Secara normal, pada saat tetrasiklin berdifusi melewati membrane sitoplasma bakteri menyebabkan akumulasi tetrasiklin di dalam sel, yang akhirnya dapat menghambat sintesis protein bakteri dan menyebabkan kematian sel bakteri. Salah satu mekanisme resistensi tetrasiklin adalah mekanisme pompa effluks. Jika tetrasiklin berhasil melewati membran sel, tetrasiklin dapat di eliminasi oleh bakteri dengan mekanisme pompa effluks. Hal ini terjadi akibat adanyamutasi pada gen yang menyebabkan dihasilkannya protein efluks tetrasiklin, yaitu protein membran sitoplasma yang mentranspor bentuk Nondifusible tetrasiklin keluar sitoplasma. Pada sel bakteri yang resisten,tetrasiklin dikeluarkan dari sitoplasma lebih cepat daripada difusinya ke dalam sel, sehingga mencegah akumulasi tetrasiklin yang dapat menghambat sintesis protein. Pompa effluks ini merupakan variasi dari pompa yang biasa digunakan untuk memindahkan nutrisi dan zat sisa keluar-masuk sel. Sebagai tambahan, pompa ini juga digunakan oleh bakteri untuk memindahkan antibiotik keluar sel dan ke lingkungan sekitarnya. Mekanisme alami ini melindungi bakteri tersebut dari kemungkinan mati oleh antibiotiknya sendiri. Di sisi lain, mekanisme ini juga akan membunuh bakteri lain di lingkungan sekitarnya yang mengganggu pertumbuhan bakteri tersebut. Sumber : Yulika, H. 2009. Pola resistensi. http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123049-S09076fk- Pola%20resistensi-Literatur.pdf
2. Proteksi ribosomal Mekanisme kerja dari tetrasiklin yaitu berikatan dengan subunit ribosom 30s bakteri dan mencegah aminoasil-tRNA berikatan dengan tempat A pada ribosom. Hal ini menyebabkan gangguan pembentukan rantai polipeptida. Resistensi bakteri terhadap tetrasiklin salah satunya dapat terjadi melalui mekanisme proteksi ribosom dimana bakteri dapat memproduksi protein-protein tertentu yang dapat menghambat tetrasiklin berikatan dengan aminoasli-tRNA sehingga bakteri dapat membentuk rantai polipeptida. Sumber : Yetty, dkk. 2013. http://pustaka.unpad.ac.id/wp- content/uploads/2013/06/tetrasiklin_sebagai_salah_satu_antibiotik2.pdf