Anda di halaman 1dari 2

Lingkungan Belajar Seperti Apa Yang

Tepat Bagi Anak ???



Sumber : Journal of The National Academy For Child Development
Selamat Hari Anak Nasional
Orangtua seringkali bingung terhadap anak-anaknya yang terlihat malas untuk belajar ketika mereka menghadapi
minggu ujian atau tidak mengerjakan PR sekolah. Terkadang orang tua menampilkan reaksi marah terhadap
anak-anaknya ataupun memberikan komentar-komentar terhadap prestasi belajar yang rendah yang
dicapai si-anak. Dapatkah terbentuk minat anak untuk belajar dengan kondisi demikian?
Lingkungan belajar memiliki peranan yang penting di
dalam proses belajar seorang anak. Jika lingkungan belajar anak tidak menanamkan penilaian terhadap suatu
keberhasilan, maka hal ini secara perlahan akan menghambat perkembangan belajar anak.
Seberapa banyak informasi yang telah dipelajari seorang anak merupakan gambaran dari seberapa besar minatnya
untuk belajar. Minat anak untuk belajar merupakan cerminan dari keberhasilan cara pembelajaran yang mereka
sukai. Keberhasilan ini akan memotivasi mereka untuk melakukan suatu hal dengan lebih baik. Sebagai contoh,
anak yang kuat secara fisik akan menyukai olaharaga bela diri; Anak yang cekatan/terampil akan menyukai
permaianan lego, anak yang ahli bahasa sangat menyukai permainan menyusun kata (Scrable). Ketika
seorang anak menyadari kemampuanya dalam suatu bidang tertentu, maka ia pun akan dengan sendirinya memiliki
motivasi yang kuat untuk melakukan hal tersebut bahkan akan berbuat untuk lebih baik lagi. Membiasakan anak
untuk belajar adalah kunci untuk membentuk lingkungan belajar yang positif.
Keinginan anak untuk belajar merupakan hasil dari stimulus yang mereka terima melalui indranya. Apa yang telah
mereka pelajari adalah cerminan dari seberapa sering, seberapa kuat dan seberapa lama rangsang dari
lingkungan berhasil mereka serap. Kita mungkin dapat membuat anak tinggal pada suatu tempat pada jangka
waktu yang cukup lama dan kita berikan suatu materi secara berulang-ulang, tapi kita harus menyadari anak
memiliki kontrol sendiri terhadap stimulus yang diterimanya, apabila ia merasa stimulus tersebut menarik atau
disukainya, maka ia akan belajar dengan lebih cepat, namun bila tidak proses belajar akan sangat lamban atau
bahkan tidak akan pernah terjadi

Anda mungkin juga menyukai