Anda di halaman 1dari 28

Oleh :

Dina Akmalia 1102007088




Pembimbing :
dr. H. Yanto Widiantoro, Sp.KK

REFERAT
FOTODERMATITIS

SINAR ULTRAVIOLET
UV-C (100-280 nm)
UV-B (290-320 nm)
Radiasi sinar UV terbagi
menjadi :
UV-A (320-400 nm)












RADIASI UV DAN KULIT

Apabila kulit terkena radiasi,
maka sebagian akan
dipantulkan, sebagian
diabsorpsi di berbagai
lapisan, serta sebagian
dihantarkan pada lapisan
tertentu untuk diubah
menjadi energi. Kedalaman
penetrasi radiasi bergantung
pada panjang gelombang :
Pancaran terjadi
pada semua lapisan
kulit terutama untuk
panjang gelombang
pendek.
Asam nukleat dan
protein akan
mengabsorpsi
terutama UVC dan
UVB dengan panjang
gelombang pendek
Reaksi kulit berupa eritema dan
hiperpigmentasi dipengaruhi oleh :
Panjang
gelombang
terutama UVB
Besarnya
dosis
penyinaran
Faktor
perorangan
Pajanan
radiasi
sebelumnya
Letak
topografi
Besarnya
area
Temperatur
dan
kelembaban
lingkungan
Eritema akibat UV
Cepat
Segera setelah terpajan memudar dalam 30
menit


Lambat
Setelah masa laten 2-6 jam, memuncak 12-
16 jam dan berkurang setelah beberapa
hari kemudian.
Pigmentasi Akibat UV
Cepat
Setelah pajanan dan memudar
dalam waktu 1 jam.
Lambat
Beberapa hari setelah pajanan dan
berlangsung beberapa minggu
sampai bulan.
FOTOSENSITIVITAS
Fotosensitivitas merupakan istilah umum untuk
menggambarkan reaksi abnormal atau berubah
terhadap energi cahaya, terjadi dalam hitungan
menit, jam atau hari eksposur dan berlangsung
hingga minggu, bulan, dan bahkan lebih lama.
Gangguan fotosensitifitas hanya terjadi pada
daerah tubuh terkena radiasi matahari.
KLASIFIKASI
FOTOSENSITIVITAS
Reaksi
Fototoksik
Reaksi fototoksik hampir terjadi pada
hampir semua individu apabila
terpajan dengan sensitizer, atau lebih
tepat disebut sebagai fototoksin.
Reaksi dapat terjadi pada pajanan
pertama dan pajanan berikutnya pada
tempat lain akan menunjukkan reaksi
yang serupa, sehingga reaksi fototoksik
dapat disamakan dengan reaksi iritan
primer.
Radiasi yang berperan dalam reaksi ini
adalah UVA
REAKSI
FOTOALERGIK
Reaksi fotoalergik merupakan kelainan
yang jarang ditemui, kemungkinan karena
mekanisme yang mendasarinya belum
diketahui jelas dan kelainan tersebut
hanya terjadi pada individu tertentu
Pajanan pertama dengan fotoalergen
tidak akan segera menimbulkan reaksi
karena dibutuhkan fase induksi yang
berkisar antar 1-2 minggu. Reaksi baru
akan terlihat pada pajanan berikutnya
atau setelah fase induksi terlampaui.
Reaksi Fototoksik
SUNBURN
Sunburn disebut juga
sebagai eritema
ultraviolet.
Sunburn merupakan
reaksi fotosensitif
kutan yang dapat
terjadi pada setiap
individu, terutama ras
yang memiliki sedikit
pigmen kulit.
Eritema akibat
sunburn merupakan
contoh peradangan
kulit dan dapat dipacu
oleh ketiga spektrum
radiasi ultraviolet
FITOFOTODERMATITIS
Fitofotodermatitis merupakan
reaksi fototoksik yang
berhubungan dengan pajanan
terhadap sinar dan tumbuh-
tumbuhan.
Zat yang bersifat fototoksik
dalam tumbuh-tumbuhan
dikenal sebagai furokumarin.
Zat fototoksik tersebut bersifat
larut dalam lemak dan dapat
dengan mudah berpenetrasi
ke dalam epidermis
DERMATITIS BERLOQUE
Pertama kali digambarkan oleh
FREUND pada tahun 1916
berupa eritema dan pigmentasi
menyerupai bentuk kalung
(berlock atau berloque) pada
individu yang mengoleskan
minyak wangi sebelum
terpajan sinar matahari.
OPPENHEIM pada tahun 1932
menggambarkan bentuk
dermatitis tertentu yang
ditemukan pada individu yang
berjemur dikebun. Dermatitis
tersebut dinamakan sebagai
dermatitis bullosa striata
pertantis dengan kelainan
klinis bula tersusun linier pada
daerah terpajan sinar disertai
rasa gatal yang sangat hebat.
SUNBURN
Sunburn ditandai dengan eritema
(Gambar A)
jika parah ditandai
dengan vesikel dan
bula, edema,
tenderness, dan nyeri
(Gambar B).
Reaksi Fotoalergik
Klasifikasi

