Modul: PEMBUATAN ASAP CAIR DARI SAMPAH ORGANIK SEBAGAI BAHAN PENGAWET MAKANAN
I. DESKRIPSI SINGKAT
aat ini isu lingkungan sudah menjadi isu nasional bahkan internasional, dan hal-hal terkait lingkungan seperti energy alternatif, dan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce) sudah menjadi keharusan. Diantara banyak isu terkait lingkungan diantaranya ada 2 (dua) isu yang berkembang saat ini yaitu bahan kimia/pengawet makanan yang harus dihindari karena merugikan kesehatan seperti formalin, borax, dll. Selain itu isu yang lainnya adalah pencemaran lingkungan diantaranya limbah sampingan berupa asap dari pembuatan arang tempurung kelapa dan atau olahan bahan organik lainnya seperti sawit, dll.
Ternyata seiring perkembangan jaman saat ini berkembang teknologi pembuatan liquid smoke/asap cair dimulai dari bahan baku tempurung yang sudah tua dimasukkan ke sebuah tungku
1 / MI-4 Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
Pembuatan AsapCair dari Sampah Organik sebagai Bahan Pengawet Makanan
khusus. Setelah pembakaran sekitar 8 jam dihasilkan asap cair pertama. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, asap cair pertama selanjutnya disuling lagi hingga warnanya menjadi jernih.
Produk asap cair tempurung ini telah dibuktikan mampu mengawetkan berbagai makanan seperti ikan, daging, mie dan mampu bertahan hingga 2 bulan. Penggunaannya pun sangat mudah yakni dengan mencampurkan asap cair dengan air untuk merendam makanan. Sejak isu penggunaan pengawet formalin mencuat, permintaan asap cair tempurung meningkat 400 persen.
Modul yang berjudul Pembuatan bahan pengawet makanan alternatif menggunakan asap cair dari sampah organik ini dirancang bagi para tenaga kesehatan ataupun lainnya untuk dapat mengetahui teknologi liquid smoke sehingga dapat diterapkan di daerahnya dan dapat memberikan kontribusi dan pembelajaran kepada masyarakat tentang bagaimana mencari alternatif lain pengawet makanan yang ramah lingkungan sekaligus mengelola limbah tempurung kelapa dan atau hasil sampingan limbah organik lainnya.
Materi modul ini terdiri dari 5 pokok bahasan yaitu: pengertian, prinsip pembuatan asap cair, langkah-langkah pembuatan asap cair dan asap cair sebagai bahan pengawet makanan.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti materi pelatihan ini peserta latih mampu mempraktikkan pembuatan asap cair dari bahan organik sebagai bahan pengawet makanan.
2 / MI-4 Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
Pembuatan AsapCair dari Sampah Organik sebagai Bahan Pengawet Makanan
2. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mengikuti sesi ini peserta latih mampu: a. Menjelaskan pengertian asap cair b. Menjelaskan prinsip pembuatan asap cair c. Menjelaskan langkah-langkah pembuatan asap cair d. Mempraktikkan pembuatan asap cair e. Menggunakan asap cair sebagai bahan pengawet makanan
III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN Pokok Bahasan pembuatan asap cair dari bahan organik dalam modul ini dibagi menjadi 4 (empat) sub pokok bahasan sebagai berikut: 1. Pengertian 2. Prinsip pembuatan asap cair 3. Langkah-langkah pembuatan asap cair 4. Asap cair sebagai bahan pengawet makanan
IV. BAHAN BELAJAR 1. Kepmenkes no. 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat 2. Power point materi Pembuatan Asap Cair 3. Alat peraga Pembuatan Asap Cair 4. Modul Pembuatan Asap Cair 5. Alat dan bahan praktik
V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Pokok bahasan dan masing-masing sub pokok bahasannya akan diuraikan secara runtut oleh narasumber kepada peserta pelatihan. Di lain pihak peserta latih akan mendengar, mencatat dan mengikuti arahan dan petunjuk narasumber. Proses pembelajaran ini akan dikemukakan sesuai langkah-langkah sebagai berikut:
3 / MI-4 Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
Pembuatan AsapCair dari Sampah Organik sebagai Bahan Pengawet Makanan
Langkah 1 1. Kegiatan Narasumber a. Kegiatan bina situasi kelas - Memperkenalkan diri - Menyampaikan ruang lingkup bahasan b. Menanyakan dan menggali pendapat peserta latih tentang pengertian mereka mengenai asap cair 2. Kegiatan Peserta a. Mempersiapkan diri dan alat tulis menulis yang diperlukan b. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan narasumber/fasilitator c. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap penting
Langkah 2 1. Kegiatan Narasumber a. Penyampaian materi sub pokok bahasan1 dan 3 tentang pengertian dan pembuatan asap cair b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas c. Menjawab pertanyaan yang diajukan peserta 2. Kegiatan Peserta a. Mengajukan pertanyaan yang diminta narasumber sesuai dengan kesempatan yang diberikan b. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan narasumber c. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang penting
Langkah 3 1. Kegiatan Narasumber a. Menjelaskan materi sub pokok bahasan 3, dan 4 (Langkah- langkah pembuatan asap cair dan pemanfaatan asap cair)
4 / MI-4 Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
Pembuatan AsapCair dari Sampah Organik sebagai Bahan Pengawet Makanan
b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas 2. Kegiatan Peserta a. Mengajukan pertanyaan yang diminta narasumber sesuai dengan kesempatan yang diberikan b. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan nara sumber c. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang penting
Langkah 4 1. Kegiatan Narasumber a. Meminta kelas untuk membentuk 3 kelompok, yaitu kelompok I, kelompok II dan kelompok III, serta memilih ketua, sekretaris dan penyaji. b. Meminta masing-masing kelompok untuk merencanakan pembuatan instalasi pembuatan asap cair dan membuat miniatur instalasi pembuatan asap cair sederhana c. Memberikan bimbingan tentang jalannya proses praktikum 2. Kegiatan Peserta a. Membentuk kelompok diskusi, memilih ketua, sekretaris dan penyaji serta melakukan diskusi sesuai dengan bimbingan nara sumber. b. Diskusi merencanakan pembuatan instalasi pembuatan asap cair berikut pemeliharaan dan pemanfataannya c. Menyusun hasil-hasil diskusi dalam satu laporan d. Mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang penting
Langkah 5 1. Kegiatan Narasumber a. Meminta masing masing kelompok (kelompok I, kelompok II dan kelompok III), mempresentasikan hasil-hasil praktek kelompoknya didepan kelas
5 / MI-4 Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
Pembuatan AsapCair dari Sampah Organik sebagai Bahan Pengawet Makanan
b. Memberikan masukan tentang masalah-masalah yang timbul seputar proses praktikum serta mengarahkannya sesuai dengan tujuan pembelajaran c. Merangkum hasil-hasil diskusi pada tahapan-tahapan tertentu sehingga hasil-hasil diskusi lebih fokus. 2. Kegiatan peserta a. Mengikuti acara penyajian/presentasi masing-masing kelompok b. Berpartisipasi aktif dan bertanya, mengemukakan pendapat/saran yang berguna bagi proses pembelajaran c. Mendengar, mencatat dan bertanya tentang hal-hal yang kurang jelas d. Mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang penting.
Langkah 6 Penutup 1. Kegiatan Narasumber a. Meminta peserta menanyakan hal-hal yang kurang jelas sebelum menutup acara pembelajaran b. Meminta peserta untuk memberi komentar tentang proses belajar c. Memberikan jawaban atas pertanyaan peserta ( kalau ada ) d. Tutup acara pemberian sesi dengan ucapan penghargaan atas perhatian peserta selama pembelajaran, serta permohonan maaf jika terdapat sesuatu yang tidak berkenan. 2. Kegiatan peserta a. Mengajukan pertanyaan yang diminta narasumber sesuai dengan kesempatan yang diberikan b. Memberikan komentar tertulis tentang jalannya penyampaian materi oleh narasumber dalam selembar kertas
6 / MI-4 Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
Pembuatan AsapCair dari Sampah Organik sebagai Bahan Pengawet Makanan
VI. URAIAN MATERI
1. PENGERTIAN Asap cair merupakan suatu hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa serta senyawa karbon lainnya.
Pengertian umum liquid smoke (asap cair) merupakan suatu hasil destilasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran tidak langsung maupun langsung dari bahan yang banyak mengandung karbon dan senyawa-senyawa lain. Bahan baku yang banyak digunakan untuk membuat asap cair adalah kayu, bongkol kelapa sawit, ampas hasil penggergajian kayu, dan lain- lain. Asap cair bisa juga berarti hasil pendinginan dan pencairan asap dari tempurung kelapa yang dibakar dalam tabung tertutup. Asap yang semula partikel padat didinginkan dan kemudian menjadi cair itu disebut dengan nama asap cair.
Menurut Wikipedia bahasa Inggris, asap cair terdiri atas pembakaran terkontrol dari potongan-potongan kayu atau serbuk gergaji sehingga menghasilkan asap yang mengembun menjadi cairan dan memerangkap asap yang belum mencair di dalam larutan atau cairan tersebut. Bentuk atau zat ini dapat terbentuk melalui banyak metode untuk menghasilkan asap cair dalam cakupan yang luas.
Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa asap cair adalah hasil destilasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran langsung ataupun tidak langsung dari bahanbahan yang mengandung karbon.
7 / MI-4 Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
Pembuatan AsapCair dari Sampah Organik sebagai Bahan Pengawet Makanan
2. PRINSIP PEMBUATAN ASAP CAIR Pembuatan asap cair menggunakan metode pirolisis yaitu peruraian dengan bantuan panas tanpa adanya oksigen atau dengan jumlah oksigen yang terbatas. Biasanya terdapat tiga produk dalam proses pirolisis yakni: gas, pyrolisis oil, dan arang, yang mana proporsinya tergantung dari metode pirolisis, karakteristik biomassa dan parameter reaksi.
Terdapat beberapa cara memanfaatkan energi yang tersimpan dalam biomassa melalui pirolisis. Pembakaran langsung adalah cara yang paling tua digunakan. Biomassa yang dibakar dapat langsung menghasilkan panas tetapi cara ini hanya mempunyai efisiensi sekitar 10%.
Cara lain adalah dengan mengubah biomassa menjadi cairan. Cara ini digunakan karena keuntungannya berupa kemudahan penyimpanan, pengangkutan, serta pembakaran. Cairan yang dihasilkan dari pengolahan biomassa dapat berupa crude bio-oil.
Berikut skema konsep pirolisis
8 / MI-4 Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
Pembuatan AsapCair dari Sampah Organik sebagai Bahan Pengawet Makanan
3. LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN ASAP CAIR a. PERALATAN Peralatan yang digunakan untuk membangun sebuah instalasi pembuatan asap cair dapat dirakit sendiri tentunya dengan standar tertentu seperti kekedapan, kekuatan dan kemanan dalam pengoperasiannya, dengan diagram sebagai berikut:
Peralatan dan bahan yang diperlukan: 1. Wadah Pengarangan, ruang pembakaran, penampung tar/asap cair, destilator dapat dibuat dari stainless steel atau drum besi yang dimodifikasi seperti gambar diatas. 2. Pipa besi yang dimodifikasi yang dibentuk seperti gambar diatas 3. Alat pemanas dapat berupa blower dan atau dapat menggunakan sekam/arang 4. Pipa PVC (jumlah dan ukuran disesuaikan) 5. Pompa air 6. Tangki air dan penyangganya
9 / MI-4 Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
Pembuatan AsapCair dari Sampah Organik sebagai Bahan Pengawet Makanan
b. PROSES PEMBUATAN ASAP CAIR Bahan baku untuk pembuatan asap cair bisa apapaun yang termasuk bahan organik yang mempunyai selulosa, tetap saat ini yang lazim digunakan sebagai bahan baku untuk asap cair adalah tempurung kelapa karena pohon kelapa terdapat dimana-mana dan penggunaan tempurung kelapa sangat luas di masyarakat seperti pliku, kopra, arang, dan olahan kelapa lainnya. Oleh karena itu untuk proses pembuatan asap cair menggunakan contoh tempurung kelapa yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Sebelum dimasukkan ke reaktor pirolisis, terlebih dahulu tempurung kelapa itu dibersihkan dari kotoran dan sabut yang tertinggal. Kemudian tempurung kelapa dipecah menjadi beberapa bagian agar luas permukaan pembakaran menjadi lebih luas sehingga proses dapat berjalan lebih cepat. 2) Selanjutnya dilakukan pengeringan dengan cara penjemuran, untuk mengurangi kadar air pada tempurung kelapa. 3) Kemudian dilanjutkan dengan metode Pirolisis yang merupakan proses reaksi penguraian senyawa-senyawa penyusun kayu keras menjadi beberapa senyawa organik melalui reaksi pembakaran kering pembakaran tanpa oksigen. Reaksi ini berlangsung pada reaktor pirolisator yang bekerja pada temperatur 300-650 o C selama 8 jam pembakaran. 4) Asap hasil pembakaran dikondensasi dengan kondensor yang berupa koil melingkar. Hasil dari proses pirolisis diperoleh tiga produk yaitu asap cair, tar, dan arang. Kondensasi dilakukan dengan koil melingkar yang dipasang dalam bak pendingin. Air pendingin dapat
10 / MI-4 Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
Pembuatan AsapCair dari Sampah Organik sebagai Bahan Pengawet Makanan
berasal dari air hujan yang ditampung dalam bak penampungan, air sumur, air sungai maupun PDAM. 5) Proses Pemurnian Asap Cair untuk mendapatkan asap cair yang tidak mengandung bahan berbahaya sehingga aman bagi bahan pengawet makanan. Asap cair yang diperoleh dari kondensasi asap pada proses pirolisis diendapkan selama seminggu. 6) Kemudian cairannya diambil dan dimasukkan ke dalam alat destilasi. Suhu destilasi sekitar 150 o C, hasil destilat ditampung. Destilat ini masih belum bisa digunakan sebagai pengawet makanan karena ada lagi proses lain yang harus dilewati. 7) Proses Filtrasi Destilat dengan Zeolit Aktif ditujukan untuk mendapatkan zat aktif yang benar-benar aman dari zat berbahaya. Caranya, zat destilat asap cair dialirkan ke dalam kolom zeolit aktif dan diperoleh filtrat asap cair yang aman dari bahan berbahaya dan bisa dipakai untuk pengawet makanan non karsinogenik. 8) Proses Filtrasi Filtrat Zeolit Aktif dengan Karbon Aktif Proses filtrasi filtrat zeolit aktif dengan karbon aktif dimaksudkan untuk mendapatkan filtrat asap cair dengan bau asap yang ringan dan tidak menyengat. Caranya, filtrat dari filtrasi zeolit aktif itu dialirkan ke dalam kolom yang berisi karbon aktif sehingga filtrat yang diperoleh berupa asap cair dengan bau asap ringan dan tak menyengat. Maka sempurnalah asap cair sebagai bahan pengawet makanan yang aman, efektif dan alami.
4. Asap cair sebagai bahan Pengawet Makanan
Pengawet makanan termasuk dalam kelompok zat tambahan makanan yang bersifat inert secara farmakologik (efektif dalam jumlah kecil dan tidak toksis). Pemakaian pengawet sangat luas.
11 / MI-4 Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
Pembuatan AsapCair dari Sampah Organik sebagai Bahan Pengawet Makanan
Hampir seluruh industri mempergunakannya,termasuk industri farmasi, kosmetik, dan makanan.
Di bidang kesehatan dan farmasi, penggunaan pengawet dibatasi jenis dan jumlahnya. Khusus untuk pengawet makanan, diatur melalui Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88. Namun, banyak pihak tidak bertanggung jawab menggunakan bahan pengawet yang dilarang BPOM untuk makanan seperti formalin, yang biasanya digunakan pada bakso, tahu, ikan dengan alasan biaya murah dan produk keliatan lebih bagus serta tahan lebih lama. Penggunaan formalin bisa digantikan dengan asap cair, karena harganya yang cukup murah dan alami. Berikut proses pengawetan menggunakan asap cair.
Dalam asap cair mengandung senyawa fenol yang bersifat sebagai antioksidan, sehingga menghambat kerusakan pangan dengan cara mendonorkan hidrogen. Dalam jumlah sangat kecil, asap cair efektif untuk menghambat autooksidasi lemak, sehingga dapat mengurangi kerusakan pangan karena oksidasi lemak oleh oksigen. Kandungan asam pada asap cair juga efektif dalam mematikan dan menghambat pertumbuhan mikroba pada produk makanan dengan cara senyawa asam itu menembus dinding sel mikroorganisme yang menyebabkan sel mikroorganisme menjadi lisis kemudian mati. Dengan menurunnya jumlah bakteri dalam produk makanan, kerusakan pangan oleh mikroorganisme dapat dihambat sehingga meningkatkan umur simpan produk pangan. Asap cair grade 3 tak dapat digunakan untuk pengawet makanan, karena masih banyak mengandung tar yang karsinogenik. Asap cair grade 3 tidak digunakan untuk pengawet bahan pangan, tapi dipakai pada pengolahan karet penghilang bau dan pengawet kayu biar tahan terhadap
12 / MI-4 Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
Pembuatan AsapCair dari Sampah Organik sebagai Bahan Pengawet Makanan
rayap. Cara penggunaan asap cair grade 3 untuk pengawet kayu agar tahan rayap dan karet tidak bau adalah 1 cc asap cair grade 3 dilarutkan dalam 300 mL air, kemudian disemprotkan atau merendam kayu ke dalam larutan. Asap cair grade 2 dipakai untuk pengawet makanan sebagai pengganti formalin dengan taste asap (daging asap, ikan asap/bandeng asap) berwarna kecoklatan transparan, rasa asam sedang, aroma asap lemah. Cara penggunaan asap cair grade 2 untuk pengawet ikan adalah celupkan ikan yang telah dibersihkan ke dalam 25 persen asap cair dan tambahkan garam. Biasanya ikan yang diawetkan dengan menggunakan asap cair grade 2 bisa tahan selama tiga hari. Asap cair grade 1 digunakan sebagai pengawet makanan siap saji seperti bakso, mie, tahu, bumbu-bumbu barbaque. Asap cair grade 1 ini berwarna bening, rasa sedikit asam, aroma netral dan merupakan asap cair paling bagus kualitasnya serta tidak mengandung senyawa yang berbahaya untuk diaplikasikan ke produk makanan. Cara menggunakan asap cair grade 1 untuk pengawet makanan siap saji adalah 15 cc asap cair dilarutkan dalam 1 liter air, kemudian campurkan larutan tersebut ke dalam 1 kg adonan bakso, mie atau tahu. Saat perebusan juga digunakan larutan asap cair dengan kadar yang sama dilarutkan dalam adonan makanan. Biasanya bakso yang memakai pengawet asap cair grade 1 bisa tahan penyimpanan selama enam hari.
VII. REFERENSI
Erliza, dkk (2008), Teknologi Bioenergi, Agromedia. http://diarykimia.blogspot.com/2009/09/pirolisis-biomassa.html
13 / MI-4 Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
Pembuatan AsapCair dari Sampah Organik sebagai Bahan Pengawet Makanan
http://pondokbangkaro.com/article/43598/--peralatan-produksi- liquid-smoke-asap-cair-dan-arang-tempurung--.html http://repository.usu.ac.id/bitstream http://repository.usu.ac.id/handle http://www.adfaceh.org/download-file/pabrik_asap_cair.pdf http://www.altenergymag.com Prihandono (2007), Energi Hijau, Penebar swadaya, Cetakan I Jakarta. Tim Nasional Pengembangan BBN (2007), Bahan Bakar Nabati, Penebar Swadaya, Cetakan I, Jakarta.
14 / MI-4 Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti