Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kaki merupakan penopang berat badan dan beban yang paling besar baik sewaktu berdiri,
berjalan ataupun berlari, dan menjadi alat transportasi yang penting dalam aktifitas keseharian
kita.Oleh sebab itu tumit dan telapak kaki berikut jari-jari kaki dilengkapi dengan jaringan-
jaringan lunak yang merupakan bantalan penahan beban yang menekan pada landasan.Karena
pemusatan beban pada kaki ini, maka bagian kaki cenderung mudah mengalami gangguan dan
deformitas. Jika ada bagian dari kaki yang mengalami gangguan, otomatis mobilitas akan
terganggu, sehingga aktifitas keseharian pun akan terganggu. Salah satu gangguan yang relatif
sering terjadi pada kaki adalah calcaneus spur dan plantar fasciitis.Calcaneus spur adalah
eksostosis (pertumbuhan tulang yang tidak semestinya) di daerah tuber calcanues, yang
bentuknya seperti jalu ayam. Calcaneus spur sendiri bisa simtomatik dan asimtomatik, jadi yang
menyebabkan nyeri bukan dari spur tapi karena adanya plantar fasciitis setempat. Calcaneus spur
dan plantar fasciitis adalah dua hal yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan sebab akibat
yang saling berhubungan.
Calcaneus spur terjadi pada lebih dari 50% orang berusia diatas 50 tahun, dengan atau
tanpa keluhan nyeri. Mayoritas penderita calcaneus spur yang disertai keluhan nyeri (atau terjadi
plantar fasciitis) adalah pada wanita, terutama yang berusia 40 60 tahun. Sementara itu, lebih
dari 50% pasien plantar fasciitis mempunyai calcaneus spur.
Keluhan utama akibat calcaneus spur adalah nyeri yang hebat pada waktu permulaan
berdiri dan berjalan terutama pada pagi hari setelah bangun tidur atau istirahat/duduk lama, yang
kemudian akan berkurang setelah berjalan beberapa langkah.

1.1 Tujuan
Tujuan penulisan referat ini ada 2, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan umum: untuk mengetahui bagaimana perjalanan penyakit dan penatalaksanaan
calcaneal spur
2. Tujuan khusus: untuk menyelesaikan tugas referat wajib dari kepaniteraan klinik di SMF
Ilmu Bedah RSUD Dr. Mohammad Saleh, Probolinggo.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Calcaneus spur adalah suatu proses ossifikasi dan proses pengapuran pada permukaan
bawah tulang calkaneus yang di akibatkan oleh karena tarikan fasia plantaris yang berada
diatas periosteun (membran fibros yang membungkus atau menutupi tulang) pada
calkaneus, sehingga menyebabkan peradangan yang disertai rasa nyeri.

Gambar 1. Tumit calcaneal spur


2.2 Anatomi dan Fisiologi plantar
Anatomi tulang plantar
1) Struktur Tulang
a) segmen posterior
Talus
Calcaneus
Terdapat Articulatio Talocruralis : Sendi antara tulang tungkai bawah
dengan talus (tulang pergelangan kaki), Gerakan: dorsofleksi plantar
fleksi kaki
b) Midfoot (segmen tengah)
Terdiri dari 5 tulang tarsal yaitu:
3 cuneiforme : medial, intermedium dan lateral
Cuboid
Navikulare

c) Forefoot (segmen anterior)


Bagian ini terdiri dari:
5 metatarsal : I, II, III, IV, V

2
14 falang. Dimana ibu jari kaki mempunyai 2 falang sedangkan setiap jari
lainnya 3 falang

Gambar 2.Anatomi oss. pedis dari dorsal

Gambar 3.Anatomi oss. Pedis dari lateral


2) Sendi dan Ligamen
a. Artikulatio talocruralis
b. Artikulatio talotarsalis
c. Articulatio tarsotransversa (CHOPART)

3
d. Artikulatio tarsometatarsal (LISFRANC)
e. Artculatio interfalangeal
f. Articulatio metacarpofalangeal

Gambar 4. Anatomi sendi

Gambar 5. Ligamentum sisi medial

4
Gambar 6.Ligamentum pada sisi lateral

3) Otot
a. Otot-otot penggerak kaki
Cruris posterior:
- Tricep Surae : M. gastrocnemius c.medial, M.gastrocnemius c. lateral, M.
Soleus
- M. plantarir
- M. tibialis posterior
- M. fleksor hallucis longus
- M. fleksor digitorum longu
Cruris Lateral
- M. peroneus longus
- M. Peroneus brevis
- M. Peroneus Tertius
Cruris Anterior:
- M. tibialis anterior
- M. ekstensor hallucis longus
- M. ekstensor digitorum longus:

b. Otot-otot plantar pedis

5
Lapis I
M. Abduktor digiti kuinti
M. abduktor hallucis
M. Fleksor digitorum brevis
Lapis II
M. Kuadratus plantaris
Mm. Lumbricales
Lapis III
M. Adduktor hallucis kaput transversal dan oblik
M. Fleksor hallucis brevis
M. Fleksor digiti kuinti brevis
Lapis IV
Mm. Interosseus plantaris dan dorsalis

Gambar 7.Otot pada plantar pedis

6
Fascia Plantaris
Fascia/aponeurosis plantaris berbentuk segitiga menempati daerah sentral telapak
kaki.Apexnya melekat di tuberculum calcanei medial dan lateral. Basisnya terbagi
menjadi lima berkas pada basis jari. Fungsinya adalah memberikan perlekatan yang kuat
pada telapak kaki dan mempertahankan arcus pedis.

Gambar 8. Fascia plantaris

2.3 Etiologi
a. Trauma atau benturan dalam waktu yang lama dan frekuensi yang cukup sering pada
tumit di masa muda. Karenanya, calcaneus spur banyak dikaitkan dengan para atlet.
b. Ketegangan pada fascia plantaris yang menyebabkan peradangan (plantar fasciitis)
c. Penyakit seperti osteomielitis dan Charcot foot bisa menyebabkan calcaneal spur.
d. Arthritis dan inflamasi yang luas dapat menyebabkan calcaneal spur.

2.4 Faktor Resiko


a Orang usia > 40 tahun
b Sering disertai dengan osteoarthritis, rheumatoid arthritis, sirkulasi darah yang buruk dan
penyakit degenerative
c Atlet lari
d Angka kejadian laki-laki dan wanita sama.

2.5 Patofisiologi Calcaneus Spur

7
Patofisiologi calcaneal spur masih belum begitu jelas. Beberapa hipotesis menjelaskan
terjadinya calcaneal spur. Longitudinal traction hypothesis menyebutkan bahwa adanya traksi
yang berulang-ulang pada insersi fascia plantaris di tulang kalkaneus menyebabkan terjadinya
inflamasi dan osifikasi reaktif. Bukti yang mendukung hipotesis ini berdasarkan penelitian yang
menyebutkan bahwa ketegangan fascia plantaris akan meningkat jika kelengkungan telapak kaki
bagian medial rendah (flat foot), hal ini akan menyebabkan nyeri pada tumit (heel pain). Namun
validitas dari hipotesis ini masih dipertanyakan, karena beberapa penelitian lain menunjukkan
bahwa : 1.) sebagian besar spur berada pada bagian dalam fascia plantaris (khususnya pada
insersi m. fleksor digitorum brevis, m. quadratus plantar, dan m. abduktor hallucis, juga berada
di dalam fibrokartilago dan jaringan ikat longgar), 2.) analisis histologis pada plantar fascia yang
dieksisi tidak menujukkan adanya tanda-tanda inflamasi, 3.) trabekula tulang dari spur tidak
sejajar dengan arah dari traksi fascia plantaris, 4.) spuryang telah dieksisi dapat terjadi kembali
pada pasien yang fascia plantarisnya telah dilepas dengan operasi.
Adanya penguluran yang berulang-ulang dari fasia plantaris atau aponeurosis akan
menyebabkan kerobekan mikroskopis jaringan yang disertai tarikan periosteum dari tulang
(calcaneus), sehingga daerah subperiosteum akan bertambah lebar. Kemudian terjadi peradangan
subperiosteum yang juga menyebabkan nyeri. Setelah itu akan terjadi pembentukan jaringan
fibrous yang akan memicu penumpukan kalsium di subperiosteum, dan selanjutnya terbentuk
spur. Pada pemulaannya, nyeri kemungkinan disebabkan oleh peradangan dari jaringan
tendofascioperoeosteal, pada stadium lanjut nyeri disebabkan oleh spur yang memicu
peradangan tendofascio plantaris
Hipotesis lain diajukan oleh Kumai dan Benjamin, yang disebut vertical
compressionhypothesis. Hipotesis ini menyebutkan bahwa calcaneal spur dapat terjadi akibat
kompresi yang berulang-ulang dibanding akibat suatu traksi. Calcaneal spur adalah suatu
jaringan fibrokartilago yang tumbuh berlebihan akibat stress fraktur pada kalkaneus, dengan
tujuan melindungi kalkaneus dari suatu retakan. Hipotesis ini didukung oleh penelitian yang
menujukkan bahwa calcaneal spur lebih sering terjadi pada orang yang obesitas dan pada orang
yang mengalami penurunan elastisitas lapisan lemak di telapak kaki, contohnya pada orang tua.
Selain itu, analisis histologis juga menujukkan bahwa trabekula dari spur mengarah secara
vertical, membuktikan bahwa adanya stres yang menyebabkan terjadinya spur berasal dari beban
yang vertikal

8
Gambar 9. Gambaran tumit normal dan calcaneus spur.

2.6 Gejala
Pengidap calcaneus spur belum tentu merasa bermasalah dengan kakinya. Bahkan
sangat mungkin tidak merasakan keluhan apapun meski sudah terbentuk taji di tulang
tumitnya.Adapun gejala yang sering timbul adalah nyeri di tumit sewaktu bangun
pagi atau sesudah duduk.Menapakkan kaki pertama kali setelah bangun tidur yang
acapkali membangkitkan nyeri tumitnya. Hal ini merupakan pertanda khas pada kasus
calcaneus spur.36
Pada beberapa kasus, keluhan nyeri juga acap muncul setelah duduk atau berbaring
lama.Keluhan juga bisa muncul setelah kaki menapak ke lantai lagi setelah lama tidak
menapak.Seiring berjalannya waktu, rasa sakit ini bisa mereda pada siang
hari.Intensitas rasa sakit bervariasi, bisa ringan sampai berat.Rasa nyeri ini tentu saja
sangat berpengaruh terhadap kehidupan penderitanya. Selain tidak leluasa melakukan
aktifitas, gerakan tubuh pun jadi terbatas karena calcaneus spur. Karena seringkali
muncul tanpa gejala, para penderita tidak tahu jika dirinya terkena penyakit ini.

9
Gambar 10. Nyeri pada calcaneal spur

2.7 Diagnosis Calcaneus Spur

a. Anamnesis
1. Nyeri pada tumit sewaktu menapakkan kaki pertama kali
2. Lokasi nyeri berkurang pada bagian tengah spur
3. Dapat juga terjadi pembengkakan
4. Sering menjinjit, dikarenakan tumit nyeri.

Gambar 11. Peradangan fascia

b. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan pada perlekatan fasia plantaris yaitu di tuber calcaneus sisi
antero-medial.Nyeri terjadi pada perlekatan fasia plantaris dan akan bertambah bila jari kaki digerakkan pasif ke
arah dorsi fleksi. Nyeri juga bertambah jika kaki atau ibu jari pada posisi fleksi atau ekstensi.

10
Gambar 12. Nyeri Tekan pada Tumit

c. Pemeriksaan penunjang
1). Foto rontgen
Calcaneus spur dapat dilihat melalui foto polos pedis. Pada foto lateral akan memberikan
gambaran calcaneus spur yang lebih baik

Gambar 13. Foto rontgen tumit normal & calcaneal spur

2.) USG
Pemeriksaan USG dilakukan untuk mengevaluasi adanya perubahan pada fascia plantaris
dan untuk mengidentifikasi adanya inflamsi pada bursa.

11
Gambar 14. Hasil USG dapat Mendeteksi Abnormalitas pada Plantar Fascia dan Bursa
2.8 Penatalaksanaan
A) Terapi non farmakologis :
- Istirahat
- Edukasi agar pasien tahu tentang penyakitnya dan bagaimana menjaga agar
penyakitnya tidak bertambah parah
- Berolah raga yang mengurangi beban pada tumit contohnya berenang.
- Penurunan berat badan
berat badan yang berlebihan ternyata merupakan faktor yang memperberat
calcaneus spur, oleh karena itu berat badan harus selalu dijaga agar tidak
berlebihan.
- Memakai sepatu bertumit rendah dan lentur
- Jangan memberikan beban terlalu berat terhadap kaki
- Fisioterapi
B) Terapi farmakologis
- Analgesik oral non-opiat
umumnya pasien telah mencoba mengobati penyakitnya sendiri, terutama
dalam hal menghilangkan atau mengurangi rasa sakit. Banyak sekali obat-obat
yang dijual bebas yang mampu mengurangi rasa sakit.

- Analgesik topikal
analgesik topikal dengan mudah didapatkan dipasaran dan dijual
bebas,umumnya pasien telah mencoba cara ini sebelom memakai obat-obatan
peroral lainnya.

- OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid)

12
obat ini hanya bekerja sebagai analgesik dan mengurangi peradangan namun
tidak mampu menghentikan proses patologis :
Analgesik yang dapat dipakai adalah asetaminofen dosis 2,6-4
gr/hari atau propoksifen HCl.Asam salisilat juga cukup efektif
namun perhatikan efek sampining pada saluran cerna dan ginjal.
Jika tidak berpengaruh atau terdapat tanda peradangan, maka OAINS
seperti fenoprofin, piroksikam, ibuprofen, dll dapat digunakan.
Karena pemakaian biasanya jangka panjang,efek samping utama
adalah gangguan mukosa lambung dan gangguan faal ginjal.
- Chondroprotective Agent
adalah obat-obatan yang dapat menjaga atau merangsang perbaikan
(repair) tulang rawan sendi. Yang termasuk golongan obat ini adalah:
Tetrasiklin : beserta derivatnya menghambat kerja enzim MMP.
Asam hialuronat : dapat memperbaiki viskositas cairan sinovial dan
diberikan secara intra artikuler.
Glikosaminoglikan : menghambat sejumlah enzim yang berperan
dalam degradasi tulang rawan.

C) Terapi bedah
Terapi ini diberikan apabila terapi farmakologis tidak berhasil mengurangi rasa sakit
dan juga untuk melakukan koreksi apabila terjadi depormitas sendi yang menganggu
aktivitas sehari-hari.
Prosedur yang paling umum endoscopic plantar fascia release, yang mampu
mengurangi ketegangan struktur di sekitar tumit.Setelah tulang kalkaneus bebas dari
fascia plantaris, maka spur dapat di-remove.

13
BAB III

KESIMPULAN

Calcaneal spur adalah eksostosis (pertumbuhan tulang yang tidak semestinya) di


daerah tuber calcaneus, yang bentuknya seperti jalu ayam.
Penyebab calcaneal spur adalah gerakan yang abnormal pada sendi dari waktu ke
waktu dapat menyebabkan spur, ketegangan yang berlebihan pada fascia plantaris
tulang, trauma, penyakit seperti osteomielitis dan Charcot foot.
Gejala yang sering timbul adalah nyeri di tumit sewaktu bangun pagi atau sesudah
duduk, Menapakkan kaki pertama kali setelah bangun tidur yang seringkali
membangkitkan nyeri tumitnya, keluhan nyeri juga sering muncul setelah duduk atau berbaring
lama dan setelah kaki menapak ke lantai lagi setelah lama tidak menapak. Seiring
berjalannya waktu, rasa sakit ini bisa reda pada siang hari.
Penegakan diagnosis dengan menggunakan foto rontgen pedis AP dan lateral. Pada
posisi lateral calcaneal spur lebih jelas terlihat.
Penatalaksanaan calcaneal spur meliputi istirahat, medikamentosa, fisioterapi, latihan
dan peregangan, menggunakan alat bantu atau ortesa, dan tindakan operasi.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Apley, Graham, Solomon Louis. Buku ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Appley Edisi
ketujuh. Jakarta : Widya Medika ; 2004.
2. Guyton, Arthur C. dan Hall, John E. Fisiologi Kedokteran edisi 11. Jakarta : EGC; 2008.
3. Putz, R, Pabst, R. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Edisi 22. Jakarta : EGC; 2007.
4. Rasjad, Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Jakarta : Yarsif Watampone; 2007
5. Sjamsuhidajat, R, Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2005.
6. Snell, Richard S. Anatomim Klinik Edisi 6. Jakarta : EGC; 2006
7. Plantar calcaneal spurs in older people. Available from :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles. Diunduh tgl 10/10/2013
8. Heel Pain in the Athlete. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3445171/. Diunduh tgl 11/10/2013
9. Terapi pada plantar fasciitis dan calcaneal spur. Available from:
ojs.unud.ac.id/index.php/mifi/article/download/. Diunduh tgl 11/10/2013

15

Anda mungkin juga menyukai