Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN



4.1 Saluran Terbuka
Saluran terbuka adalah saluran yang mengalirkan air dengan permukaan bebas.
Dalam aliran melalui saluran terbuka ada beberapa faktor yang membatasi air, yaitu :
a. Udara
b. Dinding saluran yang mengakibatkan hambatan pengaliran.
Klasifikasi saluran terbuka berdasarkan asal usul,
- Saluran alam ( natiral channel)
Contoh : sungai-sungai kecil di daerah hulu (pegunungan) hingga sungai besar di muara.
- Saluran buatan (artificial channel)
Contoh : saluran drainase tepi jalan, saluran irigasi untuk mengairi persawahan, saluran
pembuangan, saluran untuk membawa air ke pembangkit listrik tenaga air, saluran untuk
supply air minum, saluran banjir.
Pada umumnya tipe aliran melalui saluran terbuka adalah turbulen, yaitu suatu
aliran yang gerak-gerik aliran partikel zat cairnya tidak teratur sehingga berbagai besaran aliran
menunjukkan variasi tidak tentu dalam waktu dan ruang. Aliran melalui saluran terbuka akan
turbulen apabila angka Reynold, Re > 1000. Dalm hal ini Reynold didefinisikan dengan rumus sebagai
berikut :
Re =


Keterangan, Re = Bilangan Reynold
V = Kecepatan aliran (m/s)
d = Diameter pipa
v = Kekentalan kinematik (m
2
/d)
Aliran pada saluran terbuka terdiri dari :
a. Aliran tetap (tunak) steady flow, jika Q konstan.
b. Aliran tak tetap (tidak tunak) unsteady flow, jika Q tidak konstan.
Aliran pada saluran terbuka dinyatakan dalam persamaan :
h
1
+

= h
2

+ hf
Aliran pada saluran terbuka dapat diklasifikasikan berdasarkan pengaruh kekentalan fluida ( v =
viskositas) dan gaya gravitasi (g).
Pada umumnya pembahasan terhadap persoalan-persoalan pada saluran terbuka
dilakukan dengan mempelajari tingkah laku air di dalam keadaan tetap (stabil) untuk suatu aliran .
Pada umumnya perhitungan saluran terbuka hanya digunakan pada aliran tetap
dengan debit Q dinyatakan
Q = A . V
Keterangan, A = Luas penampang melintang saluran (m
2
)
V = Kecepatan rata-rata aliran (m/dtk)
Dan debit untuk sepanjang saluran dianggap seragam dengan kata lain aliran bersigat kontinu.
Q = A
1
. V
1
= A
2
. V
2
= ........
Persamaan kontinuitas ini untuk aliran tetap dengan penampang saluran yang berlainan, sifat aliran
adalah steady uniform flow, dimana
Q = konstan (d/dx) = 0
A = konstan (dA/dx) = 0

4.1.1 Pintu Sorong
A. Dasar Teori
Bagian-bagian pada pintu sorong
- Pintu plat baja yang dapat diukur ketinggian.
- Pengukuran kedalaman air (penduga)
Dari gambar tampak bagian downstream pintu ada loncatan air. Persamaan bernoulli :
Z
m
+

+(

) = Zn +

+(

)
Dimana Zm = H dan Zn = a


Vm = 0
Vn = V
Jadi, H +

+ (Y-Zn) +

= (H-y) V =
Apabila A = B, (a) ; V =
Q = Cd A V
= Cd B a
= Cd B a
Jadi Cd =




B. Hasil Percobaan
Hasil Pengamatan Pengukuran Pintu Sorong
b (cm) a (cm) H (cm) V (cm3) T (s) Qst (cm3/s) Y (cm)
15 0,6 33 7,5 5,09 1.473,48 1,3
15 1,2 31,2 7 3 2.333,33 2,4

C. Perhitungan dan Analisa
Untuk Q standart = Q current meter
Cd =



Contoh :
Diketahui : H = 33 cm
Qst = 1473,477
B = 15 cm
a = 0,6 cm
g = 981 cm/s
2

y = 1,3 cm
maka, Cd =



= 0,656
Tabel Perhitungan Cd Pintu Sorong
b (cm) a (cm) H (cm) V (cm3) T (s) Qst (cm3/s) Cd
15 0,6 33 7,5 5,09 1.473,48 0,656
15 1,2 31,2 7 3 2.333,33 0,545

Cd = 0,601

Untuk perhitungan Qsorong maka :
Qsorong =

x A x V
=

B a
= 0,601 x 15 x 0,6
= 1348,736 cm
3
/s
Tabel Perhitungan Q Pintu Sorong
b (cm) a (cm) H (cm) Y (cm) g Cd Q (cm3/s)
15 0,6 33 1,3 981
0,601
1348,736
15 1,2 31,2 2,4 981 2571,128

Mencari Kesalahan Error E = %
Rumus E (%) =


x 100 %
Contoh Perhitungan
E =

x 100%
= 9,244%
Tabel Perhitungan Kesalahan Qstandart dan Qsorong
Qst (cm3/s) Q (cm3/s) = %
1.473,48 1348,736 -9,249
2.333,33 2571,128 9,249

= 0

Grafik




y = 0.0005x - 0.062
R = 1
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
0 1000 2000 3000
C
d

Q
Hubungan Q dengan Cd
Series1
Linear (Series1)
y = 0.0005x - 0.062
R = 1
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
0 1000 2000 3000
A

Q
Hubungan Q dengan A
Series1
Linear (Series1)
D. Pembahasan
Percobaan pintu sorong ini dilakukan pertama kali pada rangkaian saluran
terbuka ini. Pintu sorong ini digunakan untuk membuka tutup pintu air dapat mengalir
masuk. Nilai bukaan pintu sorong yang digunakan pada praktikum ini adalah 0,6 cm
dan 1,2 cm.
Pertama-tama, tampungan air dipenuhi terlebih dahulu, kemudian ditunggu
hingga airnya stabil (tidak ada golakan air), kemuadian pintu sorong dibuka sampai
ketinggian tertentu. Ukur ketinggian muka air pada tampungan (H) kemudian ukur
pada ketinggian muka air di saluran setelah pintu sorong (y).
Dari data yang telah didapatkan dapat dilihat bahwa semakin lebar pintu
sorong dibuka, H- nya semakin rendah dan y-nya semakin tinggi.
Setelah semua data didapatkan, hitung Q standart. Kemudian hitung Cd-nya
setelah itu Cd disemua ketinggian di rata-rata. Lalu dihitung debitnya menggunakan
Cd rata-rata. Kemudian sajikan hasil yang diperoleh dalam bentuk grafik. Dalam grafik
terlihat bahwa semakin lebar bukaan pintu sorong (a) maka semakin besar pula debit
yang akan dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai