NPM
: 12700228
KELAS
: 2012-B
daerah ekstensor ekstremitas terutama siku dan lutut, kulit kepala, lumbosakral,
bokong dan genitalia.
Gejala klinis psoriasis seperti yang dikutip pada buku Penyakit Kulit &
Kelamin (ed 2) Dep/SMF Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Unair/RS Dr Soetomo
(2007) adalah :
kosmetik
Lesi kulita yang pertama kali timbul biasanya pada tempat-tempat yang
mudah terkena trauma seperti siku, lutut, sacrum, kepala, genitalia yang
berupa makula eritematus dengan batas jelas tertutup skuama tebal dan
memanjang.
Koebner phenomena yaitu bila pada kulit yang masih normal terkena
trauma atau garukan maka akan timbul lesi baru yang bersifat sama
dengan yang telah ada. Sifat ini juga ditemukan pada likhen planus, likhen
nitidus, veruka plana dan eksematoid dermatitis.
b. Lichen planus
Lichen planus adalah ruam papula gatal yang mengenai permukaan fleksor
lengan bawah, sacrum, paha, genitalia dan selaput lendir mulut. Inspeksi jarak
dekat dari papula yang berpuncak datar menunjukkan adanya guratan-guratan
yang khas (Wickhaem striae) dan fenomena koebner juga sering tampak
sepanjang bekas-bekas garukan (Mohlan, H et al, 1996).
Lichen planus adalah lesi putih ataupun plak pada mukosa rongga mulut
yang tidak dapat dihapuskan dan tidak dapat dikategorikan sebagai salah satu lesi
putih yang lain. Lesi pada rongga mulut dapat disertai dengan lesi pada membrana
mukosa yang lain ataupun pada kulit terutama pada pergelangan tangan dan kaki.
Lesi oral dari lichen planus cenderung untuk lebih menetap daripada yang ada di
kulit. Daerah yang paling sering terkena adalah mukosa pipi. Lidah, bibir,
palatum, gusi dan dasar mulut juga dapat terkena.
Etiologinya tidak diketahui meskipun bukti menunjukkan bahwa lichen
planus adalah kelainan imunologik, kemungkinan suatu penyakit autoimun,
dimana limfosit T merusak lapisan sel basal dari epitel yang terkena. Subset sel T
CD4 maupun CD8 sudah dijumpai dalam popoulasi limfosit submukosa. Orang
yang gugup, emosional, trauma, malnutrisi, dan alergi merupakan predisposisi
untuk lichen planus.
c. Lichen nitidus
Lichen nitidus adalah suatu kondisi kulit yang langka yang biasanya muncul
sebagai benjolan berkilau kecil, sewarna dengan kulit, dan muncul pada
permukaan kulit. Lichen nitidus merupakan hasil dari aktivitas inflamasi
abnormal pada sel-sel kulit, namun penyebab peradangan tidak diketahui.
Meskipun lichen nitidus dapat terjadi pada siapa saja, namun biasanya
berkembang pada anak-anak dan remaja. Lichen nitidus jarang menyebabkan
ketidaknyamanan dan biasanya akan hilang sendiri tanpa pengobatan
Penyebab dari lichen nitidus tidak diketahui. Papula yang muncul adalah
hasil dari peradangan yang dikendalikan oleh sel darah putih yang disebut limfosit
T. Biasanya, sel-sel tersebut aktif di lokasi penyakit atau cedera.
d. Veruka plana
Veruka plana adalah penyakit kutil yang berwarna seperti kulit atau
kehitaman, lunak dan berbentuk benjolan-bnjolan kecil yang datar dan biasanya
berdiameter 1-3 mm. Pada penyakit ini biasanya memiliki permukaan licin dan
rata dan jumlahnya lebih dari satu.
Veruka plana merupakan penyakit kulit yang di sebabkan oleh virus
papiloma yang tergolong virus berukuran kecil kurang dari 40-45u yang berinti
DNA. Penyakit ini banyak menyerang anak-anak dan orang dewasa yang lebih
dari 30 tahun. Penyebab masuk virus kedalam tubuh di duga di akibatkan oleh
menurunya daya tahan tubuh
e. Dermatitis eksematoid
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon
terhadap pengaruh eksogen dan atau factor endogen, menimbulkan kelainan klinis
berupaefloresensi polimorfik (eritema, udem, papul, vesikel, squama, likenifikasi)
dan keluhan gatal.
Penyebab dermatitis dapat berasal dari (eksogen) misalnya bahan kimia
(contoh: deterjen,asam, basa, oli, semen), fisik (contoh : sinar, suhu),
mikroorganisme (contoh : bakteri dan jamur) dapat pula dari endogen, misalnya
dermatitis atopic dan sebagian lainnya tidak diketahui etiologinya dengan pasti.
Pertama dirumuskan pada tahun 1925 oleh dokter kulit Amerika William H.
Goeckerman (1884-1954), terapi Goeckerman terus digunakan karena profil efikasi
dan keamanannya. Terapi standar mencakup penggunaan 2% -4% tar batubara mentah
di dasar petroleum diterapkan setiap hari untuk plak psoriasis. Jangka waktu
minimum waktu untuk aplikasi tar adalah 2-jam, meskipun telah diakui bahwa
periode waktu yang lebih besar menghasilkan hasil yang lebih baik. Pasien kemudian
diberikan radiasi luas-band ultraviolet B (UVB), meskipun sempit-band UVB juga
dapat digunakan. (3) Penelitian laboratorium telah menunjukkan bahwa kombinasi
dari tar batubara dan sinar UV mengurangi sintesis DNA epidermal.
Ultraviolet (UV) dari matahari menyebabkan sel T aktif di kulit mati, proses
yang disebut apoptosis. Apoptosis mengurangi peradangan dan memperlambat
kelebihan produksi sel kulit yang menyebabkan scaling. Harian, pendek, paparan
sinar matahari nonburning membersihkan atau memperbaiki psoriasis pada banyak
orang. Oleh karena itu, sinar matahari dapat dimasukkan antara perlakuan awal untuk
penyakit ini. Bentuk yang lebih terkontrol pengobatan cahaya buatan dapat digunakan
dalam psoriasis ringan (fototerapi UVB) atau psoriasis lebih parah atau luas (psoralen
dan ultraviolet A [PUVA] terapi).
Fototerapi UVB Beberapa sumber buatan sinar UVB yang mirip dengan
sinar matahari. Sumber baru, yang disebut sempit-band UVB, memancarkan bagian
dari pita spektrum ultraviolet yang paling membantu untuk psoriasis. Beberapa dokter
akan mulai dengan pengobatan UVB bukan agen topikal. Fototerapi UVB juga
digunakan untuk mengobati psoriasis luas dan lesi yang menolak pengobatan topikal.
Jenis fototerapi biasanya diberikan dalam kantor dokter dengan menggunakan panel
cahaya atau lampu kotak, meskipun beberapa pasien dapat menggunakan kotak
cahaya UVB di rumah dengan bimbingan dokter. Umumnya setidaknya tiga
perawatan seminggu selama 2 atau 3 bulan diperlukan. Fototerapi UVB dapat
dikombinasikan dengan perawatan lainnya juga. Salah satu program terapi kombinasi,
disebut sebagai rezim Ingram, melibatkan mandi tar batubara, fototerapi UVB, dan
penerapan suatu pasta asam salisilat anthralin-, yang tersisa di kulit selama 6 sampai
DAFTAR PUSTAKA
Dep/SMF Kesehatan kulit dan kelamin Fk Unair. 2007. Atlas Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi 2 : Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair. Hal 46-53.
Mohan, H et al. 1996. Major Diagnosis Fisik. Alih bahasa ; Moelia Radja Siregar, Editor ;
Adji darma. Edisi 2. Jakarta: EGC. hal 95.