Anda di halaman 1dari 10

Diskusi Kasus

“Sunburn”

Oleh:

Sonya Ananda Ellya John H1A320005


Muhamad Fahmi Tamami H1A320011
Putu Sri Sundari Rijasa H1A320037
Agi Tri Fatonah H1A320027
Ajeng Retno Wulandari H1A320047
Aurellia Clarissa Salsabila H1A320052
Annisa Hidayati H1A320055

Pembimbing:

dr. Dian Puspita Sari, M.Med.Ed

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KEPULAUAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
2021
I. Keterangan Pelaksanaan Diskusi Kasus
a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari, tanggal : Senin, 28 Juni 2021
Waktu : 08.00 WITA-Selesai
Tempat : Zoom meeting
b. Data Kelompok
Pembimbing : dr. Dedianto Hidajat, Sp.KK, FINSDV
Anggota :
- Sonya Ananda Ellya John (H1A320005)
- Muhamad Fahmi Tamami (H1A320011)
- Putu Sri Sundari Rajasa (H1A320037)
- Agi Tri Fatonah (H1A320027)
- Aurellia Clarissa Salsabila (H1A320052)
- Ajeng Retno Wulandari (H1A320047)
- Annisa Hidayati (H1A320055)

II. SKENARIO
Seorang laki-laki 23 tahun yang berasal dari Inggris datang ke klinik di daerah Gili
untuk berkonsultasi dan meminta rekomendasi dokter. Wajah, dada, lengan dan
kakinya tampak merah terbakar matahari. Ia mengaku ketiduran di tepi pantai dan
sebelumnya lupa menggunakan sun block. Saat ini wajahnya terasa perih dan tidak
nyaman. Pasien tidak memiliki alergi atau kondisi medis kronis lainnya. Ia juga
tidak sedang minum obat-obatan tertentu. Apa tindakan Anda sebagai dokter?
Apakah edukasi yang sesuai untuk pasien ini?
A. Rumusan Masalah
1. Definisi sunburn?
2. Epidemiologi Sunburn?
3. Etiologi dan Faktor Risiko?
4. Patofisiologi Sunburn?
5. Penegakkan Diagnosis Sunburn?
6. Diagnosis Banding Sunburn?
7. Tatalaksana dan Pencegahan Sunburn?
B. Pembahasan
1. Definisi
Sunburn adalah luka bakar radiasi pada kulit yang disebabkan oleh terlalu
banyaknya paparan sinar ultraviolet (UV) matahari atau sumber buatan.

2. Epidemiologi
Menurut penelitian oleh National Health Interview Survey 2015 pada
31.162 orang dewasa di US, setidaknya 34% dari responden melaporkan
telah mengalami sunburn setidaknya sekali. Kejadian tertinggi terjadi pada
tipe kulit Fitzpatrick 1-3, dimana kejadian tersering pada kelompok usia
muda (18- 29 tahun) dan non Hispanic berkulit putih.

3. Etiologi dan Faktor Risiko


Beberapa faktor yang memengaruhi reaksi morfologik kulit terhadap
penyinaran (pada Sunburn):
- Variasi Warna Kulit → berkaitan dengan adanya perbedaan pantulan radiasi
Contoh : kulit berpigmen warna hitam terjadi karena penyerapan secara
efisien seluruh spektrum sinar oleh melanin, kulit tidak berpigmen terlihat
putih karena pantulan tinggi seluruh spektrum sinar tampak. Kemerahan→
peningkatan jumlah hemoglobin yang akan menyerap sinar tampak terutama
cahaya warna biru dan hijau

- Panjang gelombang cahaya→ kemampuan penetrasi


- Dosis penyinaran → makin besar dosis, eritema lebih lama
- Faktor individu → banyaknya pigmen kulit, bahan-bahan fotosensitif
(misalnya obat dan makanan)
- Pajanan radiasi sebelumnya → kulit yang belum pernah disinari sebelumnya
memiliki ambang rangsang lebih rendah terhadap radiasi UV
- Letak tipografi → sesuai dengan sensitivitasnya terhadap radiasi sinar UV.
Contoh: bokong memerlukan dosis radiasi yang lebih besar dibandingkan
badan.
- Luas/besarnya area
- Temperatur dan kelembaban lingkungan : menurunkan ambang sensitivitas
thd radiasi UV (pada hewan coba)

Peningkatan UV Index
- Waktu → antara jam 10 pagi dan 4 sore memiliki UV index yang tinggi
- Langit berawan → langit yang sedikit berawan berkaitan dengan
peningkatan paparan terhadap sinar UV
- Ketinggian/ higher altitude → semakin tinggi suatu tempat, paparan
terhadap sinar UV semakin tinggi karena semakin dekat dengan atmosfer
- Ekuator : semakin dekat dngan ekuator berkorelasi dengan
paparanlangsung sinar UV

4. Patofisiologi
Dasar-dasar Fotobiologi
Sinar matahari → sumber energi elektromagnetik → yang terdiri atas radiasi
solar Ultraviolet, Sinar Tampak, dan Spektrum Inframerah. Ketika sinar
matahari itu terpancar ke permukaan bumi, banyak faktor yang
memengaruhi hal tersebut salah satunya atmosfer.

Jadi sebelum itu, kita akan membahas mengenai jenis-jenis radiasi


elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik terdiri atas beberapa spektrum
sinar elektromagnetik, dari yang panjang gelombangnya paling pendek
hingga paling panjang :
“Radiasi elektromagnetik yang memiliki gelombang lebih panyak dapat
menembus zat lebih baik”. Jadi bila kita amati untuk sinar UV (UVA, UVB,
UVC), sinar UVC memiliki gelombang terpendek sehingga, UVC ini
mengalami proses penyaringan oleh atmosfer bumi (terkhusus oleh ozone)
sehingga UVC bukan cahaya yang dapat mencapai permukaan bumi.
Oleh karena itu, panjang gelombang terpendek radiasi elektromagnetik
yang dapat mencapai permukaan bumi adalah berkisar 290 nm (UVB
keatas). Dari keseluruhan sinar matahari, hanya 5% radiasi sinar UV yang
mencapai bumi, dengan proporsi berkisar: UVA (95-98%) : UVA1 (340-
300 nm), UVA2 (320-340 nm), UVB (2-5%) : 280-320 nm
Jumlah dan komposisi radiasi matahari yang terpancar pada suatu
daerah tidak hanya bergantung pada atmosfer (lapisan ozon saja), tetapi
juga:
• Waktu → berkaitan dengan perubahan sudut sinar matahari
• Musim
• Letak Lintang
• Polusi
• Ketebalan awan
• Ketinggian permukaan bumi

Didalam setiap radiasi elektromagnetik tersebut terdapat partikel yang


bernama “foton”. Foton ini diistilahkan sebagai partikel dalam
cahaya/radiasi elektromagnetik (pembawa radiasi).
“Energi foton berbanding terbalik secara proporsional dengan panjang
gelombang” → panjang gelombang yang panjang memiliki efek biologis
yang lebih kecil, begitupun sebaliknya. → ingat juga dosis pajanan jg bisa
memengaruhi efek biologis.
Ada beberapa hal yang terjadi ketika sinar matahari (foton) memancar
dan mencapai permukaan kulit:
1. Sinar tersebut dipantulkan → pantulannya dapat langsung, dapat
ditingkat epidermal, mauun dermal
2. Sinar tersebut diabsorpsi → absorpsi ditingkat epidermis maupun
dermis

Utk sinar-sinar yang diabsorpsi, maka yang terjadi adalah : foton yang
ada didalam sinar tersebut akan ditangkap oleh “kromofor”. Kromofor
adalah pigmen yang paling sensitif terhadap rangsangan cahaya/ senyawa
yang menyerap radiasi. Di tubuh kita terdapat beberapa kromofor yaitu :
DNA (penyerapan maks 260 nm), porifin (400 dan 410 nm) dan melainan
(kisaran UVC tapi bisa juga UVA dan UVB). Pancaran sinar dapat terjadi
pada semua lapisan kulit terutama oleh pancaran cahaya dengan gelombang
pendek. Selain itu, asam nukleat dan protein ditubuh juga mengasorpsi UVC
dan UVB dengan panjang gelombang uang pendek

Terdapat Humum Grothub - Draper yang menyatakan bahwa “ Cahaya harus


terlebih dahulu diserap oleh zat kimia agar reaksi foto kimia dapat berlangsung”

Bagaimana respon kulit terhadap radiasi UV?


Singkatnya,
Paparan UV dan radiasi cahaya → melalui optic tissue → absorpsi oleh kromofor →
tereksitasi → photoproduct → perubahan seluler dan biokimia → respon kulit akut dan
kronik

Spektrum aksi untuk eritema yang diinduksi UV menunjukkan bahwa puncak


pembentukan eritema pada 300 nm, yang berada dalam kisaran UVB, tetapi kemudian
menurun secara eksponensial dengan bertambahnya panjang gelombang ke dalam
kisaran UVA. Meskipun dosis UVA yang sangat tinggi dapat menyebabkan eritema,
individu nonfotosensitif tidak mengalami eritema dari kadar UVA matahari yang
ada. Selain itu, UVC, meskipun tidak ada dalam radiasi matahari yang mencapai
permukaan bumi, juga dapat menginduksi sunburn.

Patofisiologi Sunburn
Sinar UVB → berperan dalam kerusakan DNA dengan cara menginduksi pembentukan
dimer cyclobutaline timin-timin → ketika ini terbentuk, tubuh menghasilkan respon
perbaikan DNA → meliputi : induksi apoptosis sel dan pelepasan mediator inflamasi
(prostaglandin, ROS, bradikinin). → Hal ini menyebabkan vasodilatasi, edema, dan
nyeri,

Fitzpatrick : Sel kulit yang terpapar dengan DNA yang rusak akibat sinar UV
mengaktifkan berbagai jalur respons kerusakan jaringan --> beberapa di antaranya
menghasilkan sekresi yang terbentuk sebelumnya (misalnya, serotonin dan TNFα) atau
mediator inflamasi yang baru disintesis (misalnya, prostaglandin, oksida nitrat, dan
neuropeptida).

Terjadi juga peningkatan kemokin seperti CXCL5 dan mengaktifkan nosiseptif perifer
→ aktivasi berlebihan respon nyeri pada kulit (biasanya pada 1 jam pertama).

Penjelasan lain mengenai mekanisme terjadinya eritema yang diinduksi UV pada


sunburn → akibat respon vaskular terhadap radiasi UV
Gejala : kemerahan/merah muda, segera setelah pajanan dan memudar dalam 30 menit
setelahnya
• Mekanisme difusi suatu zat dengan berat molekul kecil yang dikeluarkan oleh sel
keratinosit yang rusak akan bedifusi ke dermis dan memengaruhi pembuluh darah
• Mekanisme direct hit → radiasi langsung memengaruhi sel endotel pembuluh darah
pada dermis

Skema Patofisiologi Sunburn

Ditingkat dermis →

- Perubahan vaskularisasi pembuluh darah


- Pelepasan histamin dan prostaglandin E2

5. Penegakkan Diagnosis
Anamnesis :
Riwayat terpapar sinar matahari → paparan sinar matahari yang berlebihan
tanpa perlindungan yang memadai.
- Riwayat pemaiakan sunscreen → sebagian besar lupa memakai sunscreen
ataupun tidak me-reapply pemakaian
Sebagian besar pasien akan mengatakan bahwa mereka lupa
untuk menerapkan tabir surya, lupa untuk mengajukan permohonan
kembali, tidak

Pemeriksaan fisik
- Didaerah yang terexposure→ eritema, edema, rasa gatal, rasa tebal.
- Terdapat area kulit yang tidak terpengaruh, terutama yang ditutupi oleh
pakaian renang, topi, kacamata hitam, dan pakaian pelindung lainnya.
- Batas tegas, teraba hangat
- Dapat mengalami gejala sistemik seperti mual, demam, dan kedinginan.
Dapat terjadi lepuh → ini mungkin mengindikasikan luka bakar yang lebih
dalam dan sebagian.

6. Diagnosis Banding
- Autoimmune disease
- Infeksi
- Keganasan
- Common dermatologies disease

7. Tata Laksana dan Pencegahan


Biasanya sembuh spontan namun dapat menimbulkan bekas
- Penggunaan Sunscreen → bekerja dengan mengabsorpsi maupun
merefleksikan sinar UV.
Penggunaan sunscreen dengan SPF minimal 30 dengan pemakaian 30
menit sebelum terpapar dan setiap 90 menit lakukan reaplikasi
Water resistant sunscreen → dapat dipertimbangkan untuk direaplikasi
sesering mungkin
UV filters terbagi menjadi 2 :
o Organik
➔ UVA filter → paling sering : Oxybenzone
➔ UVB filter → Octinoxate
o Inorganik : Titanium dioxide dan Zinc Oxide → kedua bahan ini
bersifat photostable dan tidak beraksi dengan filter organik.
- Meminum air yang cukup
- Hindari sinar matahari
- Penggunaan NSAID untuk mengurangi rasa nyeri
- Penggunaan cream topikal seperti aloevera dan hidrokortison cream
- Cool colloidal oatmeal baths → menghaluskan kulit
- Bila severe sunburn : Hospitalisasi
SUNSCREEN

Klasifikasi

8. Bahan kimia → organik


9. Bahan in organik

Perbandingan sunscreen organik dan inorganik

- Sekarang, biasanya yang disarankan kombinasi keduanya


- SPF : Minimim Eritema Dose pada area yang tercover sunscreen dibagi
dosis eritema minimal (ketika kita paparkan sinar UV (biasanya UVB)
nanti terlihat menit keberapa dia menjadi merah itulah dia, misal yg
sebelum dilindungin 10 trus kalo yang dilindungin 30 maka SPF nya
- Protection of UVA → paling bagus yang PA nya tiga
- Half of teaspoon masing-masing pada kepala, leher dan masing-masing
tangan dan a teaspoon each pada dada, punggung dan masing-masing kaki
- Reapply tiap 2 jam

Dokumentasi Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai