Anda di halaman 1dari 25

Syok Hipovolemik

et causa
Perdarahan Intraabdomen
11 Agustus2014
Pendahuluan
1
Trauma tumpul adalah cidera atau perlukaan pada abdomen tanpa penetrasi ke dalam rongga
peritoneum, dapat diakibatkan oleh pukulan, benturan, ledakan, deselarasi (perlambatan), atau
kompresi. Trauma tumpul kadang tidak memberikan kelainan yang jelas pada permukaan tubuh
tetapi dapat mengakibatkan kontusi atau laserasi jaringan atau organ di baahnya. !enturan pada
trauma tumpul abdomen dapat menimbulkan cidera pada organ berongga berupa per"orasi atau
pada organ padat berupa perdarahan. #idera deselerasi sering terjadi pada kecelakaan lalu lintas
karena setelah tabrakan badan masih melaju dan tertahan suatu benda keras sedangkan bagian
tubuh yang relati" tidak terpancang bergerak terus dan mengakibatkan robekan pada organ
tersebut. $erdarahan intraabdomen akibat trauma tumpul pada kecelakaan dapat menyebabkan
syok hipo%olemik.
&yok hipo%olemik adalah suatu kondisi dimana terdapat kehilangan %olume darah sirkulasi
e"ekti". 'ni merupakan tipe syok paling umum. &yok hipo%olemik disebabkan oleh kehilangan
cairan eksternal akibat hemoragi( perpindahan cairan internal, yaitu dehidrasi berat, edema hebat,
atau asites, kehilangan cairan akibat muntah atau diare berkepanjangan.
Skenario 7
&eorang laki) laki berusia 4* tahun dibaa ke +,- .& setelah mengalami kecelakaan sepeda
mototr sekitar / jam yang lalu. 0enurut saksi mata yang ikut mengantarkan korban ke .&, saat
kejadian,korban melaju dengan kecepatan sedang, tiba) tiba sebuah mobil dari arah kiri korban
melaju dengan cukup cepat setelah menerobos lampu merah dan akhirnya menabrak korban.
&etelah tertabrak, korban terpelanting dari sepeda motornya dan sempat terguling beberapa
meter.
1
Anamnesis
2
-alam cidera serius, anamnesis akan perlu dilakukan pada saat yang bersamaan dengan
resusitasi dan pemeriksaan "isik. Tanyakan tentang kapan trauma terjadi dan apa yang terjadi.
1ika merupakaan kecelakaan kendaraan bermotor, di mana pasien duduk, apakah mengenakan
sabuk pengaman, dan berapa kecepatan kendaraan saat kecelakaan, cidera apa yang diderita
penumpang lain, apa penyebab kecelakaan, apa yang terjadi tepat sebelum kecelakaan.
Adakah pajanan oleh bahaya lain (misalnya asap, kabut), apa yang pasien ingat. -apatkan
anamnesis dari saksi lain, paramedis, polisi, dan sebagainya.
$astikan peraatan apa saja yang sudah didapat dari pasien sebelum masuk rumah sakit dan
tanyakan kapan terakhir kali pasien makan.
Riwayat Penyakit Dahulu
2
Adakah riayat kondisi medis yang signi"ikan, khussnya gangguan kardio%askular.
Obatobatan dan Riwayat Aler!i
2
Tanyakan konsumsi alkohol dan obat rekreasional yang terakhir kali. $ertimbangkan
antikoagulasi, imunosupresi, dan imunisasi tetanus. Adakah pasien memiliki riayat alergi.
Anamnesis "iomekanik #e$elakaan
%
!ertujuan untuk memprediksi kemungkinan bagian tubuh atau organ yang terkena cedera dan
aspada pada perlukaan tertentu adalah man"aat dari mengetahui biomekanik
trauma. !iomekanik Trauma adalah proses2mekanisme kejadian kecelakaan pada sebelum, saat
dan setelah kejadian. 3leh karena itu penting sekali bagi setiap petugas gaat darurat untuk
bertanya.
2
1. Apa yang terjadi 4
2. Apa cedera yang mungkin diderita korban4
'n"ormasi yang rinci mengenai biomekanik dari suatu kecelakaan dapat membantu identi"ikasi
sampai dengan 50 6 dari trauma yang diderita penderita. 'n"ormasi yang rinci dari biomekanik
trauma ini dimulai dengan keterangan dari keadaan 2 kejadian pada "ase sebelum terjadinya
2
kecelakaan seperti minum alkohol, pemakaian obat, kejang, sakit dada, kehilangan kesadaran
sebelum tabrakan dan sebagainya.
Anamnesis yang berhubungan dengan "ase ini meliputi 7
a. Tipe kejadian trauma, misalnya 7 tabrakan kendaraan bermotor, jatuh atau trauma 2 luka
tembus.
b. $erkiraan intensitas energi yang terjadi misalnya 7 kecepatan kendaraan, ketinggian dari
tempat jatuh, kaliber atau ukuran senjata.
c. 1enis tabrakan atau benturan yang terjadi pada penderita 7 mobil, pohon, pisau dan lain)
lain
,ambar 17 tabrakan antara dua mobil.
/
0ekanisme trauma dapat diklasi"ikasikan sebagai berikut 7 tumpul, tembus, thermal dan
ledakan (Blast Injury). $ada semua kasus diatas terjadi pemindahan energi (Transfer energy) ke
jaringan, atau dalam kasus trauma thermal terjadi perpindahan energi (panas 2dingin) ke jaringan.
$emindahan energi (transfer energy) digambarkan sebagai suatu gelombang kejut yang bergerak
dengan kecepatan yang ber%ariasi melalui media yang berbeda)beda. Teori ini berlaku untuk
semua jenis gelombang seperti gelombang suara, gelombang tekanan arterial, seperti
contoh shock wave yang dihasilkan pada hati atau korteks tulang pada saat terjadi benturan
dengan suatu objek yang menghasilkan pemindahan energi. Apabila energi yang dihasilkan
melebihi batas toleransi jaringan, maka akan terjadi dis"ungsi jaringan dan terjadi suatu trauma.
2
&rauma Pada Pen!endara Roda Dua
%
$engendara roda dua tidak dilindungi oleh perlengkapan pengaman sebagaimana halnya
pengendara mobil. 0ereka hanya dilindungi oleh pakaian dan perlengkapan pengaman yang
dipakai langsung pada badannya, helm, sepatu, dan pakaian pelindung. -ari beberapa pengaman
tersebut hanya helm yang memiliki kemampuan untuk meredistribusi transmisi energi dan
3
mengurangi intensitas benturan, inipun sangat terbatas.jelas baha semakin sedikit alat
pelindung semakin besar resiko terjadinya trauma. 0ekanisme trauma yang terjadi pada
pengendara sepeda motor dan sepeda meliputi 7
1' "enturan (rontal
,ambar 27 benturan "rontal
/
!ila roda depan menabrak suatu objek dan berhenti mendadak maka kendaraan akan berputar
kedepan,dengan momentum mengarah kesumbu depan. 0omentum kedepan akan tetap, sampai
pengendara dan kendaraannya dihentikan oleh tanah atau benda lain. $ada saat gerakan kedepan
ini kepala, dada atau perut pengendara mungkin membentur stang kemudi. !ila pengendara
terlempar keatas meleati stang kemudi, maka tungkainya mungkin yang akan membentur stang
kemudi, dan dapat terjadi "raktur "emur bilateral.
2' "enturan lateral
,ambar /7 benturan lateral
/
$ada benturan samping, mungkin akan terjadi "raktur terbuka atau tertutup tungkai baah. 8alau
sepeda 2 motor tertabrak oleh kendaraan yang bergerak maka akan raan untuk menglami tipe
trauma yang sama dengan pemakai mobil yang mengalami tabrakan samping. $ada tabrakan
4
samping pengendara juga akan terpental karena kehilangan keseimbangan sehingga akan
menimbulkan cedera tambahan.
%' )ayin! the bike down
,ambar 47 laying the bike don
/
+ntuk menghindari terjepit kendaraan atau objek yang akan ditabraknya pengendara mungkin
akan menjatuhkan kendaraannya untuk memperlambat laju kendaraan dan memisahkannya dari
kendaraan. #ara ini dapat menimbulkan cedera jaringan lunak yang sangat parah.
*,9
Pemeriksaan *isik
1ika dalam anamnesis menunjukan kemungkinan trauma yang signi"ikan, maka7
Pemeriksaan *isik untuk men!identi(ikasi adanya syok
2
&eperti pada paseien lain yang sakit berat, pastikan jalan na"as terjaga, pasien berna"as adekuat,
dan lakukan pemeriksaan "isik lengkap. 8hususnya, periksa tanda)tanda syok.
) -enyut nadi7 takikardia atau bahkan bradikardia.
) Tekanan darah7 menurun dengan perubahan posisi jika tidak hipotensi"
) :arna kulit pucat dan suhu
) 8eluaran urin berkurang
Adanya syok memerlukan terapi segera (berikan oksigen, pasang jalur %ena dengan selang
berdiameter besar, berikan cairan intra%ena langsung sambil memantau dengan ketat, dan ambil
darah untuk cross-match), serta tegakkan diagnosis akurat. $eriksa dengan teliti status hidrasi7
) $eriksa turgor kulit
) $eriksa membran mukosa, kering atau tidak
) $eriksa 1;$7 meningkat atau menurun4 (mungkin memerlukan pemeriksaan #;$
atau $#:$ jika tidak yakin)
5
) $eriksa denyut nadi, tekanan darah (perubahan postural) dan pulsus paradoksus
(penurunan tekanan sistolik saat inspirasi)
$emeriksaan "isik pada pasien trauma tumpul abdomen harus dilakukan secara sistematik
meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi.
$ada inspeksi, perlu diperhatikan 7
2
) Adanya luka lecet di dinding perut, hal ini dapat memberikan petunjuk adanya
kemungkinan kerusakan organ di baahnya.
) Adanya perdarahan di baah kulit, dapat memberikan petunjuk perkiraan organ)
organ apa saja yang dapat mengalami trauma di baahnya. <kimosis pada "lank
(,rey Turner &ign) atau umbilicus (#ullen &ign) merupakan indikasi perdarahan
retroperitoneal, tetapi hal ini biasanya lambat dalam beberapa jam sampai hari.
) Tanda ,rey)Turner adalah ekimosis pada sisi tubuh ( pinggang ) pada perdarahan
retroperitoneal .
) Tanda coopernail adalah ekimosis pada perineum,skrotum atau labia pada "raktur
pel%is
) Adanya distensi pada dinding perut merupakan tanda penting karena kemungkinan
adanya pneumoperitonium, dilatasi gastric, atau ileus akibat iritasi peritoneal.
) $ergerakan perna"asan perut, bila terjadi pergerakan perna"asan perut yang tertinggal
maka kemungkinan adanya peritonitis.
$ada auskultasi, perlu diperhatikan 7
2
) -itentukan apakah bising usus ada atau tidak, pada robekan (per"orasi) usus bising
usus selalu menurun, bahkan kebanyakan menghilang sama sekali.
) Adanya bunyi usus pada auskultasi toraks kemungkinan menunjukkan adanya trauma
dia"ragma.
) Tanda balance adalah daerah suara tumpul yang menetap pada kuadran kiri atas
ketika dilakukan perkusi pada hematoma lim"e
$ada palpasi, perlu diperhatikan 7
2
) Adanya de"ence muscular menunjukkan adanya kekakuan pada otot)otot dinding
perut abdomen akibat peritonitis.
) Ada tidaknya nyeri tekan, lokasi dari nyeri tekan ini dapat menunjukkan organ)organ
yang mengalami trauma atau adanya peritonitis.
) Tanda 8ehrs adalah nyeri di sebelah kiri yang disebabkan oleh perdarahan
lim"a.Tanda ini ada saat pasien dalam posisi recumbent.
$ada perkusi, perlu diperhatikan 7
2
) .edup hati yang menghilang menunjukkan adanya udara bebas dalam rongga perut
yang berarti terdapatnya robekan (per"orasi) dari organ)organ usus.
6
) =yeri ketok seluruh dinding perut menunjukkan adanya tanda)tanda peritonitis
umum.Adanya >&hi"ting dullness? menunjukkan adanya cairan bebas dalam rongga
perut, berarti kemungkinan besar terdapat perdarahan dalam rongga perut.
Pemeriksaan penun+an!
Pemeriksaan laboratorium
&etelah anamnesis dan pemeriksaan "isis dilakukan, langkah diagnosis selanjutnya tergantung
pada penyebab yang mungkin pada hipo%olemik, dan stabilitas dari kondisi pasien itu sendiri.
$emeriksaan laboratorium aal yang sebaiknya dilakukan antara lain7
4
1. $emeriksaan darah dan urin, meliputi7
4
) Hemo!lobin dan hematokrit7 $ada "ase aal renjatan syok karena perdarahan kadar
@b dan hematokrit masih tidak berubah, kadar @b dan hematokrit akan menurun
sesudah perdarahan berlangsung lama, karena proses autotrans"usi. @al ini tergantung
dari kecepatan hilangnya darah yang terjadi. $ada syok karena kehilangan plasma
atau cairan tubuh seperti pada dengue "e%er atau diare dengan dehidrasi akan terjadi
haemokonsentrasi.
) ,rin7 $roduksi urin akan menurun, lebih gelap dan pekat. !erat jenis urin menigkat
A1,020. &ering didapat adanya proteinuria.
