus kongenital.

b. Sindroma Dandy-Walker (atresia foramen Megendie dan Luschka)
Malformasi ini melibatkan 2-4% bayi baru lahir dengan hidrosefalus. Etiologinya tidak
diketahui. Malformasi ini berupa ekspansi kistik ventrikel IV dan hipoplasia veris serebelum.
Hidrosefalus yang terjadi diakibatkan oleh hubungan antara dilatasi ventrikel IV dan rongga
Referat Hidrosefalus
Ryan Putra (406118037)
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanagara Page 11

subarakhnoid yang tidak adekuat; dan hal ini dapat tampil pada saat lahir, namun 80%
kasusnya biasanya tampak dalam tiga bulan pertama.
Kasus semacam ini sering terjadi bersamaan dengan anomali lainnya seperti: agenesis
korpus kalosum, labiopalatoskhisis, anomali okuler, anomali jantung, dan sebagainya.

c. Malformasi Arnold-Chiari

Malformasi ini melibatkan kelainan susunan saraf pusat yang rumit (khas pada fossa
posterior). Batang otak tampak memanjang dan mengalami malformasi, dan tonsil serebellum
memanjang dan ekstensi ke dalam kanalis spinalis. Kelainan ini menyebabkan obliterasi
sisterna-sisterna fossa posterior dan mengganggu saluran ventrikel IV. Malformasi Arnold
Chiari dijumpai pada hampir semua kasus mielomeningokel, walaupun tidak semuanya
berkembang menjadi hidrosefalus aktif yang membutuhkan tindakan operasi pintas
(shunting) (80% kasus).

d. Aneurisma vena Galeni

Kerusakan vaskuler yang terjadi pada saat kelahiran, tetapi secara normal tidak dapat
dideteksi sampai anak berusia beberapa bulan. Hal ini terjadi karena vena Galen mengalir di
atas akuaduktus Sylvii, menggembung dan membentuk kantong aneurisma. Seringkali
menyebabkan hidrosefalus.

e. Hidroansefali

Suatu kondisi dimana hemisfer otak tidak adadan diganti dengan kantong CSS. sangat
jarang. (Toxoplasma/T.gondii, Rubella/German measles, X-linked hidrosefalus).

2.1.2 Acquired / Didapat
a. Stenois akuaduktus serebri (setelah infeksi atau perdarahan)
Referat Hidrosefalus
Ryan Putra (406118037)
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanagara Page 12

Infeksi oleh bakteri meningitis yang menyebabkan radang pada selaput (meningen) di
sekitar otak dan spinal cord. Hidrosefalus berkembang ketika jaringan parut dari infeksi
meningen menghambat aliran CSS dalam ruang subarachnoid, yang melalui akuaduktus pada
sistem ventrikel atau mempengaruhi penyerapan CSS dalam villi arachnoid.
Jika saat itu tidak mendapat pengobatan, bakteri meningitis dapat menyebabkan
kematian dalam beberapa hari. Tanda-tanda dan gejala meningitis meliputi demam, sakit
kepala, panas tinggi, kehilangan nafsu makan, kaku kuduk. Pada kasus yang ekstrim, gejala
meningitis ditunjukkan dengan muntah dan kejang. Dapat diobati dengan antibiotik dosis
tinggi.

b. Herniasi tentorial akibat tumor supratentorial

c. Hematoma intraventrikular
Jika cukup berat dapat mempengaruhi ventrikel, mengakibatkan darah mengalir dalam
jaringan otak sekitar dan mengakibatkan perubahan neurologis. Kemungkinan hidrosefalus
berkembang sisebabkan oleh penyumbatan atau penurunan kemampuan otak untuk menyerap
CSS.

d. Tumor : Ventrikel, Regio vinialis, Fossa posterior
Sebagian besar tumor otak dialami oleh anak-anak pada usia 5-10 tahun. 70% tumor ini
terjadi dibagian belakang otak yang disebut fosa posterior. Jenis lain dari tumor otakyang
dapat menyebabkan hidrosefalus adalah tumor intraventrikuler dan kasus yang sering terjadi
adalah tumor plexus choroideus(termasuk papiloma dan carsinoma).
Tumor yang berada di bagian belakang otak sebagian besar akan menyumbat aliran CSS
yang keluar dari ventrikel IV. Pada banyak kasus, cara terbaik untuk mengobati hidrosefalus
yang berhubungan dengan tumor adalah menghilangkan tumor penyebab sumbatan.

