I. IDENTITAS PASIEN No.Rekam Medik : XXXXXX Ruang Perawatan : Cempaka Nama Lengkap : Nn.A Nama Panggilan : Nn.A Jenis Kelamin : Perempuan Tempat/tanggal lahir : Jombang, 31 Maret 1992 Usia : 20 tahun Agama : Islam Suku Bangsa : Jawa Pendidikan : SMP Status : Belum Menikah Alamat : Kebon Jeruk, Jakarta Barat Pekerjaan : Pernah bekerja Dokter yang merawat : dr.Jonli Indra,Sp.KJ Datang ke RS : 30 juli 2012
Riwayat Perawatan Rawat Inap : Pada tahun 2007 pasien dirawat inap di RS Jiwa Surabaya, diantar oleh keluarganya karena gelisah, pasien sering terlihat bingung, dan suka keluyuran tanpa pamit. Pada tanggal 30 Juli 2012 sampai sekarang pasien dirawat lagi di RS Jiwa Soeharto Heerdjan karena pasien dikirim oleh DINSO karena pasien terlihat bingung, bicara kacau dan gelisah.
II. RIWAYAT PSIKIATRI Auto Anamnesa : 09 Agustus 2012 ( pukul 10.00 WIB ) 10 Agustus 2012 ( pukul 09.30 WIB )
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa RS Jiwa dr.Soeharto Heerdjan Jakarta Page 2
Allo Anamnesa : 11 Agustus 2012 ( pukul 07.00 WIB ) via telepon
A. Keluhan Utama Pasien sering bingung, bicara kacau dan keluar rumah tanpa pamit.
B. Riwayat Gangguan Sekarang Pasien dibawa ke RS Jiwa grogol oleh petugas dinas sosial pada tanggal 30 Juli 2012. Pasien mengaku bahwa dirinya adalah orang Jombang, Jawa Timur. Pasien mengaku datang ke Jakarta dibawa oleh saudaranya karena akan dipekerjakan di Rumah Anggota DPR yaitu Ruhut Sitompul. Menurut pengakuannya, pasien akan bekerja sebagai sekretaris dan akan dijadikan istri simpanan Ruhut Sitompul. Namun sesampainya pasien di Jakarta, pasien tidak bertemu dengan Ruhut Sitompul itu karena menurutnya Ruhut sedang pergi ke Medan. Karena tidak bertemu dengan Ruhut, pasien malahan di tangkap oleh aparat keamanan setempat dan di bawa oleh dinso ke RS Jiwa Grogol. Pasien juga mengatakan bahwa pasien tidak hanya ingin dijadikan istri Ruhut Sitompul saja tetapi pasien juga menginginkan dijadikan istri simpanan untuk semua anggota DPR agar pasien menjadi terkenal. Menurut pasien, dirinya selalu dalam keadaan senang dan memiliki semangat yang tinggi dalam menjalani kehidupan. Pasien tidak pernah merasa sedih. Pasien juga menuturkan bahwa dirinya suka terhadap hal-hal yang berbau sex. Dan dia pun mengakui bahwa dirinya sering melakukan hubungan sex dan bahkan ia mengaku bahwa sex adalah hobinya. Pasien juga mengaku pernah melakukan hubungan sexual dengan seorang dokter berinisial R saat pasien menjalani perawatan di RS Jiwa Surabaya tahun 2007. Hal itu dilakukan sebanyak tiga kali yang didasarkan atas suka sama suka. Menurutnya, dokter R sangat mencintai dirinya dan selalu mengejar-ngejar pasien. Selain itu, pasien juga sering pergi ke tempat hiburan malam bersama teman-temannya. Pasien menyangkal suka minum alkohol dan menggunakan obat-obatan terlarang.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa RS Jiwa dr.Soeharto Heerdjan Jakarta Page 3 Pasien tampak bersemangat, dan meluap-luap bila bercerita, pasien terkesan mengalihkan topik pertanyaan wawancara. Pasien merasa bahwa banyak sekali laki-laki yang suka padanya. Pasien juga mengaku pernah mendengar suara-suara namun tidak jelas suara apa dan pasien tidak bisa menjelaskannya. Untuk sekarang pasien sudah tidak merasa dirinya sakit atau memiliki gangguan. Pasie juga pernah mengaku bahwa dirinya pernah mencoba bunuh diri di sebuah gedung tinggi, dan pasien juga mengaku sering mendengar suara-suara yang menyuruh pasien untuk mati serta suara yang mengatakan bahwa pasien adalah tuhan, tetapi pasien tidak merasa bahwa dirinya adalah tuhan. Menurut keluarga, pasien sering tampak seperti orang yang kebingungan dan sering keluar dari rumah tanpa pamit. Keluarga juga membetulkan bahwa pasien memang sering keluar malam namun mereka tidak tahu pergi kemana karena pasien tidak pernah izin sebelumya pada keluarga terutama kakaknya.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya 1. Gangguan Psikiatri Tahun 2007 pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan kakaknya di Jombang. Sehari-hari pasien bekerja membantu ibunya membersihkan rumah setiap hari dan membantu membersihkan mushola. Pasien masuk pertama kali ke RS jiwa Surabaya pada tahun 2007 karena pada saat itu menurut pasien dia telah di perkosa oleh orang yang tidak dikenal saat akan pergi ke Bali. Setelah diperkosa pasien menjadi terlihat sering bingung, bicaranya kacau dan sering pergi keluar rumah tanpa izin orang tua ataupun kakaknya sehingga keluarga pasien merasa cemas akan keadaan pasien, sehingga pasien diantar oleh keluarganya ke RS Jiwa Surabaya. Tahun 2012 pasien terlihat bingung di jalanan, bicaranya kacau sehingga pasien dibawa oleh Dinso ke IGD RS Jiwa Soeharto Heerdjan.
2. Gangguan Medis Pasien tidak mempunyai kelainan bawaan, tidak pernah menderita sakit yang serius saat kecil. Pasien tidak pernah dirawat di Rumah Sakit dan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa RS Jiwa dr.Soeharto Heerdjan Jakarta Page 4 dioperasi sebelumnya. Tidak ada riwayat trauma kepala. Pasien juga tidak pernah mengalami panas tinggi dan kejang.
3. Gangguan Zat Psikoaktif Pasien tidak pernah mengkonsumsi rokok, alkohol ataupun obat-obatan terlarang. Pasien mengaku tidak pernah mengalami ketergantungan obat ataupun over dosis.
Riwayat Gangguan Sebelumnya
2007 2012
Erotomania (+) Halusinasi auditorik (+) Erotomania (+) Halusinasi auditorik (+) 2007 Pasien sering terlihat bingung Pasing sering keluar rumah tanpa izin keluarganya. Pasien sering bicara kacau Pasien sering mendengar suara-suara atau bisikan di telinganya yang tidak jelas asal dari suara tersebut. Pasien pernah mencoba bunuh diri Keluarga pasien membawa pasien ke RSJ Surabaya, dirawat kemudian menunjukkan perbaikan Setelah perawatan pasien jarang kontrol. 2012 Pasien terlihat bingung saat berjalan di jalanan Pasien pergi ke Jakarta tanpa izin keluarganya. Pasien sering bicara kacau Pasien sering mendengar suara-suara atau bisikan di telinganya yang tidak jelas asal dari suara tersebut. Pasien dibawa ke IGD RSJ Soeharto Heerdjan oleh Dinso kemudian dirawat
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa RS Jiwa dr.Soeharto Heerdjan Jakarta Page 5 D. Riwayat Pribadi Sebelum Sakit 1. Masa Prenatal dan Perinatal Selama kehamilan ibu pasien tidak pernah mengalami gangguan kesehatan. Pasien dilahirkan cukup bulan dengan persalinan spontan dan ditolong oleh bidan, pasien merupakan anak yang dikehendaki oleh ke dua orang tuanya. Tidak ada komplikasi persalinan, trauma lahir dan cacat bawaan.
2. Riwayat Perkembangan Kepribadian a. Masa Kanak-kanak Dini ( 0-3 tahun ) Pasien sejak kecil diasuh oleh orang tuanya dan mendapatkan ASI. Pasien tergolong anak yang sehat, dengan proses tumbuh kembang dan tingkah laku normal sesuai anak seusianya. Pasien tidak pernah mengalami kejang ataupun trauma pada kepala.
b. Masa Kanak-kanak Pertengahan ( 4-11 tahun ) Perkembangan fisik dan pertumbuhan pasien sesuai dengan usianya. Tidak terdapat gangguan pola tidur pada pasien. Pasien dikenal sebagai anak yang dapat bergaul dan suka bermain dengan teman sebayanya. Pada periode ini pasien dimasukkan sekolah pada usia 7 tahun dan tidak tampak ketakutan saat berada disekolah. Saat di bangku sekolah dasar, prestasi sekolah biasa- biasa saja. Pasien duduk di bangku sekolah dasar selama 6 tahun. Tidak ada keterlambatan perkembangan dalam hal menulis maupun membaca.
c. Masa Pubertas Hubungan Sosial Hubungan pasien dengan orang tua dan saudara-saudaranya baik. Masa pubertas dan dewasa pasien cukup baik dalam bersosialisasi, saat sekolah menengah utama.
Riwayat Pendidikan SD dan SMP
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa RS Jiwa dr.Soeharto Heerdjan Jakarta Page 6 Perkembangan Motorik dan Kognitif Dalam perkembangan fisik, pasien terlihat sesuai dengan usianya dan dalam perkembangan kognitifnya tidak terlihat ada gangguan (masih dalam batas normal), pasien tidak mengalami kesulitan dalam belajar saat SD, SMP
Gangguan Emosi dan Fisik Pasien tidak pernah terlibat dalam masalah kenakalan remaja.
Riwayat Hukum Pasien tidak pernah melakukan tindakan yang bertentangan dengan hukum.
Riwayat Agama/Religi Pasien mengikuti agama yang dianut oleh orang tua pasien. Pasien merupakan seorang muslim. Sebelum sakit jiwa, pasien jarang shalat dan membaca Alquran. Selama sakit, pasien masih jarang sholat dan membaca Alquran.
Riwayat Psikoseksual Pasien pernah mengalami pelecehan seksual dan pasien tidak mempunyai riwayat gangguan psikoseksual
d. Masa Dewasa Hubungan Sosial Hubungan sosial pasien dengan lingkungan rumah terjalin dengan baik. Pasien merupakan orang yang mudah bergaul, sering berbincang-bincang dengan tetangga.
Gangguan Emosi dan Fisik Pasien tampak bersemangat, selalu ingin mengajak ngobrol. Tidak terlihat raut muka sedih.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa RS Jiwa dr.Soeharto Heerdjan Jakarta Page 7 Riwayat Pekerjaan Pasien mengatakan pernah bekerja sebagai pembersih mushola
Riwayat Aktivitas Sosial Hubungan dengan tetangga dan lingkungan sekitar baik.
Riwayat Psikoseksual Pasien mengatakan tertarik pada laki-laki. Sering melakukan seks dengan orang lain salah satunya dengan dokter yang ada di RS jiwa Surabaya.
E. Riwayat Keluarga
Keterangan : = Laki-Laki
= Perempuan
= Pasien
Pasien adalah anak kedua dari dua bersaudara yang kehadirannya diharapkan. Pasien tinggal bersama kakaknya . Rumah tersebut adalah rumah milik keluarga pasien sendiri. Hubungan pasien dengan kakaknya baik. Di dalam keluarga pasien tidak ada anggota keluarga lainnya yang memiliki sakit seperti pasien.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa RS Jiwa dr.Soeharto Heerdjan Jakarta Page 8 F. Situasi Kehidupan Sosial Ekonomi Sekarang Pasien tinggal di rumah orang tuanya yang dihuni oleh 4 orang termasuk dirinya, ayah pasien, ibu pasien dan juga kakak pasien. Interaksi pasien dengan orang serumah cukup akrab. Biaya untuk kebutuhan sehari-hari pasien berasal dari orang tuanya dan kakaknya yang sudah bekerja. Kesan kondisi keluarga adalah keluarga kurang mampu.
G. PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN KEHIDUPANNYA Pasien menyangkal bahwa dirinya sakit.
III. STATUS MENTAL A. DESKRIPSI UMUM Kesadaran Neurologis : Compos Mentis Kesadaran Psikiatri : Tidak tampak terganggu ( perilaku, sikap dan gerak gerik tenang, tidak gelisah).
Tanda Vital Tekanan Darah : 120/80 mmHg Nadi : 80x/menit Suhu : 36,5 o C Pernafasan : 20 x/menit 1. Penampilan Pasien seorang perempuan berumur 20 tahun, tinggi badan 155 cm, berat badan 60 kg, berpenampilan tidak rapih dan tidak serasi, menggunakan celana bahan pendek berwarna merah muda dan baju kaos berwarna abu, tidak menggunakan alas kaki, berpostur tegak dengan gemuk, warna kulit sawo matang, rambut hitam sedikit tidak tertata dengan menggunakan kuncir pada kedua sisi. Pasien duduk dan kadang-kadang berdiri di hadapan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa RS Jiwa dr.Soeharto Heerdjan Jakarta Page 9 pewawancara dengan kontak mata dan konsentrasi cukup serta sedikit agresif dengan pewawancara laki-laki.
2. Perilaku dan Aktivitas Motorik Sebelum wawancara : pasien terlihat duduk di kursi panjang di bangsal sedang mengobrol dengan pasien lain. Selama wawancara : perilaku pasien saat diwawancarai kooperatif, duduk dengan tenang, tidak menunjukkan kegelisahan, tampak gembira, pasien lebih banyak berbicara dan mendominasi wawancara Setelah wawancara : pasien berdiri dan joget-joget memperagakan apabila pasien sedang di tempat hiburan malam sambil bernyanyi lagu Agnes Monica.
3. Sikap terhadap pemeriksa Pasien cukup kooperatif untuk menjawab pertanyaan yang diajukan ketika wawancara, menjawab sebagian besar pertanyaan. Kontak mata baik, mendominasi pembicaraan seolah-olah sedang mengajari dan memberi info kepada pemeriksa. Pasien menunjukkan rasa senang pada saat diajak berbicara dan sedikit agresif.
4. Pembicaraan Pasien berbicara spontan, banyak berbicara, respon normal, menjawab pertanyaan pewawancara tetapi terkadang pasien berbicara diluar pembicaraan dengan pewawancara. Volume pembicaraan keras , irama teratur, artikulasi jelas, intonasi jelas, kecepatan sedang, tidak ada gangguan bicara seperti afasia, disatria ataupun ekolalia.
B. AFEK DAN EKSPRESI AFEKTIF 1. Suasana Perasaan (mood) : hipertim 2. Ekspresi Afektif Arus : luas
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa RS Jiwa dr.Soeharto Heerdjan Jakarta Page 10 Keserasian : Serasi Stabilitas : Stabil
C. GANGGUAN PERSEPSI 1. Halusinasi a. Auditorik : ada b. Visual : tidak ada c. Olfaktorius : tidak ada d. Gustatorik : tidak ada e. Taktil : tidak ada 2. Ilusi : tidak ada 3. Depersonalisasi : tidak ada 4. Derealisasi : tidak ada
D. Fungsi Intelektual - Taraf pendidikan : Sesuai dengan tingkat pendidikan SMP - Pengetahuan Umum : Baik (mengetahui nama presiden Indonesia saat ini) - Kecerdasan : Rata-rata - Konsentrasi dan perhatian : Baik - Orientasi o Waktu : Baik (Pasien dapat menyebutkan hari, tanggal, bulan dan tahun saat itu dengan benar) o Tempat : Baik (Pasien dapat menyebutkan tempat sekarang dimana ia berada dan dirawat) o Orang : Baik ( pasien mengenali benar temannya dengan benar dan mengetahui sedang diwawancarai oleh dokter muda) o Situasi : Baik (Pasien mengetahui situasi sekitar, saat wawancara berlangsung) - Daya ingat o Jangka Panjang : Baik ( pasien dapat menyebutkan dimana ia bersekolah SD ).
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa RS Jiwa dr.Soeharto Heerdjan Jakarta Page 11 o Jangka Pendek : Baik ( pasien mengingat menu sarapan pagi hari ini ). o Segera : Baik (pasien mampu mengingat 3 nama benda yang baru saja disebutkan pemeriksa). - Pikiran abstrak : Kurang - Visuospasial : Baik (pasien dapat menggambarkan jam yang menunjukkan pukul 03.00 WIB). - Bakat dan kreativitas : Baik ( pasien bisa bernyanyi) - Kemampuan menolong diri : Baik
E. PROSES PIKIR 1. Produktivitas : kaya ide 2. Kontinuitas Blocking : tidak ada Asosiasi longgar : tidak ada Koheren : ada Inkoherensi : tidak ada Word salad : tidak ada Neologisme : tidak ada Flight of idea : ada Sirkumstansial : tidak ada Tangensial : tidak ada 3. Hendaya Bahasa : tidak ada
F. ISI PIKIRAN 1. Preokupasi : ada ( ingin menjadi sekretaris) 2. Gangguan Isi Pikiran - Waham : waham erotomania (merasa bahwa banyak yang suka pada dirinya) - Ideas of Reference : tidak ada - Thought echo : tidak ada - Thought broadcasting : tidak ada
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa RS Jiwa dr.Soeharto Heerdjan Jakarta Page 12 - Thought withdrawal : tidak ada - Thought insertion : tidak ada - Obsesi : tidak ada - Fobia : tidak ada
G. Pengendalian Impuls : Baik (saat pemeriksaan)
H. Daya Nilai 1. Penilaian Sosial : Cukup baik (selama dirawat, pasien mudah bersosialisasi dengan beberapa pasien yang lain ). 2. Uji Daya Nilai : Baik (Pasien mengetahui kalau mencuri itu perbuatan yang tidak baik ).
I. Reality Test Ability ( RTA ) : terganggu ( waham erotomania karena merasa banyak yang suka pada dirinya ).
J. TILIKAN Derajat I ( pasien menyangkal dirinya sakit )
K. TARAF DAPAT DIPERCAYA : dapat dipercaya
IV. STATUS FISIK A. Status Internus Keadaan Umum : Baik Kesadaran : compos mentis Tekanan Darah : 120/80 mmHg Nadi : 80 x/menit Pernafasan : 20 x/menit Suhu : afebris Kepala : normocephal Mata : t.a.k Mulut dan gigi : t.a.k. Leher : t.a.k
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa RS Jiwa dr.Soeharto Heerdjan Jakarta Page 13 Thoraks Cor : S1-S2 reg, M(-) G (-) Pulmo : Vesikuler kanan = kiri, Rh -/- wh -/- Abdomen : datar , timpani nyeri tekan (-) Ekstremitas : hangat, tidak edema ataupun sianosis .
B. Status Neurologis Tanda Rangsang Meningeal : tidak ada Motorik : Tonus : baik Turgor : baik Kekuatan : baik Koordinasi : baik
Refleks Fisiologis : normal Refleks Patologis : tidak ada
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG Tidak dilakukan.
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Pasien seorang wanita, berusia 20 tahun, berpenampilan fisik sesuai usianya, pstur tubuh tegap dan sedikit gemuk, berkulit sawo matang, berambut hitam pendek, ikal, pada saat wawancara pasien menggunakan kaos berwana pink dengan celana pendek berwarna pink dengan sandal hitam tidak bermerek. Setiap kali wawancara pasien mengenakan pakaian yang berbeda dan cukup rapih. Pasien duduk tenang di hadapan pewawancara dengan kontak mata dan konsentrasi yang cukup. Jawaban pasien konsisten tiap wawancara. Pasien datang ke RSJSH pertama kalinya, dibawa oleh Dinso karena pasien terlihat bingung saat berjalan di jalanan serta bicaranya kacau dan gelisah. Pasien mengatakan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa RS Jiwa dr.Soeharto Heerdjan Jakarta Page 14 bahwa dirinya ingin bertemu dengan anggota DPR yaitu Ruhut Sitompul dan ingin menjadi sekretaris sekaligus istri simpanannya. Tidak hanya itu pasien juga mengatakan bahwa ia ingin dijadikan sebagai istri simpanan seluruh anggota DPR agar pasien menjadi terkenal dan pasien merasa bahwa semua laki-laki akan menyukai dirinya. Keluarga pasien mengatakan bahwa mereka tidak tahu bahwa pasien pergi ke Jakarta, karena pasien tidak pamit terlebih dahulu. Keluarga pasien juga mengatakan pasien pernah diperkosa oleh seseorang yang tidak dikenal, setelah kejadian itu sikap pasien menjadi berubah. Pasien menjadi sering bingung, bicaranya kacau, sering keluar rumah tanpa pamit, pasien juga mengaku sering mendengar bisikan-bisikan yg tidak jelas dan tidak tahu siapa yang membisikkan. Pasien juga pernah mengaku mencoba bunuh diri. Oleh karena itu pada tahun 2007 keluarga pasien membawa pasien ke RSJ Surabaya. Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol, dan NAPZA. Dari pemeriksaan didapatkan : Kesadaran compos mentis, halusinasi auditorik, didapatkan erotomania diaman pasien merasa banyak yang suka pada dirinya, pasien juga mengalami gangguan proses piker berupa flight of ideas, dan mempunyai pikiran yang berulang ingin menjadi seorang sekretaris. Dan juga pasien menyangkal bahwa dirinya sakit.
VII. FORMULASI MULTIAKSIAL Pada pasien ini termasuk gangguan jiwa karena terdapat distress dan disfungsi, tetapi tidak termasuk gangguan mental organic karena tidak terdapat defisit neurologis.
Aksis I : Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi Fokus Perhatian Khusus
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan ke dalam : 1. Gangguan Psikotik, karena adanya hendaya dalam menilai realita yang dibuktikan dengan adanya : - Mood : Hipertim
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa RS Jiwa dr.Soeharto Heerdjan Jakarta Page 15 - Afek : Luas - Keserasian : Serasi - Gangguan isi pikir : Preokupasi, Waham Erotomania - Gangguan persepesi : Halusinasi Auditorik - Gangguan proses pikir : flight of ideas
Dari adanya gejala-gejala tersebut, merupakan tanda-tanda Reality Testing Ability (RTA) terganggu sesuai dengan gejala psikosis. Menurut DSM IV termasuk kedalam diagnosis Skizofrenia.
2. Gangguan jiwa ini termasuk Gangguan Mental Non Organik (GMNO), karena: o Tidak ada gangguan jiwa yang disebabkan oleh penyakit organic o Tidak ada gangguan kesadaran neurologic Berdasarkan DSM-IV kasus ini digolongkan ke dalam : 1. Dikategorikan Skizoafektif tipe manik, karena : Terdapat gejala skizofrenia dan gejala gangguan afektif berupa : Keyakinan palsu bahwa pasien akan dijadikan sekretaris dan istri simpanan anggota DPR Halusinasi auditorik , berupa suara-suara yang tidak diketahui darimana asalnya Terdapat erotomania, dimana pasien merasa dirinya akan selalu disukai Terdapat mood yang meningkat dan meluap-luap yang secara abnormal dan pasien lebih banyak berbicara. Terdapat flight of ideas Keterlibatan berlebihan pada aktivitas menyenangkan yang kemungkinan besar mempunyai akibat yang menyakitkan (berhubungan seksual yang tidak bijaksana) Distraktibilitas ( yaitu, perhatian sangata mudah dialihkan pada stimulus yang tidak penting atau tidak relevan )
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa RS Jiwa dr.Soeharto Heerdjan Jakarta Page 16 Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari zat ( misalnya, penyalahgunaan zat, pengobatan) atau suatu kondisi medis.
Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental tidak ada diagnosis
Aksis III : Kondisi Medis Umum Tidak ditemukan adanya gangguan organobiologi dan kelainan medik umum.
Aksis IV : Problem Psikososial dan Lingkungan masalah berkaitan dengan pekerjaan
Aksis V : Penilaian Fungsi secara Global GAF 70-61 ( beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik ). - Fungsi merawat diri : pasien mampu mengurus dirinya dan berpenampilan cukup rapi. - Fungsi pekerjaan : pasien saat ini tidak bekerja . - Fungsi sosial : pasien mampu bersosialisasi dengan lingkungannya.
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL Aksis I : Skizoafektif tipe manik Aksis II : Tidak ada diagnosis Aksis III : Tidak ditemukan Aksis IV : Masalah berkaitan dengan pekerjaan Aksis V : GAF 70 ( beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik ).
IX. DIAGNOSIS KERJA Skizoafektif tipe manik X. DIAGNOSIS BANDING Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa RS Jiwa dr.Soeharto Heerdjan Jakarta Page 17
XI. DAFTAR MASALAH 1. Problem organobiologik : tidak ada 2. Problem psikologis dan perilaku : waham erotomania 3. Problem keluarga : tidak ada
2. Psikoterapi Rencana psikoterapi ini dilakukan apabila pasien telah dapat diajak bekerja sama. Psikoterapi suportif Memberikan dukungan dan perhatian kepada pasien dalam menghadapi masalah serta memberikan dorongan agar pasien lebih terbuka terhadap orang lain akan masalah yang dihadapinya sehingga tidak membebani pikirannya sendiri, serta menanggapi masalah terlalu serius sehingga membuatnya tidak dapat atau mengalami kesulitan dalam menjalani hidup.
Psikoterapi kognitif Menerangkan kepada pasien tentang gejala gangguan kejiwaan yang dialaminya selama ini akibat caranya berpikir yang salah, mengatasi perasaan dan sikapnya terhadap masalah yang sedang dihadapi.
Psikoterapi religi Memberikan bimbingan ibadah keagamaan untuk menambah keimanannya kepada Allah SWT. Pasien dicoba untuk diarahkan menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama islam seperti menjalankan kewajiban sholat lima waktu, beruasa, membaca Al-Quran, berdzikir, dan selalu berdoa.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa RS Jiwa dr.Soeharto Heerdjan Jakarta Page 18 Psikoterapi keluarga Memberikan konseling kepada pihak keluarga agar melibatkan diri dalam pemulihan dengan selalu mendukung dan membantu segala upaya yang sedang diupayakan untuk kesembuhan pasien, membantu pasien dalam merawat dirinya sendir, serta menjadi pengawas pasien dalam minum obat dan kontrol agar tidak terjadi kekambuhan dan pasien dapat terkontrol.
XIII. PROGNOSIS Quo ad vitam : ad bonam Quo ad functionam : dubia ad bonam Quo ad sanactinam : dubia ad malam
Faktor yang memperingan : Riwayat sosial, seksual, dan pekerjaan pramorbid yang baik Adanya gejala gangguan mood Sistem pendukung yang baik
Faktor yang memperberat : Gangguan telah berlangsung lama Pasien tidak mengetahui dirinya sakit