) Pemeriksaan elektrolit serum7 $ada renjatan sering kali didapat adanya gangguan
keseimbangan elektrolit seperti hiponatremi, hiperkalemia, dan hipokalsemia
terutama pada penderita dengan asidosis
) )ipase serum atau amylase sensiti" sebagai marker trauma pancreas mayor atau
usus. Tingkat ele%asi dapat disebabkan oleh trauma kepala dan muka atau campuran
penyebab non traumatic (alcohol, narkotik, obat)obat yang lain).
) Amylase atau lipase mungkin berkurang karena iskemi pancreas akibat hipotensi
sistemik yang disertai trauma. Akan tetapi, hiperamilasemia atau hiperlipasemia
7
meningkatkan sugesti trauma intra)abdominal dan sebagai indikasi radiogra"i dan
pembedahan.
) &emua pasien harus menceritakan riayat imunisasi tetanusnya. 1ika belum dilakukan
maka diberikan pro"ilaksis.
2. $emeriksaan radiologi
*
@al yang penting dalam e%aluasi pasien trauma tumpul abdomen adalah menilai kestabilan
hemodinamik. $ada pasien dengan hemodinamik yang tidak stabil, e%aluasi yang cepat harus
ditegakkan untuk mengetahui adanya hemoperitonium. @al ini dapat diketahui dengan -$B atau
CA&T scan. $emeriksaan radiogra"ik abdomen diindikasikan pada pasien stabil saat pemeriksaan
"isik dilakukan.
1. .adiogra"i2 rontgen
) .adiogra"i dada membantu dalam diagnosis trauma abdomen seperti ruptur
hemidia"ragma atau pneumoperitonium.
) .adiogra"i pel%is atau dada dapat menunjukkan "raktur dari tulang thoracolumbar.
0engetahui "raktur costa dapat memperkirakan kemungkinan organ yang terkena trauma.
) Tampak udara bebas intra intraperitoneal, atau udara retroperitoneal yang terjebak dari
per"orasi duodenal.
2. +ltrasonogra"i
) $emeriksaan digunakan untuk mendeteksi hemoperitonium dan diinterpretasikan positi"
jika cairan ditemukan dan negati" jika tidak tampak cairan.
) $emeriksaan CA&T (Cocused Assessment ith &onography in Trauma) berdasar pada
asumsi baha kerusakan abdomen berhubungan dengan hemoperitonium. 0eskipun,
deteksi cairan bebas intraperitoneal berdasar pada "aktor)"aktor seperti lokasi trauma,
adanya perdarahan tertutup, posisi pasien, dan jumlah cairan bebas.
) $rotokol pemeriksaan sekarang ini terdiri dari 4 area dengan pasien terlentang. Bokasi
tersebut adalah perikardiak, perihepatik, perisplenik, dan pel%is. $enggambaran
perikardial digunakan lubang subcosta atau transtoraksis. 0emberikan 4 bagian
penggambaran jantung dan dapat mendeteksi adanya hemoperikardium yang ditunjukkan
dengan pemisahan selaput %iseral dan parietal perikardial. $erihepatik menunjukkan
gambar bagian dari li%er, dia"ragma, dan ginjal kanan. 0enampakkan cairan pada ruang
8
subphrenik dan ruang pleura kanan. $erisplenik menggambarkan splen dan ginjal kiri dan
menampakkan cairan pada ruang pleura kiri dan ruang subphrenik. $el%is
menggambarkan penggunaan %esika urinaria sebagai lubang sonogra"i. ,ambar ini
dilakukan saat bladder penuh. $ada laki)laki, cairan bebas tampak sebagai area tidak
ekoik (arna hitam) pada celah rekto%esikuler. $ada anita, akumulasi cairan pada
ca%um -ouglas, posterior dari uterus.
) $asien dengan hemodinamik stabil dengan hasil CA&T positi" memerlukan #T scan untuk
menentukan sebab dan luasnya kerusakan.
) $asien dengan hemodinamik stabil dengan hasil CA&T negati%e memerlukan obser%asi,
pemeriksaan abdomen serial, dan "ollo)up pemeriksaan CA&T.
) $asien dengan hemodinamik tidak stabil dengan hasil CA&T negati%e merupakan
diagnosis yang meragukan untuk penanganan dokter.
/. #omputed Tomography (#T) &can
) #T scan tetap kriteria standar untuk mendeteksi kerusakan organ padat. #T scan
abdomen dapat menunjukkan kerusakan yang lain yang berhubungan, "raktur %ertebra
dan pel%is dan kerusakan pada ca%um toraks.
) 0emberikan gambaran yang jelas pancreas, duodenum, dan sistem genitourinarius.
,ambar dapat membantu banyak jumlah darah dalam abdomen dan dapat menunjukkan
organ dengan teliti.
) 8eterbatasan #T scan meliputi kepekaannya yang rendah untuk diagnostik trauma
dia"ragma, pancreas, dan organ berongga. #T scan juga mahal dan memakan dan
memerlukan kontras oral atau intra%ena, yang menyebabkan reaksi yang merugikan.
$rosedur -iagnostik 7
4. -iagnostic peritoneal la%age
) -$B diindikasikan untuk trauma tumpul pada (1) pasien dengan trauma tulang belakang,
(2) dengan trauma multiple dan syok yang tidak diketahui, (/) $asien intoksikasi yang
mengarah pada trauma abdomen, (4) $asien lemah dengan kemungkinan trauma
abdomen, (*) pasien dengan potensial trauma intra)abdominal yang akan menjalani
anestesi dalam aktu lama untuk prosedur yang lain
) 8ontraindikasi absolut untuk -$B yaitu pasien membutuhkan laparotomi.
) 8ontraindikasi relati" meliputi kegemukan, riayat pembedahan abdomen yang multipel,
dan kehamilan.
) 0etode ber%ariasi dalam memasukkan kateter ke ruang peritoneal. 0eliputi metode open,
semiopen dan closed. 0etode open memerlukan insisi kulit in"raumbilikal sampai dan
meleati linea alba. $eritoneum dibuka dan kateter diletakkan langsung. 0etode
9
semiopen hampir sama hanya peritoneum tidak dibuka dan kateter melalui perkutaneus
melalui peritoneum ke dalam ruang peritoneal. 0etode closed memerlukan kateter untuk
dipasang di dalam kulit, subkutan, linea alba dan peritoneum.
) @asil -$B dinyatakan positi" pada trauma tumpul abdomen jika menghasilkan aspirasi 10
mB darah sebelum pemasukan cairan la%ase, mempunyai .!# lebih dari 100.000
.!#2mB, lebih dari *00 :!#2mB, peningkatan amylase, empedu, bakteri, atau urin.
@anya sekitar /0 mB darah dibutuhkan dalam peritoneum untuk menghasilkan -$B
positi" secara mikroskopik.
) -$B di tunjukkan pada beberapa studi mempunyai akurasi diagnostik 59)1006,
sensi%itas 59)1006 dan spesi"ikasi 50)5D6. -$B mempunyai keuntungan termasuk
sensiti%itas tinggi, interpretasi cepat, dan segera. $ositi" palsu dapat terjadi jika jalan
in"raumbilikal digunakan pada pasien "raktur pel%is. &ebelum dilakukan -$B, %esica
urinaria dan lambung harus di dekompresi.
) -engan kemampuan yang cepat, nonin%asi%e, dan lebih menggambarkan (pemeriksaan
CA&T, #T scan), peranan -$B kini terbatas untuk e%aluasi pasien trauma yang tidak
stabil yang hasil CA&T negati%e atau tidak jelas.
&rauma &umpul Abdomen
-
Trauma tumpul abdomen bisa terjadi akibat benturan langsung atau kompresi cepat dan tiba)tiba
pada abdomen. Trauma ini bisa juga disebabkan oleh gaya geser akibat deselerasi cepat yang
tiba)tiba, seperti yang terjadi pada kecelakaan lalu lintas atau terjatuh dari tempat yang cukup
tinggi.
$ada trauma tumpul abdomen, organ padat lebih sering terciderai ketimbang organ berongga.
3rgan padat mengalami laserasi seperti letupan pada parenkimnya akibat mekanisme gaya
tumpul, laserasi ini memicu perdarahan diikuti timbulnya takikardia, hipotensi, dan tanda)tanda
lain syok hipo%olemik. 3rgan yang paling sering terciderai pada kasus trauma tumpul adalah
limpa (organ padat). $ada cidera organ berongga terjadi akibat ruptur yang disebabkan oleh gaya
tekan. .uptur organ berongga intra)abdomen ini menimbulkan perdarahan dan kontaminasi
peritoneum oleh isi organ bersangkutan. #idera organ padat sekaligus organ berongga bisa
ditemukan pada banyak kasus trauma tumpul abdomen.
$erlekatan pembuluh darah bisa saja terobek atau tertarik, menimbulkan perdarahan lebih lanjut
dan kecenderungan cidera iskemik pada parenkim. $erlu dicatat baha risiko cidera intra)
abdominal meningkat pada orang usia lanjut dan para pecandu alkohol karena tonus dinding
10
abdomennya menurun.
/
Tanda penting dari perdarahan intra abdomen yang terus)menerus ialah
peningkatan tekanan darah yang menjadi seperti tekanan darah normal selama beberapa menit,
lalu diikuti hipotensi alaupun dengan pemberian cairan perin"us *00)1000 mB larutan ringer
laktat secara cepat. $asien yang hipotensi karena kehilangan sedikit darah atau neurogenik syok
biasanya tidak menunjukkan gambaran tersebut. @ipotensi postural, ketika pasien hendak berada
pada posisi tegak, merupakan tanda lain yang berguna pada perdarahan intra abdomen yang terus
menerus. &ering juga tanda perdarahan tidak jelas misalnya( takikardi ringan sedang, takipnea,
penyempitan tekanan nadi, kulit yang dingin, bias menjadi tanda dini perdarahan intra abdomen.
8ehilangan darah /0)406 %olume darah tubuh akan mengakibatkan hipotensi yang jelas dengan
tekanan sistolik konsisten di baah D0)E0 mm@g.
$erdarahan intraabdomen akibat trauma tumpul pada kecelakaan tersebut dapat menyebabkan
syok hipo%olemik.
Tanda)tanda klinis
4
1. &tatus mental. $erubahan dalam sensorium merupakan tanda khas dari stadium syok.
Ansietas, tidak bias tenang, takut, apati, stupor, atau koma dapat ditemukan. 8elainan)
kelainan ini menunjukkan adanya per"usi serebral yang menurun.
2. Tanda)tanda %ital.
a. Tekanan darah . $erubahan aal dari tekanan darah akibat hipo%olemia adalah adanya
pengurangan selisih antara tekanan sistolik dan diastolic. 'ni merupakan akibat
adanya peningkatan tekanan diastolic yang disebabkan oleh %asokonstriksi atas
rangsangan simpatis. Tekanan sistolik dipertahankan pada batas normal sampai
terjadinya kehilangan darah 1*)2*6. @ipotensi postural dan hipotensi pada keadaan
berbaring akan timbul. $erbedaan postural lebih besar dari 1* mm@g adalah
bermakna.
b. -enyut nadi. Takikardi postural dan bahkan dalam keadaan berbaring adalah
karakteristik untuk syok. $erubahan postural lebih dari 1* denyutan permenit adalah
bermakna. -apat ditemukan adanya penurunan dari amplitudo denyutan. Takikardi
dapat tidak ditemukan paada pasien yang diobati dengan beta blocker.
c. $ernapasan. Takipnea adalah karakteristik, dan alkalosis respiratorius sering
ditemukan pada tahap aal dari syok.
/. 8ulit
a. 8ulit dapat terasa dingin, pucat, dan berbintik)bintik. &ecara keseluruhan mudah
berubah menjadi pucat.
11
b. ;ena)%ena ekstremitas menunjukkan tekanan yang rendah ini yang dinamakan %ena
peri"er yang kolaps. Tidak ditemukan adanya distensi %ena jugularis.
4. ,ejala)gejala. $asien mengeluh mual, lemah atau lelah. &ering ditemukan rasa haus yang
sangat.
#lasi(ikasi
!erdasarkan jenis organ yang cedera dapat dibagi dua 7
D
1. $ada organ padat seperti hepar dan limpa dengan gejala utama perdarahan
2. $ada organ berongga seperti usus dan saluran empedu dengan gejala utama adalah peritonitis
!erdasarkan daerah organ yang cedera dapat dibagi dua, yaitu 7
D
a. 3rgan 'ntraperitoneal
'ntraperitoneal abdomen terdiri dari organ)organ seperti hati, limpa, lambung, colon trans%ersum,
usus halus, dan colon sigmoid.
.uptur Bimpa
2,D
Bimpa merupakan organ yang paling sering cedera pada saat terjadi trauma tumpul
abdomen. .uptur limpa merupakan kondisi yang membahayakan jia karena adanya
perdarahan yang hebat. Bimpa terletak tepat di baah rangka thorak kiri, tempat yang
rentan untuk mengalami perlukaan. Bimpa membantu tubuh kita untuk melaan in"eksi
yang ada di dalam tubuh dan menyaring semua material yang tidak dibutuhkan lagi
dalam tubuh seperti sel tubuh yang sudah rusak. Bimpa juga memproduksi sel darah
merah dan berbagai jenis dari sel darah putih. .obeknya limpa menyebabkan banyaknya
darah yang ada di rongga abdomen. .uptur pada limpa biasanya disebabkan hantaman
pada abdomen kiri atas atau abdomen kiri baah. 8ejadian yang paling sering
meyebabkan ruptur limpa adalah kecelakaan olahraga, perkelahian dan kecelakaan mobil.
$erlukaan pada limpa akan menjadi robeknya limpa segera setelah terjadi trauma pada
abdomen.
$ada pemeriksaan "isik, gejala yang khas adanya hipotensi karena perdarahan.
8ecurigaan terjadinya ruptur limpa dengan ditemukan adanya "raktur costa 'F dan F kiri,
atau saat abdomen kuadran kiri atas terasa sakit serta ditemui takikardi. !iasanya pasien
juga mengeluhkan sakit pada bahu kiri, yang tidak termani"estasi pada jam pertama atau
jam kedua setelah terjadi trauma. Tanda peritoneal seperti nyeri tekan dan de"ans
12
muskuler akan muncul setelah terjadi perdarahan yang mengiritasi peritoneum. &emua
pasien dengan gejala takikardi atau hipotensi dan nyeri pada abdomen kuadran kiri atas
harus dicurigai terdapat ruptur limpa sampai dapat diperiksa lebih lanjut. $enegakan
diagnosis dengan menggunakan #T scan. .uptur pada limpa dapat diatasi dengan
splenectomy, yaitu pembedahan dengan pengangkatan limpa. :alaupun manusia tetap
bisa hidup tanpa limpa, tapi pengangkatan limpa dapat berakibat mudahnya in"eksi
masuk dalam tubuh sehingga setelah pengangkatan limpa dianjurkan melakukan
%aksinasi terutama terhadap pneumonia dan "lu diberikan antibiotik sebagai usaha
pre%enti" terhadap terjadinya in"eksi.
&abel 1' Spleen Or!an In+ury S$alin!.
7
Grade Deskripsi Cidera AIS-
90
' @ematom &ubcapsular, G106 area permukaan 2
Baserasi .obekan capsular, G1cm kedalaman parenkimal 2

'' @ematom &ubcapsular, 10)*06 area permukaan
'ntraparenkimal, diameter G*cm
2
Baserasi 1)/cm kedalaman parenkimal tidak melibatkan pembulu darah
parenkimal
2

''' @ematom &ubcapsular, A*06 area permukaan atau meluas.
.uptured subcapsular or parenkimal @ematom.
'ntraparenkimal @ematom A*cm
/
Baserasi A/cm kedalaman parenkimal atau melibatkan pembulu darah %askular /

'; Baserasi Baserasi segmental atau de%askularisasi pembulu darah hilar mayor
(A2*6 o" lien)
4

; Baserasi Bien hancur sepenuhnya *
;askular #idera %askular @ilar yang membuat lien de%askularisasi *

.uptur+sus@alus
2,D
&ebagian besar, perlukaan yang merobek dinding usus halus karena trauma tumpul
13
menciderai usus dua belas jari. -ari pemeriksaan "isik didapatkan gejala Hburning
epigastric painI yang diikuti dengan nyeri tekan dan de"ans muskuler pada abdomen.
$erdarahan pada usus besar dan usus halus akan diikuti dengan gejala peritonitis secara
umum pada jam berikutnya. &edangkan perdarahan pada usus dua belas jari biasanya
bergejala adanya nyeri pada bagian punggung. -iagnosis ruptur usus ditegakkan dengan
ditemukannya udara bebas dalam pemeriksaan .ontgen abdomen. &edangkan pada
pasien dengan perlukaan pada usus dua belas jari dan colon sigmoid didapatkan hasil
pemeriksaan pada .ontgen abdomen dengan ditemukannya udara dalam retroperitoneal.
b. 3rgan .etroperitoneal
.etroperitoneal abdomen terdiri dari ginjal, ureter, pancreas, aorta, dan %ena ca%a. Trauma pada
struktur ini sulit ditegakkan diagnosis berdasarkan pemeriksaan "isik. <%aluasi regio ini
memerlukan #T scan, angiogra"i, dan intra%enous pyelogram.
.uptur ,injal.
2,D
Trauma pada ginjal biasanya terjadi karena jatuh dan kecelakaan kendaraan bermotor.
-icurigai terjadi trauma pada ginjal dengan adanya "raktur pada costa ke F' J F'' atau
adanya tendensi pada "lank. 1ika terjadi hematuri, lokasi perlukaan harus segera
ditentukan. Baserasi pada ginjal dapat berdarah secara ekstensi" ke dalam ruang
retroperitonial. ,ejala klinis 7 $ada ruptur ginjal biasanya terjadi nyeri saat inspirasi di
abdomen dan "lank, dan tendensi #;A. @ematuri yang hebat hampir selalu timbul, tapi
pada mikroscopic hematuri juga dapat menunjukkan adanya ruptur pada ginjal.
-iagnosis, membedakan antara laserasi ginjal dengan memar pada ginjal dapat dilakukan
dengan pemeriksaan ';$ atau #T scan. 1ika suatu pengujian kontras seperti aortogram
dibutuhkan karena adanya alasan tertentu, ginjal dapat dinilai selama proses pengujian
tersebut. Baserasi pada ginjal akan memperlihatkan adanya kebocoran pada Kat arna,
sedangkan pada ginjal yang memar akan tampak gambaran normal atau adanya gambaran
arna kemerahan pada stroma ginjal. Tidak adanya %isualisasi pada ginjal dapat
menunjukkan adanya ruptur yang berat atau putusnya tangkai ginjal. Terapi 7 pada memar
ginjal hanya dilakukan pengamatan. !eberapa laserasi ginjal dapat diterapi dengan
14
tindakan non operati". Terapi pembedahan ajib dilakukan pada ginjal yang
memperlihatkan adanya ekstra%asasi.
.uptur $ankreas.
2)D
Trauma pada pankreas sangat sulit untuk di diagnosis. 8ebanyakan kasus diketahui
dengan eksplorasi pada pembedahan. $erlukaan harus dicurigai setelah terjadinya trauma
pada bagian tengah abdomen, contohnya pada benturan stang sepeda motor atau benturan
setir mobil. $erlukaan pada pankreas memiliki tingkat kematian yang tinggi. $erlukaan
pada duodenum atau saluran kandung empedu juga memiliki tingkat kematian yang
tinggi.
,ejala klinis, kecurigaan perlukaan pada setiap trauma yang terjadi pada abdomen.
$asien dapat memperlihatkan gejala nyeri pada bagian atas dan pertengahan abdomen
yang menjalar sampai ke punggung. !eberapa jam setelah perlukaan, trauma pada
pankreas dapat terlihat dengan adanya gejala iritasi peritonial.
-iagnosis, penentuan amilase serum biasanya tidak terlalu membantu dalam proses akut.
$emeriksaan #T scan dapat menetapkan diagnosis. 8asus yang meragukan dapat
diperiksa dengan menggunakan <.#$ ( <ndoscopic .etrogade #anulation o" the
$ancreas) ketika perlukaan yang lain telah dalam keadaan stabil.
Terapi, penanganan dapat berupa tindakan operati" atau konser%ati", tergantung dari
tingkat keparahan trauma, dan adanya gambaran dari trauma lain yang berhubungan.
8onsultasi pembedahan merupakan tindakan yang ajib dilakukan.
.uptur +reter.
D)E
Trauma pada ureter jarang terjadi tetapi berpotensi menimbulkan luka yang mematikan.
Trauma sering kali tak dikenali pada saat pasien datang atau pada pasien dengan multipel
trauma. 8ecurigaan adanya cedera ureter bisa ditemukan dengan adanya hematuria paska
trauma.
0ekanisme trauma tumpul pada ureter dapat terjadi karena keadaan tiba)tiba dari
deselerasi2 akselerasi yang berkaitan dengan hiperekstensi, benturan langsung pada
Bumbal 2 J /, gerakan tiba)tiba dari ginjal sehingga terjadi gerakan naik turun pada
ureter yang menyebabkan terjadinya tarikan pada ureteropel%ic junction. $ada pasien
dengan kecurigaan trauma tumpul ureter biasanya didapatkan gambaran nyeri yang hebat
dan adanya multipel trauma. ,ambaran syok timbul pada */6 kasus, yang menandakan
terjadinya perdarahan lebih dari 2000 cc. -iagnosis dari trauma tumpul ureter seringkali
15
terlambat diketahui karena seringnya ditemukan trauma lain, sehingga tingkat kecurigaan
tertinggi ditetapkan pada trauma dengan gejala yang jelas.
$ilihan terapi yang tepat tergantung pada lokasi, jenis trauma, aktu kejadian, kondisi
pasien, dan prognosis penyelamatan. @al terpenting dalam pemilihan tindakan operasi
adalah mengetahui dengan pasti "ungsi ginjal yang kontralateral dengan lokasi trauma.
D)E
Penatalaksanaan pada /ultiple &rauma
7
Terapi untuk trauma yang serius membutuhkan pemeriksaan yang cepat, juga terapi aal
yang dapat menyelamatkan jia. Tindakan ini dikenal sebagai Initial assessment dan meliputi7
1. $rimary sur%ey (A!#-<)
2. .esusitasi terhadap "ungsi %ital
/. .iayat kejadian
4. &econdary sur%ey (e%aluasi dari kepala) ujung kaki)
*. 0onitoring post resusitasi yang berkelanjutan
D. .ee%aluasi
E. $eraatan de"initi%e
8edua pemeriksaan yaitu primary dan secondary survey harus diulang secara berkala untuk
memastikan tidak adanya proses deteriorasi.
1' Primary Survey 0A"1D23 dan Resusitasi
7
&elama dilakukannya Primary Survey4 kondisi yang mengancam jia harus
diidenti"ikasi dan ditangani secara simultan. 'ngat baha tindakan lanjutan yang logis
harus disesuaikan dengan prioritas yang didasari oleh pemeriksaan pasien secara
keseluruhan.
Pemeriksaan 5alan 6a(as den!an kontrol 1ervi$al Spine
$emeriksaan jalan na"as dan cari adanya7 !enda asing, "raktur mandibula2"acial,
"raktur trakeal2laryngeal
$emeriksaan singkat +ntuk mencari 3bstruksi jalan na"as7 &tridor, retraksi, sianosis
0anajemen 7 $ertahankan jalan na"as yang paten
Bakukan manu%er Hchin lift atau jaw thrust
!ersihkan jalan na"as dari benda asing
0asukkan oro"aringeal atau naso"aringeal airay
$ertahankan definitive airway
a. 'ntubasi orotracheal atau nasotrakeal
16
b. !eedle cricothyrotomy dengan jet insufflation pada jalan na"as
c. 8rikotirotomi dengan pembedahan
$emeriksaan
2
$eriksa bagian leher dan dada 7 pastikan immobilisasi leher dan kepala.
Tentukan laju na"as dan dalamnya perna"asan.
'nspeksi dan palpasi leher dan dada untuk mencari de%iasi trakeal, gerakan dada
yang unilateral atau bilateral, penggunaan otot aksesorius, dan adanya tanda)tanda
injury.
Auskultasi dada secara bilateral, basal dan apeknya.
1ika terdapat suara yang berbeda antara kedua sisi dada, maka perkusi dada untuk
mengetahui adanya HdullnessI atau HhiperresonanI untuk menentukan adanya
hemotorak atau pneumothoraL secara berturut)turut7
a. Tension pneumothoraL
b. Clail chest dengan kontusio pulmonal
c. $neumothoraL terbuka
d. @emothoraL massi%e
$enatalaksanaan
E
$asang pulse oksimetri pada pasien
!erikan oksigen konsentrasi tinggi
Ci32 A 0,9* tidak dapat dicapai dengan nasal prongs atau dengan "ace mask yang
simple. =on)rebreather mask dengan reser%oir diperlukan untuk mencapai Ci32
1006.
;entilasi dengan bag)%al%e mask
.ingankan keadaan tension pneumothoraL dengan memasukkan jarum ukuran
besar secara cepat kedalam '#& 2 pada midkla%ikular line dari sisi paru yang
terkena, kemudian diikuti dengan pemasangan chest tube pada '#& * anterior dari
mid aksilari line.
Tutup penumothoraL yang terbuka dengan pelekat kassa steril, cukup besar untuk
menutupi tepi luka, dan lekatkan pada tiga sisi untuk menciptakan e"ek "lutter)
%al%e. 8emudian masukkan chest tube pada sisi sisanya.
$asang peralatan monitoring end tidal #32 (jika tersedia) pada endotrakeal tube.
Sirkulasi den!an #ontrol perdarahan
7
17
@ipotensi setelah terjadi injury harus dipertimbangkan sebagai akibat hipo%olemik
sampai terbukti tidak. 'denti"ikasi sumber perdarahannya.
$emeriksaan cepat dan akurat terhadap status hemodinamik sangat penting. <lemen
yang penting antara lain7
Tingkat kesadaran 7 $enurunan tekanan per"usi serebral dapat terjadi akibat
hipo%olemi.
:arna kulit7 kulit kemerahan, jarang menandakan hipo%olemia. :ajah keabu)
abuan2kelabu, kulit ektremitas putih menunjukkan hipo%olemi( biasanya
mengindikasikan kehilangan %olume darah setidaknya /06.
=adi
Tekanan darah
a. jika nadi pada radialis teraba,T- A90mm@g
b. 1ika hanya ada di #arotid T- A D0 mm@g.
c. $eriksa kualitas nadi( penuh dan cepat
d. =adi irregular menandakan kemungkinan cardiac impairment
$asang kateter urin dan =,T kecuali ada kontraindikasi.
1atatan . output urin adalah indicator sensiti%e untuk mengetahui status %olume tubuh.
8ateter urin merupakan kontra indikasi jika ada kecurigaan injury pada urethra, misal7
a. -arah pada meatus uretra
b. @enatom skrotum
c. $rostate tidak bisa dipalpasi
&abel 2' Syok Hipovolemik karena Perdarahan (menurut "dvanced Trauma #ife $upport)
%
#lasi(ikasi Penemuan #linis Pen!elolaan
#elas I . kehilan!an volume
darah 8 19 : 2";
@anya takikardi minimal, nadi
G 100 kali2menit
Tidak perlu penggantian
%olume cairan secara ';C-
#elas II . kehilan!an
volume darah 19 < %= :
2";
Takikardi (A120 kali2menit),
takipnea (/0)40 kali2menit),
penurunan pulse pressure,
penurunan produksi urin (20)
/0 cc2jam)
$ergantian %olume darah yang
hilang dengan cairan
kristaloid (=a#l 0,56 atau
.B) sejumlah / kali %olume
darah yang hilang
18
#elas III . kehilan!an
volume darah %= 7= :
2";
Takikardi (A120 kali2menit),
takipnea (/0)40 kali2menit),
perubahan status mental
(con"used), penurunan
produksi urin (*)1* cc2jam)
$ergantian %olume darah yang
hilang dengan cairan
kristaloid (=a#l 0,56 atau
.B) dan darah
#elas I; . kehilan!an
volume darah > 7= : 2";
Takikardi (A140 kali2menit),
takipnea (/* kali2menit),
perubahan status mental
(con"used dan lethargic),
!ila kehilangan %olume darah
A *0 6 7 pasien tidak sadar,
tekanan sistolik sama dengan
diastolik, produksi urin
minimal atau tidak keluar
$ergantian %olume darah yang
hilang dengan cairan
kristaloid (=a#l 0,56 atau
.B) dan darah
8eterangan 7 <!; (estimate !lood ;olume) M E0 cc 2 kg !!
Penatalaksanaan
7
1. $emantauan. $arameter di baah ini harus dipantau selama stabilisasi dan pengobatan7
denyut jantung, "rekuensi pernapasan, tekanan darah, tekanan %ena sentral (#;$) dan
pengeluaran urin. $engeluaran urin yang kurang dari /0 ml2jam (atau 0,* ml2kg2jam)
menunjukkan per"usi ginjal yang tidak adekuat.
2. $enatalaksanaan pernapasan. $asien harus diberikan aliran oksigen yang tinggi melalui
masker atau kanula. 1alan napas yang bersih harus dipertahankan dengan posisi kepala
dan mandibula yang tepat dan aliran pengisapan darah dan secret yang sempurna.
$enentuan gas darah arterial harus dilakukan untuk mengamati %entilasi dan oksigenasi.
1ika ditemukan kelainan secara klinis atau laboratorium analisis gas darah, pasien harus
diintubasi dan di%entilasi dengan %entilator yang %olumenya terukur. ;olume tidal harus
diatur sebesar 12 sampai 1* ml2kg, "rekuensi pernapasan sebesar 12)1D per menit.
3ksigen harus diberikan untuk mempertahankan $32 sekitar 100 mm@g. 1ika pasien
melaan terhadap %entilator, maka obat sedati%e atau pelumpuh otot harus diberikan.
19
1ika cara pemberian ini gagal untuk menghasilkan oksigenasi yang adekuat, atau jika
"ungsi paru)paru menurun harus ditambahkan /)10 cm tekanan ekspirasi akhir positi".
/. $emberian cairan
a. $enggantian cairan harus dimulai dengan memasukkan larutan ringer laktat atau
larutan garam "isiologis secara cepat. 8ecepatan pemberian dan jumlah aliran
intra%ena yang diperlukan ber%ariasi tergantung beratnya syok. +mumnya paling
sedikit 1 sampai 2 liter larutan ringer laktat harus diberikan dalam 4*)D0 menit
pertama atau bias lebih cepat lagi apabila dibutuhkan. 1ika hipotensi dapat diperbaiki
dan tekanan darah tetap stabil, ini merupakan indikasi baha kehilangan darah sudah
minimal. 1ika hipotensi tetap berlangsung. @arus dilakukan trans"use darah pada
pasien)pasien ini secepat mungkin, dan kecepatan serta jumlah yang diberikan
disesuaikan dengan respons dari parameter yang dipantau.
1. -arah yang belum dilakukan reaksi silang atau yang bergolongan 3)negati"
dapat diberikan terlebih dahulu, apabila syok menetap dan tidak ada cukup
aktu (kurang lebih 4* menit) untuk menunggu hasil reaksi silang selesai
dikerjakan.
2. &egera setelah hasil reaksi silang diperoleh, jenis golongan darah yang sesuai
harus diberikan.
/. 8oagulopati delusional dapat timbul pada pasien yang mendapat trans"use
darah masi". -arah yang disimpan tidak mengandung trombosit hidup dan
"actor pembekuan ; dan ;'. &atu unit plasma segar beku harus diberikan
untuk setiap * unit whole &lood yang diberikan. @itung jumlah trombosit dan
status koagulasi harus dipantau terus menerus pada pasien yang mendapatt
trans"usi massi".
4. @ipotermia juga merupakan konsekuensi dari trans"use massi". -arah yang
akan diberikan harus dihangatkan dengan koil penghangat dan suhu tubuh
pasien dipantau.
4. ;asopresor, ) $emakaian obat ini pada penanganan syok hipo%olemik akhir)akhir ini
kurang disukai. Alasannya adalah bahha hal ini akan lebih mengurangi per"usi jaringan.
$ada kebanyakan kasus, %asopresor tidak boleh digunakan( tetapi %asopresor mungkin
berman"aat pada beberapa keadaan. ;asopresor dapat diberikan sebagai tindakan
sementara untuk meningkatkan tekanan darah sam pai didapatkan cairan pengganti yang
adekuat. @al ini terutama berman"aat bagi pasien yang lebih tua dengan penyakit koroner
20
atau penyakit pembuluh darah otak yang berat. Nat yang digunakan adalah norepine"rin 4
sampai 9 mg yang dilarutkan dalam *00 ml *6 dekstrosa dalam air (-*:), yang bersi"at
%asokonstriktor predominan dengan e"ek yang minimal pada jantung. -osis harus
disesuaikan dengan tekanan darah.
1, E
Disabilitas 02valuasi 6eurolo!ik3
?
#ek tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi pupil.
0etode A;$+$ untuk menentukan tingkat kesadaran
A Alert
; respon terhadap rangsang ;okal
$ respon terhadap rangsang Pain
+ ,nresponsi"
$engukuran dan .eaksi Pupil
1atatan. @1S lebih detil namun termasuk pada secondary survey, kecuali jika akan melakukan
intubasi maka pemeriksaan ,#& harus dilakukan lebih dulu.
Tabel /7 =ilai ,#&
9
5enis Pemeriksaan 6ilai
Respon buka mata 0Eye Opening4 23
O .espon spontan (tanpa stimulus2rangsang)
O .espon terhadap suara (suruh buka mata)
O .espon terhadap nyeri (dicubit)
O Tida ada respon (meski dicubit)
4
/
2
1
Respon verbal 0;3
!erorientasi baik
!erbicara mengacau (bingung)
8ata)kata tidak teratur (kata)kata jelas dengan substansi tidak jelas P non)
kalimat, misalnya, >aduhQ bapak..?)
*
4
/
21
&uara tidak jelas (tanpa arti, mengerang)
Tidak ada suara
2
1
Respon motorik terbaik 0/3
A 'kut perintah
O 0elokalisir nyeri (menjangkau P menjauhkan stimulus saat diberi rangsang
nyeri)
O Cleksi normal (menarik anggota yang dirangsang)
O Cleksi abnormal (dekortikasi7 tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada
P kaki eLtensi saat diberi rangsang nyeri)
O <kstensi abnormal (deserebrasi7 tangan satu atau keduanya eLtensi di sisi tubuh,
dengan jari mengepal P kaki eLtensi saat diberi rangsang nyeri)
O Tidak ada ("lasid)
D
*
4
/
2
1
'nterpretasi atau hasil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan ,#& disajikan dalam simbol
<Q;Q0Q&elanjutnya nilai tiap)tiap pemeriksaan dijumlahkan, nilai ,#& yang tertinggi
adalah 1* yaitu <4;*0D dan terendah adalah / yaitu <1;101. !iasanya, pasien dengan nilai ,#&
dibaah * ialah pasien emergensi yang sulit dipertahankan keselamatannya. ,#& berguna untuk
menentukan derajat trauma2cedera kepala (trauma capitis).
22
,ambar *7 cara penilaian kesadaran
9
#ontrol terhadap PaparanB)in!kun!an
Bepas semua pakain pasien, cegah hipotermi dengan memakaikan selimut dan atau cairan ';
yang hangat, berikan cahaya hangat.
0onitoring nadi, !$, pulse oksimetri, <8,, dan output urin terus)menerus.
2' Se$ondary Survey
147
<%aluasi keseluruhan termasuk tanda %ital, !$, nadi, respirasi dan temperature
-ilakukan setelah primary sur%ey, resusitasi, dan pemeriksaan A!#.
-apat disingkat menjadi Htu&es and fingers in every orifice
-imulai dengan anamnesa A0$B<7
A Alergi
0 0edikasi yang dikonsumsi baru)baru ini
$ 'ast illness (.$-)
B #ast meal (makan terakhir)
< (vent)environment yang terkait injury
$emeriksaan penunjang lebih lanjut (<8,, F).ay, 0.', #T &can)
<%aluasi pada setiap organ
#omplikasi
7
8omplikasi yang dapat muncul dari trauma abdomen terutama trauma tumpul adalah cidera yang terleatkan,
terlambat dalam diagnosis, cidera iatrogenic, intra abdomen sepsis dan abses, resusitasi yang tidak adekuat, rupture
spleen yang muncul kemudian. $eritonitis merupakan komplikasi tersering dari trauma tumpul abdomen karena
adanya ruptur pada organ. $enyebab yang paling serius dari peritonitis adalah terjadinya suatu hubungan (%iskus)
ke dalam rongga peritoneal dari organ)organ intraabdominal (eso"agus, lambung, duodenum, intestinal, colon,
rektum, kandung empedu,apendiks,dan saluran kemih), yang dapat disebabkan oleh trauma, darah yang
mengin"eksi peritoneal, benda asing, obstruksi dari usus yang mengalami strangulasi, pankreatitis.
8omplikasi akibat syok hipo%olemik7
D
1. 8egagalan multi organ akibat penurunan alilran darah dan hipoksia jaringan yang
berkepanjangan.
2. &indrom distress pernapasan deasa akibat destruksi pertemuan al%eolus kapiler karena
hipoksia.
23
/. -'# (8oagulasi intra%ascular diseminata) akibat hipoksia dan kematian jaringan yang luas
sehingga terjadi pengakti"an berlebihan jenjang koagulasi.
Pro!nosis
$rognosis untuk pasien dengan trauma abdomen ber%ariasi. Tanpa data statistik yang menggambarkan jumlah
kematian di luar rumah sakit, dan jumlah pasien total dengan trauma abdomen, gambaran spesi"ik prognosis
untuk pasien trauma intra abdomen sulit. Angka kematian untuk pasien raat inap berkisar antara *)106.
&yok hipo%olemik selalu merupakan darurat medis. =amun, gejala)gejala dan hasil dapat ber%ariasi tergantung
pada7
D
1. 1umlah %olume darah yang hilang
2. Tingkat kehilangan darah
/. #idera yang menyebabkan kehilangan
4. 0endasari pengobatan kondisi kronis, seperti diabetes dan jantung, paru)paru, dan penyakit ginjal.
#esimpulan
1
&yok hipo%olemik yang disebabkan karena perdarahan intraabdomen merupakan kedaruratan
medis. 3leh karena itu harus dilakukan penanganan yang cepat dan tepat. $rimary sur%ey
meliputi A!#-< dan secondary sur%ey merupakan bentuk penanganan lanjut yang lebih spesi"ik
dan terperinci. Tindakan primary dan secondary sur%ey sangat mempengaruhi prognosis pasien.
Da(tar Pustaka
1. <liastam 0, &ternbach ,B, !resler 01. $enuntun kedaruratan medis ed *. 1akarta7
<,#(200/.h.4)E
2. ,ridale 1. At a glance anamnesis dan pemeriksaan "isik. <rlangga. 1akarta( 200*.h. 10*)E
24
/. &udiharto. !iomekanik trauma. 8ementerian 8esehatan .epublik 'ndonesia. -iunduh dari
http722bppsdmk.depkes.go.id2bbpkjakarta2p)content2uploads2201220/2!'30<8A='8)
T.A+0A.pd" pada tanggal 9 Agustus 2014
4. @enderson &3. ;ademacum kedokteran emergensi. 1akarta7 <,#(201/.h.*20)*
*. &chartK, &eymour '. 'ntisari prinsip prinsip ilmu bedah ed D. 1akarta7 <,#(2004.h.92)/
D. !rooks A, 0ahoney $, @odgetts T. 0ajor trauma. <lse%ier Bimited. $hiladelphia( 200*.h.
2/5, 40.
E. Amisani '. Tatalaksana aal multiple trauma, /1 3ktober 2010. -iunduh dari7
http722.scribd.com2doc2Tatalaksana)Aal)0ultiple)TraumaRdonload, 9 Agustus 2014.
9. Tonsend #0, !eauchamp .-, <%ers !0, 0attoL 8B. !uku saku ilmu bedah sabiston ed
1E. 1akarta7 <,#(2011.h.2/9)4D
25

Anda mungkin juga menyukai