e. Abses/granuloma


Referat Hidrosefalus
Ryan Putra (406118037)
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanagara Page 13


f. Kista arakhnoid

Kista adalah kantung lunak atau lubang tertutup yang berisi cairan. Jika terdapat kista
arachnoid maka kantung berisi CSS dan dilapisi dengan jaringan pada membran arachnoid.
Kista biasanya ditemukan pada anak-anak dan berada pada ventrikel otak atau pada ruang
subarachnoid. Kista subarachnoid dapat menyebabkan hidrosefalus non komunikans dengan
cara menyumbat aliran CSS dalam ventrikel khususnya ventrikel III.
Berdasarkan lokasi kista, dokter bedah saraf dapat menghilangkan dinding kista dan
mengeringkan cairan kista. Jika kista terdapat pada tempat yang tidak dapat dioperasi (dekat
batang otak), dokter dapat memasang shunt untuk mengalirkan cairan agar bisa diserap. Hal
ini akan menghentikan pertumbuhan kista dan melindungi batang otak.


2.2 Tipe komunikans
Jarang ditemukan. Terjadi karena proses berlebihan atau gangguan penyerapan

2.2.1 Penebalan leptomeningens dan/atau granulasi arakhnoid akibat:

a. Infeksi : Mikobakterium TBC, Kuman piogenik, Jamur; cryptococcus neoformans,
coccidioides immitis.

b. Perdarahan subarachnoid : Spontan seperti pada aneurisma dan malformasi
arteriol, Trauma

c. Meningitis karsinomatosa


2.2.2 Peningkatan viskositas CSS
Referat Hidrosefalus
Ryan Putra (406118037)
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanagara Page 14

Kadar protein yang tinggi seperti pada perdarahan subarakhnoid, tumor kauda ekuina, tumor
intrakranial neurofibroma akustik, hemangioblastoma serebelum dan medulla spinalis,
neurosifilis, sindrom Guillain-Barre.

2.2.3 Produksi CSS yang berlebihan
Papilomapleksuskhoroideus

NPH (Normal Pressure Hydrocephalus)

Hidrosefalus yang terjaditanpadisertaidenganpeningkatantekananintrakranial yang
berarti, merupakansuatutipehidrosefaluskronikdimanatekananintrakranialberangsur-
angsurberubahstabildanterjadipembesarandariventrikelotak. Penderitadengan NPH
tidakmenunjukkangejala-gejalaklasikdaripeninggiantekananintrakranialsepertisakitkepala,
mual, muntah, ataupenurunankesadaransehinggaseringkalisalahterdiagnosissebagaipenyakit
Parkinson, Alzheimer, ataudegeneratifberhubungsifatkronisnyadangejala-gejala yang
menyertainya.

NPH akanmenunjukkangejala-gejalatriasklasikyaknigayaberjalan ataxia, demensia,
daninkontinensiaurin.
1. Gaya berjalan ataxia, biasanyabersifatkronikprogresif,
disebabkankarenaekspansidarisistemventrikuler, terutamapadaventrikel lateral yang
mempengaruhitraksidariseratmotoriksakral yang berjalan di area ini,
seringkaligejalanyaberupainstabilitasposturdangangguankeseimbangan yang
makinterlihatbilapenderitaberjalanataumenaikitangga.
Kelemahandankelelahanototjugadapatmerupakanbagiandarikeluhanmeskipunlebihsamar.
Hal-haltersebutinilah yang membuatnyaseringkaliterdiagnosasebagaipenyakit Parkinson,
hanyasajadisinitidakdijumpai tremor ataurigiditassepertipenderitapenyakit Parkinson
padaumumnya.
2. Demensia, padadasarnyamerupakanpredominasidarilobusfrontalisdisertaiapatis,
keterlambatandalam proses berpikir, dankecenderunganuntukhilangatensi.
Gangguanmemoribiasanyamerupakanmasalahutama, yang
seringsalahterdiagnosissebagaipenyakit
Referat Hidrosefalus
Ryan Putra (406118037)
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanagara Page 15

Alzheimer.Demensiainididugaakibattraksidariseratlimbik yang berjalan di area
preventrikuler.
3. Inkontinensiaurin, biasanyaterjadipada stadium akhirdari NPH,
dimulaidarimeningkatnyafrekuensiberkemihhinggaakhirnyamenunjukkangejala
inkontinensialobusfrontalis
dimanapenderitamenjaditidakpeduliterhadapgejalainkontinensia yang dialaminya.


Etiologi berdasarkan umur

0-2 tahun
1. Infeksi intrauterine
2. Meningoensefalitis bakteri/virus pada neonatus
3. Kista araknoid
4. Tumor intrakranial
5. AV malformasi
6. Post infeksi
7. Gangguan perkembangan : Stenosis Aquaduktus, myelomeningokel, Kista Dandy
Walker, Ensefalokel


2-12 tahun
1. Massa yang menekan sistem ventrikular : kraniofaringioma, tumor pineal
2. Tumor fossa posterior : meduloblastoma, astrositoma,ependimoma
3. Gangguan perkembangan : Stenosis aquaduktus, malformasi Arnold Chiari
4. Post infeksi : meningitis
5. Post hemorraghic




Referat Hidrosefalus
Ryan Putra (406118037)
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanagara Page 16


6. GAMBARANKLINIS

Gejala yang menonjol pada hidrosefalus adalah bertambah besarnya ukuran lingkar
kepala anak dibanding ukuran normal. Di mana ukuran lingkar kepala terus bertambah besar,
sutura-sutura melebar demikian juga fontanela mayor dan minor melebar dan menonjol atau
tegang. Beberapa penderita hidrosefalus kongenital dengan ukuran kepala yang besar saat
dilahirkan sehingga sering mempersulit proses persalinan, bahkan beberapa kasus
memerlukan operasi seksio sesaria. Tetapi sebagian besar anak-anak dengan hidrosefalus tipe
ini dilahirkan dengan ukuran kepala yang normal. Baru pada saat perkembangan secara cepat
terjadi perubahan proporsi ukuran kepalanya.

Akibat penonjolan lobus frontalis, bentuk kepala cenderung menjadi brakhisefalik,
kecuali pada sindrom Dandy-Walker di mana kepala cenderung berbentuk dolikhosefalik,
karena desakan dari lobus oksipitalis akibat pembesaran fossa posterior.

Sering dijumpai adanya Setting Sun Appearance / Sign, yaitu adanya retraksi dari
kelopak mata dan sklera menonjol keluar karena adanya penekanan ke depan bawah dari isi
ruang orbita, serta gangguan gerak bola mata ke atas, sehingga bola mata nampak seperti
matahari terbenam.

Kulit kepala tampak tipis dan dijumpai adanya pelebaran vena-vena subkutan. Pada
perkusi kepala anak akan terdengar suara cracked pot, berupa seperti suara kaca retak. Selain
itu juga dijumpai gejala-gejala lain seperti gangguan tingkat kesadaran, muntah-muntah,
retardasi mental, kegagalan untuk tumbuh secara optimal.

Pada pasien-pasien tipe ini biasanya tidak dijumpai adanya papil edema, tapi pada tahap
akhir diskus optikus tampak pucat dan penglihatan kabur. Secara pelan sikap tubuh anak
menjadi fleksi pada lengan dan fleksi atau ekstensi pada tungkai. Gerakan anak menjadi
lemah, dan kadang-kadang lengan jadi gemetar.

Referat Hidrosefalus
Ryan Putra (406118037)
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanagara Page 17

1. Hidrosefalus pada bayi (Tipe congenital/infantil):

- Kepala membesar
- Sutura melebar
- Fontanella kepala prominen
- Mata kearah bawah (sunset phenomena)
- Nistagmus horizontal
- Perkusi kepala : cracked pot sign atau seperti semangka masak.

Ukuran rata-rata lingkar kepala berdasarkan umur
Umur Lingkar Kepala
0 bulan 35 cm
3 bulan 41 cm
6 bulan 44 cm
9 bulan 46 cm
12 bulan 47 cm
18 bulan 48,5 cm


2. Tipe juvenile/adult (2-10 tahun) :

- Sakit kepala
- Kesadaran menurun
- Gelisah
- Mual, muntah
- Hiperfleksi seperti kenaikan tonus anggota gerak
- Gangguan perkembangan fisik dan mental
- Papil edema; ketajaman penglihatan akan menurun dan lebih lanjut dapat mengakibatkan
kebutaan bila terjadi atrofi papila N.II.
- Tekanan intrakranial meninggi oleh karena ubun-ubun dan sutura sudah menutup, nyeri
kepala terutama di daerah bifrontal dan bioksipital. Aktivitas fisik dan mental secara bertahap
Referat Hidrosefalus
Ryan Putra (406118037)
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanagara Page 18

akan menurun dengan gangguan mental yang sering dijumpai seperti : respon terhadap
lingkungan lambat, kurang perhatian tidak mampu merencanakan aktivitasnya.

