Anda di halaman 1dari 11

PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA

DI BIDANG PERPAJAKAN
Oleh Mokhamad Khoirul Huda, SH. MH


A!"#rak"i
Pajak merupakan sumber pemasukan terbesar dalam APBN dimana dari tahun ke
tahun perlu peningkatan, akan tetapi dalam kenyataannya terjadi kebocoran-kebocoran
yang dilakukan oleh wajib pajak, aparat pajak maupun pihak ke-3 sehingga optimalisasi
penerimaan tersebut tidak bisa tercapai. Untuk menimbulkan unsur jera pada pelaku
maka ketentuan pidana yang ada dalam Undang-Undang tentang etentuan Umum !ata
"ara Perpajakan #UU No.$%&'((( jo. UU No.%&)3*, Undang-Undang tentang
Pemberantasan !indak Pidana orupsi # UU No.'(&'(((* dan itab Undang-Undang
+ukum Pidana perlu diberlakukan secara selekti,. -alam praktek ketentuan-ketentuan
itu tidak digunakan secara optimal oleh aparat penegak hukum, dimana Undang .
Undang tentang !indak Pidana orupsi lebih mendominasi sehingga ketentuan pidana
dalam UU No $%&'((( tidak pernah dipakai. Berdasar a/as lex specialist deregat legi
generalis maka ketentuan pidana dalam UU No. $%&'((( harus diberlakukan.
Ka#a $ ka#a ku%&i : pajak, tindak pidana, wajib pajak
A. Pe%dahulua%
-alam suatu negara yang menganut sistem mekanisme pasar, termasuk mekanisme
pasar terkendali seperti 0ndonesia, pajak merupakan 1 instrumen 1 pemerintah yang
sangat 2ital dan strategis. -engan uang pajak , pemerintah dapat melaksanakan
pembangunan, mengerakkan roda pemerintahan, mengatur perekonomian masyarakat dan
negara.
-alam kaitannya dengan pembangunan dan kesejahteraan, pajak memiliki ,ungsi-
,ungsi yang dapat dipakai untuk menunjang tercapainya suatu masyarakat yang adil dan
makmur secara merata. 3ungsi . ,ungsi tersebut adalah budgeter / finansial yang
memberikan masukan uang sebanyak-banyaknya ke kas negara dan ,ungsi regulerend &
mengatur bahwa pajak sebagai alat untuk mengatur masyarakat baik dalam bidang
ekonomi maupun politik. # 4rly 5uandy, '((' 6 $3 *
Adam 5mith dalam bukunya An Inquire The Nature and Cause of the ealth of
Nations mengemukakan empat prinsip pokok yang harus di perhatikan dalam
pemunggutan pajak yaitu 6 keadilan !equit" #, yuridis !certaint"#, ekonomis dan e,esiensi
!con$enience of pa"%ent # bahwa penggenaan pajak jangan sampai mematikan atau
memberatkan dunia usaha justru makin memoti2asi berkembangnya ekonomi suatu
Negara. #+adi 0rawan, '((3, $(*
7enurut -irektur 8enderal Pajak -epartemen euangan +adi Purnomo bahwa
tingkat kepatuhan pajak masyarakat meningkat pesat dalam tiga tahun terakhir ini,
sebagai tercermin dari peningkatan perolehan pajak. Pendapatan pajak meningkat dari
9p. $(( triliun tahun '(($ menjadi 9p.$%: trilliun tahun '((', dan tahun '((3
ditargetkan meningkat lagi menjadi 9p.'$( triliun akan tetapi baru terealisasi sebesar
9p. '(:,$;3 triliun dengan perincian Pajak Penghasilan # PPh * 7igas 9p. $),<)
triliun,PPN non 7igas 9p.=%,(; triliun, PBB 9p. ),<% triliun,BP+!B 9p. ',$: triliun
dan pajak lainnya 9p.$,%; triliun. 5edangkan secara terpisah -irjen Pajak +adi
Poernomo memperkirakan target penerimaan pajak pada APBN sebesar '3' triliun pada
tahun '((:. #8awa Pos, '((: 6 <* -ari perolehan ini sektor perpajakan menyumbang <;
> pendapatan negara. Untuk memenuhi target menjadi )$ > penyumbang pendapatan
negara sungguh merupakan pekerjaan yang bukan mudah. Berbagai tantangan dan
kendala yang dihadapi demikian kompleks, mulai dari masalah perekonomian nasional
dan internasional, pelayanan birokrasi, hingga masalah kepatuhan dan kesadaran wajib
pajak.
ebijakan perpajakan di 0ndonesia memang mesti dilakukan dengan hati- hati karena
kebijakan itu berapapun kadarnya tetap menjadi 1disinsenti,1 bagi perkembangan dunia
usaha yang masih pincang sejak krisis ekonomi. Namun ebijakan perpajakan tentu saja
sulit menggulirkan pembangunan terutama penyediaan in,rastruktur dan redistribusi
pendapatan.
Apalagi penerimaan negara dari sektor pajak menjadi salah satu indikator kunci
keberhasilan pemerintah. 8ika ditarik lebih lanjut, apapun sistem pajak yang dilaksanakan
maka ukuran keberhasilan akan berpulang pada jumlah setoran pajak pada kas negara,
entah dari $oluntar" co%pliance wajib pajak ataupun dari tindakan akti, penagihan pajak.
5trategi peningkatan penerimaan pajak yang diterapkan pemerintah selain
penambahan jumlah wajib pajak baik pribadi maupun badan, menyederhanakan sistem
pajak melalui paket UU perpajakan, re,ormasi perpajakan tahun '((; yang berkaitan
dengan penurunan tari, tertinggi menjadi 3( >, peningkatan penghasilan tidak kena pajak
pada Peraturan 7enteri euangan No.;%: tahun '((:, juga tidak melupakan program
peningkatan pencairan tunggakan pajak antara lain melalui perbaikan ,rekuensi dan mutu
penagihan pajak.
Untuk masalah kepatuhan wajib pajak maka -irjen Pajak mulai mengoptimalkan
seluruh aparatnya untuk memaksa wajib pajak yang membandel dan tidak kooperati,
dalam memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak .
Adapun hambatan itu bisa berupa perlawanan pasi, dan akti, yang dilakukan oleh
wajib pajak berbentuk badan hukum # rechtpersoon, legal persoon * dan orang
pribadi # naturalijk persoon * dalam rangka untuk melepaskan kewajibannya membayar
pajak, akibat perbuatan wajib pajak ini pemerintah dirugihkan miliaran rupiah.
#7u?odim,$==% 6 3$-33 * Nilai tunggakan =% wajib pajak pada awal '((: mencapai
9p.=%',$3% 7iliar, namun para penunggak pajak itu bersedia mencicil kewajibannya
pada akhir tahun '((:.
7enurut 5ta, Ahli !enaga Pengkajian Bidang Pengawasan dan Penegakkan +ukum
-irjen Pajak -jangkung 5oerjawadi bahwa upaya yang telah dilakukan untuk memaksa
wajib pajak membayar pajak dengan diterapkanya paksa badan # gij&eling * terhadap
wajib pajak yang tidak kooperati, contoh seorang importir berinisial 8asman @iem dari
P!. 40 8akarta yang mempunyai tunggakan di antor Pelayanan Pajak 5awah Besar
8akarta sebesar $$ miliar dan 7. Areenswood seorang warga negara 0nggris . # 7edia
0ndonesia , $: Pebruari '((: *
!erhadap wajib pajak yang melakukan penghindaran diri dari kewajiban dengan cara
penyelundupan # tax e$asion * terhadap perbuatan tidak menyetorkan pajak yang telah
dipotong atau dipungut atau tidak membayar bea masuk dengan cara suatu peryataan
yang tidak benar, atau memberikan data-data tidak benar # 2ide keterangan palsu pada
dokumen * maka tindakan ini merupakan pelanggaran undang . undang dalam bentuk
tindak pidana.
Adapun sanksi yang bisa dijatuhkan pada wajib pajak bisa berupa sanksi administrasi
maupun pidana sebagaimana telah diatur dalam itab Undang .Undang +ukum Pidana,
Undang . Undang No. 3$ !ahun '(($ 8o.Undang . Undang No.3$ !ahun $=== !entang
Pemberantasan !indak Pidana orupsi dan Undang . Undang No.% !ahun $=)3 8o.
Undang . Undang No.$( !ahun $==< 8o. Undang . Undang No $% !ahun '((( tentang
etentuan Umum dan !ata "ara Perpajakan.
