Anda di halaman 1dari 3

Biaya Pendidikan Berbanding Lurus Dengan Mutu Pendidikan

Oleh : Dewi Kumala Sari ( 201113500189)



Kita semua tahu bahwa pendidikan adalah salah satu faktor penentu dari keberhasilan
seseorang . Pendidikan memiliki fungsi teknis-ekonomis yang merujuk pada kontribusi
pendidikan untuk perkembangan ekonomi, misalnya pendidikan dapat membimbing peserta
didik meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap dan perilaku yang diperlukan
untuk hidup dan berkompetisi dalam ekonomi yang berdaya saing.

Secara umum terbukti bahwa semakin berpendidikan seseorang maka tingkat
pendapatannya semakin tinggi. Hal ini mungkin terjadi karena orang yang berpendidikan
lebih produktif dibandingkan dengan yang tidak berpendidikan. Produktivitas seseorang
tersebut dikarenakan dimilikinya pengetahuan, keterampilan, sikap hidup yang diperoleh
melalui pendidikan. Itu sebabnya pendidikan dijadikan investasi sumber daya manusia yang
memberi manfaat moneter ataupun nonmoneter.

Manfaat nonmeneter dari pendidikan adalah diperolehnya kondisi kerja yang lebih baik,
kepuasan kerja, efisiensi konsumsi, kepuasan menikmati masa pensiun dan manfaat hidup
yang lebih lama karena peningkatan gizi dan kesehatan. Manfaat moneter adalah manfaat
ekonomis yaitu berupa tambahan pendapatan seseorang yang telah menyelesaikan tingkat
pendidikan tertentu dibandingkan dengan pendapatan lulusan pendidikan di bawahnya.

Meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pendidikan mendorong tumbuh
dan berkembangnya lembaga pendidikan beberapa tahun terakhir sangat dinamis.
Persaingan antar lembaga pendidikanpun terjadi , beberapa cara yang dilakukan sejumlah
lembaga pendidikan khususnya sekolah yang dikelola pihak swasta untuk menarik minat
masyarakat adalah dengan melengkapi prasarana pendidikan selengkap-lengkapnya,
mengorganisir staf pengajar dengan sangat baik dan rapi, menyusun kurikulum
pembelajaran yang bermutu dengan tetap berpedoman pada kurikulum yang disusun oleh
pemerintah pusat, serta menjaga agar input dan output sekolah tetap baik, sehingga dengan
demikian mutu atau kualitas suatu sekolah tetap terjaga dan semakin dipercaya
masyarakat.

Konsekuensi dari usaha sekolah-sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah biaya
menempuh pendidikan di sekolah tersebut semakin tinggi. Ada korelasi yang positif antara
mutu dengan biaya, yaitu semakin bermutu sebuah sekolah atau lembaga pendidikan
semakin tinggi biaya yang dituntut dari peserta didik yang menempuh pendidikan di lembaga
pendidikan itu.


Semakin mahal biaya pendidikan di sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan yang
bermutu dapat diterima secara logis. Karena untuk meningkatkan dan mempertahankan
mutu mereka membutuhkan dana yang jumlahnya sangat besar. Dan tentunya sumber dana
yang mereka harapkan adalah dari pihak siswa.

Mahalnya biaya pendidikan di sekolah-sekolah yang bermutu di satu sisi mempunyai nilai
positif dalam dunia pendidikan Indonesia, yaitu: masyarakat semakin sadar bahwa
pendidikan itu penting dan mahal. Dengan cara pikir demikian pendidikan semakin dihargai
dan dianggap perlu oleh masyarakat, serta dipandang sebagai salah satu pintu gerbang
menuju kesejahteraan masyarakat. Sehingga para orangtua bekerja keras mencari dana
untuk menyekolahkan anak-anak mereka.

Kedua, para peserta didik menjadi lebih sungguh-sungguh dan serius melaksanakan
tugasnya sebagai pelajar, karena mengetahui besarnya dana yang dikeluarkan oleh
orangtua untuk membiayai pendidikan mereka.

Ketiga, sekolah-sekolah berlomba-lomba meningkatkan mutu agar mampu menempah
putra-putri bangsa yang cerdas, serta sekolah tersebut diminati masyarakat. Sebagai contoh
dapat kita amati maraknya pembangunan sekolah bertaraf internasional.

Disisi lain mahalnya biaya pendidikan di sekolah yang bermutu juga mempunyai nilai negatif,
yaitu: jurang antara si miskin dan si kaya semakin tinggi. Masyarakat yang ekonominya
menengah ke bawah tidak bisa menikmati pendidikan yang bermutu sehingga mereka tetap
menjadi terbelakang dalam pengetahuan dan juga terbelakang dalam ekonomi alias tetap
miskin. Sementara masyarakat yang memiliki ekonomi menengah ke atas dengan mudah
menikmati pendidikan di sekolah yang bermutu. Akibatnya kelompok ini menguasai ilmu
teknologi dan pengetahuan serta semakin mampu meningkatkan taraf ekonominya dengan
ilmu dan teknologi yang dimiliki.

Mutu pendidikan yang tidak merata menjadi salah satu penyebab sulitnya standarisasi mutu
pendidikan di Indonesia. Misalnya, Ujian Nasional yang menuntut siswa minimal
memperolah nilai 5,5 sebagai syarat kelulusan sangat sulit diterapkan karena mutu
pendidikan di berbagai daerah memang berbeda. Untuk sekolah bermutu tuntutan itu
barangkali tidak menjadi persoalan, tetapi bagi sekolah-sekolah yang mutunya sangat
rendah tuntutan itu menjadi persoalan besar.

Banyak juga peserta didik keluar negeri untuk sekolah karena biaya sekolah bermutu di
dalam negeri hampir sama dengan biaya sekolah di luar negeri dan mutu sekolah di luar
negeri lebih baik dibandingkan dengan sekolah bermutu dalam negeri. Akibatnya sekolah-
sekolah, baik yang bermutu maupun yang tidak bermutu mengalami penurunan jumlah
siswa yang masuk.

Melihat persoalan mahalnya biaya pendidikan bermutu maka pemerintah perlu mengambil
langkah bijaksana demi memperbaiki citra pendidikan nasional kita. Melalui tulisan ini
penulis hanya mengingatkan kembali mengenai komitmen pemerintah untuk
mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk bidang pendidikan. Diharapkan dengan
anggaran yang cukup pendidikan mahal tidak lagi menjadi keluhan masyarakat ekonomi
menengah ke bawah untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu.

Anda mungkin juga menyukai