7. DIAGNOSIS

Selain dari gejala-gejala klinik, keluhan pasien maupun dari hasil pemeriksaan fisik dan
psikis, untuk keperluan diagnostik hidrosefalus dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan
penunjang, yaitu :

1. Rontgen foto kepala

Dengan prosedur ini dapat diketahui:

a. Hidrosefalus tipe kongenital/infantile, yaitu: ukuran kepala, adanya pelebaran sutura,
tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial kronik berupa imopressio digitate dan erosi
prosessus klionidalis posterior.

b. Hidrosefalus tipe juvenile/adult oleh karena sutura telah menutup maka dari foto
rontgen kepala diharapkan adanya gambaran kenaikan tekanan intrakranial.

2. Transiluminasi

Syarat untuk transiluminasi adalah fontanela masih terbuka, pemeriksaan ini dilakukan
dalam ruangan yang gelap setelah pemeriksa beradaptasi selama 3 menit. Alat yang dipakai
lampu senter yang dilengkapi dengan rubber adaptor. Pada hidrosefalus, lebar halo dari tepi
sinar akan terlihat lebih lebar 1-2 cm.

3. Lingkaran kepala

Diagnosis hidrosefalus pada bayi dapat dicurigai, jika penambahan lingkar kepala
melampaui satu atau lebih garis-garis kisi pada chart (jarak antara dua garis kisi 1 cm) dalam
kurun waktu 2-4 minggu. Pada anak yang besar lingkaran kepala dapat normal hal ini
Referat Hidrosefalus
Ryan Putra (406118037)
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanagara Page 19

disebabkan oleh karena hidrosefalus terjadi setelah penutupan suturan secara fungsional.

Tetapi jika hidrosefalus telah ada sebelum penutupan suturan kranialis maka penutupan
sutura tidak akan terjadi secara menyeluruh.

4. Ventrikulografi

Yaitu dengan memasukkan konras berupa O2 murni atau kontras lainnya dengan alat
tertentu menembus melalui fontanela anterior langsung masuk ke dalam ventrikel. Setelah
kontras masuk langsung difoto, maka akan terlihat kontras mengisi ruang ventrikel yang
melebar. Pada anak yang besar karena fontanela telah menutup untuk memasukkan kontras
dibuatkan lubang dengan bor pada kranium bagian frontal atau oksipitalis. Ventrikulografi ini
sangat sulit, dan mempunyai risiko yang tinggi. Di rumah sakit yang telah memiliki fasilitas
CT Scan, prosedur ini telah ditinggalkan.

5. Ultrasonografi

Dilakukan melalui fontanela anterior yang masih terbuka. Dengan USG diharapkan dapat
menunjukkan system ventrikel yang melebar. Pendapat lain mengatakan pemeriksaan USG
pada penderita hidrosefalus ternyata tidak mempunyai nilai di dalam menentukan keadaan
sistem ventrikel hal ini disebabkan oleh karena USG tidak dapat menggambarkan anatomi
sistem ventrikel secara jelas, seperti halnya pada pemeriksaan CT Scan.

6. CT Scan kepala

Pada hidrosefalus obstruktif CT Scan sering menunjukkan adanya pelebaran dari
ventrikel lateralis dan ventrikel III. Dapat terjadi di atas ventrikel lebih besar dari occipital
horns pada anak yang besar. Ventrikel IV sering ukurannya normal dan adanya penurunan
densitas oleh karena terjadi reabsorpsi transependimal dari CSS.

Pada hidrosefalus komunikans gambaran CT Scan menunjukkan dilatasi ringan dari semua
sistem ventrikel termasuk ruang subarakhnoid di proksimal dari daerah sumbatan.
Referat Hidrosefalus
Ryan Putra (406118037)
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanagara Page 20


Gambar 2 . CT Scan hidrosefalus

7. MRI Kepala

MRI kepala dapat menunjukkan gambaran anatomi kepala secara mendetail dan
bermanfaat untuk mengidentifikasi tempat obstruksi


Gambar 3. MRI kepala dengan hidrosefalus



Referat Hidrosefalus
Ryan Putra (406118037)
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanagara Page 21

8. PENATALAKSANAAN

Terapimedikamentosa

Ditujukanuntukmembatasievolusi hidrosefalus melalui upaya mengurangi sekresi cairan
dari pleksus khoroid atau upaya meningkatkan resorpsinya.Dapat dicoba pada pasien yang
tidak gawat, terutama pada pusat-pusat kesehatan dimana sarana bedah saraf tidak ada.

Obat yang seringdigunakan adalah:

a. Asetasolamid

25-100 mg/kg/bb/hari Acetazolamide bekerja dengan cara merintangi enzym
karboanhidrase di tubuli proksimal, sehingga disamping karbonat, juga Na dan K
dieksresikan lebih banyak, bersamaan dengan air. Fungsi diuretiknya lemah.

Efek samping dari obat ini biasanya kebas pada jari tangan dan kaki karena hipokalemia.
Beberapa dapat mengalami pandangan yang kabur, tapi biasanya hilang dengan penghentian
obat. Acetazolamide juga meningkatkan resiko batu ginjal kalsium oksalat dan kalsium
fosfat. Untuk mengurangi dehidrasi dan sakit kepala dianjurkan untuk minum banyak cairan.

Kontraindikasi bagi mereka yang mempunyai sickle cell anemia, alergi terhadap sulfa
dan CA inhibitor, sakit ginjal atau hati, gagal kelenjar adrenal, diabetes, ibu hamil dan
menyusui.

b. Furosemid

Cara pemberiandandosis; Per oral, 1,2 mg/kgBB 1x/hariatauinjeksi iv 0,6
mg/kgBB/hari.Furosemide bekerja sebagai loop diuretic kuat pada transport Na K Cl loop
henle thick ascending untuk menghambat Na dan Cl reabsorbsi. Karena absorbsi Mg dan Ca
pada thick ascending tergantung konsentrasi Na dan Cl, loop diuretik juga menghambat
absorbsi ion tersebut. Dengan terganggunya reabsorbsi ion ini loop diuretik mengganggu
Referat Hidrosefalus
Ryan Putra (406118037)
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanagara Page 22

terbentuknya medula renal yang hipertonik. Dengan tanpa adanya medula yang
terkonsentrasi, air menjadi kurang osmotik kemudian melalui collecting duct, sehingga
berakibat kenaikan produksi urin.

Diuretik ini mengurangi air yang direabsorbsi kembali ke darah berakibat pada
penurunan volume darah. Loop diuretik juga menyebabkan vasodilatasi vena pembuluh darah
ginjal sehingga menurunkan tekanan darah.

Efek samping lainnya dapat menyebabkan jaundice, tinitus, fotosensitif, rash,
pankreatitis, mual, sakit perut, pusing, anemia.


Terapi Pembedahan

1. Pada pusat-pusat kesehatan yang memiliki sarana bedah saraf
Terapi operasi langsung dikerjakan pada penderita hidrosefalus. Pada penderita yang
gawat dan sambil menunggu operasi penderita biasanya diberikan:

- Mannitol (cairan hipertonik), dengan cara pemberian dan dosis: per infus, 0,5-2 g/kg
BB/hari yang diberikan dalam jangka waktu 10-30 menit.

2. Tidak terdapat fasilitas bedah saraf
a. Pasien tidak gawat
Diberi terapi medikamentosa, bila tidak berhasil, pasien dirujuk ke rumah sakit
terdekat yang mempunyai fasilitas bedah saraf.

b. Pasien dalam keadaan gawat
Pasien segera dirujuk ke rumah sakit terdekat yang mempunyai fasilitas bedah saraf
setelah diberikan mannitol.

Referat Hidrosefalus
Ryan Putra (406118037)
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanagara Page 23



Jenis Terapi Operatif pada Pasien Hidrosefalus

1. Third Ventrikulostomi/Ventrikel III
Lewat kraniotom, ventrikel III dibuka melalui daerah khiasma optikum, dengan bantuan
endoskopi. Selanjutnya dibuat lubang sehingga CSS dari ventrikel III dapat mengalir keluar.

2. Operasi pintas/Shunting
Ada 2 macam :

- Eksternal
CSS dialirkan dari ventrikel ke luar tubuh, dan bersifat hanya sementara. Misalnya:
pungsi lumbal yang berulang-ulang untuk terapi hidrosefalus tekanan normal.
- Internal
a. CSS dialirkan dari ventrikel ke dalam anggota tubuh lain.
-Ventrikulo-Sisternal, CSS dialirkan ke sisterna magna (Thor- Kjeldsen)
-Ventrikulo-Atrial, CSS dialirkan ke atrium kanan.
-Ventrikulo-Sinus, CSS dialirkan ke sinus sagitalis superior
-Ventrikulo-Bronkhial, CSS dialirkan ke Bronkhus
-Ventrikulo-Mediastinal, CSS dialirkan ke mediastinum
-Ventrikulo-Peritoneal, CSS dialirkan ke rongga peritoneum
Referat Hidrosefalus
Ryan Putra (406118037)
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanagara Page 24





Referat Hidrosefalus
Ryan Putra (406118037)
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanagara Page 25


b. Lumbo Peritoneal Shunt

CSS dialirkan dari Resessus Spinalis Lumbalis ke rongga peritoneum dengan operasi
terbuka atau dengan jarum Touhy secara perkutan.






Referat Hidrosefalus
Ryan Putra (406118037)
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanagara Page 26


Teknik Shunting

1. Sebuah kateter ventrikular dimasukkan melalui kornu oksipitalis atau kornu frontalis,
ujungnya ditempatkan setinggi foramen Monro.

2. Suatu reservoir yang memungkinkan aspirasi dari CSS untuk dilakukan analisis.

3. Sebuah katup yang terdapat dalam sistem Shunting ini, baik yang terletak proksimal
dengan tipe bola atau diagfragma (Hakim, Pudenz, Pitz, Holter) maupun yang terletak di
distal dengan katup berbentuk celah (Pudenz). Katup akan membuka pada tekanan tertentu.

4. Ventriculo-Atrial Shunt. Ujung distal kateter dimasukkan ke dalam atrium kanan jantung
melalui v. jugularis interna .

5. Ventriculo-Peritoneal Shunt.
a. Slang silastik ditanam dalam lapisan subkutan.
b. Ujung distal kateter ditempatkan dalam ruang peritoneum.
Pada anak-anak, dengan kumparan silang yang banyak, memungkinkan tidak
diperlukan adanya revisi walaupun badan anak tumbuh memanjang.


Komplikasi Shunting

a. Infeksi

Berupa peritonitis, meningitis atau peradangan sepanjang saluran subkutan. Pada pasien-
pasien dengan VA Shunt. Bakteri aleni dapat mengawali terjadinya Shunt Nephritis yang
biasanya disebabkan Staphylococcus epidermis ataupun aureus, dengan risiko terutama pada
Referat Hidrosefalus
Ryan Putra (406118037)
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanagara Page 27

bayi. Profilaksis antibiotik dapat mengurangi risiko infeksi.


b. Hematoma Subdural
Ventrikel yang kolaps akan menarik permukaan korteks serebri dari duramater. Pasien
post operatif diletakkan dalam posisi terlentang mengurangi risiko sedini mungkin.

c. Obstruksi
Dapat ditimbulkan oleh:

- Ujung proksimal tertutup pleksus khoroideus.
- Adanya serpihan-serpihan (debris).
- Gumpalan darah.
- Ujung distal tertutup omentum.
- Pada anak-anak yang sedang tumbuh dengan VA Shunt, ujung distal kateter dapat tertarik
keluar dari ruang atrium kanan, dan mengakibatkan terbentuknya trombus dan timbul oklusi.

d. CSS yang rendah
Beberapa pasien Post shunting mengeluh sakit kepala dan vomiting pada posisi duduk
dan berdiri, hal ini ternyata disebabkan karena tekanan CSS yang rendah, keadaan ini dapat
diperbaiki dengan jalan:

- Intake cairan yang banyak.
- Katup diganti dengan yang terbuka pada tekanan yang tinggi.

e. Asites oleh karena CSS

Asites CSS ataupun pseudokista pertama kali dilaporkan oleh Ames, kejadian ini
diperkirakan 1% dari penderita dengan VP shunt. Adapun patogenesisnya masih bersifat
Referat Hidrosefalus
Ryan Putra (406118037)
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanagara Page 28

kontroversial. Diduga sebagai penyebab kelainan ini adalah pembedahan abdominal
sebelumnya, peritonitis, protein yang tinggi dalam CSS.
Asites CSS biasanya terjadi pada anak dengan tekanan intrakranial di mana gejala yang
timbul dapat berupa distensi perut, nyeri perut, mual dan muntah-muntah.

f. Kraniosinostosis

Keadaan ini terjadi sebagai akibat dari pembuatan shunt pada hidrosefalus yang berat,
sehingga terjadi penututupan dini dari sutura kranialis.




9. DIAGNOSIS BANDING

1. Higroma subdural ; penimbunan cairan dalam ruang subdural akibat pencairan hematom
subdural

2. Hematom subdural ; penimbunan darah di dalam rongga subdural

3. Emfiema subdural ; adanya udara atau gas dalam jaringan subdural.

4. Hidranensefali ; sama sekali atau hampir tidak memiliki hemisfer serebri, ruang yang
normalnya di isi hemisfer dipenuhi CSS

5. Tumor otak

6. Kepala besar

- Megaloensefali : jaringan otak bertambah
Referat Hidrosefalus
Ryan Putra (406118037)
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanagara Page 29

- Makrosefali : gangguan tulang

10. KOMPLIKASI
- Atrofi otak
- Herniasi otak yang dapat berakibat kematian

11. PROGNOSIS

Pada hidrosefalus infantil dengan operasi shunt menunjukkan perbaikan yang bermakna.
Jika tidak diobati 50-60% bayi akan tetap dengan hidrosefalus atau mengalami penyakit yang
berulang-ulang. Kira-kira 40% dari bayi yang hidup dengan intelektual mendekati normal.
Dengan pengobatan dan pembedahan yang baik setidak-tidaknya 70% penderita dapat hidup
hingga melampaui masa anak-anak, di mana 40% diantaranya dengan intelegensi normal dan
60% sisanya mengalami gangguan intelegensi dan motorik.















Referat Hidrosefalus
Ryan Putra (406118037)
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanagara Page 30

DAFTAR PUSTAKA

1. Delia R, Nickolaus dan RN Leanne Lintula. Hydrocephalus Therapy, Living with
Hydrocephalus.Medtronic, 2004.

2. Sri M, Sunaka N, Kari K. Hidrosefalus. Dexamedia 2006; 19, 40-48.

3. Alberto J Espay, MD. Hydrocephalus. Emedicine 2010 : 4 available
at www.emedicine.com di akses pada 26 November 2010

4. Price SA, Wilson LM. Vetrikel dan Cairan Cerebrospinalis, dalam Patofiologi Konsep
Klinis Proses-proses Penyakit Edisi 4, Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta, 1994, 915-6

5. Dan Stranding S. Ventricular System and Cerebrospinal Fluid, in Grays Anatomy The
Anatomical Basis of Clinical Practice, thirty nine edition, Churchill Livingstone, New York :
2005, 287-94

6. Kahle, Leonhardt, Platzer. Sistem Saraf Dan Alat-Alat Sensoris, dalam Atlas Berwarna &
Teks Anatomi Manusia jilid 3, edisi 6,. Hipokrates, 2005, 262-271

7. R.Sjamsuhidat, Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. EGC, Jakarta : 2004, 809-
810

8. http://www.ninds.nih.gov/disorders/hydrocephalus/hydrocephalus.htm

9. DeVito EE, Salmond CH, Owler BK, Sahakian BJ, Pickard JD. 2007. Caudate structural
abnormalities in idiopathic normal pressure hydrocephalus. Acta Neurol Scand 2007: 116:
pages 328332.

10. Peter Paul Rickham. 2003. Obituaries. BMJ 2003: 327: 1408-doi: 10.1136/
bmj.327.7428.1408.

Referat Hidrosefalus
Ryan Putra (406118037)
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanagara Page 31

11. Ropper, Allan H. And Robert H. Brown. 2005. Adams And Victors Principles Of
Neurology: Eight Edition. USA.

12. Darsono dan Himpunan dokter spesialis saraf indonesia dengan UGM. 2005. Buku Ajar
Neurologi Klinis. Yogyakarta: UGM Press.

13. Rudolph AM, dkk. Buku Ajar Pediatri Rudolph. Edisi 20. Volume 3. Jakarta: EGC, 2006.
Hal 2053-57

Anda mungkin juga menyukai