Apabila kulit terkena radiasi, maka sebagian akan dipantulkan, sebagian diabsorpsi di berbagai lapisan, serta sebagian dihantarkan pada lapisan tertentu untuk diubah menjadi energi. Kedalaman penetrasi radiasi bergantung pada panjang gelombang : Pancaran terjadi pada semua lapisan kulit terutama untuk panjang gelombang pendek. Asam nukleat dan protein akan mengabsorpsi terutama UVC dan UVB dengan panjang gelombang pendek Reaksi kulit berupa eritema dan hiperpigmentasi dipengaruhi oleh : Panjang gelombang terutama UVB Besarnya dosis penyinaran Faktor perorangan Pajanan radiasi sebelumnya Letak topografi Besarnya area Temperatur dan kelembaban lingkungan Eritema akibat UV Cepat Segera setelah terpajan memudar dalam 30 menit
Lambat Setelah masa laten 2-6 jam, memuncak 12- 16 jam dan berkurang setelah beberapa hari kemudian. Pigmentasi Akibat UV Cepat Setelah pajanan dan memudar dalam waktu 1 jam. Lambat Beberapa hari setelah pajanan dan berlangsung beberapa minggu sampai bulan. FOTOSENSITIVITAS Fotosensitivitas merupakan istilah umum untuk menggambarkan reaksi abnormal atau berubah terhadap energi cahaya, terjadi dalam hitungan menit, jam atau hari eksposur dan berlangsung hingga minggu, bulan, dan bahkan lebih lama. Gangguan fotosensitifitas hanya terjadi pada daerah tubuh terkena radiasi matahari. KLASIFIKASI FOTOSENSITIVITAS Reaksi Fototoksik Reaksi fototoksik hampir terjadi pada hampir semua individu apabila terpajan dengan sensitizer, atau lebih tepat disebut sebagai fototoksin. Reaksi dapat terjadi pada pajanan pertama dan pajanan berikutnya pada tempat lain akan menunjukkan reaksi yang serupa, sehingga reaksi fototoksik dapat disamakan dengan reaksi iritan primer. Radiasi yang berperan dalam reaksi ini adalah UVA REAKSI FOTOALERGIK Reaksi fotoalergik merupakan kelainan yang jarang ditemui, kemungkinan karena mekanisme yang mendasarinya belum diketahui jelas dan kelainan tersebut hanya terjadi pada individu tertentu Pajanan pertama dengan fotoalergen tidak akan segera menimbulkan reaksi karena dibutuhkan fase induksi yang berkisar antar 1-2 minggu. Reaksi baru akan terlihat pada pajanan berikutnya atau setelah fase induksi terlampaui. Reaksi Fototoksik SUNBURN Sunburn disebut juga sebagai eritema ultraviolet. Sunburn merupakan reaksi fotosensitif kutan yang dapat terjadi pada setiap individu, terutama ras yang memiliki sedikit pigmen kulit. Eritema akibat sunburn merupakan contoh peradangan kulit dan dapat dipacu oleh ketiga spektrum radiasi ultraviolet FITOFOTODERMATITIS Fitofotodermatitis merupakan reaksi fototoksik yang berhubungan dengan pajanan terhadap sinar dan tumbuh- tumbuhan. Zat yang bersifat fototoksik dalam tumbuh-tumbuhan dikenal sebagai furokumarin. Zat fototoksik tersebut bersifat larut dalam lemak dan dapat dengan mudah berpenetrasi ke dalam epidermis DERMATITIS BERLOQUE Pertama kali digambarkan oleh FREUND pada tahun 1916 berupa eritema dan pigmentasi menyerupai bentuk kalung (berlock atau berloque) pada individu yang mengoleskan minyak wangi sebelum terpajan sinar matahari. OPPENHEIM pada tahun 1932 menggambarkan bentuk dermatitis tertentu yang ditemukan pada individu yang berjemur dikebun. Dermatitis tersebut dinamakan sebagai dermatitis bullosa striata pertantis dengan kelainan klinis bula tersusun linier pada daerah terpajan sinar disertai rasa gatal yang sangat hebat. SUNBURN Sunburn ditandai dengan eritema (Gambar A) jika parah ditandai dengan vesikel dan bula, edema, tenderness, dan nyeri (Gambar B). Reaksi Fotoalergik Klasifikasi
Yang dipacu oleh photosensitizer eksogen: Photosensitizer kontak Photosensitizer sistemik Yang tidak berhubungan dengan photosensitizer Tipe cepat: urtika solaris Tipe lambat: polymorphus light eruption Photosensitizer Eksogen:
Photosensitizer kontak
Reaksi fotoalergik dapat terjadi akibat pemakaian berbagai macam bahan secara topikal Secara klinis erupsi berbentuk papular, likenoid, dan ekzematosa. Photosensitizer Eksogen: Photosensitizer sistemik
Reaksi terhadap photosensitizer sistemik lebih jarang ditemukan daripada Photosensitizer kontak dan mekanismenya juga belum diketahui secara pasti. Waktu reaksi berlangsung lamabat, berupa papul likenoid sampai perubahan ekzematosa.
Yang tidak berhubungan dengan photosensitizer
Tipe cepat: urtika solaris Karakteristik lesi berupa urtika dikelilingi oleh daerah eritematosa, meskipun kadang-kadang terlihat urtika multiple disertai pseudopodi. Lokasi biasanya didaerah terpajan, tetapi dapat timbul diseluruh tubuh, meskipun daerah yang terlihat sinar matahari bersifat lebih toleran. Tipe lambat: polymorphus light eruption Secara klinis gamabaran bervariasi, dapat menyerupai prurigo atau kadang-kadang menyerupai eritema multiforme. Beberapa lesi dapat bersatu membentuk plakat, dengan lokalisasi didaerah muka. Biasanya terdapat satu bentuk lesi yang menonjol dan umumnya adalah lesi ekzematosa. FOTODERMATITIS DEFINISI
Photodermatitis merupakan reaksi kulit yang abnormal terhadap sinar matahari, atau lebih khusus untuk ultraviolet (UV) sinar. Hal ini dapat bersifat akut (mendadak) atau kronis(berlangsung). Photoder matitis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap sinar UV. ETIOLOGI
Photodermatitis dapat memiliki beberapa penyebab, termasuk:
Penyakit, seperti lupus atau eksim, yang juga membuat kulit sensitif terhadap cahaya Genetik atau faktor metabolik (penyakit warisan atau kondisi, seperti pellagra, yang disebabkan oleh kekurangan niacin, vitamin B-3) Penyakit, seperti polimorfik light eruption, ditandai dengan sensitivitas terhadap sinar matahari Reaksi terhadap bahan kimia dan obat-obatan.
TANDA DAN GEJALA
Efek jangka panjang meliputi penebalan dan jaringan parut pada kulit dan peningkatan risiko kanker kulit, jika penyebabnya adalah genetik. papula, vesikel, bula, atau plak Eczematous, lichenoid, dan lesi hiperpigmentasi Lokalisasi wabah ke daerah photoexposed Nyeri, eritema, dan pembengkakan Menggigil, sakit kepala, demam, dan mual Berkurangnya gejala setelah terpapar berulang (60%) PATOFISIOLOGI
UV-induced kerusakan sel, yang disebabkan oleh penyerapan energi yang mengarah ke generasi singlet oksigen, anion superoksida radikal, dan radikal bebas lainnya Perivaskular menyusup di dermis atas dan dermis tengah; didominasi oleh sel T dengan beberapa neutrofil Dermal dan perivaskular edema serta pembengkakan endotel Spongiosis (edema intraseluler), dyskeratosis (keratinisasi abnormal keratinosit), exocytosis (agregasi leukosit dalam epidermis), dan vacuola sel basal (pembentukan ruang kecil atau vakuola)
FAKTOR RESIKO
Paparan sinar UV selama 30 menit sampai beberapa jam Paparan sinar UV pada jam 11.00-14.00, ketika 50% dari sinar UV yang dipancarkan Jenis kulit putih, rambut merah atu pirang, bermata hijau atau biru biasanya yang paling sensitif. (frekuensi fotodermatitis di Afrika, Amerika ini mirip dengan yang di kaukasian) DIAGNOSA BANDING
Lupus eritematosus sistemik (SLE) Limfositik jinak infiltrasi kulit Atopik atau dermatitis seboroik Sunburn atau xeroderma pigmentos a Lymphocytom a Cutis Sarkoidosi s DIAGNOSIS
Sejarah dan pemeriksaan fisik adalah alat diagnostik yang paling penting bagi fotodermatitis, terutama ketika terfokus pada waktu dan tahun dan durasi paparan yang mengarah ke letusan, durasi, distribusi dan morfologi letusan, dan usia, jenis kelamin, pekerjaan, aplikasi kulit, topical eksposur, obat- obatan, kegiatan rekreasi, dan riwayat keluarga pasien. Sebuah tinjauan sistem yang berperan dalam membantu untuk mendeteksi penyakit jaringan ikat terkait.
DIAGNOSIS Lokalisasi : Daerah-daerah yang tak tertutup pakaian seperti wajah, dahi, leher depan, kuduk, dada bagian atas, pergelangan tangan, kaki dan jari-jari.
Eflorosensi / Sifat-sifatnya ; Biasanya polimorf, dimulai dengan eritema, papula vesikel, skuamasi dan hiperpigmentasi dan jika kronik likenifikasi. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dilakukan Histopatologi namun gambarannya tidak khas. PENGOBATAN
Umum: Menghindari panas matahari yang terik dengan topi dan pelindung lainnya Khusus : Terapi topikal : Pada lesi minimal dapat diberikan krim tabir matahari (sunscreen) seperti RV paque. Pada keadaan berat/akut dan basah, dikompres tertutup dengan PK 1/1000. Setelah lesi mongering dapat diberikan preparat kortikosteroid topical seperti krim hidrokortison 1-2%, atau triamsinolon0,1%. PENCEGAHAN
Batasi kulit terhadap paparan sinar matahari terutama pada puncak intensitas ultraviolet Gunakan tabir surya spectrum luas, terutama terhadap UVA, dengan factor perlindungan matahari (SPF) 30 sampai 50. Memakai pakaian tertutup seperti kemeja lengan panjang, celana panjang, dan topi bertepi lebar. Hati-hati menggunakan produk yang menyebabkan sensitivitas matahari. (Jika sudah mengambil obat resep, bagaimanapun, tidak berhenti minum tanpa berkonsultasi penyedia layanan kesehatan). Jangan gunakan perangkat tanning (seperti lampu tanning atau tempat tidur). KOMPLIKASI / GEJALA SISA
Berlangsung fotosensitifitas, sehingga photodermatitis kronis Hiperpigmentasi post inflamasi Penuaan dini pada kulit Sel skuamosa atau Karsinoma sel basal Peningkatan paparan UV setelah PUVA dan fototerapi UVB Melanoma. PROGNOSIS
Prognosis untuk fotodermatitis adalah baik. Reaksi fotosensitivitas kebanyakan jinak dan terbatas, namun gejala dapat menjadi berat bila dikaitkan dengan kelainan sistemik atau ketika paparan telah parah. Beberapa reaksi fotosensitivitas bisa berlanjut selama bertahun-tahun setelah paparan telah dihentikan. TERIMA KASIH