Yang dipacu oleh photosensitizer
eksogen:
Photosensitizer kontak
Photosensitizer sistemik
Yang tidak berhubungan dengan
photosensitizer
Tipe cepat: urtika solaris
Tipe lambat: polymorphus light
eruption
Photosensitizer Eksogen:

Photosensitizer kontak

Reaksi fotoalergik dapat
terjadi akibat pemakaian
berbagai macam bahan
secara topikal
Secara klinis erupsi
berbentuk papular,
likenoid, dan
ekzematosa.
Photosensitizer Eksogen:
Photosensitizer sistemik

Reaksi terhadap
photosensitizer sistemik
lebih jarang ditemukan
daripada Photosensitizer
kontak dan mekanismenya
juga belum diketahui secara
pasti.
Waktu reaksi berlangsung
lamabat, berupa papul
likenoid sampai perubahan
ekzematosa.

Yang tidak berhubungan dengan photosensitizer

Tipe cepat:
urtika solaris
Karakteristik lesi berupa
urtika dikelilingi oleh daerah
eritematosa, meskipun
kadang-kadang terlihat
urtika multiple disertai
pseudopodi. Lokasi
biasanya didaerah terpajan,
tetapi dapat timbul
diseluruh tubuh, meskipun
daerah yang terlihat sinar
matahari bersifat lebih
toleran.
Tipe lambat: polymorphus
light eruption
Secara klinis gamabaran
bervariasi, dapat
menyerupai prurigo atau
kadang-kadang menyerupai
eritema multiforme.
Beberapa lesi dapat
bersatu membentuk plakat,
dengan lokalisasi didaerah
muka. Biasanya terdapat
satu bentuk lesi yang
menonjol dan umumnya
adalah lesi ekzematosa.
FOTODERMATITIS
DEFINISI

Photodermatitis merupakan
reaksi kulit yang abnormal
terhadap sinar matahari, atau
lebih khusus untuk ultraviolet
(UV) sinar. Hal ini dapat
bersifat akut (mendadak) atau
kronis(berlangsung). Photoder
matitis terjadi ketika sistem
kekebalan tubuh bereaksi
terhadap sinar UV.
ETIOLOGI

Photodermatitis dapat memiliki beberapa
penyebab, termasuk:

Penyakit, seperti lupus atau eksim, yang juga
membuat kulit sensitif terhadap cahaya
Genetik atau faktor metabolik (penyakit warisan
atau kondisi, seperti pellagra, yang disebabkan
oleh kekurangan niacin, vitamin B-3)
Penyakit, seperti polimorfik light eruption, ditandai
dengan sensitivitas terhadap sinar matahari
Reaksi terhadap bahan kimia dan obat-obatan.

TANDA DAN GEJALA

Efek jangka panjang
meliputi penebalan
dan jaringan parut
pada kulit dan
peningkatan risiko
kanker kulit, jika
penyebabnya adalah
genetik.
papula, vesikel,
bula, atau plak
Eczematous,
lichenoid, dan lesi
hiperpigmentasi
Lokalisasi wabah
ke daerah
photoexposed
Nyeri, eritema,
dan
pembengkakan
Menggigil, sakit
kepala, demam,
dan mual
Berkurangnya
gejala setelah
terpapar berulang
(60%)
PATOFISIOLOGI

UV-induced kerusakan sel, yang disebabkan oleh
penyerapan energi yang mengarah ke generasi
singlet oksigen, anion superoksida radikal, dan
radikal bebas lainnya
Perivaskular menyusup di dermis atas dan dermis
tengah; didominasi oleh sel T dengan beberapa
neutrofil
Dermal dan perivaskular edema serta
pembengkakan endotel
Spongiosis (edema intraseluler), dyskeratosis
(keratinisasi abnormal keratinosit), exocytosis
(agregasi leukosit dalam epidermis), dan vacuola
sel basal (pembentukan ruang kecil atau vakuola)

FAKTOR RESIKO

Paparan sinar UV selama 30 menit sampai
beberapa jam
Paparan sinar UV pada jam 11.00-14.00, ketika
50% dari sinar UV yang dipancarkan
Jenis kulit putih, rambut merah atu pirang,
bermata hijau atau biru biasanya yang paling
sensitif. (frekuensi fotodermatitis di Afrika,
Amerika ini mirip dengan yang di kaukasian)
DIAGNOSA BANDING

Lupus
eritematosus
sistemik
(SLE)
Limfositik
jinak infiltrasi
kulit
Atopik atau
dermatitis
seboroik
Sunburn
atau
xeroderma
pigmentos
a
Lymphocytom
a Cutis
Sarkoidosi
s
DIAGNOSIS

Sejarah dan pemeriksaan fisik adalah alat
diagnostik yang paling penting bagi
fotodermatitis, terutama ketika terfokus pada
waktu dan tahun dan durasi paparan yang
mengarah ke letusan, durasi, distribusi dan
morfologi letusan, dan usia, jenis kelamin,
pekerjaan, aplikasi kulit, topical eksposur, obat-
obatan, kegiatan rekreasi, dan riwayat keluarga
pasien. Sebuah tinjauan sistem yang berperan
dalam membantu untuk mendeteksi penyakit
jaringan ikat terkait.

DIAGNOSIS
Lokalisasi : Daerah-daerah yang tak
tertutup pakaian seperti wajah, dahi, leher
depan, kuduk, dada bagian atas,
pergelangan tangan, kaki dan jari-jari.

Eflorosensi / Sifat-sifatnya ; Biasanya
polimorf, dimulai dengan eritema, papula
vesikel, skuamasi dan hiperpigmentasi
dan jika kronik likenifikasi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Dilakukan
Histopatologi
namun
gambarannya
tidak khas.
PENGOBATAN

Umum:
Menghindari panas matahari
yang terik dengan topi dan
pelindung lainnya
Khusus :
Terapi topikal : Pada lesi
minimal dapat diberikan krim
tabir matahari (sunscreen)
seperti RV paque. Pada
keadaan berat/akut dan
basah, dikompres tertutup
dengan PK 1/1000. Setelah
lesi mongering dapat
diberikan preparat
kortikosteroid topical seperti
krim hidrokortison 1-2%, atau
triamsinolon0,1%.
PENCEGAHAN

Batasi kulit terhadap paparan sinar matahari terutama pada puncak
intensitas ultraviolet
Gunakan tabir surya spectrum luas, terutama terhadap UVA, dengan
factor perlindungan matahari (SPF) 30 sampai 50.
Memakai pakaian tertutup seperti kemeja lengan panjang, celana
panjang, dan topi bertepi lebar.
Hati-hati menggunakan produk yang menyebabkan sensitivitas
matahari. (Jika sudah mengambil obat resep, bagaimanapun, tidak
berhenti minum tanpa berkonsultasi penyedia layanan kesehatan).
Jangan gunakan perangkat tanning (seperti lampu tanning atau tempat
tidur).
KOMPLIKASI / GEJALA SISA

Berlangsung
fotosensitifitas,
sehingga
photodermatitis
kronis
Hiperpigmentasi post
inflamasi
Penuaan dini pada
kulit
Sel skuamosa atau
Karsinoma sel basal
Peningkatan paparan
UV setelah PUVA dan
fototerapi UVB
Melanoma.
PROGNOSIS

Prognosis untuk fotodermatitis adalah baik.
Reaksi fotosensitivitas kebanyakan jinak dan
terbatas, namun gejala dapat menjadi berat
bila dikaitkan dengan kelainan sistemik atau
ketika paparan telah parah. Beberapa reaksi
fotosensitivitas bisa berlanjut selama
bertahun-tahun setelah paparan telah
dihentikan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai