Anda di halaman 1dari 7

NAMA

: MUHAMMAD LUKMAN FIRMANSYAH

NPM

: 12700228

KELAS

: 2012-B

TUGAS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


1. Sebutkan penyakit apa saja yang terkait dengan fenomean koebner !
2. Jelaskan tentang pengobatan Goeckerman !
Jawaban :
1. Fenomena Koebner, yaitu kecenderungan terbentuk lesi pada daerah traumatik pada kulit,
misalnya siku, lutut, dan leher. Trauma ini dapat disebabkan oleh friksi mekanis, paparan sinar
matahari, atau penyakit pada masa anak-anak seperti cacar.

Penyakit- penyakit yang terkait dengan fenomena koebner :


a. Psoriasis vulgaris
Psoriasis merupakan penyakit kulit yang bersifat kronis dan residitif yang
ditandai oleh adanya makula yang eritematus, bentuknya dapat bulat atau lonjong
yang tertutup skuama tebal tebal, transparan atau putih keabu-abuan.
Psoriasis adalah penyakit inflamasi kulit kronik yang umum dijumpai, bersifat
rekuren dan melibatkan beberapa faktor misalnya; genetik, sistem imunitas,
lingkungan serta hormonal. Psoriasis ditandai dengan plak eritematosa yang berbatas
tegas dengan skuama berlapis berwarna keputihan. Penyakit ini umumnya mengenai
daerah ekstensor ekstremitas terutama siku dan lutut, kulit kepala, lumbosakral,
bokong dan genitalia.
Psoriasis adalah penyakit inflamasi kulit kronik yang umum dijumpai, bersifat
rekuren dan melibatkan beberapa faktor misalnya; genetik, sistem imunitas,
lingkungan serta hormonal. Psoriasis ditandai dengan plak eritematosa yang berbatas
tegas dengan skuama berlapis berwarna keputihan. Penyakit ini umumnya mengenai

daerah ekstensor ekstremitas terutama siku dan lutut, kulit kepala, lumbosakral,
bokong dan genitalia.
Gejala klinis psoriasis seperti yang dikutip pada buku Penyakit Kulit &
Kelamin (ed 2) Dep/SMF Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Unair/RS Dr Soetomo
(2007) adalah :

Keluhan penderita biasanya sedikit gatal dan panas di samping keluhan

kosmetik
Lesi kulita yang pertama kali timbul biasanya pada tempat-tempat yang
mudah terkena trauma seperti siku, lutut, sacrum, kepala, genitalia yang
berupa makula eritematus dengan batas jelas tertutup skuama tebal dan

transparan yang lepas pada bagian tepid an lekat di bagian tengah.


Selain itu psoriasis juga dapat menyerang kuku dimana permukaan kuku
menjadi keruh, kekuningan dan terdapat cekungan/pitting atau titik-titik
punctate, menebal dan terdapat sub ungula hyperkeratosis sehingga kuku

tangan lebih sering diserang daripada kuku kaki.


Psoriasis dapat menyerang mukosa dan sendi terutama sendi kecil.
Psoriasis pustulosa : bentuk lain dari psoriasis dimana efloresensi

mengandung pustule yang steril.


Psoriasis arthropatika : psoriasis yang disertai kronik arthritis pada sendisendi kecil dari tangan dan kaki.

Cara pemeriksaan dan diagnosis psoriasis :

Karvslek Phenomena (phenomena bercak lilin) yaitu skuama psoriasis

dikerok akan terlihat warna keruh seperti kerokan lilin.


Auspitz sign yaitu bila cara mengerok tadi diteruskan akan terlihat titiktitik perdarahan oleh karena terkena papilla dermis pada ujung-ujung yang

memanjang.
Koebner phenomena yaitu bila pada kulit yang masih normal terkena
trauma atau garukan maka akan timbul lesi baru yang bersifat sama
dengan yang telah ada. Sifat ini juga ditemukan pada likhen planus, likhen
nitidus, veruka plana dan eksematoid dermatitis.

b. Lichen planus
Lichen planus adalah ruam papula gatal yang mengenai permukaan fleksor
lengan bawah, sacrum, paha, genitalia dan selaput lendir mulut. Inspeksi jarak
dekat dari papula yang berpuncak datar menunjukkan adanya guratan-guratan
yang khas (Wickhaem striae) dan fenomena koebner juga sering tampak
sepanjang bekas-bekas garukan (Mohlan, H et al, 1996).
Lichen planus adalah lesi putih ataupun plak pada mukosa rongga mulut
yang tidak dapat dihapuskan dan tidak dapat dikategorikan sebagai salah satu lesi
putih yang lain. Lesi pada rongga mulut dapat disertai dengan lesi pada membrana
mukosa yang lain ataupun pada kulit terutama pada pergelangan tangan dan kaki.
Lesi oral dari lichen planus cenderung untuk lebih menetap daripada yang ada di
kulit. Daerah yang paling sering terkena adalah mukosa pipi. Lidah, bibir,
palatum, gusi dan dasar mulut juga dapat terkena.
Etiologinya tidak diketahui meskipun bukti menunjukkan bahwa lichen
planus adalah kelainan imunologik, kemungkinan suatu penyakit autoimun,
dimana limfosit T merusak lapisan sel basal dari epitel yang terkena. Subset sel T
CD4 maupun CD8 sudah dijumpai dalam popoulasi limfosit submukosa. Orang
yang gugup, emosional, trauma, malnutrisi, dan alergi merupakan predisposisi
untuk lichen planus.
c. Lichen nitidus
Lichen nitidus adalah suatu kondisi kulit yang langka yang biasanya muncul
sebagai benjolan berkilau kecil, sewarna dengan kulit, dan muncul pada
permukaan kulit. Lichen nitidus merupakan hasil dari aktivitas inflamasi
abnormal pada sel-sel kulit, namun penyebab peradangan tidak diketahui.
Meskipun lichen nitidus dapat terjadi pada siapa saja, namun biasanya
berkembang pada anak-anak dan remaja. Lichen nitidus jarang menyebabkan
ketidaknyamanan dan biasanya akan hilang sendiri tanpa pengobatan

Penyebab dari lichen nitidus tidak diketahui. Papula yang muncul adalah
hasil dari peradangan yang dikendalikan oleh sel darah putih yang disebut limfosit
T. Biasanya, sel-sel tersebut aktif di lokasi penyakit atau cedera.
d. Veruka plana
Veruka plana adalah penyakit kutil yang berwarna seperti kulit atau
kehitaman, lunak dan berbentuk benjolan-bnjolan kecil yang datar dan biasanya
berdiameter 1-3 mm. Pada penyakit ini biasanya memiliki permukaan licin dan
rata dan jumlahnya lebih dari satu.
Veruka plana merupakan penyakit kulit yang di sebabkan oleh virus
papiloma yang tergolong virus berukuran kecil kurang dari 40-45u yang berinti
DNA. Penyakit ini banyak menyerang anak-anak dan orang dewasa yang lebih
dari 30 tahun. Penyebab masuk virus kedalam tubuh di duga di akibatkan oleh
menurunya daya tahan tubuh
e. Dermatitis eksematoid
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon
terhadap pengaruh eksogen dan atau factor endogen, menimbulkan kelainan klinis
berupaefloresensi polimorfik (eritema, udem, papul, vesikel, squama, likenifikasi)
dan keluhan gatal.
Penyebab dermatitis dapat berasal dari (eksogen) misalnya bahan kimia
(contoh: deterjen,asam, basa, oli, semen), fisik (contoh : sinar, suhu),
mikroorganisme (contoh : bakteri dan jamur) dapat pula dari endogen, misalnya
dermatitis atopic dan sebagian lainnya tidak diketahui etiologinya dengan pasti.

2. Penjelasan mengenai pengobatan Goeckerman


Pengobatan Goeckerman adalah regimen untuk pengobatan psoriasis sedang
sampai parah plak menggunakan kombinasi tar batubara mentah dan radiasi
ultraviolet buatan.

