Anda di halaman 1dari 8

Tugas dr. Sukasihati, Sp.

KK
NAMA : Gianjar Sukma Putra
NIM : 0908120540
KORTIKOSTEROID
D!ini"i
Kortikosteroid adalah suatu kelompok hormon steroid yang dihasilkan di bagian
korteks kelenjar adrenal sebagai tanggapan atas hormon adrenokortikotropik (ACTH) yang
dilepaskan oleh kelenjar hipofisis. Golongan glukokortikoid adalah kortikosteroid yang efek
utamanya terhadap penyimpanan glikogen hepar dan khasiat anti-inflamasinya nyata
sedangkan pengaruhnya pada keseimbangan air dan elektrolit ke!il atau tidak berarti. "rototip
untuk golongan ini adalah kortisol dan kortison yang merupakan glukokortikoid alam.
Terdapat juga glukokortikoid sintetik misalnya prednisolon triamsinolon dan betametason.
Golongan mineralokortikoid adalah kortikosteroid yang efek utamanya terhadap
keseimbangan air dan elektrolit menimbulkan efek #etensi $a% dan deplesi K% sedangkan
pengaruhnya terhadap penyimpanan glikogen hepar sangat ke!il. &leh karena itu
mineralokortikoid jarang digunakan dalam terapi. "rototip dari golongan ini adalah
desoksikortikosteron. 'mumnya golongan ini tidak mempunyai khasiat anti-inflamasi yang
berarti ke!uali ( )-fluorokortisol meskipun demikian sediaan ini tidak pernah digunakan
sebagai obat anti-inflamasi karena efeknya pada keseimbangan air dan elektrolit terlalu besar.

#armak$%$&i
Hormon steroid adrenal disintesis dari kolestrol yang terutama berasal dari plasma.
Korteks adrenal mengubah asetat menjadi kolestrol yang kemudian dengan bantuan en*im
diubah lebih lanjut menjadi kortikosteroid dengan +, atom karbon dan androgen lemah
dengan ,( atom karbon. -ebagian besar kolesterol yang digunakan untuk steroidogenesis ini
berasal dari luar (eksogen) baik pada keadaan basal maupun setelah pemberian ACTH.
K%a"i!ika"i k$rtik$"tr$i'
K$rtik$"tr$i' "i"tmik
-ediaan kortikosteroid dapat dibedakan menjadi tiga golongan berdasarkan masa
kerjanya antara lain kerja singkat (.,+ jam) kerja sedang (,+-/0 jam) dankerja lama (1/0
jam).
Ta(% )r(an'in&an )$tn"i r%ati! 'an '$"i" kui*a%n "'iaan k$rtik$"tr$i'
K$rtik$"tr$i' P$tn"i +ama krja D$"i" kui*%n ,m&-.
Rtn"i
natrium
Anti/
in!%ama"i
Kortisol
(hidrokortison)
, , - +2
Kortison 23 23 - +4
Kortikosteron ,4 2/4 - -
0-)-metilprednisolon 24 4 5 6
7ludrokortison
(mineralkortikoid)
,+4 ,2 5 -
"rednison 23 6 5 4
"rednisolon 23 6 5 4
Triamnisolon 2 4 5 6
"arametason 2 ,2 8 +
9etametason 2 +4 8 2:4
;eksametason 2 +4 8 2:4
Keterangan<
= hanya berlaku untuk pemberian oral atau 5>.
- < kerja singkat (t,?+ biologik 3-,+ jam)@
5 < intermediate kerja sedang (t,?+ biologik ,+-/0 jam)@
8< kerja lama (t,?+ biologik /0-:+ jam)
K$rtik$"tr$i' t$)ika%
Kortikosteroid topikal dibagi menjadi : golongan besar diantaranya berdasarkan anti-
inflamasi dan antimitotik. Golongan 5 yang paling kuat daya antiinflamasi dan antimitotiknya
(superpoten). -ebaliknya golongan >55 yang terlemah (potensi lemah).
5 -uper poten 9etamethasone dipropionate 224A
;iflurasone dia!etate 224A
Clobetasol propionate 224A
Halobetasol propionate 224A
55 "otensi tinggi Am!ionide 2,A
9etamethasone dipropionate 224A
Bometasone fuorate 22,A
;iflurasone dia!etate 224A
Hal!inonide 22,A
7luo!inonide 224A
;esoCimetasone 224A dan 2+4A
555 "otensi tinggi Triam!inolone a!etonide 2,A
7luti!asone propionate 2224A
Am!inonide 2,A
9etamethasone dipropionate 224A
;iflurasone dia!etate 224A
7luo!inonide 224A
;esoCimetasone 224A
9etamethasone Dalerate 22,A
5> "otensi medium Triam!inolone a!etonide 2,A
7lurandrenolide 224A
Bometasone furoate 2,A
7lua!inolone a!etonide 22+4A
Hydro!ortisone Dalerate 2+A
> "otensi medium 7lurandrenolide 224A
7luti!asone propionate 224A
"redni!arbate 2,A
9etamethasone dipropionate 224A
Triam!inolone a!etonide 2,A
Hydro!ortisone butyrate 2,A
7luo!inolone a!etonide 22+4A
;esonide 224A
9etamethasone Dalerate 2,A
Hydro!ortisone Dalerate 2+A
>5 "otensi medium A!lometasone 224A
Triam!inolone a!etonide 2,A
Hydro!ortisone butyrate 2,A
7luo!inolone a!etonide 22,A
;esonide 224A
9etamethasone Dalerate 2,A
>55 "otensi lemah &bat topikal dengan hidrokortison deksametason
glumetalon prednisolon dan metilprednisolon
Mkani"m krja k$rtik$"tr$i'
K$rtik$"tr$i' "i"tmik
Kortikosteroid bekerja dengan mempengaruhi ke!epatan sintesis protein. "ada
beberapa jaringan misalnya hepar hormon steroid merangsang transkripsi dan sintesis
protein spesifik@ pada jaringan lain misalnya sel limfoid dan fibroblast hormon steroid
merangsang sintesis protein yang sifatnya menghambat atautoksik terhadap sel-sel limfoid
hal ini menimbulkan efek katabolik. "engaruh kortikosteroid terhadap fungsi dan organ tubuh
ialah sebagai berikut<
a0 Mta($%i"m kar($1i'rat 'an )r$tin
Glukokortikoid meningkatkan kadar glukosa darah sehingga merangsang pelepasan
insulin dan menghambat masuknya glukosa kedalam sel otot. Glukokortikoid juga
merangsang lipase dan menyebabkan lipolisis. "eningkatan kadar insulin merangsang
lipogenesis dan sedikit menghambat lipolisis sehingga hasil akhirnya adalah peningkatan
deposit lemak peningkatan pelepasan asam lemak dan gliserol ke dalam darah.
Hormon ini menyebabkan glukoneogenesis di perifer dan di hepar. ;i perifer steroid
mempunyai efek katabolik. Efek katabolik inilah yang menyebabkan terjadinya atrofi
jaringan limfoid pengurangan massa jaringan otot terjadi osteoporosis tulang penipisan
kulit dan keseimbangan nitrogen menjadi negatif. Asam amino tersebut dibaFa ke hepar dan
digunakan sebagai substrat en*im yang berperan dalam produksi glukosa dan glikogen.
(0 Mta($%i"m %mak
"ada penggunaan glukokortikoid dosis besar jangka panjang atau pada sindrom !ushing
terjadi gangguan distribusi lemak tubuh yang khas. 8emak akan terkumpul se!ara berlebihan
pada depot lemak@ leher bagian belakang (buffalo hump) daerah supraklaDikula dan juga di
muka (moon face) sebaliknya lemak di daerah ekstremitas akan menghilang.
20 K"im(an&an air 'an %ktr$%it0
Bineralokortikoid dapat meningkatkan reabsorpsi $a
%
serta ekskresi K
%
dan H
%
di tubuli
distal. ;engan dasar mekanisme inilah pada hiperkortisisme terjadi< retensi $a yang disertai
ekspansi Dolume !airan ekstrasel hipokalemia dan alkalosis.
'0 Si"tm kar'i$*a"ku%ar
Kortikosteroid dapat mempengaruhi sistem kardioDaskular se!ara langsung dan tidak
langsung. "engaruh tidak langsung ialah terhadap keseimbangan air dan elektrolit@ misalnya
pada hipokortisisme terjadi pengurangan Dolume yang diikuti peningkatan Diskositas darah.
9ila keadaan ini didiamkan akan timbul hipotensi dan akhirnya kolaps kardioDaskular.
"engaruh langsung steroid terhadap sistem kardioDaskular antara lain pada kapiler arteriol
dan miokard.
0 Ot$t ran&ka
'ntuk mempertahankan otot rangka agar dapat berfungsi dengan baik dibutuhkan
kortiosteroid dalam jumlah !ukup. Tetapi apabila hormon ini berlebihan timbul gangguan
fungsi otot rangka tersebut. ;isfungsi otot pada insufisiensi adrenal diakibatkan oleh
gangguan sirkulasi. "ada keadaan ini tidak terjadi kerusakan otot maupun sambungan saraf
otot. "emberian transfuse atau kortisol dapat mengembalikan kapasitas kerja otot..
!0 Su"unan "ara! )u"at
"engaruh kortikosteroid terhadap --" dapat se!ara langsung dan tidak langsung.
"engaruhnya se!ara tidak langsung disebabkan efeknya pada metabolisme karbohidrat
sistem sirkulasi dan keseimbangan elektrolit. Adanya efek steroid pada --" ini dapat dilihat
dari timbulnya perubahan mood tingkah laku EEG dan kepekaan otak terutama untuk
penggunaan Faktu lama atau pasien penyakit Addison.
&0 E%mn )m(ntuk 'ara1
Glukokortikoid dapat meningkatkan kadar hemoglobin dan jumlah sel darah merah
hal ini terbukti dari seringnya timbul polisitemia pada sindrom Cushing. -ebaliknya pasien
Addison dapat mengalami anemia normokromik normositik yang ringan.
10 E!k anti/in!%ama"i 'an imun$"u)r"i!
Kortisol dan analog sintetiknya dapat men!egah atau menekan timbulnya gejala
inflamasi akibat radiasi infeksi *at kimia mekanik atau alergen. -e!ara mikroskopik obat
ini menghambat fenomena inflamasi dini yaitu edema deposit fibrin dilatasi kapiler migrasi
leukosit ke tempat radang dan aktiDitas fagositosis. -elain itu juga dapat menghambat
manifestasi inflamasi yang telah lanjut yaitu proliferasi kapiler dan fibroblast pengumpulan
kolagen dan pembentukan sikatriks. Hal ini karena efeknya yang besar terhadap
konsentrasidistribusi dan fungsi leukosit perifer dan juga disebabkan oleh efek supresinya
terhadap sitokin dan kemokin inflamasi serta mediator inflamasi lipid dan glukolipid lainnya.
5nflamasi tanpa memperhatikan penyebabnya ditandai dengan ekstraDasasi dan infiltrasi
leukosit kedalam jaringan yang mengalami inflamasi. "eristiFa tersebut diperantarai oleh
serangkaian interaksi yang komplek dengan molekul adhesi sel khusunya yang berada pada
sel endotel dan dihambat oleh glukokortikoid. -esudah pemberian dosis tunggal
glukokortikoid dengan masa kerja pendek konsentrasi neutrofil meningkat sedangkan
limfosit monosit dan eosinofil dan basofil dalam sirkulasi tersebut berkurang jumlahnya.
"erubahan tersebut menjadi maksimal dalam 0 jam dan menghilang setelah +6 jam.
"eningkatan neutrofil tersebut disebabkan oleh peningkatan aliran masuk ke dalam darah dari
sumsum tulang dan penurunan migrasi dari pembuluh darah sehingga menyebabkan
penurunan jumlah sel pada tempat inflamasi.
Glukokortikoid dapat menyebabkan Dasokonstriksi apabila digunakan langsung pada
kulit yang diduga terjadi dengan menekan degranulasi sel mast. Glukokortikoid juga
menurunkan permeabilitas kapiler dengan menurunkan jumlah histamine yang dirilis oleh
basofil dan sel mast. "enggunaan kortokosteroid dalam klinik sebagai antiinflamasi
merupakanterapi paliatif yaitu hanya gejalanya yang dihambat sedangkan penyebabnya tetap
ada. Konsep terbaru memperkirakan bahFa efek imunosupresan dan antiinflamasi yang
selama ini dianggap sebagai efek farmakologi kortikosteroid sesungguhnya se!ara fisiologis
merupakan mekanisme protektif.
i0 3arin&an %im!$i' 'an "i"tm imun$%$&i
Glukokortikoid tidak menyebabkan lisis jaringan limfoid yang masif golongan obat
ini dapat mengurangi jumlah sel pada leukemia limfoblastik akut dan beberapa keganasan sel
limfosit. Kortikosteroid bukan hanya mengurangi jumlah limfosit tetapi juga respons
imunnya. Kortikosteroid juga menghambat inflamasi dengan menghambat migrasi leukosit ke
daerah inflamasi.
j0 Prtum(u1an
"enggunaan glukokortikoid dalam Faktu lama dapat menghambat pertumbuhan anak karena
efek antagonisnya terhadap kerja hormon pertumbuhan di perifer. Terhadap tulang
glukokortikoid dapat menghambat maturasi dan proses pertumbuhan memanjang.
Mkani"m Krja K$rtik$"tr$i' T$)ika%
"eran kortikosteroid sebagai antiinflamasi terutam berhungungan dengan
Dasokonstriksi menurunkan permeabilitas membran efek imunosupresan dan antimitotik.
5nflamasi merupakan reaksi jaringan terhadap rangsangan yaitu sebagai upaya pertahanan
tubuh terhadap rangsangan tersebut. #eaksi ini merupakan rangkaian proses yang !ukup
rumit antara lain terjadi perubahan mikrosirkulasi dengan meningkatnya permeabilitas
kapiler sehingga !airan dan elemen darah keluar ke ruang interstisial serta migrasi leukosit
ketempat radang. -elain itu terjadi pelepasan mediator kimia sitotoksik misalnya histamin
bradikinin eosinophyli! !hemota!ti! fa!tor of anaphylaCis (EC7-A) sloF rea!ting substan!e
of anaphylaCis (-#--A) leukotrien prostaglandin dll.
Efek Dasokonstriksi kortikosteroid akan menurunkan permeabilitas membran
sehingga mengurangi ekstraDasasi !airan keluar serta mengurangi edema dan rasa sakit akibat
penekanan jaringan sekitarnya.
Kortikosteroid menstabilkan membran lisosom sehingga menghambat pelepasan
mediator kimia sitotoksik misalnya histamin kinin prostaglandin dll yang menyebabkan
gejala inflamasi. "rorse mitosis atau pembelahan sel dihambat dengan mengurangi transkripsi
#$A sehingga menghambat sintesis ;$A yang menyebabkan pengurangan hiperplasia
epidermis. ;alam keadaan lebih lanjut akan menyebabkan atropi dermis dan epidermis. Efek
ini tampak pada preparat yang terhalogenisasi. -elain itu kortikosteroid dapat mempengaruhi
stimulasi limfokin dalam proses imun dengan menghambat migrasi *at efektor imun pada
tempat radang.
Pn&&unaan k%inik
9erdasarkan !ara penggunaannya kortikosteroid dapat dibagi dua yaitu kortikosteroid
sistemik dan kortikosteroid topikal. Kortikosteroid topikal adalah obat yang digunakan di
kulit pada tempat tertentu dan merupakan terapi topikal yang memberi pilihan untuk para ahli
kulit dengan menyediakan banyak pilihan efek pengobatan yang diinginkan diantaranya
termasuk melembabkan kulit meli!inkan atau mendinginkan area yang diraFat.
Kortikosteroid topikal dengan potensi kuat belum tentu merupakan obat pilihan
untuk suatu penyakit kulit. "erlu diperhatikan bahFa kortikosteroid topikal bersifat
paliatif dan supresif terhadap penyakit kulit dan bukan merupakan pengobatan kausal.
9iasanya pada kelainan akut dipakai kortikosteroid dengan potensi lemah !ontohnya pada
anak-anak dan usia lanjut sedangkan pada kelainan subakut digunakan kortikosteroid sedang
!ontonya pada dermatitis kontak alergik dermatitis seboroik dan dermatitis intertriginosa.
Gika kelainan kronis dan tebal dipakai kortikosteroid potensi kuat !ontohnya pada psoriasis
dermatitis atopik dermatitis dishidrotik dan dermatitis numular.
"ada dermatitis atopik yang penyebabnya belum diketahui kortikosteroid dipakai
dengan harapan agar remisi lebih !epat terjadi. Hang harus diperhatikan adalah
kadar kandungan steroidnya. ;ermatosis yang kurang responsif terhadap kortikosteroid ialah
lupus eritematousus diskoid psoriasis di telapak tangan dan kaki Ditiligo granuloma anulare
sarkoidosis liken planus pemfigoid eksantema fikstum. Erupsi eksematosa biasanya diatasi
dengan salep hidrokortison ,A. "ada penyakit kulit akut dan berat serta pada eksaserbasi
penyakit kulit kronik kortikosteroid diberikan se!ara sistemik.
"ada pemberian kortikosteroid sistemik yang paling banyak digunakan adalah
prednison karena telah lama digunakan dan harganya murah. 9ila ada gangguan
hepar digunakan prednisolon karena prednison dimetabolisme di hepar menjadi prednisolon.
Kortikosteroid yang memberi banyak efek mineralkortikoid jangan dipakai pada pemberian
long term (lebih dari sebulan). "ada penyakit berat dan sukar menelan misalnya
toksik epidermal nekrolisis dan sindrom -teDens-Ghonson harus diberikan kortikosteroid
dengan dosis tinggi se!ara intraDena. Gika masa kritis telah diatasi dan penderita telah dapat
menelan diganti dengan tablet prednison.
D$"i" 'an mkani"m )m(rian
"ada saat memilih kortikosteroid topikal dipilih yang sesuai aman efek samping
sedikit dan harga murah disamping itu ada beberapa faktor yang perlu di pertimbangkan
yaitu jenis penyakit kulit jenis vehikulum, kondisi penyakit yaitu stadium penyakit
luas?tidaknya lesi dalam?dangkalnya lesi dan lokalisasi lesi. "erlu juga dipertimbangkan
umur penderita.
+
-teroid topikal terdiri dari berbagai ma!am vehikulum dan bentuk dosis
salep krim lotion (bedak ko!ok) dan gel.
"ada umumnya dianjurkan pemakaian salep +-/ C?hari sampai penyakit tersebut
sembuh. "erlu dipertimbangkan adanya gejala takifilaksis. Takifilaksis ialah menurunnya
respons kulit terhadap glukokortikoid karena pemberian obat yang berulang-ulang berupa
toleransi akut yang berarti efek Dasokonstriksinya akan menghilang setelah diistirahatkan
beberapa hari efek Dasokonstriksi akan timbul kembali dan akan menghilang lagi bila
pengolesan obat tetap dilanjutkan. 8ama pemakaian kortikosteroid topikal sebaiknya tidak
lebih dari 6-0 minggu untuk . -teroid potensi lemah dan tidak lebih dari + minggu untuk
potensi kuat.
Ada beberapa !ara pemakaian dari kortikosteroid topikal yakni <
,. "emakaian kortikosteroid topikal poten tidak dibenarkan pada bayi dan anak.
+. "emakaian kortikosteroid poten orang deFasa hanya 62 gram per minggu sebaiknya
jangan lebih lama dari + minggu. 9ila lesi sudah membaik pilihlah salah satu dari
golongan sedang dan bila perlu diteruskan dengan hidrokortison asetat ,A.
/. Apabila diagnosis suatu dermatosis tidak jelas jangan pakai kortikosteroid poten
karena hal ini dapat mengaburkan ruam khas suatu dermatosis. Tinea dan s!abies
in!ognito adalah tinea dan s!abies dengan gambaran klinik tidak khas disebabkan
pemakaian kortikosteroid.
Kortikosteroid se!ara sistemik dapat diberikan se!ara intralesi oral intramuskular
intraDena. "emilihan preparat yang digunakan tergantung dengan keparahan penyakit. "ada
suatu penyakit dimana kortikosteroid digunakan karena efek samping seperti pada alopesia
areata kortikosteroid yang diberikan adalah kortikosteroid dengan masa kerja yang panjang.
Kortikosteroid biasanya digunakan setiap hari atau selang sehari. Initial dose yang digunakan
untuk mengontrol penyakit rata-rata dari +4 mg hingga beberapa ratus mg setiap hari. Gika
digunakan kurang dari /-6 minggu kortikosteroid diberhentikan tanpa tapering off. ;osis
yang paling ke!il dengan masa kerja yang pendek dapat diberikan setiap pagi untuk
meminimal efek samping karena kortisol men!apai pun!aknya sekitar jam 23.22 pagi dan
terjadi umpan balik yang maksimal dari seekresi ACTH. -edangkan pada malam hari
kortikosteroid leDel yang rendah dan dengan sekresi ACTH yang normal sehingga dosis
rendah dari prednison (+4 sampai 4mg) pada malam hari sebelum tidur dapat digunakan
untuk memaksimalkan supresi adrenal pada kasus akne maupun hirsustisme.
"enggunaan glukokortikoid jangka panjang yaitu lebih dari / sampai 6 minggu perlu
dilakukan penurunan dosis se!ara perlahan-lahan untuk men!ari dosis pemeliharaan dan
menghindari terjadi supresi adrenal. Cara penurunan yang baik dengan menukar dari dosis
tunggal menjadi dosis selang sehari diikuti dengan penurunan jumlah dosis obat. 'ntuk
men!egah terjadinya supresi korteks kelenjar adrenal kortikosteroid dapat diberikan selang
sehari sebagai dosis tunggal pada pagi hari (jam3) karena kadar kortisol tertinggi dalam
darah pada pagi hari. Keburukan pemberian dosis selang sehari ialah pada hari bebas obat
penyakit dapat kambuh. 'ntuk men!egahnya pada hari yang seharusnya bebas obat masih
diberikan kortikosteroid dengan dosis yang lebih rendah daripada dosis pada hari pemberian
obat. Kemudian perlahan-lahan dosisnya diturunkan. 9ila dosis telah men!api :4 mg
prednison selanjutnya pada hari yang seharusnya bebas obat tidak diberikan kortikosteroid
lagi. Alasannya ialah bila diturunkan berarti hanya 4 mg dan dosis ini merupakan dosis
fisiologik. -eterusnya dapat diberikan dapat diberikan selang sehari.
9erikut berbagai penyakit yang dapat diobati dengan kortikosteroid beserta dosisnya <
Nama )n4akit Ma2am k$rtik$"tr$i' 'an '$"i"n4a "1ari
;ermatitis
Erupsi alergi obat ringan
-G- berat dan $ET
Eritrodermia
#eaksi lepra
;8E
"emfigoid bulosa
"emfigus Dulgaris
"emfigus foliaseus
"emfigus eritematosa
"soriasis pustulosa
#eaksi Garish-HerCheimer
"rednison 6C4 mg atau /C,2mg
"rednison /C,2 mg atau 6C,2 mg
;eksametason 0C4 mg
"rednison /C,2 mg atau 6C,2 mg
"rednison /C,2 mg
"rednison /C,2 mg
"rednison 62-32 mg
"rednison 02-,42 mg
"rednison /C+2 mg
"rednison /C+2 mg
"rednison 6C,2 mg
"rednison +2-62 mg
M$nit$r
;asar eDaluasi yang digunakan sebelum dilakukan pengobatan kortikosteroid
untuk mengurangi potensi terjadinya efek samping adalah riFayat personal dan keluarga
dengan perhatian khusus kepada penderita yang memiliki predisposisi diabetes hipertensi
hiperlipidemia glaukoma dan penyakit yang terpengaruh dengan pengobatan steroid.
Tekanan darah dan berat badan harus tetap di ukur. Gika dilakukan pengobatan jangka lama
perlu dilakukan pemeriksaan mata pengukuran densitas tulang spinal dengan menggunakan
!omputed tomography (CT) dual-photon absorptiometry atau dual-energy Cray
absorptiometry (;EIA).
+
E!k "am)in&
"ada penggunan kortikosteroid topikal efek samping dapat terjadi apabila <
,. "enggunaan kortikosteroid topikal yang lama dan berlebihan.
+. "enggunaan kortikosteroid topikal dengan potensi kuat atau sangat kuat atau
penggunaan sangat oklusif.
efek samping kortikosteroid dibagi menjadi beberapa tingkat yaitu
/

Efek Epidermal
Haitu penipisan epidermal dan inhibisi dari melanosit.
Efek Dermal
Terjadi penurunan sintesis kolagen dan pengurangan pada substansi dasar.
Efek Vaskular
Haitu >asodilatasi dan fenomena rebound.
-edangkan efek samping kortikosteroid sistemik se!ara umum adalah sebagai berikit
$o. Tempat Efek samping
, -aluran !erna Hipersekresi asam lambung mengubah
proteksi gaster ulkus peptikum?perforasi
pankreatitis ileitis regional kolitis ulseratif.
+ &tot Hipotrofi fibrosis miopati panggul?bahu.
/ -usunan saraf pusat "erubahan kepribadian (euforia insomnia
gelisah mudah tersinggung
psikosis paranoid hiperkinesis ke!endrungan
bunuh diri) nafsu
makan bertambah
6 Tulang &steoporosis fraktur kompresi Dertebra
skoliosis fraktur tulang panjang.
4 Kulit Hirsutisme hipotropi strie atrofise dermatosis
akneiformis purpura
Telangiektasis
0 Bata Glaukoma dan katarak subkapsular posterior
: ;arah Kenaikan Hb eritrosit leukosit dan limfosit
3 "embuluh darah Kenaikan tekanan darah
( Kelenjar korteks adrenal Atrofi
,2 Betabolisme protein
KH dan lemak
Kehilangan protein (efek katabolik)
hiperlipidemiagula meninggi obesitas
buffalo hump perlemakan hati.
,, Elektrolit #etensi $a?air kehilangan kalium (astenia
paralisis tetani aritmia
kor)
,+ -istem imunitas Benurun rentan terhadap infeksi reaktiDasi
T9 dan herpes simplek keganasan dapat
timbul.

Kontraindikasi pada kortikosteroid terdiri dari kontraindikasi mutlak dan relatif. "ada
kontraindikasi absolut kortikosteroid tidak boleh diberikan pada keadaan infeksi jamur yang
sistemik herpes simpleks keratitis hipersensitiDitas biasanya kortikotropin dan
preparatintraDena. -edangkan kontraindikasi relatif kortikosteroid dapat diberikan dengan
alasan sebagai life saving drugs.

Anda mungkin juga menyukai