Anda di halaman 1dari 29

Pembimbing : dr. H. Nasir Okbah Sp.

S
*
*
Nervus trigeminus adalah
saraf otak motorik dan
sensorik. Serabut
motoriknya mempersarafi
muskulus maseter,
temporalis, pterigoideus
internus et eksternus,
tensor timpani,
omohioideus dan bagian
anterior muskulus
digastrikus

- Inti motoriknya terletak di pons

- Serabut-serabut motoriknya bergabung dengan serabut-
serabut sensorik nervus trigeminus yang berasal dari
ganglion Gasseri

- Serabut-serabut sensoriknya menghantarkan impuls
nyeri, suhu, raba dan perasaan proprioseptif.

- Kawasannya ialah wajah dan mukosa lidah dan rongga
mulut serta lidah, dan rongga hidung. Impuls
proprioseptif, terutama berasal dari otot-otot yang
dipersarafi oleh cabang mandibular sampai ke ganglion
Gasseri.

*Cabang- cabang dari nervus
V yaitu :

Cabang Oftalmikus
Cabang Maksilaris
Cabang Mandibularis
*Cabang oftalmik : mensuplai sensasi sinus frontalis,
konjungtiva, kornea, kelopak mata atas, pangkal
hidung, dahi dan kulit kepala sampai sejauh puncak
kepala.

*Cabang maksilar : mensuplai sensasi pipi, sinus
maksilaris, aspek lateral hidung, gigi atas,
nasofaring, palatum durum, dan uvula.

*Cabang mandibularis : mensuplai sensasi dagu,
rahang bawah, dua pertiga anterior lidah, gigi
bawah, gusi dan lantai mulut, dan mukosa bukal
pipi.

*
Menurut Internasional Association for Study of
Pain (IASP) : neuralgia trigeminal (TN) sebagai
serangan tiba-tiba, biasanya unilateral, parah,
singkat, menusuk, berulang serta episode nyeri
pada distribusi satu atau lebih cabang
trigeminal saraf kranialis.

Menurut International Headache Society (IHS):
kesakitan yang unilateral pada wajah dengan
kesakitan terbatas pada distribusi satu atau
lebih divisi nervus trigeminal. Penyakit ini juga
dikenal sebagai tic doulourex atau sindrom
Fothergill.
*
- Banyak diderita pada usia diatas sekitar 40 tahun
dengan rata rata antara 50 sampai 58 tahun

- Pada wanita sedikit lebih banyak dibandingkan
dengan laki- laki dengan perbandingan 1,6 : 1

- Faktor ras dan etnik tampaknya tidak terpengaruh
terhadap kejadian Neuralgia Trigeminal

- Prevalensi lebih kurang 155 per 100.000 penduduk
dan insidensi 40 per 1.000.000.

- Angka prevalensi maupun insidensi untuk Indonesia
belum pernah dilaporkan

- Bila insidensi dianggap sama dengan Negara lain maka
terdapat 8000 penderita baru pertahun

- mengingat harapan hidup orang Indonesia makin tinggi
maka diperkirakan prevalensi penderita Neuralgia
Trigeminal akan meningkat

*
- etiologi sampai sekarang juga masih belum jelas, tetapi
ada beberapa penyebab yang berhubungan dengan gigi

- N. V merupakan satu-satunya serabut saraf yang
kemungkinan selalu dihadapkan dengan keadaan sepsis
sepanjang hidup. Keadaan sepsis tersebut dapat berupa
karies gigi, abses, sinusitis, pencabutan gigi oleh
berbagai sebab, infeksi periodontal, yang kesemuanya
diperkirakan dapat menjadi penyebab NT
- Akan tetapi bukti lain menunjukkan banyak juga
penderita dengan infeksi disekitar mulut, cabut gigi
yang tidak menderita NT. Disisi lain, tidak jarang pula
penderita NT yang ditemukan tanpa menderita infeksi
seperti tersebut diatas.

- NT berawal dari dikeluhkannya rasa nyeri area mulut
pasca suatu prosedur dental sehingga berakibat
munculnya diagnosis sebagai dry socket pasca ekstraksi
gigi Pasien banyak berobat ke dr gigi


- Setelah dilakukan ekstraksi gigi timbul nyeri setelah
24-48 jam kemudian dan biasanya disebabkan adanya
osteitis superfisial pada tulang alveolar

- 1 laporan kasus disebutkan 2 bulan setelah dilakukan
endodontic treatment timbul nyeri paroxysmal
yang tajam, & makin bertambah frekwensinya, & nyeri
timbul bila ada trigger sentuhan ringan pada pipi
kiri dan setiap serangan berlangsung 1-2 detik dan
kadang sampai 5-10 serangan berulang neuralgia
trigeminal
*
Neuralgia Trigeminal dapat terjadi akibat berbagai
kondisi yang melibatkan sistem persarafan trigeminus
ipsilateral

Pada kebanyakan kasus, tampaknya yang menjadi
etiologi adalah adanya kompresi oleh salah satu arteri
di dekatnya yang mengalami pemanjangan seiring dengan
perjalanan usia, tepat pada pangkal tempat keluarnya
saraf ini dari batang otak.


5-8 % kasus disebabkan oleh adanya tumor benigna pada
sudut serebelo-pontin seperti meningioma, tumor
epidermoid, atau neurinoma akustik

Menurut Fromm, neuralgia Trigeminal bisa mempunyai
penyebab perifer maupun sentral.

Sebagai contoh dikemukakan bahwa adanya iritasi kronis
pada saraf ini, apapun penyebabnya, bisa menimbulkan
kegagalan pada inhibisi segmental pada nucleus / inti
saraf ini yang menimbulkan produksi ectopic action
potential pada saraf Trigeminal.
Keadaan ini, yaitu discharge neuronal yang berlebihan dan
pengurangan inhibisi, mengakibatkan jalur sensorik yang
hiperaktif.

Bila tidak terbendung akhirnya akan menimbulkan
serangan nyeri. Aksi potensial antidromik ini dirasakan
oleh pasien sebagai serangan nyeri trigerminal yang
paroksismal.

Stimulus yang sederhana pada daerah pencetus
mengakibatkan terjadinya serangan nyeri.

Efek terapeutik yang efektif dari obat yang diketahui
bekerja secara sentral membuktikan adanya mekanisme
sentral dari neuralgi.

*Peter Janetta menggolongkan neuralgia glossopharyngeal dan
hemifacial spasm dalam kelompok "Syndromes of Cranial
Nerve Hyperactivity". Menurut dia, semua saraf yang
digolongkan pada sindroma ini mempunyai satu kesamaan
: mereka semuanya terletak pada pons atau medulla
oblongata serta dikelilingi oleh banyak arteri dan vena

2 proses yang sebenarnya merupakan proses penuaan yang
wajar :
*Memanjang serta melingkarnya arteri pada dasar otak.
*Dengan peningkatan usia, karena terjadinya atrofi, maka
otak akan bergeser atau jatuh ke arah caudal di dalam fossa
posterior dengan akibat makin besarnya kontak neurovaskuler
yang tentunya akan memperbesar kemungkinan terjadinya
penekanan pada saraf yang terkait.


Gambaran
Klinis
nyeri seperti
tertusuk-tusuk
singkat dan
paroksismal
Nyeri dapat sangat
dirasakan pada
kening, pipi,
rahang atas atau
bawah, atau lidah
nyeri dapat
dipresipitasi oleh
sentuhan pada
wajah , seperti saat
cuci muka atau
bercukur,
berbicara,
mengunyah dan
menelan.
Nyeri yang timbul
biasanya sangat
berat sehingga
pasien sangat
menderita
Nyeri seringkali
menimbulkan
spasme reflex otot
wajah yang terlibat
sehingga disebut
tic douloreaux,
kemerahan pada
wajah, lakrimasi
dan salivasi.
Serangan yang timbul
dapat mengurangi
nafsu makan, rekurensi
dalam jangka lama
dapat menyebabkan
kehilangan berat
badan, depresi hingga
bunuh diri
KLASIFIKASI
Menurut klasifikasi IHS
( International Headache Society )
NT klasik
semua kasus yang
etiologinya belum
diketahui
( idiopatik )
NT simptomatik
akibat tumor,
multipel sklerosis
atau kelainan di
basis kranii.
NT Tipikal
NT Atipikal
NT karena
Sklerosis
Multipel
KLASIFIKASI
NT Sekunder
NT Paska
Trauma
Failed
Neuralgia
Trigeminal
*
A. Nyeri: paroksismal, intensitas tinggi, durasi pendek, sensasi shooting
B. Cabang kedua atau ketiga n. trigeminus
C. Kejadian: unilateral
D. Onset: umur pertengahan; wanita (3:2); kambuh-kambuhan sering
pada musim semi dan gugur
E. Daerah pencetus: 50%; sensitive terhadap sentuhan atau gerakan
F. Kehilangan fungsi sensorik: tidak ada ( kecuali pernah dirawat
sebelumnya)
G. Perjalanan penyakit: intermitten; cenderung memburuk; jarang hilang
spontan
H. Insidensi familial: jarang (2%)
Idiopatik Simptomatik
Nyeri bersifat paroksimal di daerah sensorik
cabang oftalmikus atau cabang maksillaris
dan/atau cabang mandibularis
Nyeri terasa terus menerus di kawasan cabang
oftalmikus, atau nervus infra-orbitalis
Timbulnya nyeri secara hilang timbul,
serangan pertama bisa berlangsung 30 menit
dan serangan berikutanya antara beberapa
detik sampai 1 menit
Nyerinya terus-menerus tidak hilang timbul,
dengan puncak nyeri hilang timbul
Nyeri merupakan gejala tunggal dan utama Disamping nyeri terdapat juga
anestesia/hipestesia atau kelumpuhan saraf
otak, ganguan autonom
Penderita berusia 45 tahun. lebih sering wanita
dari pada laki-laki
Tidak memperlihatkan kecenderungan pada
wanita atau pria dan tidak terbatas pada
golongan umur tertentu
Pemeriksaan
Fisik
Menilai sensasi
pada ketiga cabang
nervus trigeminus
bilateral
(termasuk refleks
kornea).
Menilai fungsi
mengunyah
(masseter) dan
fungsi pterygoideus
(membuka mulut,
deviasi dagu).
Menilai EOM
Pemeriksaan
Penunjang
CT scan
MRI
*
Diagnosis
Banding
Persebaran
Karakteristik
Klinis
Faktor yang
Meringankan/
Memperburuk
Penyakit yang
Dihubungkan
Tata Laksana
Neuralgia
Trigeminal
Daerah
persarafan
cabang 2 dan 3
nervus
trigeminus,
unilateral
Laki- laki/
perempuan = 1:3
Lebih dari 50 tahun
Paroksismal (10-30
detik), nyeri
bersifat menusuk-
nusuk atau sensasi
terbakar, persisten
selama berminggu-
minggu atau lebih,
Ada titik-titik
pemicu,
Tidak ada paralisis
motorik maupun
sensorik.
Titik-titik rangsang
sentuh, mengunyah,
senyum, bicara, dan
menguap
Idiopatik
Skeloris multipel
pada dewasa muda
Kelainan
pembuluh darah
Tumor nervus V
Carbamazepine
Phenytoin
Gabapentin
Injeksi alkohol
Koagulasi atau
dekompresi bedah
Neuralgia Fasial
Atipik
Unilateral atau
bilateral, pipi
atau angulus
nasolabialis,
hidung bagian
dalam
Lebih banyak
ditemukan pada
wanita usia 30-50
tahun
Nyeri hebat
berkelanjutan
umumnya pada
daerah maksila
Tidak ada Status ansietas atau
depresi
Histeria
Idiopatil
Anti ansietas dan anti
depresan
Neuralgia Post
herpetikum
Unilateral
Biasanya pada
daerah
persebaran
cabang
oftalmikus
nervus V
Riwayat herpes
Nyeri seperti sensasi
terbakar, berdenyut-
denyut
Parastesia, kehilangan
sensasi sensorik
keringat
Sikatriks pada kulit


Sentuhan, pergerakan Herpes Zoster Carbamazepin, anti
depresan dan sedatif
Sindrom Costen Unilateral,
dibelakang atau
di depan
telinga, pelipis,
wajah
Nyeri berat
berdenyut-denyut
diperberat oleh
proses mengunyah
Nyeri tekan sendi
temporomandibula
Maloklusi atau
ketiadaan molar
Mengunyah,
tekanan sendi
temporomandibular

Ompong, arthritis
rematoid
Perbaikan geligi,
operasi pada
beberapa kasus
Neuralgia
Migrenosum
Orbito-frontal,
pelipis, rahang
atas, angulus
nasolabial
Nyeri kepala
sebelah
Alkohol pada
beberapa kasus
Tidak ada Ergotamin sebagai
profilaksis
*
Drugs eficiency Side effect Initial dose Dose increments
Target daily
dose
First line
carbamazepin +++ +++ 100 mg 2x1
perhari
50-100 mg setiap
2-4 hari
400-1000 mg
Second line
oxcarbazepin +++* ++ 300mg 2x1
perhari
600 mg setiap 1
minggu
600-2400 mg
Gabapentin ++* ++ 300 mg 1x1
perhari
300 mg setiap 3
hari
900-2400 mg
baclofen ++* +++ 10 mg 3x1
perhari
10 mg setiap hari 50-60 mg
Penatalaksaan
Non Medis
(Bedah)
Jika pasien tidak dapat
menghilangkan rasa sakit
maka dianjurkan operasi.

Penatalaksana
an dari Segi
Kejiwaan
Segi mental serta emosi
dari pasien juga harus
diperhatikan.
*
Pada banyak kasus, neuralgia trigeminal
memiliki prognosis yang baik. Kira- kira 80 %
pasien nyerinya menghilang dengan pengobatan.
Ketika pengobatan gagal atau terjadi efek
samping yang tidak diinginkan maka, pilihan
pengobatan yang lain juga tersedia dan memiliki
angka kesuksesan yang tinggi.

*

Anda mungkin juga menyukai