Meningitis Serosa - Case Dina
Meningitis Serosa - Case Dina
MENINGITIS SEROSA
DINA AKMALIA
110.2007.088
PEMBIMBING :
Dr. Sofie Minawati Sp.S
Nama : Tn. U
Umur : 28 tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Status : Menikah
Pendidikan terahir : SD
Alamat : Kp langkob - Salawu
Tanggal masuk : 2 September 2012
No. CM. : 01.52.77.37
IDENTITAS PASIEN
Keluhan utama
Penurunan Kesadaran sejak 4 hari SMRS
ANAMNESIS
Penurunan kesadaran sejak 4 hari SMRS
Kesadaran pasien semakin lama semakin memburuk
hingga tidak bisa diajak komunikasi
Pasien sering mengeluh sakit kepala sejak 1 bulan
SMRS
Sakit kepala dirasakan seperti ditusuk-tusuk, di seluruh
kepala dan dirasakan sepanjang hari.
Sakit kepala tidak disertai dengan mual dan muntah
yang menyemprot
Keluhan pandangan dobel disangkal, nafsu makan
menurun dan terdapat penurunan berat badan 3 kg
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Riwayat kejang , Kelemahan sesisi badan, baal sesisi badan, ,
gangguan BAB dan BAK, tersedak saat makan dan minum
disangkal
Riwayat batuk-batuk lama, demam (+)
keluar cairan dari telinga, sakit kuning, riwayat kontak
dengan penderita TBC disangkal, sakit kuning, transfusi
darah, seks bebas (-)
Riwayat pengobatan paru selama 6 bulan diakui
Dalam perawatan pasien belum mengalami perbaikan
Keluarga membawa pasien pulang
Riwayat pengobatan paru selama 6 bulan diakui
Riwayat Hipertensi disangkal
Riwayat Diabetes mellitus disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat stroke sebelumnya disangkal
Riwayat trauma sebelumnya disangkal
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Di dalam keluarga tidak ada
yang mempunyai riwayat
penyakit dengan gejala yang
sama seperti pasien.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Pasien berasal dari keluarga yang
kurang mampu
RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
Keadaan umum : Sakit Berat
Kesadaran : Sopor
GCS : 8 (E2M4V2)
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi :168 x/menit
Respirasi : 36x/menit
Suhu : 37,3 C
Heart rate : 168 x/menit
Kepala : Dalam batas normal
Leher : Dalam batas normal
STATUS PRESENS
Paru
dalam batas normal
Jantung
dalam batas normal
Abdomen
dalam batas normal
STATUS INTERNA
Cara berfikir : tidak dapat dinilai
Perasaan hati : tidak dapat dinilai
Tingkah laku : tidak dapat dinilai
Ingatan : tidak dapat dinilai
Kecerdasan : tidak dapat dinilai
STATUS PSIKIS
1. Kepala
Bentuk : normocephal
Nyeri tekan : tidak dapat dinilai
Simetris : (+)
Pulsasi : (-)
2. Leher
Sikap : dalam batas normal
Pergerakan : dalam batas normal
Kaku kuduk : (+)
STATUS NEUROLOGIS
N. I (olfaktorius)
Subyektif : tidak dilakukan
Dengan bahan : tidak dilakukan
N. II (optikus)
Tajam penglihatan : tidak dapat di nilai
Lapang penglihatan : tidak dapat di nilai
Melihat warna& fundus okuli : tidak dapat di nilai
NERVUS KRANIALIS
N. III (oculomotor)
Sela mata : ptosis (-), lagoftalmus (-)
Pergerakan bulbus : tidak dapat di nilai
Strabismus : (-)
Nistagmus : (-)
Eksopftalmus : (-)
Pupil
Besarnya : 3 mm
Bentuknya : simetris, bulat isokor
Refleks cahaya : (+/+)
Refleks konsensual : tidak dilakukan
Refleks konvergensi : tidak dilakukan
Melihat kembar : tidak dapat dinilai
N. IV (trochlearis)
Pergerakan mata (bawah-dalam) : tidak dapat di nilai
Sikap bulbus : simetris
Melihat kembar : tidak dapat di nilai
N. V (trigeminus)
Membuka mulut : tidak dapat di nilai
Menguyah : tidak dapat di nilai
Mengigit : tidak dapat di nilai
Reflek kornea : Positif
Sensibilitas muka : tidak dapat di nilai
N.VI (abducens)
Pergerakan mata (ke lateral) : tidak dapat di nilai
Sikap bulbus : simetris
Melihat kembar : tidak dapat di nilai
N.VII (fascialis)
Mengerutkan dahi : tidak dapat di nilai
Menutup mata : tidak dapat di nilai
Memperlihatkan gigi : tidak dapat di nilai
Bersiul : tidak dapat di nilai
Perasaan lidah
2/3 bagian depan lidah : tidak dapat dilakukan
N.VIII ( vestibulo cochlear)
Detik arloji : tidak dapat di nilai
Suara berbisik : tidak dapat di nilai
Tes Weber : tidak dilakukan
Tes Rinne : tidak dilakukan
Tes Swabach : tidak dilakukan
N.IX (glosofaringeus)
Perasaan lidah
(1/3 bagian belakang) : tidak dapat dilakukan
Sensibilitas faring : tidak dapat dilakukan
N.X (vagus)
Arkus faring : tidak ada kelainan
Uvula : tidak deviasi
Berbicara : tidak dapat dinilai
Menelan : tidak dapat di nilai
N.XI (asesorius)
Menengok : tidak dapat dinilai
Mengangkat bahu : tidak dapat dinilai
N.XII (hipoglosus)
Pergerakan lidah : tidak dapat di nilai
Lidah : tidak dapat di nilai
Atrofi : tidak dapat di nilai
Tidak dapat dinilai
FUNGSI LUHUR
Badan
Respirasi : torakoabdominal
Bentuk kolumna vetebralis : dalam batas normal
Pergerakan kolumna vetebralis : dalam batas normal
Refleks kulit perut atas : tidak dilakukan
Refleks kulit perut tengah : tidak dilakukan
Refleks kulit perut bawah : tidak dilakukan
BADAN DAN ANGGOTA GERAK
Anggota gerak atas
Motorik : -/-
Pergerakan : -/-
Kekuatan : kesan hemiparesis dextra
Tonus : normal
Atropi : (-)
Refleks fisiologis
Bisep : (+/+)
Trisep : (+/+)
Refleks patologis
Hoffman-Trommer : negatif
Sensibilitas
Taktil : sulit dinilai
Nyeri : rangsang nyeri positif
Suhu : sulit dinilai
Diskriminasi dua titik : sulit dinilai
Lokalis : sulit dinilai
Getar : sulit dinilai
Anggota gerak bawah
Motorik : -/-
Pergerakan : -/-
Kekuatan : Kesan hemiparesis dextra
Tonus : normal
Atropi : (-)
Sensibilitas
Taktil : sulit dinilai
Nyeri : rangsang nyeri positif
Suhu : sulit dinilai
Diskriminasi 2 titik : tidak dilakukan
Lokalis : tidak dilakukan
Getar : tidak dilakukan
Refleks fisiologis
Patella : (+/+)
Achilles : (+/+)
Refleks patologis
Babinsky : (+/-)
Chaddock : (-/-)
Openhaeim : (-/-)
Gordon : (-/-)
Schaefer : (-/-)
Mendel Bechtrew : tidak dilakukan
Rosolimo : tidak dilakukan
Klonus paha : (-/-)
Klonus kaki : (-/-)
Tes Laseque : (+)
Tes Kernig : (+)
Test brudzinsky I/II/III : (+)
Patrick : tidak dilakukan
Kontra patrick : tidak dilakukan
Cara berjalan : tidak dilakukan
Test Romberg : tidak dilakukan
Disdiadokokinesis : tidak dilakukan
Ataksia : tidak dilakukan
Rebound phenomen : tidak dilakukan
KORDINASI, GAIT & KESEIMBANGAN
Tremor : (-)
Athetosis : (-)
Mioklonik : (-)
Khorea : (-)
Gerakan gerakan abnormal
Miksi : terpasang cateter
Defekasi : retensi dan inkontinensia (-)
Fungsi vegetatif
Subyektif
Penurunan kesadaran sejak 4 hari SMRS.
Keluhan disertai sakit kepala hebat sejak 1 bulan SMRS
Demam (-),
kejang (-)
Mual dan muntah (-)
Riwayat pengobatan paru diakui
Riwayat tekanan darah tinggi (-)
Ringkasan
Obyektif
Keadaan umum sakit berat (sopor),tekanan
darah 130/80 mm Hg,nadi =HR 168 x/menit,
respirasi 36 x/menit, suhu 37,3
0
c
Status interna =jantung, paru dan abdomen
dalam batas normal
Status Psikis sulit dinilai
Status neurologis :
RM : Kaku kuduk (+)
Pupil : bulat, isokor
Reflek cahaya (+)
Motorik : kesan hemiparesis dextra
Sensorik : Sulit dinilai
Fungsi luhur sulit dinilai
Fungsi vegetatif terpasang kateter
Refleks fisiologis BTR/KPR/APR(+)
Refleks patologis Babinsky (+/-), tes Chaddock (-/-),
test lasegue (+),Test kernig (+),Brudzinsky I/II/III(+)
MENINGITIS SEROSA
DIAGNOSIS
Rencana diagnosis
Thorax foto PA
Lumbal Pungsi
Lab darah rutin (Hb, leukosit, trombosit, hematokrit, hitung
jenis, LED), GDS, AGD (analisa gas darah)
Cek ureum, kreatinin, natrium, kalium, SGOT, SGPT
Rapid test
Fisioterapi
RENCANA AWAL
Terapi umum
A (airway), B (breathing), C (circulation)
yaitu dengan mengatur posisi kepala untukmenjaga
jalan nafas, pemberian O
2
, dan sirkulasi yang baik
Menjaga keseimbangan cairan elektrolit dengan pemberian
infus cairan isotonis dapat berupa : Inf RL 15 tetes/menit
Pasang NGT
Keseimbangan nutrisi
Antibiotik : Cefotaxim 2 x 1gr IV
Anti inflamasi : Dexamethason 4 x I Amp IV
Inj Ranitidin 2 x I Amp IV
Hedix 3x1 po
Inj Bisolvon 3x1 amp
RENCANA TERAPI
Terapi khusus
Menjaga posisi pasien agar tidak
lebih memicu rasa sakit saat timbul
nyeri kepala berulang.
Minum obat sesuai anjuran dokter
Istirahat yang cukup
Memperbaiki pola hidup
Olahraga teratur
Hindari stres
Rencana edukasi
Ad vitam : ad malam
Ad fungsionam : ad malam
Prognosis
Meningitis adalah suatu infeksi yang mengenai
arakhnoid, piameter, dan cairan serebrospinal di
dalam sistem ventrikel yang disebabkan oleh bakteri,
virus, riketsia atau protozoa, dapat terjadi secara akut
ataupun kronis.
Pembahasan
Meningitis dibagi menjadi dua golongan
berdasarkan perubahan yang terjadi pada
cairan serebrospinal yaitu :
meningitis serosa
meningitis purulenta.
Merupakan radang selaput arachnoid dan piameter
yang disertai cairan CSS yang jernih. Penyebab
terseringnya adalah M. Tuberculosis disebut
meningitis tuberkulosis.
Penyebab lain seperti lues, virus, Toxoplasma gondii,
Ricketsia, maupun jamur.
MENINGITIS SEROSA
adalah infeksi Mycobacterium tuberculosis yang mengenai
arachnoid, piameter dan cairan cerebrospinal di dalam
system ventrikel. Onset biasanya sub akut. Pada anak-
anak, dihasilkan dari bakteriemia yang mengikuti fase
inisial dari tuberculosis paru primer. Pada orang dewasa
dapat terjadi selama bertahun - tahun setelah infeksi
primer. Fokus primer biasanya terdapat di paru-paru
namun dapat juga terjadi di kelenjar limfe, tulang, sinus
nasalis, GI tract atau organ-organ lainnya.
Meningitis tuberculosis
TANDA dan GEJALA
Klasifikasi menurut Medical Research Council of
Great Britain :
grade 1 : penderita tampak tidak sehat, suhu
subfebris, nyeri kepala (+)
grade 2 : gejala diatas ditambahdengan defisit
neurologik fokal.
grade 3 : gejala diatas ditambah dengan penurunan
kesadaran, dapat sampai koma
Paru merupakan port dentree >98% kasus infeksi TB. Karena
ukurannya yang sangat kecil (<5 m), kuman TB yang berada
dalam droplet yang terhirup, dapat mencapai alveolus.
Kuman TB Alveolus
Fagositosis oleh
makrofag alveolus
Kuman TB berkembang biak
Lisis makrofag
Koloni pertama
(Fokus Primer Ghon)
Limfogen hematogen
PATOGENESIS
focus ghon (dormant)
Imunitas Baik Imunitas buruk
Fokus dieliminasi Tuberkel primer
oleh makrofag berkembang
Infeksi (-) pecah
Fokus TB di paru
Fokus Rich pecah di otak
Eksudat menyebar lebih dlm,
tempat plg rendah
Sub arachnoid
Basis cranii
Exudat merendam ACM
Menjerat sinus
Medula spinalis
aliran LCS tersumbat
hidrosepalus
Meningitis basalis
Pan artritis
opthalmoplegia
Arachnoiditis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboraturium
Pungsi lumbal
Foto torak
CT-SCAN
MRI
Diagnosis
Diagnosis
Usia
Alkoholisme
infeksi dengan human immunodeficiency virus
(HIV),
Malnutrisi
Status Imunosupresi
Penyalahgunaan obat-obatan
Tuna wisma
FAKTOR RESIKO
Kelumpuhan saraf otak
Arteritis
Hidrosefalus
Arakhnoiditis
SIADH (Sindrome Inappropriate Anti Diuretic
Hormon)
Sekuele
KOMPLIKASI
Pasien meningitis harus dirawat di Rumah sakit.
Terapi Umum
Bed rest
Bebaskan airway, O2 lembab 2-3 ltr.
Pasang NGT, kateter.
Pemberian cairan intravena
Diet tinggi kalori, protein
Tatalaksana
Terapi Khusus
Obat-obat anti tuberkulosis (menurut WHO)
Steroid. Kortikosteroid diberikan untuk pasien-
pasien yang mengalami penurunan kesadaran dan
defisit neurologi fokal.
Tujuan : - Menghambat reaksi inflamasi
- Mencegah komplikasi infeksi
- Menurunkan edema serebri
- Mencegah perlekatan arakhnoid-otak
- Mencegah arteritis / infark otak
Tatalaksana
Anti konvulsi, jika ada kejang.
Antipiretik, jika hipertermi
Tatalaksana
Faktor yang mempengaruhi prognosis :
Usia
Lamanya perjalanan penyakit sebelum diberikan
terapi
Pengenalan dini dan pengobatan secepatnya
Imunitas
Malnutrisi
Kelainan pemeriksaan LCS
PROGNOSIS
TERIMA KASIH