Pertama dirumuskan pada tahun 1925 oleh dokter kulit Amerika William H.
Goeckerman (1884-1954), terapi Goeckerman terus digunakan karena profil efikasi
dan keamanannya. Terapi standar mencakup penggunaan 2% -4% tar batubara mentah
di dasar petroleum diterapkan setiap hari untuk plak psoriasis. Jangka waktu
minimum waktu untuk aplikasi tar adalah 2-jam, meskipun telah diakui bahwa
periode waktu yang lebih besar menghasilkan hasil yang lebih baik. Pasien kemudian
diberikan radiasi luas-band ultraviolet B (UVB), meskipun sempit-band UVB juga
dapat digunakan. (3) Penelitian laboratorium telah menunjukkan bahwa kombinasi
dari tar batubara dan sinar UV mengurangi sintesis DNA epidermal.
Ultraviolet (UV) dari matahari menyebabkan sel T aktif di kulit mati, proses
yang disebut apoptosis. Apoptosis mengurangi peradangan dan memperlambat
kelebihan produksi sel kulit yang menyebabkan scaling. Harian, pendek, paparan
sinar matahari nonburning membersihkan atau memperbaiki psoriasis pada banyak
orang. Oleh karena itu, sinar matahari dapat dimasukkan antara perlakuan awal untuk
penyakit ini. Bentuk yang lebih terkontrol pengobatan cahaya buatan dapat digunakan
dalam psoriasis ringan (fototerapi UVB) atau psoriasis lebih parah atau luas (psoralen
dan ultraviolet A [PUVA] terapi).
Fototerapi UVB Beberapa sumber buatan sinar UVB yang mirip dengan
sinar matahari. Sumber baru, yang disebut sempit-band UVB, memancarkan bagian
dari pita spektrum ultraviolet yang paling membantu untuk psoriasis. Beberapa dokter
akan mulai dengan pengobatan UVB bukan agen topikal. Fototerapi UVB juga
digunakan untuk mengobati psoriasis luas dan lesi yang menolak pengobatan topikal.
Jenis fototerapi biasanya diberikan dalam kantor dokter dengan menggunakan panel
cahaya atau lampu kotak, meskipun beberapa pasien dapat menggunakan kotak
cahaya UVB di rumah dengan bimbingan dokter. Umumnya setidaknya tiga
perawatan seminggu selama 2 atau 3 bulan diperlukan. Fototerapi UVB dapat
dikombinasikan dengan perawatan lainnya juga. Salah satu program terapi kombinasi,
disebut sebagai rezim Ingram, melibatkan mandi tar batubara, fototerapi UVB, dan
penerapan suatu pasta asam salisilat anthralin-, yang tersisa di kulit selama 6 sampai

24 jam. Sebuah rezim yang sama, pengobatan Goeckerman, melibatkan penerapan


salep tar batubara dan fototerapi UVB.
PUVA Perawatan ini menggabungkan pemberian oral atau topikal obat yang
disebut psoralen dengan paparan ultraviolet A (UVA) cahaya. Psoralen membuat
tubuh lebih sensitif terhadap cahaya ini. PUVA ini biasanya digunakan ketika lebih
dari 10 persen kulit dipengaruhi atau saat kliring yang cepat diperlukan karena
penyakit mengganggu pekerjaan seseorang (misalnya, ketika wajah model atau
tangan tukang kayu yang terlibat). Dibandingkan dengan pengobatan UVB,
pengobatan PUVA diambil dua sampai tiga kali seminggu membersihkan psoriasis
lebih konsisten dan dalam perawatan lebih sedikit. Namun, hal ini terkait dengan
lebih efek samping jangka pendek, termasuk mual, sakit kepala, kelelahan, terbakar,
dan gatal-gatal. Pengobatan jangka panjang dikaitkan dengan peningkatan risiko sel
skuamosa dan kanker kulit melanoma.

DAFTAR PUSTAKA

Dep/SMF Kesehatan kulit dan kelamin Fk Unair. 2007. Atlas Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi 2 : Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair. Hal 46-53.
Mohan, H et al. 1996. Major Diagnosis Fisik. Alih bahasa ; Moelia Radja Siregar, Editor ;
Adji darma. Edisi 2. Jakarta: EGC. hal 95.

Anda mungkin juga menyukai