Anda di halaman 1dari 21

KASUS UJIAN

Disusun Oleh:
Ega surya setya N.
110.2007.097


Penguji:
Dr. K. Maria Poluan, Sp.KJ (K)



KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN KESEHATAN JIWA
RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT
GATOT SOEBROTO
JAKARTA
2014



STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. D
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir : 3 april 1971
Usia : 43 tahun
Suku bangsa : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : MTs YPMI Wanayasa purwakarta
Pekerjaan : TNI Angkatan Darat
Alamat rumah : Asr Kodam 0602 Serang
Status Pernikahan : Sudah menikah
Tanggal Masuk RSPAD : 24 Februari 2014
Diantar oleh : Kesatuan

II. RIWAYAT PSIKIATRI
A. Keluhan Utama

Autoanamnesa (9-10 Maret 2014)
Pasien mengaku marah-marah dirumah.

Alloanamnesa (9 Maret 2014 Ny. T, istri pasien)
Pasien marah-marah dan memukul istrinya.

Keluhan Tambahan
Autoanamnesa:
Pasien sering merasa bahwa banyak orang yang memperhatikan dan ingin
memukul pasien, dan pasien sering mendengar bisikan-bisikan yang mengejek
pasien.





B. Riwayat Gangguan Sekarang
Autoanamnesis pada tanggal 9 maret 2014, Pasien mengaku marah marah
dan memukul istri, sehingga istri kabur dari rumah dan membawa kedua anaknya,
menurut pasien tindakannya memukul istri karena merasa disepelekan soal keuangan
oleh istri pasien.
Pasien juga mengaku sering mendengar bisikan-bisikan yang mengejek pasien
dan pasien merasa bahwa ada banyak orang yang memperhatikan dan membenci
pasien, sehingga membuat pasien kesal.
Pasien mengaku sejak dirawat di paviliun Amino, pasien minum obat secara
teratur dan tepat waktu. Keinginan pasien saat ini adalah ingin kembali ke rumah
meminta maaf kepada istri pasien, pasien juga berharap istri pasien mau pulang ke
rumah.
Alloanamnesis dengan istri pasien, pada tanggal 9 maret 2014 melalui
telepon, menurut istri pasien sudah satu bulan lebih pasien sering marah - marah tanpa
sebab yang jelas, setiap kali pasien marah-marah istri pasien selalu dipelakukan kasar
seperti dipukul dan diludahi, istri pasien mengaku kabur dari rumah karena sudah
tidak tahan dengan perlakuan pasien.
Istri pasien mengatakan bahwa satu bulan terakhir ini cara bicara pasien
menjadi aneh, tidak jelas, dan tidak jarang pasien terlihat bicara sendiri. Perilaku
pasien juga terlihat aneh, seperti rajin membersihkan rumah tetangga, namun pasien
tidak pernah memperhatikan kebersihan rumahnya sendiri.
Kedua anak pasien selalu merasa takut setiap kali pasien ada di rumah karena
pasien sering bertindak kasar kepada kedua anak pasien. Begitu pula di tempat kerja
dan lingkungan sekitar rumah, hampir semua teman dan tetangga merasa terganggu
dengan perilaku pasien yang cenderung temperamental dan berkata-kata kasar.
Menurut istri pasien, pasien sangat tidak suka jika ada orang lain termasuk
atasannya menegur mengenai perilaku pasien yang dinilai buruk, pasien sangat berani
dan cenderung tidak takut sekalipun harus berhadapan dengan atasannya, tiap kali
pasien mendapat teguran pasien selalu marah-marah dan mengajak berkelahi siapapun
yang menegurnya dan pasien sering melampiaskan kekesalannya ke istri pasien.
Istri pasien juga mengatakan bahwa pasien tidak teratur meminum obat yang
di berikan dokter spesialis jiwa, pasien selalu marah jika dipaksa agar minum obat
oleh istri pasien.



C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Menurut pengakuan istri pasien, pasien sudah berkali-kali di rawat di
Paviliun Amino RSPAD gatot Soebroto sejak tahun 1993 dan juga di RS.
Dustira Bandung pada tahun 2010.
Pertama kali dirawat di paviliun RSPAD Gatoto Soebroto pada tahun
1993 selama 2 minggu, karena pasien sering marah marah tanpa sebab dan
merusak barang-barang di rumah.
Perilaku pasien mulai berubah semenjak kepulangan pasien dari
bertugas di timor-timor, sewaktu bertugas di timor-timur pasien pernah
mendapat masalah yaitu tidak sengaja menembak temannya sendiri hingga
tewas dan menurut keterangan beberapa teman pasien pada waktu itu, hal ini di
karenakan kesalahan komunikasi.
Selama menjalani perawatan pasien teratur minum obat, namun
sewaktu pasien pulang ke rumah pasien jarang meminum obat dan selalu
menolak jika di minta untuk minum obat.
Pada tahun 2010 pasien pernah menjalani perawatan di rumah sakit
dustira namun seminggu menjalani perawatan pasien kabur dan pulang ke
rumah.
Istri pasien mengaku tidak terlalu ingat sudah berapa kali pasien
pernah menjalani perawatan dan pengobatan hal ini di karenakan pasien
memang sudah terlalu sering menjalani perawatan sejak tahun 1993 hingga
sekarang dengan keluhan yang sama.

2. Riwayat Gangguan Medis
Pasien tidak pernah mengalami penyakit berat yang membuat pasien
harus di rawat, dan istri pasien menyangkal bahwa pasien pernah mengalami
kecelakaan atau trauma dikepala.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol
Pasien adalah perokok dan tidak mengkonsumsi alkohol maupun obat obatan
terlarang.




D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Menurut istri pasien, Pasien lahir di purwakarta pada tahun 1971, pasien
adalah anak tunggal, dan pada waktu pasien lahir ayah pasien sudah lama
meninggal. Tidak didapatkan informasi yang akurat mengenai riwayat
kelahiran pasien.
2. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Tidak didapatkan informasi yang akurat.
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Pasien mengaku Saat bersekolah ditingkat dasar pasien sudah tinggal terpisah
dari ibunya, hal ini dikarenakan keterbatasan ekonomi, dan pada waktu itu
pasien tinggal di rumah bibinya di purwakarta. Pasien bisa mengikuti seluruh
pelajaran dengan baik, pasien mengaku sering menjadi juara kelas sewaktu di
sekolah dasar.
4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja
Saat bersekolah ditingkat menengah pertama yaitu di MTs YPMI Wanayasa
purwakarta, pasien bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan karena
keterbatasan ekonomi, setelah lulus pasien tidak bisa melanjutkan ke jenjang
berikutnya sehingga akhirnya pasien pulang kembali tinggal bersama ibunya.
5. Masa dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Setelah lulus sekolah tingkat menengah pertama, selama empat tahun
pasien bekerja membantu ibunya, hingga pada tahun 1989 pasien mengikuti
pendidikan menjadi tentara angkatan darat.
b. Riwayat Pekerjaan
Pasien adalah seorang Tentara Angakatan Darat yang ditempatkan di
purwakarta hingga tahun 2004, dan kemudian pindah ke kodam 06012
serang.
c. Riwayat Pernikahan / Psikoseksual
Pasien menikah pada tahun 1992 dan di karuniai 2 orang anak ( 1 anak laki-
laki dan 1 anak perempuan), pada awal pernikahan pasien dengan istri hidup
harmonis.
d. Riwayat Kehidupan Beragama


Pasien beragama Islam dan mengaku menjalankan solat bila mau.
e. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien pernah menembak temannya sendiri sewaktu bertugas di timor
timor.

E. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak tunggal, sejak kecil pasien dibesarkan seorang diri oleh
ibunya di karenakan ayahnya yang sudah lama meninggal sejak pasien lahir.
Pasien memiliki tiga saudara tiri, dan hubungan pasien dengan saudara tirinya
kurang begitu dekat.

GENOGRAM








Keterangan:
Laki-laki
Perempuan
Pasien

F. Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien Tinggal di Asrama Kodam 0602 Serang, dengan istri dan kedua anaknya.
G. Persepsi pasien tentang diri dan lingkungan
Pasien merasa nyaman dilingkungan Paviliun Amino tetapi pasien ingin segera
pulang ke rumah dan bertugas kembali.
H. Persepsi keluarga tentang diri pasien
Istri pasien mengatakan, pasien sering marah marah dan merusak barang.
Hubungan pasien dengan istri dan anaknya kurang baik, hal ini di karenakan
perilaku pasien yang dianggap buruk oleh istri dan kedua anaknya.