Upaya . upaya yang dilakukan aparat pajak dengan terobosan . terobosan dengan
menerapkan berbagai kebijakan diharapkan dapat mengoptimalkan tingkat pendapatan
dari tahun ke tahun akan tetapi realisasi itu banyak menghadapi kendala terutama
berkaitan dengan tingkat kepatuhan dan kesadaran baik dari wajib pajak maupun aparat
sendiri, dimana masih terjadi kebocoran . kebocoran dalam realisasi penerimaan pajak,
untuk itu dapat dirumuskan permasalahan yang perlu dikaji sebagai berikut 6
$. Bagaimana kebijakan hukum pidana positi, dalam pengaturan tindak pidana di
bidang perpajakan B
'. Bagaimana sanksi pidana dalam tindak pidana perpajakan B
B. Ke!i'aka% Hukum Pida%a Po"i#i( dalam Pe%)a#ura% da% Pe%era*a% "a%k"i
Pida%a *ada Ti%dak Pida%a di Bida%) Per*a'aka%
. Ke!i'aka% Hukum Pida%a Po"i#i( Dalam Pe%)a#ura% Ti%dak
Pida%a Di Bida%) Per*a'aka%
+ukum pajak merupakan bagian +ukum Administrasi Negara atau +ukum !ata
Negara. !etapi beberapa sarjana menganggap bahwa hukum pajak merupakan ilmu yang
berdiri sendiri, berdampingan dan sejajar dengan disiplin ilmu yang lain # 9ochmat
5oemitro, $=='6 3$ * -alam hukum pajak disamping ada sanksi administrasi terdapat
sanksi pidana yang dijatuhkan untuk pelanggaran dan kejahatan. +ukum pidana seperti
yang tercantum dalam itab Undang-Undang +ukum Pidana # U+P * dan yang terdapat
diluarnya, yaitu dalam ketentuan . ketentuan yang khusus # lex specialist * untuk
mengadakan peraturan-peraturan dalam segala lapangan, merupakan keseluruhan yang
sistimatis, karena ketentuan-ketentuan dalam buku 0 dari U+P juga berlaku untuk
peristiwa-peristiwa pidana # peristiwa yang dapat dikenakan hukuman C staafbar feit *
yang diuraikan diluar U+P itu. # 2ide pasal $(3 U+P*.
Pengertian 'strafbaar feit ' terdapat banyak istilah seperti tindak pidana, perbuatan
pidana, peristiwa pidana atau delik 1. 0stilah tindak pidana merupakan pengertian baku
yang berarti 1 perbuatan yang memenuhi perumusan yang diberikan dalam ketentuan
pidana, ketentuan pidana tidak semata-mata terdapat dalam U+P melainkan juga dalam
Undang-Undang Pajak, Undang-Undang Bea "ukai, Undang-Undang 0migrasi dan
lainnya. 1
Pro,. -r 7r 8.Dan der Poel # -irektur Pajak erajaan Belanda dan -irektur
merangkap Auru Besar Akademi Pajak 9otterdam*, dalam bukunya (ondo% Co%posite
en Cro%po%is mengutarakan, bahwa hukum pidana pajak sebanyak mungkin harus
sesuai dengan hukum pidana umum. 5udah barang tentu tetap ada ketinggalan
perbedaannya yang khusus, karena hukum pajak sangat membutuhkannya dalam detail-
detailnya. @agi pula, sekalipun dasar ,ikirannya sama, namun dalam sejarah teryata
pertumbuhannya agak menyimpang. 7enurut pendapatnya, sebelum setengah abad yang
lalu, pelanggaran-pelanggaran pajak terlalu dianggap simplistis # remeh* dan terlalu
,ormal, sedangkan teori dan ,ilsa,at yang terbaru mengenai hal itu tidak lagi membedakan
antara 1 pencurian 1 terhadap negara dan pencurian terhadap indi2idu. # 9.5antoso
Brotodiharjo,$==;6 ': *
Bahwa peraturan . peraturan administrasi pun sangat memerlukan sanksi .
sanksinya yang menjamin ditaatinya oleh khalayak ramai. 8uga dalam peraturan .