I. Mimpi, fantasi dan nilai-nilai
Pasien mengatakan ingin membuat kolam air mancur di halaman pavilion amino.

III. STATUS MENTAL
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 10 Maret 2014
A. Deskripsi Umum
1.Penampilan
Pasien berjenis kelamin laki-laki berusia 43 tahun dengan penampilan tidak
sesuai dengan usia, kulit berwarna sawo matang, rambut hitam dan beruban. Pasien
menggunakan kaos loreng, celana panjang loreng dengan alas kaki. Perawatan diri
kurang baik, Pasien berjalan dengan baik dan normal.
2. Perilaku dan Aktivitas Motorik
Selama wawancara pasien lebih banyak bergerak duduk dan berdiri
memperagakan apa yang dibicarakan pasien. Kontak mata dengan pemeriksa baik.
Pasien dapat menjawab pertanyaan, namun terkadang jawaban kurang sesuai atau
keluar dari topik yang di tanyakan pemeriksa.
3. Pembicaraan
Pasien cenderung lebih banyak berbicara, spontan, volume suara cukup, irama
cepat, pengucapan terkadang kurang jelas. Isi pembicaraan dapat di mengerti
meskipun terkadang cenderung berpindah-pindah dari satu topik ke topik lain.
4. Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien cukup kooperatif saat diajukan pertanyaan dan pasien mau menjawab
pertanyaan yang diberikan.

B. Alam Perasaan
Mood dan Afek
Mood : eutimik
Afek : inappropriate affect (afek yang tidak sesuai)
Keserasian : tidak serasi

C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Auditorik, pasien merasa ada suara-suara yang mengejek
pasien.


2. Ilusi : Tidak ada

D. Fungsi Intelektual
1. Inteligensi dan kemampuan informasi
Pasien dapat menjawab tahun berapa saat ini, siapa presiden RI saat ini,wakil
presiden RI saat ini serta gubernur dan wakil gubernur propinsi Banten saat ini.

2. Orientasi
Waktu : Pasien dapat membedakan waktu saat pagi, siang dan malam
serta mengetahui hari.
Tempat : Baik, pasien mengetahui bahwa dirinya berada di RSPAD
Gatot Soebroto.
Orang : Baik, pasien mengenali semua temannya di bangsal dengan
benar, dan mengetahui sedang di wawancarai oleh dokter
muda.
3. Daya Ingatan
Jangka panjang : Baik, pasien dapat mengingat tanggal lahir dan nama
nama kakak dan adiknya serta orang tuanya.
Jangka sedang : Baik, pasien dapat mengingat aktivitas yang
dilakukannya selama berada di bangsal seminggu
terakhir.
Jangka pendek : Baik, pasien dapat mengingat menu makan sore
sebelum wawancara.
Jangka segera : Baik, pasien dapat mengulang kalimat yang diberikan
pemeriksa.

4. Konsentrasi dan Perhatian
Pasien tidak dapat menghitung dengan benar 100-7 dan tidak dapat menjawab
pengurangan berikutnya dengan benar.

5. Kemampuan membaca dan menulis
Pasien dapat membaca sebuah kalimat yang ditulis oleh pemeriksa. Pasien
mau menulis namanya.




6. Kemampuan Visuospasial
Pasien mampu memngambar pot bunga, kaligrafi bertuliskan basmallah.

7. Pikiran Abstrak
Pasien dapat mengartikan peribahasa sederhana ada gula ada semut maupun
peribahasa yang lainnya.

8. Kemampuan menolong diri sendiri
Pasien mampu melakukan aktifitas mandi, makan dan menganti pakaian
dengan baik.

E. Pikiran
1. Proses Pikir
Flight of idea
2. Isi Pikir
Waham Curiga

F. Pengendalian Impuls
Pengendalian impuls pasien baik, pasien dapat mengendalikan diri dengan
berperilaku baik dan sopan serta kooperatif saat dilakukan wawancara.

G. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial
Pasien kooperatif, sopan terhadap pemeriksa dan perawat serta teman
temannya di bangsal.
2. Penilaian realita
Terganggu (adanya waham curiga dan halusinasi auditorik)

H. Tilikan
Derajat 1, menyangkal bahwa dirinya sakit.

I. Taraf Dapat Dipercaya


Secara umum, keterangan yang didapat dari autoanamnesa dan alloanamnesa
dapat dipercaya.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Internus
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : kompos mentis
Tensi : 110 / 80 mmHg
Nadi : 84 x / menit
Frekuensi nafas : 22 x / menit

Sietem kardiovaskular : dalam batas normal
Sistem respirasi : dalam batas normal
Sistem gastrointestinal : dalam batas normal
Sistem ekstremitas : dalam batas normal

B.Status Neurologik
GCS : E4 M6 V5

V. IKTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Telah dilakukan pemeriksaan pada pasien, laki-laki, berinisial Tn. D berusia
43 tahun, beragama Islam, dengan pendidikan terakhir MTs, bekerja sebagai tentara
yang ditempatkan di Serang dengan status sudah menikah, datang ke rumah sakit
diantar oleh kesatuan pada tanggal 24 Februari 2014 dengan keluhan marah-marah
dan memukul istri hingga istri pasien kabur dari rumah.
Berdasarkan STATUS MENTAL, Pasien berjenis kelamin laki-laki berusia
43 tahun dengan penampilan tidak sesuai dengan usia, kulit berwarna sawo matang,
rambut hitam dan beruban. Pasien menggunakan kaos loreng, celana panjang loreng
dengan alas kaki. Perawatan diri kurang baik, Pasien berjalan dengan baik dan
normal.Secara umum perilaku pasien tampak normal. Selama wawancara pasien
duduk dan berdiri terus menerus.
Mood eutimik (suasana perasaan dalam rentang normal, tidak adanya mood
yang tertekan), afek inappropriate. Pasien cenderung lebih banyak berbicara, spontan,
volume suara cukup, irama cepat, pengucapan terkadang kurang jelas. Isi


pembicaraan dapat di mengerti meskipun terkadang cenderung berpindah-pindah dari
satu topik ke topik lain.
Pada persepsi pasien tidak memiliki riwayat halusinasi visual, olfaktorik,
gustatorik, dan taktil, namun memiliki halusinasi auditorik. Proses pikir flight of
ideas dan waham curiga pada isi pikir. Pasien memiliki orientasi yang cukup baik.

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I
Pada pasien ditemukan adanya pola perilaku atau psikologis yang secara klinis
bermakna dan secara khas berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan distress
(penderitaan) dan disability (hendaya) dalam beberapa fungsi psikososial dan
pekerjaan.Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami suatu gangguan
jiwa.
Gangguan ini merupakan gangguan mental non-organik karena tidak ditemukan
adanya gangguan kesadaran dan kognitif, pasien juga tidak berada dalam pengaruh
zat psikoaktif dan alkohol, sehingga diagnosa gangguan mental organik dan
gangguan mental akibat zat psikoaktif dapat disingkirkan.

Dari anamnesa dan pemeriksaan didapatkan bahwa pasien dicurigai gangguan kearah
Skizoafektif tipe manik (F25.0). Gangguan pasien telah terjadi bertahun - tahun,
dengan halusinasi auditorik dan merasa ada yang memperhatikan, sehingga
berdasarkan PPDGJ III diagnosis untuk aksis I adalah F25.0 Skizoafektif tipe manik.

Aksis II
Belum ditemukan data yang cukup bermakna untuk menentukan suatu gangguan
kepribadian, butuh didalami lebih lanjut, oleh karena itu belum ada diagnosis untuk
Axis II.

Aksis III
(-)

Aksis IV
Untuk aksis IV ditemukan adanya masalah berkaitan dengan hubungan rumah
tangganya.




Aksis V
Penilaian kemampuan penyesuaian menggunakan skala Global Assesment of
Functioning (GAF) menurut PPDGJ IIIdidapatkan pada Aksis V GAF pada saat ini
adalah 60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang).

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : (Menurut PPDGJ III) F25.0 Skizoafektif tipe manik / DD : bipolar
episode manik
Aksis II : Belum ada diagnosis
Aksis III : -
Aksis IV : Masalah yang berkaitan dengan rumah tangga
Aksis V : GAF saat ini 60-51

VIII. DAFTAR PROBLEM
Organobiologik
Tidak ada
Psikologik
Mood :Eutimik
Afek : inappropriate affect

Gangguan persepsi : Halusinasi auditorik
Proses Pikir : flight of ideas
Isi pikir : Waham curiga
Tilikan : Derajat 1, RTA terganggu

IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad fungtionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad malam

X. TERAPI
a. Psikofarmaka


- Risperidon 2 x 2 mg

b. Psikoterapi
Terhadap pasien:
Psikoterapi suportif: untuk membina hubungan, menunjukan empati dan
reassurance, dimana terapis ikut terlibat dan berperilaku aktif, berempati dan
memberikan perhatian pada pasien, menerima pasien tanpa menghakimi,
mensupport usaha adaptif pasien, dan menghormati pasien sebagai manusia
seutuhnya. Mengembalikan pasien pada fungsi optimal terutama dalam
kehidupan social ekonomi, minimal pasien dapat mengendalikan emosi dan
melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.

c. Sosioterapi
Terhadap keluarga:
Psikoedukasi mengenai :
a. Penyakit pasien
Memberikan penjelasan yang bersifat komunikatif, informatif dan edukatif
mengenai penyakit pasien, gejala-gejalanya, faktor-faktor yang
memberatkan, dan bagaimana cara pencegahan. Sehingga keluarga bisa
menerima dan mengerti keadaan pasien serta mendukung proses terapi dan
mencegah kekambuhan.

b. Terapi yang diberikan
Memberikan penjelasan mengenai terapi yang diberikan pada pasien
dimana diterangkan kegunaan obat terhadap gejala pasien serta efek
samping yang mungkin muncul pada pengobatan. Selain itu ditekankan
pentingnya pasien kontrol dan minum obat secara teratur sehingga
diharapkan keluarga turut serta dan bekerja sama dalam berjalannya
program terapi.









XI. DISKUSI
Pada pasien ditemukan adanya pola perilaku dan alam pikir yang secara
klinis bermakna dan menimbulkan penderitaan (distress) dan hendaya (disability)
dalam fungsi pekerjaan dan sosial, dengan demikian berdasarkan PPDGJ III dapat
disimpulkan bahwa pasien mengalami suatu gangguan jiwa.
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan status mental pasien didapatkan
adanya gangguan ini selama bertahun - tahun, adanya gejala berupa halusinasi
auditorik yaitu mendengar suara bisikan dan adanya waham curiga yang menonjol.
Oleh karena itu, berdasarkan PPDGJ III, diagnosis untuk aksis I adalah F25.0, yaitu
Skizofrenia tipe manik.

Dalam subtipe Skizoafektif terdapat klasifikasi seperti :
Halusinasi atau waham harus menonjol secara bersamaan dengan adanya
ganguuan afek;
Halusinasi auditorik mendengar suara suara bisikan yang mengejeknya.
Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi pada pasien waham yang ada
hanyalah waham curiga saja.
Adanya gangguan afek yang menonjol bersamaan dengan munculnya gejala gejala
psikotik.

Pada pasien terdapat ciri-ciri skizofrenia seperti yang dilampirkan diatas, serta
adanya gangguan pada afek yang menonjol secara bersamaan. kecenderungan pada
Skizoafektif tipe manik (F.25.0) dimana pasien berhalusinasi mendengar suara bisikan
yaitu adanya halusinasi auditorik, dan merasa bahwa istrinya selalu berselingkuh
dengan banyak laki-laki lain yaitu waham curiga, serta adanya suatu perasaan yang
selalu ingin marah marah terhadap istrinya sampai memukul istrinya terus menerus.
Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis serta hasil pemeriksaan,
kecenderungan pasien ini menderita Skizoafektif tipe manik yang dijelaskan pada
PPDGJ III F25.0.
Psikofarmaka yang diberikan untuk pasien tersebut adalah obat atipikal.
Pemberian Risperidone (derivat Benzisoxazole) yang merupakan APG II pertama


diberikan 2 x 2 mg yang bekerja sebagai antagonis poten serotonin dan dopamin, obat
ini berafinitas terhadap dopamin D2 receptor juga terdapat serotonin 5-HT2 receptor
sehingga efektif terhadap gejala positif dan gejala negatif pada pasien.
Selain diberikan psikofarmaka sebagai terapi utama, perlu ditambahkan
juga terapi yang lain yaitu psikoterapi suportif untuk mensupport pasien dalam masa
adaptasinya dan psikoedukasi perihal penyakit pasien serta menekankan betapa
pentingnya kepatuhan minum obat.
Dari hasil autoanamnesis terakhir dengan pasien, pasien kooperatif dan mau
bergabung bersama pasien lain dan selalu makan dan minum obat teratur. Pasien
berkeinginan untuk segera keluar dari RSPAD agar bisa melanjutkan pekerjaannya
sebagai seorang tentara dan sangat ingin memlakukan hubungan seksual dengan
istrinya.
























XII. LAMPIRAN


































XIII. Hhh




































XIV. FOLLOW UP
Nama : Tn. D
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 43 tahun
Pekerjaan : TNI Angkatan Darat
Nomer rekam medis : 34 40 - 56
Status Pernikahan : Sudah menikah
Tanggal Masuk RSPAD : 24 Februari 2014
Diagnosis : Skizoafektif tipe manic

Tanggal 9 maret 2014 (14:30)
Subyektif
pasien masih banyak bicara dan banyak bergerak,pasien mengatakan ingin pulang
bertemu anak dan istrinya.
Obyektif
laki laki tampak lebih tua dari usianya
perawatan diri kurang
sikap / psikomotor : kooperatif
bicara spontan, cepat semakin lama semakin mengacau
mood / afek : eutimik, inapproppiate affect
proses / isi pikir : flight of ideas, waham curiga
persepsi : halusinasi auditorik
RTA : terganggu
Assessment / penilaian
Aksis I : skizoafektif tipe manic
Aksis II : -
Aksis III : -
Aksis IV : masalah rumah tangga
Aksis V : GAF 60 - 51
Planning / perencanaan
Risperidon 2 x 2 mg




Tanggal 10 maret 2014 (10:30)
Subyektif
pasien berkali kali bertanya kapan pasien bisa pulang, pasien masih banyak bicara
dan mondan mandir saat bicara.
Obyektif
laki laki tampak lebih tua dari usianya
perawatan diri kurang
sikap / psikomotor : kooperatif
bicara spontan, cepat semakin lama semakin mengacau.
mood / afek : eutimik, inapproppiate affect
proses / isi pikir : flight of ideas, waham curiga
persepsi : halusinasi auditorik
RTA : terganggu
Assessment / penilaian
Aksis I : skizoafektif tipe manic
Aksis II : -
Aksis III : -
Aksis IV : masalah rumah tangga
Aksis V : GAF 60 - 51
Planning / perencanaan
Risperidon 2 x 2 mg

Tanggal 11 maret 2014 (08:00)
Subyektif
Pasien sedang berolahraga, pasien juga meminta cuti untuk pulang sebentar ke
rumahnya karena rindu dengan keluarganya.
Obyektif
laki laki tampak lebih tua dari usianya
perawatan diri kurang
sikap / psikomotor : kooperatif
bicara spontan, cepat semakin lama semakin mengacau.
mood / afek : eutimik, inapproppiate affect


proses / isi pikir : flight of ideas, waham curiga
persepsi : halusinasi auditorik
RTA : terganggu
Assessment / penilaian
Aksis I : skizoafektif tipe manic
Aksis II : -
Aksis III : -
Aksis IV : masalah rumah tangga
Aksis V : GAF 60 - 51
Planning / perencanaan
Risperidon 2 x 2 mg

























DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan HI, Sadock BJ. Synopsis of Psychiatry, 8
th
edition. Lippincot Williams and
Wilkins. Philadelphia; 1996.
2. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. Pedaman Penggolongan
dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ III), cetakan pertama, Jakarta; 1993.
3. Maslim, Rusdi.Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. 2007. Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya: Jakarta. Edisi ketiga.
4. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku Ajar Psikiatri, cetakan pertama, edisi
kedua, Jakarta; 2013.

Anda mungkin juga menyukai