peraturan pajak terdapat sanksi . sanksi yang bersi,at umum dan khusus, antara lain
dimuatlah dalam 6
a) *itab +ndang , +ndang -uku% .idana ! /eneralis / u%u% #
$. Perbuatan Penyuapan, pasal '(= U+P
'. 7emberikan keterangan palsu di atas sumpah, pasal ':' U+P
3. Pemalsuan 7eterai, pasal ';3 U+P
:. Pemalsuan 5urat, pasal '%3 U+P
;. 7embuka 9ahasia pasal 3'' U+P
%. Pemerasan dan Pengancaman, pasal 3%) U+P
<. Penggelapan, pasal 3<' U+P
). 7elakukan tipu muslihat pasal 3)< U+P
=. 7elakukan akal tipu pada !N0 dan keadaan khusus, pasal 3)) U+P
$(.ejahatan 8abatan
a. Pasal :$; U+P
b. Pasal :$% U+P
c. Pasal :$< U+P
d. Pasal :$= U+P
e. Pasal ':$ U+P
,. Pasal :'; U+P
b) +ndang , +ndang No%or 01 Tahun 0112 3o) ++ No) 42 tahun 2555 Tentang
.e%berantasan Tindak .idana *orupsi
Berdasar pasal $: UU No. 3$ !ahun $=== 6 1 setiap orang yang melanggar ketentuan
undang . undang yang secara tegas menyatakan bahwa pelanggaran terhadap ketentuan
undang - undang tersebut sebagai tindak pidana korupsi berlaku ketentuan yang diatur
dalam undang . undang ini.Adapun pasal . pasal yang berkaitan !indak Pidana
Perpajakan pada pasal ',3,:,;,%,<,),=,$(,$$,$',$3 dan $).
Berdasar pasal :3 B UU No. '( !ahun '(($ 6 1 pada saat mulai berlakunya undang-
undang ini, pasal '(= , pasal '$(, pasal 3<), pasal 3<), pasal 3)) , pasal :$;, pasal :$%,
pasal :$<, pasal :$), pasal :$=, pasal :'(, pasal :'3, pasal :';, dan pasal :3; kitab
Undang . Undang +ukum Pidana 8is. Undang . Undang Nomor $ !ahun $=:% tentang
pengaturan hukum pidana #Berita 9epublik 0ndonesia 00 Nomor = *, undang . undang
nomor <3 tahun $=;) tentang menyatakan berlakunya undang-undang nomor $ tahun
$=:% tentang perataruan hukum pidana untuk seluruh wilayah 9epublik 0ndonesia dan
mengubah itab Undang . Undang +ukum Pidana # @N $=;) No. $'< , !@N. No. $%%( *
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU No. '< !ahun $=== tentang
perubahan itab Undang . Undang +ukum Pidana yang berkaitan dengan kejahatan
terhadap keamanan negara, di%+a#aka% #idak !erlaku. Pada UU ini yang berkaitan
dengan tindak pidana perpajakan diatur dalam pasal ;,%,<,),=,$(,$$,$',$'A,$'B.
c. +ndang , +ndang .erpajakan ! 6pecialist / khusus #
Undang-Undang perpajakan kita membagi tindak pidana yang dilakukan oleh wajib
pajak dalam dua jenis yaitu tindak pidana pelanggaran dan tindak pidana kejahatan.
2# Tindak .idana .elanggaran
Pelanggaran sering dipadankan dengan kejahatan yang ringan, ancaman pidana bagi
pelaku pelanggaran lebih ringan bila disbanding denga pelaku kejahatan. Ancaman yang
dapat dikenakan terhadap wajib pajak yang melakukan pelanggaran kewajiban
perpajakan adalah pidana kurungan selama-lamanya satu tahun atau denda sebesar dua
kali jumlah pajak yang terhutang. -alam UU No. $% !ahun '((( perubahan kedua dari
UU No. % !ahun $=)3 dan UU No.= tahun $==: tentang etentuan Umum dan !ata
"ara Perpajakan prinsip . prinsip ancaman pidana pelanggaran ini pun dengan nyata .
nyata dimuat dalam 6 Pasal 3) 1 setiap orang yang karena kealpaannyaE tidak
menyampaikan surat pemberitahuanE atau menyampaikan surat pemberitahuan, tetapi
isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak
benarE sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara , dipidana dengan
pidana kurungan paling lama $ # satu * tahun dan atau denda paling lama ' # dua * kali
jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar .
0#Tindak .idana *ejahatan
8ika pelanggaran merupakan kejahatan ringan maka kejahatan dapat dipadankan
sebagai pelanggaran yang berat. Pelanggaran berat karena ancaman pidananya memang
jauh lebih berat dibandingkan dengan pelanggaran. Ancaman pidana untuk palaku
kejahatan ini adalah pidana penjara selama-lamanya tiga tahun dan atau denda setinggi-
tingginya empat kali jumlah pajak yang terhutang yang kurang atau tidak dibayar, serta
bagi pelaku pengulangan kejahatan # residi2e* ancaman pidana dilipatkan dua, dengan
ketentuan belum lewat waktu satu tahun. Adapun ketentuan tersebut ada dalam 6
.asal 45 tentang Tindak .idana *ejahatan
# $ * 5etiap orang yang dengan sengaja 6 tidak menda,tarkan diri , atau menyalah
gunakan atau menggunakan tanpa hak Nomor Pokok wajib Pajak atau
Pengukuhan Pengusaha ena Pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal ' E atau
tidak menyampaikan 5urat PemberitahuanE dan menyampaikan surat
Pemberitahuan dan atau eterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkapE
atau, menolak untuk dilakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam pasal
'= E dan memperlihatkan pembukuan, pencatatan , atau dokumen lain yang palsu
atau dipalsukan seolah-olah benarE atau tidak menyelenggarakan pembukuan,
atau pencatatan tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan,
atau dokumen lainnyaE atau tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau
dipunggut sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara,
dipidana penjara paling lama % # enam * tahun dan denda paling tinggi #empat *
kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar.
# ' * Pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat # $ * dilipat ' # dua * apabila
seseorang melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat $
# satu * tahun, terhitung sejak selesainya menjalani pidana penjara yang
dijatuhkan.
# 3 * 5etiap orang yang melakukan percobaan untuk melakukan tindak pidana
menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPFP atau NPP sebagaimana
dimaksud dalam ayat $ huru, # a*, atau menyampaikan 5P dan atau keterangan
yang isinya tidak benar atau tidak lengkap sebagaimana dimaksud dalam ayat $
huru # c* dalam rangka mengajukan permohonan restitusi atau melakukan
kompensasi pajak, dipidana dengan pidana penjara paling lama ' # dua * tahun
dan denda paling tinggi : # empat * kali jumlah restitusi yang dimohonkan dan
atau kompensasi yang dilakukan oleh Fajip Pajak.
.asal 72 tentang 6anksi 8agi .ejabat
Pejabat yang karena kealpaannya tidak memenuhi kewajiban merahasiakan hal
sebagaimna dimaksud dalam pasal 3:, dipidana dengan pidana kurungan paling
lama $ # satu * tahun dan denda paling banyak 9p. :.(((.(((,- # empat juta
rupiah*E pejabat yang dengan sengaja tidak memenuhi kewajibannya atau
seseorang yang menyebabkan tidak dipenuhinya kewajiban pejabat sebgaimana
dimaksud dalam pasal 3: , dipidana dengan pidana penjara paling lama ' # dua *
tahun dan denda paling banyak 9p. $(.(((.(((,- # sepuluh juta rupiah *.
.asal 72A tentang 6anksi 8agi .ihak ke tiga)
5etiap orang yang menurut pasal 3; undang . undang ini wajib memberi
keterangan atau bukti yang diminta tetapi dengan sengaja tidak memberi
keterangan atau bukti, atau memberi keterangan atau bukti yang tidak benar,
dipidana dengan pidana penjara paling lama $ # satu * tahun dan denda paling
banyak 9p.$(.(((.(((,- # sepuluh juta rupiah *.
.asal 728 tentang 6anksi 8agi .ihak ke tiga)
5etiap orang yang dengan sengaja menhalangi atau mempersulit penyidikan
tindak pidana di bidang perpajakan , dipidana dengan pidana penjara paling lama
3 # tiga * tahun dan denda paling banyak 9p. $(.(((.(((,- # sepuluh juta rupiah *.
-ari semua ketentuan peraturan itu dapat disimpulkan bahwa perbuatan yang
diancam dengan sanksi pidana adalah tindak pidana 6
a. yang dilakukan oleh wajib pajak
b. yang dilakukan oleh pejabat pajak # ,iskus *
c. yang dilakukan oleh pihak ketiga, yang bukan wajib pajak dan bukan pejabat
pajak.
5edangakan untuk materi yang diancam dengan sanksi pidana adalah 6
a. dengan sengaja memasukkan surat pemberitahuan yang tidak benar, atau
memberikan data-data yang tidak benar , palsu atau dipalsukan.
b. 7emperlihatkan atau menyerahkan pembukuan atau dokumen yang tidak benar,
palsu atau dipalsukanE
c. tidak memberikan & menolak memberikan keterangan yang diperlukan oleh
antor 0nspeksi Pajak untuk menetapkan pajakE
d. tidak memperlihatkan pembukuan, dokkumen, dan catatan lain kepada pejabat
pajak
e. tidak memberikan kesempatan kepada pejabat pajak untuk melakukan
pemeriksaan setempat
,. tidak menyampaikan surat pemberitahuanE
g. tidaak menda,tarkan diri atau menyalahgunakan atau menggunakan NPFP &
NPPP tanpa hakE dan
h. tidak menyetorkan pajak yang telah dipunggut.
,. Pe%era*a% Sa%k"i Pida%a Pada Ti%dak Pida%a di Bida%) Per*a'aka%
7elihat begitu besarnya peranan penerimaan pajak bagi negara maka undang .
undang tentang perpajakan beberapa kali mengalami perubahan untuk menyesuaikan
perkembangan dalam bidang perpajakan sehingga tindak pidana di bidang perpajakan
bisa di dikurangi & antisipasi . Aturan . aturan secara umum mengacu pula pada aturan .
aturan yang lebih umum baik pada Undang . Undang +ukum Pidana maupun Undang .
Undang Pemberantasan !indak Pidana orupsi.
-alam penjelasan pasal 3) UU No. % tahun $=)3 8o.UU No.= tahun $==< 8o. UU
No.$% tahun '((( tentang etentuan Umum !ata "ara Perpajakan disebutkan 6
Pelanggaran terhadap kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh wajib pajak, sepanjang
menyangkut administrasi perpajakan dikenakan sanksi administrasi, sedangkan yang
menyangkut tindak pidana di bidang perpajakan dikenakan sanksi pidana. Perbuatan atau
tindakan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini bukan merupakan pelanggaran
administrasi tetapi merupakan tindak pidana 1. Penjelasan pasal 3) di atas secara jelas
mengatur tentang dasar hukum tindak pidana di bidang perpajakan. Namun dalam
praktek baik jaksa maupun hakim lebih cenderung menerapkan ketentuan undang .
undang tentang pemberantasan tindak pidana korupsi terhadap kasus-kasus yang
berkaitan tindak pidana perpajakan . +al ini diungkapkan oleh pakar hukum pidana
Unair -9.5arwarini,5+,75 # $=== 6 = * 6 eadaan ini terjadi , baik sebelum maupun
sesudah diterapkannya undang . undang perpajakan yang baru. eadaan tersebut dapat
ditolerir jika terjadi sebelum diterapkannya undang undang perpajakan yang lama, tapi
sesungguhnya , sangat memalukan, jika dipakai sesudah penerapan undang . undang
perpajakan baruG.dimana menyalahi a/as leH specialist derogat generali.
-alam menjerat pelaku tindak pidana perpajakan hakim dan jaksa cuma mengacu
pada pasal $: UU No. 3$ tahun $=== 6 setiap orang yang melanggar ketentuan undang .
undang yang secara tegas menyatakan bahwa pelanggaran terhadap ketentuan undang -
undang tersebut sebagai tindak pidana korupsi berlaku ketentuan yang diatur dalam
undang . undang ini. Pasal :3 B UU No. 3$ tahun $=== 8o. UU No. '( tahun '(($
tentang Pemberantasan !indak Pidana orupsi masih bersi,at umum itu sehingga perlu di
terapkan peraturan . peraturan yang bersi,at khusus yaitu UU No. % tahun $=)3 8o. UU
No. = tahun $==< 8o. UU No. $% tahun '((( tentang etentuan Umum !ata "ara
Perpajakan .
-alam proses persidangan tampak bahwa, selain majelis hakim belum pernah
menyidangkan kasus perpajakan , hakim maupun jaksa kurang memahami segi teknis
ketentuan ,ormal dan materiil yang berkaitan dengan system perpajakan yang baru, hal
ini dapat kita lihat dari kasus penggelapan pajak yang di2onis penjara '% tahun karena
menyelewengkan dana pajak P! 5emen !onasa . edua orang itu yakni 0wan Iulkarnain
# 3: * dihikum $% tahun dengan hukuman denda 9p. $(( juta subsider enam bulan
kurungan dan kewajiban membayar uang pengganti kepada negara 9p. '< 7ilyar
subsider dua tahun penjara dan Asriadi di2onis $( tahun dengan denda 9p. $(( 8uta
subsider tiga bulan kurungan dan membayar uang pengganti kepada negara 9p. $3
milliar subsider satu tahun penjara oleh 7ajelis +akim PN 7akassar, 5elasa ') Jktober
'((3. Donis tersebut lebih ringan dari tuntutan tim 8aksa Penuntut # 8PU * 7uh.Iainal
Ari,,5+ yang menuntut 0wan Iulkarnaen dengan hukuman '( tahun penjara, sedangkan
Asriadi $; tahun penjara.
-alam amar putusannya, majelis hakim menyebutkan bahwa terhukum 0wan
Iulkarnain terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah menurut hukum melakukan
tindak pidana korupsi sebagaimana diatur dalam pasal $3 8o. Pasal $) UU No. 3$ tahun
$=== 8o. No. '( !ahun '(($ 8o. Pasal ;; ayat $ 8o. e $ jo. Pasal %: ayat $ U+P .
!erhukum melakukan pertemuan dengan terdakwa Asriadi . berkas perkaranya terpisah-
yang juga mantan pegawai antor Pajak Filayah KD 5ulawesi 5elatan. 5edangakn
Asriadi terbukti melanggar pasal ' ayat $ 8o. Pasal $) UU No. 3$ !ahun $=== 8o.UU No.
'( !ahun '(($ 8o. Pasal ;; ayat $ ke $ pasal %: ayat $ U+P tentang !indak Pidana
orupsi.
5eharusnya hakim dalam mem2onis kasus di atas di samping mengacu pada itab
Undang . Undang +ukum Pidana dan Undang . Undang Pemberantasan !indak Pidana
orupsi juga menerapakan Undang . Undang etentuan Umum dan !ata "ara
Perpajakan khususnya pasal 3= # $ * huru, g yang berbunyi 6 1 setiap orang yang dengan
sengaja 6 tidak menyetorkan pajak yang telah di punggut atau di potong,sehingga dapat
menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, dipidana dengan pidana penjara paling
lama % # enam * tahun dan denda paling tinggi : # empat * kali jumlah pajak terutang yang
tidak atau kurang bayar.G
-ari kasus penggelapan pajak ini saja baik jaksa maupun hakim sama sekali tidak
memasukkan pasal-pasal yang diatur dalam Undang-Undang etentuan Umum dan !ata
"ara Perpajakan yang mengatur secara khusus kasus perpajakan ! specialist #)
-emikian pula pada kasus perpajakan yang lain seperti restitusi pajak ,ikti, senilai '<
miliar di PN Bandung, oknum pegawai pajak yang terbukti memalsukan 55P senilai $;
juta di 7enado dan pegawai pajak A9 di 8ayapura yang terbukti memalsukan 55P PBB
senilai $;( juta semua di hukum dengan Undang . Undang Pemberantasan !indak Pidana
orupsi.
asus . kasus di atas memperlihatkan begitu kurang memahaminya hakim dan jaksa
mengenai seluk beluk ketentuan ,ormal dan materiil yang diatur dalam undang . undang
sistem perpajakan.
-. Ke"im*ula%
Pajak merupakan pendapatan terpenting bagi negara , untuk itu aturan perpajakan
pun di atur begitu detailnya, baik sekarang maupun jaman sebelum dilakukan 1 Tax
(efor% 1 dimana ketentuan-ketentuan itu sudah di atur pada U+P pada pasal
'(=,':',';3,'%3,3'',3%),3<',3)<,3)),:$;,:$%,:$<,:$=,::$,:'; karena sektorperpajakan
ini diharap menyumbang ,inansial terbesar untuk APBN, dalam realisasinya terjadi
kebocoran-kebocoran oleh wajib pajak , aparat pajak maupun pihak ke-3 untuk itu di
tuangkan ketentuan pidananya di atur dalam UU Pemberantasan !indak Pidana orupsi
yang sebenarnya di dalam pada UU No. 3 tahun $=<$ yang diganti dengan UU No. 3$
tahun $=== 8o. UU No. '( tahun '(($. UU etentuan Umum !ata "ara Perpajakan
merupakan specialist dari U+P maupun UU Pemberantasan !indak Pidana orupsi
yang mengatur pula tindak pidana di bidang perpajakan pada pasal 3),3=,:$,:$A,:$B.
7elihat begitu banyaknya atauran . aturan tindak pidana yang berkaitan dengan
perpajakan ini diharapkan para pelaku tidak akan lolos terhadap tindakan yang telah
dilakukan , mengacu pada a&as 9ex 6pecialist :erogat /eneralis maka semua tindak
pidana perpajakan itu seharusnya di jertat pula dengan pasal-pasal perpajakan. Akan
tetapi harapan itu tidak terlaksana mengingat 5-7 kita khususnya hakim dan jaksa tidak
memahami seluk beluk ketentuan ,ormil dan materiil yang terkait dengan system
perpajakan. -ari beberapa kasus perpajakan aparat penegak hukum khususnya jaksa dan
hakim lebih menyukai menggunakan pasal-pasal dalam UU Pemberantasan !indak
Pidana orupsi di banding etentauan Umum dan !ata "ara Perpajakan. !etapi
permasalahannya 2onis yang dijatuhkan pada terpidana itu apakah sudah memenuhi rasa
keadilan dalam masyarakat mengingat sama sekali etentuan Umum dan !ata "ara
Perpajakan tidak diterapkan.
D. Sara%
a. Perlunya aturan hukum yang jelas mengenai !indak Pidana di bidang perpajakan dan
ketentuan itu dituangkan secara jelas pada UU Perpajakan.
b. Perlunya peningkatan 5umber -aya 7anusia pada aparat penegak hukum
sehingga 2onis yang dijatuhkan bisa memenuhi rasa keadilan masyarakat.
DA.TAR PUSTAKA
Bam!a%) /alu+o, $==:, Tindak .idana .erpajakan, Pradnya Paramita,8akarta
Erl+ Sua%d+, '((', -uku% .ajak, 5alemba 4mpat
H.Ro&hma# Soemi#ro,$=)), .ajak ditinjau :ari 6egi -uku%, 4resco,Bandung
LLLLLLLLLLLLLLLLLL,$==$, .engantar 6ingkat -uku% .ajak, 4resco, Bandung
Hadi Ira0a% , '((3,.engantar .erpajakan, Bayu 7edia, 7alang
Mu1odim,$==%, .erpajakan 8uku 6atu , U00 Press, Mogyakarta
LLLLLLLLL,$===, .erpajakan 8uku :ua , U00 Press, Mogyakarta
R.Sa%#o"o Bro#odihar'o,$==;, .engantar Il%u -uku% .ajak, 4resco, Bandung
R.Soe"ilo,223, *itab +ndang , +ndang -uku% .idana ! *+-. * ,Politea, Bogor
Sar0iri%i, 1 ejahatan di Bidang Perpajakan 14 Jurnal Yustika Volume II No.1
Juli 1999, 5urabaya
LLLLLLLL, 1 Perubahan sikap wajib pajak dan aparat pajak dalam onteks
Perubahan 5istem +ukum Pajak di 0ndonesiaG, ;uridika No) 4 Tahun III, 3uni<3uli
255=, 5urabaya
UU No. 5 Tahu% 267 Jo. UU NO. 2 Tahu% 228 Jo. UU No. 5 Tahu% ,333
Tentang Ketentuan Umum Tata Cara Perpjakan , 9NRI.Tahu% ,222 No. ,5,
T9N 726:
UU No. 7 Tahu% 222 Jo. UU No.,3 Tahu% 2000 Tentang Pemerantasan
Tin!ak Pi!ana Korupsi, 9NRI #ahu% ,,333 No. ,333 No. 7: T9N. No.:;3
Ja0a Po", Sa!#u, 3 Ja%uari ,33: < "ealisasi Pajak "p.20# Triliun$
Media I%do%e"ia, Sa!#u, : Pe!ruari ,33:, < Pemerinta% kemali &ekal ' (aji
pajak$

Anda mungkin juga menyukai