Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makroskopik dan Mikroskopik Saluran
Pernafasan Bagian Atas ANATOMI MAKOSKOPIK Sistem Repiratorius adalah satu sistem dari proses pernafasan dimana terjadinya pertukaran gas (O2 dan CO2) pada tubuh ada 2 sistem. Dalam sistem respirasi terjadi proses sbb: ulai !aktu menarik nafas (inspirasi) " udara yang masuk hidung memba!a O 2 ditarik ke dalam saluran nafas intuk diteruskan ke paru#paru dan !aktu mengelurakan nafas (ekspirasi) udara yang memba!a CO2 didorong keluar dari paru#paru. Skematis $natomi dalam proses respirasi adalah sbb: %. &ada !aktu inspirasi udara masuk melalui kedua nares anterior " 'estibulum nasi " (a'um nasi " yang dibatasi oleh septum nasi. 2. )dara keluar dari (a'um nasi " nares posterior * (hoanae "masuk ke nasophaaryb+ ,. asuk ke laryngopharyn+ (epiglotis membuka aditus laryngis- pintu laryn+) " daerah laryn+ " tra(hea. .. asuk bron(hus primer " bron(hus sekunder " bron(hiolus segmentalis (tersier) " bro(hiulus terminalis " melalui bro(hiulus respiratorius " masuk organ paru " du(tus al'eolaris " al'eoli /. &ada al'eoli terjadi difusi pertukaran CO2 (yang diba!a a.pulmonalis) keluar paru dan O2 masuk ke dalam 'ena pulmonalis. 0. asuk atrium sinistra " 'entrikel sinistra " dipompakan melalui aorta as(endens " masuk sirkulasi sistemik " oksigen (O2) didistribusikan Anatomi !idung Organ hidung merupakan organ yang pertama berfungsi dalam saluran napas. 1erbentuk oleh tulang (os nasal)2 tulang ra!an ((artilago) dan otot. 3agian penting yang terdapat pada hidung adalah sbb: 4ares anterior * apertura nasalis anterior (lubang hidung) 5estebulum nasi bagian hidung " tempat muara nares anterior (batas epitel kulit dengan mu(osa hidung). 1erdapat silia yang kasar yang berfungsi sebagai saringan udara yang masuk !aktu inspirasi. Ca'um nasi (rongga)2 yakni bagian dalam rongga hidung yang berbentuk tero!ongan2 mulai dari nares anterior sampai ke nares posterior " keluar pada nares posterior yang dikenal dengan Choana " dilanjutkan ke daerah nasopharyn+ Dalam (a'um nasi terdapat (on(hae nasalis yaitu tonjolan yang terbentuk dari tulang tipis dan ditutupi mu(osa yang dapat mengeluarkan lendir. Dalam (a'um nasi ada, buah (on(ha nasalis yaitu: o Con(ha nasalis superior o Con(ha nasalis media o Con(ha nasalis inferior $da , buah saluran keluar(airan melalui hidung yaitu: o eatus nasalis superior (antara (on(ha nasalis superior dan media) o eatus nasalis media (antara (on(ha media dan inferior) o eatus nasalis inferior (antara (on(ha nasalis inferior dan donding atas ma+illa). Septum nasi (sekat)2 yakni sekat yang berasal dari tulang dan tulang ra!an serta jaringan mu(osa2 sbb: o Cartilago septi nasi o Os 5omer o 6amina parpendi(ularis os ethmoidalis &ada sudut mata medial terdapat hubungan hidung dan mata melalui 7du(tus nasola(rimalis7 tempat keluarnya air mata ke hidung melalui meatus inferior. &ada nasopharyn+ terdapat hubungan antara hidung dengan rongga telinga melalui O.&.1.$. (Osteum &haryngeum 1uba $uditi'a) yang dikenal dengan 8usta(hii. Dalam ilmu 191 pemeriksaan hidung ada 2 (ara sbb: %. Rhinos(opy anterior (langsumg meilhat (a'um nasi bagian depan serta isinya dengan 9ead 6amp) 2. Rhinos(opy posterior (melihat bagian belakang (a'um nasi dan oropharyn+ dengan pakai ka(a pembesar). &ada tulang neuro(ranium dan spla(hno(ranium terdapat rongga#rongga yang disebut dengan sinus. Sinus#sinus berhubungan dengan (a'um nasi dikenal dengan Sinus"sinus Paranasalis2 antara lain: %. Sinus sphenodalis2 mergeluarkan sekresinya melalu meatus superior 2. Sinus frontalis2 ke meatus media ,. Sinus ma+illaris ke meatus media .. Sinus ethmoidalis ke meatus superior dan media 3ila terdapat infeksi pada sinus dinamakan dengan: sinusitis yang sering terjadi pada komplikasi penderita infeksi rongga hidung dan sakit gigi (rhinitis (hronis) yaitu sinus ma+ilaris. &ersarafan hidung &ersarafan sensorik dan sekremotorik hidung: bagian depan dan atas (a'um nasi mendapat persarafan sensorik dari (abang ner'us opthalmi(us2 bagian lainnya termasuk mu(usa hidung dipersarafi oleh :gangglion sfenopalatinum;. Daerah nasopharyn+ dan (on(ha nasalis mendapat persarafan sensorik dari (abang :gangglion pterygopalatinum; Serabut#serabut ner'us olfa(toris (keluar dari (a'um (ranii melalui lamina (ribosa ethmoidalis) bukan untuk mensarafi hidung tapi untuk fungsional pen(iuman. 5askularisasi hidung &embuluh darah2 berasal dari Arteri (arotis e+terna dan interna ($. (arotis eksterna < interna). $. (arotis eksterna mensuplai darah ke hidung le!at $. maksilaris interna dan $. fasialis. Cabang terminal $. fasialis yaitu $. labialis superior2 mensuplai darah ke dasar hidung dan septum bagian anterior. Sedangkan $. maksilaris interna akan masuk fossa pterigomaksilaris dan kemudian membentuk 0 per(abangan arteri2 yaitu: posterior superior alveolar2 descending palatine2 infraorbital2 sphenopalatine2 pterygoid canal2 dan pharyngeal. $.des(ending palatine berjalan ke ba!ah melalui kanalis palatina mayor dan mensuplai darah ke dinding lateral hidung2 serta juga septum hidung bagian anterior le!at per(abangan ke foramen in(isi'us. $dapun $. sfenopalatin masuk hidung dekat area perlekatan posterior konka media untuk kemudian mensuplai dinding lateral hidung2 dan juga memberikan per(abangannya ke septum hidung anterior. $rteri (arotis interna memberikan kontribusi pada sistem 'askularisasi hidung2 terutama le!at (abangnya2 $. ophtalmi(us. (egantara2 =mam. 2>>?) #Ple$us kissel%a&h'2 (terbentuk dari: a. ethmoidalis anterior2 a. ethmoidalis posterior2 dan a. sphenopalatinum) yang mudah pe(ah oleh trauma-infeksi sehingga sering menjadi sumber epista+is (perdarahan hidung)2 terletak di bagian anterior tulang ra!an septum. Setiap (abang arteri yang mensuplai hidung ke area ini saling berhubungan membentuk anastomosis. Anatomi Phar(n$ &haryn+ adalah bagian dari traktus digesti'us dan traktus respiratorius yang terletak dibelakang (a'um nasi2 (a'um oris2 dan di belakang laryn+. erupakan saluran mus(ulomembranosus yang berbentuk keru(ut dengan basis diatas dan ape+ diba!ah. &haryn+ membentang dari basis (ranii (tuber(ulum pharyngeum) sampai setinggi (artilgo (ri(oid di bagian depan dan setinggi 5C 0 di bagian belakang. &haryn+ mempunyai panjang sekitar %22/ (m2 diameter trans'ersal dari lumen pharyn+ lebih besar daripada diameter antero#posterior lumen pharyn+. 3atas#batas dan hubungan pharyn+ : Cranial : (orpus os sphenoidalos dan pars basilaris os o((ipitalis. Caudal : lanjut ke esophagus 5entral : (hoanae menghubungkan ke (a'um nasi2 isthmus fau(ium menghubungkan dengan (a'um oris2 dan aditus laryngis menghubungkan dengan laryn+. Dorsal : fas(ia pre'ertebralis dan jaringan ikat longgar areolar dengan bagian (er'i(al dari (lumna 'ertebralis. 6ateral : pro(essus styloideus2 a. (arotis (omunis dan interna2 'ena jugularis interna2 ner'us glossopharyngeal2 'agus2 dan hypoglossal2 dan trunkus simpatikus2 dan di atas dengan bagian#bagian ke(il dari &terygoidei interni. 3erdasarkan letaknya pharyn+ dibagi menjadi , bagian: 4asopharyn+ (pars nasalis pharyngis) 3agian pharyn+ yang berada dibelakang (a'um nasi dan diatas palatum molle berfungsi sebagai tra(tus respiratorius sehingga dindingnya tidak kolaps. 4asopharyn+ dihubungkan dengan (a'um nasi oleh (hoanae. 4asopharyn+ berhubungan dengan oropharyn+ le!at isthmus pharyngeus. &ada dinding lateral nasopharyn+ terdapat ostium pharyngeum tubae auditi'a (O.&.1.$.). &ada atap dan dinding posterior terdapat tonsila pharyngea yang dapat mengalami pembesaran dikenal sebagai adenoid yang membuat buntu tra(tus respiratorius. Di samping O&1$ terdapat di depan lekukan yang disebut fosa Rosenmuller. Oropharyn+ (pars oralis pharyngis) ulai dari palatum mole ke tulang hyoid. =ni membuka ke bagian depan2 melalui isthmus fau(ium ke dalam mulut2 sementara di dinding lateral2 antara kedua lengkungan palatina2 terdapat tonsila palatina. 6aryngopharyn+ (pars laryngea pharyngis) Di depannya terdapat pintu masuk larny+2 yang digerakkan oleh epiglotis. Di ba!ah muara glotis bagian medial dan lateral terdapat ruangan yang disebut sinus piriformis yaitu di antara lipatan ariepiglotika dan (artilago thyroid. 6ebih ke ba!ah lagi terdapat otot#otot dari lamina (ri(oid dan di ba!ahnya terdapat muara esofagus. (@ray2 9enry2 %A%?B 3oeis2 et.al2 %AAC) Anatomi Larn($ Daerah dimulai dari aditus laryngis sampai batas ba!ah (artilagp (ri(oid. 6aryn+ merupakan bagian terba!ah dari saluran nafas bagian atas menyerupai limas :(a'um laryngis;2 bagian atas adalah :aditus laryngis; (pintu) lebih besar dari bagian ba!ah yaitu (artilago (ri(oid yang berbentuk lingkaran. Rangka dibentuk oleh: %. 1ulang2 yakni os.h(oid (% buah)2 yang: a. dapat diraba di daerah batas atas leher dengan batas ba!ah dagu b. terbentuk dari jaringan tulang2 seperti besi telapak kuda (. berfungsi tempat perlekatan otot mulut dan (artilago thryroid 2. 1ulang ra!an %. Cartilago thyroid (% buah) 1erletak di bagian depan dan dapat diraba tonjolan yang dikenal dengan #prominen)s lar(ngis' atau :jakun;2 lebih jelas pada laki#laki. elekat ke atas dengan os hyoid dan ke ba!ah dengan (artilago (ri(oid2 ke belakang dengan arytenoid Daringan ikat nya :membrana thyrohyoid; empunyai (ornu superior dan inferior &erdarahan dari a.thyroidea superior dan inferior 2. Cartilago arytenoid (2 buah) 1erletak posterior dari lamina (artilago thyroid dan di atas dari (artilago (ri(oid empunyai bentuk seperti burung penguin 3agian ujung (ape+) terdapat tulang ra!an ke(il (artilago (ornu(uluta dan (uneiforme (sepasang) Eedua arytenoid dihubungkan oleh m.arytenoideus tran'ersus ,. 8piglotis (% buah) 1ulang ra!an berbentuk sendok elekat di antara kedua (artilago arytenoid 3erfungsi membuka dan menutup aditus laryngis 3erhubungan dengan (artilago arytenoid melalu m.aryepigloti(a &ada !aktu biasa epiglotis terbuka2 tetapi pada !aktu menelan epiglotis menutup aditus laryngis supaya makanan tidak masuk ke laryn+ Cartilago (rio(oid 3atas ba!ah (artilago thyroid (daerah laryn+) 3erhubungan dengan thyroid debgan ligamentum (ri(othyroid dan m2(ri(othyroid medial lateral 3atas ba!ah adalah (in(i pertama tra(hea 3erhubungan dengan (artilago arytenoid dengan otot m.(ri(oarytenoideus posterior dan lateralis $natomi 6aryn+ Di dalam &a*um lar(ngis2 terdapat: %. &li(a 'o(alis : pita suara asli 3idang antara pli(a 'o(alis kiri dan kana disebut dengan :rima glotis;2 sedangkan antara kedua pli(a 'entri(ularis disebut :pli&a *entri&uli; &ada rima glotis terdapat m.'o(alis2 m.(ri(oarytenoideus posterior2 dan di sampingnya m.thyroarytenoideus. Salah satu fungsi dari laryn+ : membantu respirasi dengan mengatur besar ke(ilnya rima glotis. 3ila m. Cri(oarytenoideus berkontraksi menyebabkan prosesus (artilago arytenoid bergerak ke lateral sehingga rima glotis terbuka yang disebut a%duksi pli&a *o&alis sedangakan sebaliknya bila m.(ri(oarytenoideus posterior relaksasi terjadi adduksi pli&a *o&alis dan rima glotis menutup udara tidak bisa masuk. 2. &li(a 'entri(ularis : pita suara palsu Otot#otot larny+ Otot e+ternal laryn+ yang membantu pergerakan laryn+ adalah: Otot#otot suprahyoid " menarik laryn+ ke ba!a (m.digastri(us2 m.geniohyoideus2 dan m.mylohyoideus) Otot#otot infrahyoid " menarik laryn+ ke atas (m.sternohyodeus2 m.omohyoideus2 m.thyrohyodeus) Otot internal laryn+: .(ry(oarytenoideus posterior dikenal debagai #safet( of mus&le lar(n$'2 berfungsi untuk membuka kedua pita suara2 kalau ada gangguan pada fungsi otot tsb dapat menyebabkan orang bisa ter(ekik dan bisa mati2 karena rima glotis tertutup2 misal trauma pada ner'us 'agus yang mensyarafi otot#otot laryn+. .(ry(oarytenoideus lateralis untuk menutup rima glotis. .arytenoideus trans'ersus dan arytenoideus obliF .'o(alis .aryepigloti(a &ersarafan daerah laryn+ 3erasal dari serabut#serabut ner'us (ranialis ke %> ('n.'agus) dengan (abang#(abang ke laryn+ sebagai n.laryngis superior dan n.re((urent (n.laryngis inferior). ANATOMI MIKOSKOPIK Sistem pernapasan merupakan sistem yang berfungsi untuk mengabsorbsi oksigen dan mengeluarkan karbondioksida dalam tubuh yang bertujuan untuk mempertahankan homeostasis. Gungsi ini disebut sebagai respirasi. Sistem pernapasan dimulai dari rongga hidung-mulut hingga ke al'eolus2 di mana pada al'eolus terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida dengan pembuluh darah. Sistem pernapasan biasanya dibagi menjadi 2 daerah utama: %. 3agian konduksi2 meliputi rongga hidung2 nasofaring2 laring2 trakea2 bronkus2 bronkiolus dan bronkiolus terminalis 2. 3agian respirasi2 meliputi bronkiolus respiratorius2 duktus al'eolaris dan al'eolus. saluran pernapasan2 se(ara umum dibagi menjadi pars konduksi dan pars respirasi Sebagian besar bagian konduksi dilapisi epitel respirasi2 yaitu epitel %ertingkat silindris %ersilia dengan sel go%let. Dengan menggunakan mikroskop elektron dapat dilihat ada / ma(am sel epitel respirasi yaitu sel silindris bersilia2 sel goblet mukosa2 sel sikat (brush (ells)2 sel basal2 dan sel granul ke(il. epitel respiratorik2 berupa epitel bertingkat silindris bersilia dengan sel goblet ongga hidung Rongga hidung terdiri atas 'estibulum dan fosa nasalis. &ada 'estibulum di sekitar nares terdapat kelenjar sebasea dan 'ibrisa (bulu hidung). 8pitel di dalam 'estibulum merupakan epitel respirasi sebelum memasuki fosa nasalis. &ada fosa nasalis ((a'um nasi) yang dibagi dua oleh septum nasi pada garis medial2 terdapat konka (superior2 media2 inferior) pada masing#masing dinding lateralnya. Eonka media dan inferior ditutupi oleh epitel respirasi2 sedangkan konka superior ditutupi oleh epitel olfaktorius yang khusus untuk fungsi menghidu-membaui. 8pitel olfaktorius tersebut terdiri atas sel pen(okong+sel sustentakuler, sel olfaktorius (neuron bipolar dengan dendrit yang melebar di permukaan epitel olfaktorius dan bersilia2 berfungsi sebagai reseptor dan memiliki akson yang bersinaps dengan neuron olfaktorius otak)2 sel %asal (berbentuk piramid) dan kelenjar Bo-man pada lamina propria. Eelenjar 3o!man menghasilkan sekret yang membersihkan silia sel olfaktorius sehingga memudahkan akses neuron untuk membaui Hat#Hat. $danya 'ibrisa2 konka dan 'askularisasi yang khas pada rongga hidung membuat setiap udara yang masuk mengalami pembersihan2 pelembapan dan penghangatan sebelum masuk lebih jauh. epitel olfaktori2 khas pada konka superior Sinus paranasalis 1erdiri atas sinus frontalis2 sinus maksilaris2 sinus ethmoidales dan sinus sphenoid2 semuanya berhubungan langsung dengan rongga hidung. Sinus#sinus tersebut dilapisi oleh epitel respirasi (ang le%ih tipis dan mengandung sel go%let yang lebih sedikit serta lamina propria yang mengandung sedikit kelenjar ke&il penghasil mukus yang menyatu dengan periosteum. $kti'itas silia mendorong mukus ke rongga hidung. .aring 4asofaring dilapisi oleh epitel respirasi pada bagian yang berkontak dengan palatum mole2 sedangkan orofaring dilapisi epitel tipe skuamosa+gepeng. Laring 6aring merupakan bagian yang menghubungkan faring dengan trakea. Pada lamina propria laring terdapat tulang ra-an hialin dan elastin yang berfungsi sebagai katup yang men(egah masuknya makanan dan sebagai alat penghasil suara pada fungsi fonasi. 8piglotis merupakan juluran dari tepian laring2 meluas ke faring dan memiliki permukaan lingual dan laringeal. 3agian lingual dan apikal epiglotis ditutupi oleh epitel gepeng %erlapis2 sedangkan permukaan laringeal ditutupi oleh epitel respirasi %ertingkat %ersilindris %ersilia. Di ba!ah epitel terdapat kelenjar (ampuran mukosa dan serosa. Di ba!ah epiglotis2 mukosanya membentuk dua lipatan yang meluas ke dalam lumen laring: pasangan lipatan atas membentuk pita suara palsu /plika *esti%ularis0 yang terdiri dari epitel respirasi dan kelenjar serosa2 serta di lipatan ba!ah membentuk pita suara sejati yang terdiri dari epitel berlapis gepeng2 ligamentum 'okalis (serat elastin) dan muskulus 'okalis (otot rangka). Otot muskulus 'okalis akan membantu terbentuknya suara dengan frekuensi yang berbeda#beda. epitel epiglotis2 pada pars lingual berupa epitel gepeng berlapis dan para pars laringeal berupa epitel respiratori L.O.1. Memahami dan Menjelaskan .isiologi Pernapasan Se&ara 2mum 8nergi gerak manusia diperoleh dari metabolisme energi dalam sel otot2 yang dalam prosesnya sangat membutuhkan oksigen (O 2 ) yang didapatkan dari pernapasan. &ernapasan merupakan konsekuensi sistem kerja organ tubuh manusia ketika hidup dan berakti'itas untuk saling mendukung dan berkoordinasi dengan organ fisiologis yang lainnya. .ungsi Pernapasan. Gungsi pokok sistim pernapasan adalah mendapatkan O 2 agar dapat digunakan oleh sel#sel tubuh dan mengeluarkan karbondioksida (CO 2 ) dari yang dihasilkan oleh sel tubuh yang merupakan limbah metabolisme energi. Organ Pernapasan Organ utamanya meliputi: 9idung (nares anterior)B Garing (nasofaring2 orofaring dan laringofaring)B 6aringB 1rakea (batang tenggorok)B 3ronkusB dan &aru (&ulmonum). Mekanisme dan 3enis Pernapasan. Di dalam paru terdapat kurang lebih ,>> juta al'eoli2 dan di al'eolus terjadi proses pertukaran O 2 dari udara (dari al'eolus dilepas ke kapiler pulmonal2 diterima 'ena pulmonal2 dan selanjutnya 9b O 2 diba!a ke jantung untuk dipompa keseluruh tubuh le!at pembuluh nadi arteri)B sedangkan karbondioksida (CO 2 ) salah satu limbah metabolisme (dilepas oleh sel diangkut melalui aliran darah pada 'ena diba!a ke jantung2 kemudian melalui arteri pulmonal diba!a ke paru dan CO 2 dilepaskan ke al'eoli)2 selanjutnya dinapas keluarkan melalui hidung. Mekanisme respirasi normal+istirahat4 5. Proses inspirasi rangsangan otomatis datang dari pusat pernafasan dorsal medula oblongata. Sinyal diba!a n. splenknikus ke diafragma diafragma berkontraksi " perluasan 'olume thorak < paru I penurunan tekanan intra thorak " udara atmosfer mengalir masuk ke paru 1. Proses ekspirasi rangsang dari pusat pernafasan dorsal di medula oblongata dihentikan oleh pusat pneumotaksik di medula oblongata sinyal terhenti diafragma relaksasi rongga thorak menyempit tekanan naik udara keluar. $dapun komposisi udara inspirasi dan ekspirasi dalam respirasi adalah sebagai berikut: 1abel %: &erbandingan gas inspirasi dan ekspirasi 4itrogen (4 2 ) Oksigen (O 2 ) Earbondiksida (CO 2 ) )dara inspirasi CA J 2> J >2. J )dara ekspirasi CA J %0 J . J 1erjadinya proses pernapasan dada adalah menggunakan gerakan otot#otot antar tulang rusuk. Rongga dada membesar karena tulang dada dan rusuk terangkat akibat kontraksi otot# ototnya. Eetika paru mengembang2 'olume membesar dan tekanan udaranya lebih ke(il daripada tekanan udara luarnya. Sedangkan pernapasan perut adalah pernapasan yang menggunakan otot diafragma. Otot#otot sekat rongga dada berkonstraksi sehingga diafragma yang semula (embung menjadi agak rata2 sehingga paru mengembang kea rah perut (abdomen). ekanisme pernapasan mengikuti terti% hukum Bo(le / P 5 . 6 5 7 P 1 . 6 1 0, udara mengalir dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah, sehingga udara masuk ke dalam paru. Ke&epatan dan Kontrol Pernapasan. Ee(epatan pernapasan dikendalikan se(ara kimia!i2 ketika O 2 dari udara (dari al'eolus dari dilepas ke kapiler pulmonal2 diterima 'ena pulmonalB dan CO 2 dilepaskan ke al'eoli2 proses keduanya melalui difusi). Dan dikendalikan oleh saraf (didalam medulla oblongata2 ketika medapat rangsangan akan mengeluarkan impuls yang dirambatkan oleh saraf spinalis ke otot pernapasan2 yakni otot diafragma dan otot inerkostalis dengan intensitas konstarksi rata#rata %. kali per menit.). Peru%ahan dalam Pernapasan. Dalam keadaan normal2 paru mengandung sekitar 2 sampai 22/ liter udara selama siklus respirasi2 tetapi dapat diisi sampai /2/ liter atau dikosongkan sampai tersisa % liter. $lat untuk mengukur besarnya udara inspirasi dan ekspirasi adalah Spirometer. 1erdapat berbagai jenis perubahan 'olume dalam proses respirasi2 yakni: 1. 6olume Tidal /T60, adalah 'olume udara yang masuk atau keluar dari hidung se!aktu bernapas dalam keadaan istirahat2 sebanyak />> C(. 2. 6olume 8adangan ekspirasi /Suplemen0, yaitu 'olume udara ekspirasi yang masih dapat dikeluarkan setelah ekspirasi normal (tidal)2 kira#kira %2/> C(. 3. 6olume &adangan inspirasi /komplemen02 yaitu 'olume udara inspirasi yang masih dapat dihirup setelah inspirasi normal (tidal)2 adalah ,>>> C(. 4. Kapasitas 6ital /K602 yaitu sejumlah Volume Suplemen 9 Volume Tidal 9 Volume Komplemen; atau sama dengan Volume Udara Maksimal yang dapat dikeluarkan dalam sekali ekspirasi setelah inspirasi maksimal; 'olumenya .C/> C(. 5. 6olume esidual /60, nilai rata#ratanya *51:: 8&0. Kalaupun dilakukan ekspirasi sangat maksimal2 selalu terdapat sisa udara dalam paru yang tidak dapat dikeluarkan dengan ekspirasi biasa. =ni disebut Volume Residu. 6. 6entilasi semenit, adalah seberapa banyak udara yang dihirup atau dihembuskan (tidak kedua#duanya) dalam !aktu satu menit2 selanjutnya yang digunakan sebagai ukuran adalah udara yang dikeluarkan /6olume ;kspirasi 7 6;0. Dumlah ini dapat ditentukan dengan mengetahui: %). 5olume 1idal (51)2 yaitu berapa banyak jumlah udara yang dihirup dan dikeluarkan setiap daur pernapasanB dan 2). Grekuensi bernapas2 yaitu berapa kali bernapas dalam satu menit. Pusat Pernafasan :&usat pernapasan; berada di sebelah bilateral medula oblongata dan pons. Daerah ini dibagi menjadi , kelompok neuron utama : (%) kelompok pernapasan dorsal2 di bagian dorsal medula yang terutama menyebabkan inspirasi2 (2) kelompok pernapasan 'entral2 terletak di 'entromedial medula2 (,) pusat pneumotaksik2 di seblah dorsal bagian superior pons2 yang membantu mengatur ke(epatan dan pola bernapas. (=rianto2 E2 2>>.B Sher!ood2 2>>%B @anong KG2 2>>,B @uyton $C and 9all D82 2>>>)
L.O.<. Memahami dan Menjelaskan initis Alergika P;N=;TIAN Rinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi dengan alergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan alergen spesifik tersebut ('on &irFuet2 %A?0). enurut K9O $R=$ ($llergi( Rhinitis and its =mpa(t on $sthma) tahun 2>>%2 rinitis alergi adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin#bersin2 rinore2 rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh =g8. ;TIOLO=I Rinitis alergi melibatkan interaksi antara lingkungan dengan predisposisi genetik dalam perkembangan penyakitnya. Gaktor genetik dan herediter sangat berperan pada ekspresi rinitis alergi ($dams2 3oies2 9igler2 %AAC). &enyebab rinitis alergi tersering adalah alergen inhalan pada de!asa dan ingestan pada anak#anak. &ada anak#anak sering disertai gejala alergi lain2 seperti urtikaria dan gangguan pen(ernaan. &enyebab rinitis alergi dapat berbeda tergantung dari klasifikasi. 3eberapa pasien sensitif terhadap beberapa alergen. $lergen yang menyebabkan rinitis alergi musiman biasanya berupa serbuk sari atau jamur. Rinitis alergi perenial (sepanjang tahun) diantaranya debu tungau2 terdapat dua spesies utama tungau yaitu Dermatophagoides farinae dan Dermatophagoides pteronyssinus2 jamur2 binatang peliharaan seperti ke(oa dan binatang pengerat. Gaktor resiko untuk terpaparnya debu tungau biasanya karpet serta sprai tempat tidur2 suhu yang tinggi2 dan faktor kelembaban udara. Eelembaban yang tinggi merupakan faktor resiko untuk untuk tumbuhnya jamur. 3erbagai pemi(u yang bisa berperan dan memperberat adalah beberapa faktor nonspesifik diantaranya asap rokok2 polusi udara2 bau aroma yang kuat atau merangsang dan perubahan (ua(a (3e(ker2 %AA.). 3erdasarkan (ara masuknya allergen dibagi atas: $lergen =nhalan2 yang masuk bersama dengan udara pernafasan2 misalnya debu rumah2 tungau2 serpihan epitel dari bulu binatang serta jamur. $lergen =ngestan2 yang masuk ke saluran (erna2 berupa makanan2 misalnya susu2 telur2 (oklat2 ikan dan udang. $lergen =njektan2 yang masuk melalui suntikan atau tusukan2 misalnya penisilin atau sengatan lebah. $lergen Eontaktan2 yang masuk melalui kontak dengan kulit atau jaringan mukosa2 misalnya bahan kosmetik atau perhiasan (Eaplan2 2>>,). KLASI.IKASI Dahulu rinitis alergi dibedakan dalam 2 ma(am berdasarkan sifat berlangsungnya2 yaitu: %. Rinitis alergi musiman (seasonal2 hay fe'er2 polinosis) 2. Rinitis alergi sepanjang tahun (perenial) @ejala keduanya hampir sama2 hanya berbeda dalam sifat berlangsungnya. Saat ini digunakan klasifikasi rinitis alergi berdasarkan rekomendasi dari K9O =niati'e $R=$ ($llergi( Rhinitis and its =mpa(t on $sthma) tahun 2>>>2 yaitu berdasarkan sifat berlangsungnya dibagi menjadi: %. =ntermiten (kadang#kadang): bila gejala kurang dari . hari-minggu atau kurang dari . minggu. 2. &ersisten-menetap bila gejala lebih dari . hari-minggu dan atau lebih dari . minggu. Sedangkan untuk tingkat berat ringannya penyakit2 rinitis alergi dibagi menjadi: %. Ringan2 bila tidak ditemukan gangguan tidur2 gangguan aktifitas harian2 bersantai2 berolahraga2 belajar2 bekerja dan hal#hal lain yang mengganggu. 2. Sedang atau berat bila terdapat satu atau lebih dari gangguan tersebut diatas (3ousFuet et al2 2>>%). PATO.ISIOLO=I @ejala rinitis alergika dapat di(etuskan oleh beberapa faktor : $lergen $lergen hirupan merupakan alergen terbanyak penyebab serangan gejala rinitis alergika. 1ungau debu rumah2 bulu he!an2 dan tepung sari merupakan alergen hirupan utama penyebab rinitis alergika dengan bertambahnya usia2 sedang pada bayi dan balita2 makanan masih merupakan penyebab yang penting. &olutan Gakta epidemiologi menunjukkan bah!a polutan memperberat rinitis. &olusi dalam ruangan terutama gas dan asap rokok2 sedangkan polutan di luar termasuk gas buang disel2 karbon oksida2 nitrogen2 dan sulfur dioksida. ekanisme terjadinya rinitis oleh polutan akhir#akhir ini telah diketahui lebih jelas. $spirin $spirin dan obat anti inflamasi non steroid dapat men(etuskan rinitis alergika pada penderita tertentu. Rinitis alergi merupakan suatu penyakit inflamasi yang dia!ali dengan tahap sensitisasi dan diikuti dengan reaksi alergi. Reaksi alergi terdiri dari 2 fase yaitu immediate phase allergi( rea(tion atau reaksi alergi fase (epat (R$GC) yang berlangsung sejak kontak dengan alergen sampai % jam setelahnya dan late phase allergi( rea(tion atau reaksi alergi fase lambat (R$G6) yang berlangsung 2#. jam dengan pun(ak 0#? jam (fase hiperreakti'itas) setelah pemaparan dan dapat berlangsung 2.#.? jam. &atofisiologi $lergi (Rinitis2 8(Hema2 $sma) &aparan $lergen &ertama Dan Selanjutnya (3enjamini2 Coi(o2 Sunshine2 2>>>) &ada kontak pertama dengan alergen atau tahap sensitisasi2 makrofag atau monosit yang berperan sebagai sel penyaji ($ntigen &resenting Cell-$&C) akan menangkap alergen yang menempel di permukaan mukosa hidung. Setelah diproses2 antigen akan membentuk fragmen pendek peptide dan bergabung dengan molekul 96$ kelas == membentuk komplek peptide 9C kelas == (ajor 9isto(ompatibility Comple+) yang kemudian dipresentasikan pada sel 1 helper (1h>). Eemudian sel penyaji akan melepas sitokin seperti interleukin % (=6#%) yang akan mengaktifkan 1h> untuk berproliferasi menjadi 1h% dan 1h2. 1h2 akan menghasilkan berbagai sitokin seperti =6#,2 =6#.2 =6#/2 dan =6#%,. =6#. dan =6#%, dapat diikat oleh reseptornya di permukaan sel limfosit 32 sehingga sel limfosit 3 menjadi aktif dan akan memproduksi imunoglobulin 8 (=g8). =g8 di sirkulasi darah akan masuk ke jaringan dan diikat oleh reseptor =g8 di permukaan sel mastosit atau basofil (sel mediator) sehingga kedua sel ini menjadi aktif. &roses ini disebut sensitisasi yang menghasilkan sel mediator yang tersensitisasi. 3ila mukosa yang sudah tersensitisasi terpapar alergen yang sama2 maka kedua rantai =g8 akan mengikat alergen spesifik dan terjadi degranulasi (pe(ahnya dinding sel) mastosit dan basofil dengan akibat terlepasnya mediator kimia yang sudah terbentuk (&erformed ediators) terutama histamin. Selain histamin juga dikeluarkan 4e!ly Gormed ediators antara lain prostaglandin D2 (&@D2)2 6eukotrien D. (61 D.)2 6eukotrien C. (61 C.)2 bradikinin2 &latelet $(ti'ating Ga(tor (&$G)2 berbagai sitokin (=6#,2 =6#.2 =6#/2 =6#02 @#CSG (@ranulo(yte a(rophage Colony Stimulating Ga(tor) dan lain#lain. =nilah yang disebut sebagai Reaksi $lergi Gase Cepat (R$GC). 9istamin akan merangsang reseptor 9% pada ujung saraf 'idianus sehingga menimbulkan rasa gatal pada hidung dan bersin#bersin. 9istamin juga akan menyebabkan kelenjar mukosa dan sel goblet mengalami hipersekresi dan permeabilitas kapiler meningkat sehingga terjadi rinore. @ejala lain adalah hidung tersumbat akibat 'asodilatasi sinusoid. Selain histamin merangsang ujung saraf 5idianus2 juga menyebabkan rangsangan pada mukosa hidung sehingga terjadi pengeluaran =nter Cellular $dhesion ole(ule % (=C$%). &ada R$GC2 sel mastosit juga akan melepaskan molekul kemotaktik yang menyebabkan akumulasi sel eosinofil dan netrofil di jaringan target. Respons ini tidak berhent i sampai disini saja2 tetapi gejala akan berlanjut dan men(apai pun(ak 0#? jam setelah pemaparan. &ada R$G6 ini ditandai dengan penambahan jenis dan jumlah sel inflamasi seperti eosinofil2 limfosit2 netrofil2 basofil dan mastosit di mukosa hidung serta peningkatan sitokin seperti =6#,2 =6#.2 =6#/ dan @ranulo(yte a(rophag Colony Stimulating Ga(tor (@#CSG) dan =C$% pada sekret hidung. 1imbulnya gejala hiperaktif atau hiperresponsif hidung adalah akibat peranan eosinofil dengan mediator inflamasi dari granulnya seperti 8osinophili( Cationi( &rotein (8C&)2 8osiniphili( Deri'ed &rotein (8D&)2 ajor 3asi( &rotein (3&)2 dan 8osinophili( &ero+idase (8&O). &ada fase ini2 selain faktor spesifik (alergen)2 iritasi oleh faktor non spesifik dapat memperberat gejala seperti asap rokok2 bau yang merangsang2 perubahan (ua(a dan kelembaban udara yang tinggi (=ra!ati2 Easakayan2 Rusmono2 2>>?). Se(ara mikroskopik tampak adanya dilatasi pembuluh ('as(ular bad) dengan pembesaran sel goblet dan sel pembentuk mukus. 1erdapat juga pembesaran ruang interseluler dan penebalan membran basal2 serta ditemukan infiltrasi sel#sel eosinofil pada jaringan mukosa dan submukosa hidung. @ambaran yang ditemukan terdapat pada saat serangan. Diluar keadaan serangan2 mukosa kembali normal. $kan tetapi serangan dapat terjadi terus#menerus (persisten) sepanjang tahun2 sehingga lama kelamaan terjadi perubahan yang ire'ersibel2 yaitu terjadi proliferasi jaringan ikat dan hiperplasia mukosa2 sehingga tampak mukosa hidung menebal. Dengan masuknya antigen asing ke dalam tubuh terjadi reaksi yang se(ara garis besar terdiri dari: %. Respon primer 1erjadi proses eliminasi dan fagositosis antigen ($g). Reaksi ini bersifat non spesifik dan dapat berakhir sampai disini. 3ila $g tidak berhasil seluruhnya dihilangkan2 reaksi berlanjut menjadi respon sekunder. 2. Respon sekunder Reaksi yang terjadi bersifat spesifik2 yang mempunyai tiga kemungkinan ialah sistem imunitas seluler atau humoral atau keduanya dibangkitkan. 3ila $g berhasil dieliminasi pada tahap ini2 reaksi selesai. 3ila $g masih ada2 atau memang sudah ada defek dari sistem imunologik2 maka reaksi berlanjut menjadi respon tersier. ,. Respon tersier Reaksi imunologik yang terjadi tidak menguntungkan tubuh. Reaksi ini dapat bersifat sementara atau menetap2 tergantung dari daya eliminasi $g oleh tubuh. @ell dan Coombs mengklasifikasikan reaksi ini atas . tipe2 yaitu tipe %2 atau reaksi anafilaksis (immediate hypersensiti'ity)2 tipe 2 atau reaksi sitotoksik2 tipe , atau reaksi kompleks imun dan tipe . atau reaksi tuber(ulin (delayed hypersensiti'ity). anifestasi klinis kerusakan jaringan yang banyak dijumpai di bidang 191 adalah tipe %2 yaitu rinitis alergi (=ra!ati2 Easakayan2 Rusmono2 2>>?).
MANI.;STASI KLINIS @ejala rinitis alergi yang khas ialah terdapatnya serangan bersin berulang. Sebetulnya bersin merupakan gejala yang normal2 terutama pada pagi hari atau bila terdapat kontak dengan sejumlah besar debu. 9al ini merupakan mekanisme fisiologik2 yaitu proses membersihkan sendiri (self (leaning pro(ess). 3ersin dianggap patologik2 bila terjadinya lebih dari / kali setiap serangan2 sebagai akibat dilepaskannya histamin. Disebut juga sebagai bersin patologis (Soepardi2 =skandar2 2>>.). @ejala lain ialah keluar ingus (rinore) yang en(er dan banyak2 hidung tersumbat2 hidung dan mata gatal2 yang kadang#kadang disertai dengan banyak air mata keluar (lakrimasi). 1anda#tanda alergi juga terlihat di hidung2 mata2 telinga2 faring atau laring. 1anda hidung termasuk lipatan hidung melintang L garis hitam melintang pada tengah punggung hidung akibat sering menggosok hidung ke atas menirukan pemberian hormat (allergi( salute)2 pu(at dan edema mukosa hidung yang dapat mun(ul kebiruan. 6ubang hidung bengkak. Disertai dengan sekret mukoid atau (air. 1anda di mata termasuk edema kelopak mata2 kongesti konjungti'a2 lingkar hitam diba!ah mata (allergi( shiner). 1anda pada telinga termasuk retraksi membran timpani atau otitis media serosa sebagai hasil dari hambatan tuba eusta(hii. 1anda faringeal termasuk faringitis granuler akibat hiperplasia submukosa jaringan limfoid. 1anda laringeal termasuk suara serak dan edema pita suara (3ousFuet2 Cau!enberge2 Ehaltae'2 $R=$ Korkshop @roup. K9O2 2>>%). @ejala lain yang tidak khas dapat berupa: batuk2 sakit kepala2 masalah pen(iuman2 mengi2 penekanan pada sinus dan nyeri !ajah2 post nasal drip. 3eberapa orang juga mengalami lemah dan lesu2 mudah marah2 kehilangan nafsu makan dan sulit tidur (9armadji2 %AA,).
>IA=NOSIS %. $namnesis $namnesis sangat penting2 karena sering kali serangan tidak terjadi dihadapan pemeriksa. 9ampir />J diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis saja. @ejala rinitis alergi yang khas ialah terdapatnya serangan bersin berulang. @ejala lain ialah keluar hingus (rinore) yang en(er dan banyak2 hidung tersumbat2 hidung dan mata gatal2 yang kadang#kadang disertai dengan banyak air mata keluar (lakr imasi). Eadang#kadang keluhan hidung tersumbat merupakan keluhan utama atau satu#satunya gejala yang diutarakan oleh pasien (=ra!ati2 Easakayan2 Rusmono2 2>>?). &erlu ditanyakan pola gejala (hilang timbul2 menetap) beserta onset dan keparahannya2 identifikasi faktor predisposisi karena faktor genetik dan herediter sangat berperan pada ekspresi rinit is alergi2 respon terhadap pengobatan2 kondisi lingkungan dan pekerjaan. Rinitis alergi dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis2 bila terdapat 2 atau lebih gejala seperti bersin#bersin lebih / kali setiap serangan2 hidung dan mata gatal2 ingus en(er lebih dari satu jam2 hidung tersumbat2 dan mata merah serta berair maka dinyatakan positif (Rusmono2 Easakayan2 %AA>). 2. &emeriksaan Gisik &ada muka biasanya didapatkan garis Dennie#organ dan allergi( shinner2 yaitu bayangan gelap di daerah ba!ah mata karena stasis 'ena sekunder akibat obstruksi hidung (=ra!ati2 2>>2). Selain itu2 dapat ditemukan juga allergi( (rease yaitu berupa garis melintang pada dorsum nasi bagian sepertiga ba!ah. @aris ini timbul akibat hidung yang sering digosok#gosok oleh punggung tangan (allergi( salute). &ada pemeriksaan rinoskopi ditemukan mukosa hidung basah2 ber!arna pu(at atau li'id dengan konka edema dan sekret yang en(er dan banyak. &erlu juga dilihat adanya kelainan septum atau polip hidung yang dapat memperberat gejala hidung tersumbat. Selain itu2 dapat pula ditemukan konjungti'is bilateral atau penyakit yang berhubungan lainnya seperti sinusitis dan otitis media (=ra!ati2 2>>2). ,. &emeriksaan &enunjang a. =n 'itro 9itung eosinofil dalam darah tepi dapat normal atau meningkat. Demikian pula pemeriksaan =g8 total (prist#paper radio imunosorbent test) sering kali menunjukkan nilai normal2 ke(uali bila tanda alergi pada pasien lebih dari satu ma(am penyakit2 misalnya selain rinitis alergi juga menderita asma bronkial atau urtikaria. 6ebih bermakna adalah dengan R$S1 (Radio =mmuno Sorbent 1est) atau 86=S$ (8nHyme 6inked =mmuno Sorbent $ssay 1est). &emeriksaan sitologi hidung2 !alaupun tidak dapat memastikan diagnosis2 tetap berguna sebagai pemeriksaan pelengkap. Ditemukannya eosinofil dalam jumlah banyak menunjukkan kemungkinan alergi inhalan. Dika basofil (/ sel-lap) mungkin disebabkan alergi makanan2 sedangkan jika ditemukan sel &4 menunjukkan adanya infeksi bakteri (=ra!ati2 2>>2). b. =n 'i'o $lergen penyebab dapat di(ari dengan (ara pemeriksaan tes (ukit kulit2 uji intrakutan atau intradermal yang tunggal atau berseri (Skin 8nd#point 1itration-S81). S81 dilakukan untuk alergen inhalan dengan menyuntikkan alergen dalam berbagai konsentrasi yang bertingkat kepekatannya. Eeuntungan S812 selain alergen penyebab juga derajat alergi serta dosis inisial untuk desensitisasi dapat diketahui (Sumarman2 2>>>). )ntuk alergi makanan2 uji kulit seperti tersebut diatas kurang dapat diandalkan. Diagnosis biasanya ditegakkan dengan diet eliminasi dan pro'okasi (:Challenge 1est;). $lergen ingestan se(ara tuntas lenyap dari tubuh dalam !aktu lima hari. Earena itu pada Challenge 1est2 makanan yang di(urigai diberikan pada pasien setelah berpantang selama / hari2 selanjutnya diamati reaksinya. &ada diet eliminasi2 jenis makanan setiap kali dihilangkan dari menu makanan sampai suatu ketika gejala menghilang dengan meniadakan suatu jenis makanan (=ra!ati2 2>>2). >IA=NOSA BAN>IN= Rinitis alergika harus dibedakan dengan : %. Rinitis 'asomotorik 2. Rinitis bakterial ,. Rinitis 'irus
P;NATALAKSANAAN enurut $R=$ penatalaksanaan rinitis alergi meliputi : %. &enghindaran alergen. erupakan terapi yang paling ideal. Cara pengobatan ini bertujuan untuk men(egah kontak antara alergen dengan =g8 spesifik dapat dihindari sehingga degranulasi sel mastosit tidak berlangsung dan gejalapun dapat dihindari. 4amun2 dalam praktek adalah sangat sulit men(egah kontak dengan alergen tersebut. asih banyak data yang diperlukan untuk mengetahui pentingnya peranan penghindaran alergen. 2. &engobatan medikamentosa Cara pengobatan ini merupakan konsep untuk men(egah dan ataumenetralisasi kinerja molekul#molekul mediator yang dilepas sel#sel inflamasi alergis dan atau men(egah pe(ahnya dinding sel dengan harapan gejala dapat dihilangkan. Obat#obat yang digunakan untuk rinitis pada umumnya diberikan intranasal atau oral. &emilihan obat#obatan dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal antara lain : a. Obat#obat yang tidak memiliki efek jangka panjang. b. 1idak menimbulkan takifilaksis. (. 3eberapa studi menemukan efektifitas kortikosteroid intranasal. eskipun demikian pilihan terapi harus dipertimbangkan dengan kriteria yang lain. d. Eortikosteroid intramuskuler dan intranasal tidak dianjurkan sehubungan dengan adanya efek samping sistemik. 1abel 2: Denis obat dan efek terapetik 3enis o%at Bersin inorea Buntu =atal hidung Keluhan mata $ntihistamin 9% Oral =ntranasal =ntraokuler II II > II II > I I > III II > II > III Eortikosteroid intranasal III III III II II Eromolin =ntranasal =ntraokuler I > I A I > I > > II Dekongestan =ntranasal Oral > > > > III I > > > > $ntikolinergik > II > > > $ntilekotrien A I II > II Denis obat yang sering digunakan : Kromolin, obat semprot mengandung kromolin /22 mg-dosis diberikan ,#. kali-hari etiri!in, dosis pemberian sesuai usia anak adalah: 2#/ tahun: 2./ mg-dosis2% kali-hariB M 0 tahun : /#%> mg-dosis2% kali-hari. "oratadin2 dosis pemberian sesuai usia anak adalah: 2L/ tahun: 2./ mg-dosis2% kali-hariB M 0 tahun : %> mg-dosis2 % kali-hari. #e$sofenadin2 dosis pemberian sesuai usia anak adalah : 0#%% tahun: ,> mg-hari2 2 kali-hariB M %2 tahun : 0> mg-hari2 2 kali-hari atau %?>mg-hari2 . kali-hari. A!elastine2 dosis pemberian sesuai usia anak adalah: /L%% tahun : % semprotan 2 kali-hariB M %2 tahun : 2 semprotan2 2 kali-hari. %seudoephedrine, dosis pemberian sesuai usia anak adalah: 2#0 tahun : %/ mg-hari2 . kali-hariB 0#%2 tahun : ,>mg-hari2 . kali-hariB M %2 tahun : 0> mg-hari . kali-hari. =pratropium bromide >.>,J 2 semprotan2 2#, kali-hari. Korti$osteroid intranasal Digunakan pada pasien yang memiliki gejala yang lebih persisten dan lebih parah. 8fektif untuk semua gejala dengan inflamasi eosinofilik. #luticasone intranasal diberikan dengan dosis pemberian untuk usia M . tahun : %#2 semprotan-dosis2 % kali-hari. &ometasone intranasal diberikan dengan dosis pemberian untuk usia ,#%% tahun : % semprotan-dosis2 % kali-hariB usia M %% tahun : 2 semprotan-dosis2 % kali-hari. 'udesonide intranasal diberikan dengan dosis pemberian untuk usia M 0 tahun : %#2 semprotan-dosis2 % kali-hari. 3udesonide mempunyai bioa'aibilitas yang rendah dan keamanannya lebih baik. "eu$otrien antagonis (afirlu$ast yang diberikan pada anak sebesar 2> mg-dosis 2 kali-2.jam. ,. =munoterapi spesifik =munoterapi spesifik efektif jika diberikan se(ara optimal. =munoterapi subkutan masih menimbulkan pertentangan dalam efektifitas dan keamanan. Oleh karena itu2 dianjurkan penggunaan dosis optimal 'aksin yang diberi label dalam unit biologis atau dalam ukuran masa dari alergen utama. Dosis optimal untuk sebagian besar alergen utama adalah / sampai 2>N g. =munoterapi subkutan harus dilakukan oleh tenaga terlatih dan penderita harus dipantau selama 2> menit setelah pemberian subkutan. =ndikasi imunoterapi spesifik subkutan: &enderita yang tidak terkontrol baik dengan farmakoterapi kon'ensional &enderita yang gejala#gejalanya tidak dapat dikontrol baik dengan antihistamin 9% dan farmakoterapi &enderita yang tidak menginginkan farmakoterapi &enderita dengan farmakoterapi yang menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan &enderita yang tidak ingin menerima terapi farmakologis jangka panjang. =munoterapi spesifik nasal dan sublingual dosis tinggi#imunoterapi spesifik oral Dapat digunakan dengan dosis sekurang#kurangnya />#%>> kali lebih besar dari pada yang digunakan untuk imunoterapi subkutan. &ada penderita yang mempunyai efek samping atau menolak imunoterapi subkutan =ndikasinya mengikuti indikasi dari suntikan subkutan &ada anak#anak2 imunoterapi spesifik adalah efektif. 4amun tidak direkomendasikan untuk melakukan imunoterapi ada anak diba!ah umur / tahun. .. =munoterapi non#spesifik =munoterapi non#spesifik menggunakan steroid topikal. 9asil akhir sama seperti pengobatan imunoterapi spesifik#alergen kon'ensional yaitu sama#sama mampu menekan reaksi inflamasi2 namun ditinjau dari aspek biomolekuler terdapat mekanisme yang sangat berbeda. @lukokortikosteroid (@CSs) berikatan dengan reseptor @CS yang berada di dalam sitoplasma sel2 kemudian menembus membran inti sel dan mempengaruhi D4$ sehingga tidak membentuk mR4$. $kibat selanjutnya menghambat produksi sitokin pro) inflammatory. /. 8dukasi &emeliharaan dan peningkatan kebugaran jasmani telah diketahui berkhasiat dalam menurunkan gejala alergis. ekanisme biomolekulernya terajadi pada peningkatan populasi limfosit 19 yang berguna pada penghambatan reaksi alergis2 serta melalui mekanisme imunopsikoneurologis. 0. Operatif 1indakan bedah dilakukan sebagai tindakan tambahan pada beberapa penderita yang sangat selektif. Seperti tindakan konkotomi (pemotongan konka inferior) perlu dipikirkan bila konka inferior hipertrofi berat dan tidak berhasil dike(ilkan dengan (ara kauterisasi memakai $g4O , 2/ J atau triklor asetat. P;N8;=A!AN &ada dasarnya penyakit alergi dapat di(egah dan dibagi menjadi , tahap2 yaitu: %. &en(egahan primer untuk men(egah sensitisasi atau proses pengenalan dini terhadap alergen. 1indakan pertama adalah mengidentifikasi bayi yang mempunyai risiko atopi. &ada ibu hamil diberikan diet restriksi (tanpa susu2 ikan laut2 dan ka(ang) mulai trimester , dan selama menyusui2 dan bayi mendapat $S= eksklusif selama /#0 bulan. Selain itu kontrol lingkungan dilakukan untuk men(egah pajanan terhadap alergen dan polutan. 2. &en(egahan sekunder untuk men(egah manifestasi klinis alergi pada anak berupa asma dan pilek alergi yang sudah tersensitisasi dengan gejala alergi tahap a!al berupa alergi makanan dan kulit. 1indakan yang dilakukan dengan penghindaran terhadap pajanan alergen inhalan dan makanan yang dapat diketahui dengan uji kulit. ,. &en(egahan tersier untuk mengurangi gejala klinis dan derajat beratnya penyakit alergi dengan penghindaran alergen dan pengobatan
KOMPLIKASI Eomplikasi rinitis alergi yang sering ialah: a. &olip hidung yang memiliki tanda patognomonis: inspisited mu(ous glands2 akumulasi sel#sel inflamasi yang luar biasa banyaknya (lebih eosinofil dan limfosit 1 CD.I)2 hiperplasia epitel2 hiperplasia goblet2 dan metaplasia skuamosa. b. Otitis media yang sering residif2 terutama pada anak#anak. (. Sinusitis paranasal merupakan inflamasi mukosa satu atau lebih sinus paranasal. 1erjadi akibat edema ostia sinus oleh proses alergis dalam mukosa yang menyebabkan sumbatan ostia sehingga terjadi penurunan oksigenasi dan tekanan udara rongga sinus. 9al tersebut akan menyuburkan pertumbuhan bakteri terutama bakteri anaerob dan akan menyebabkan rusaknya fungsi barier epitel antara lain akibat dekstruksi mukosa oleh mediator protein basa yang dilepas sel eosinofil (3&) dengan akibat sinusitis akan semakin parah (Durham2 2>>0).
PO=NOSIS Eebanyakan pasien dapat hidup normal dengan gejala. 9anya pasien yang menerima imunoterapi spesifik#alergen sembuh dari penyakit2 namun banyak pasien melakukannya dengan sangat baik dengan pera!atan gejala intermiten. @ejala rhinitis alergi bisa kambuh 2#, tahun setelah penghentian imunoterapi alergen. Sebagian ke(il pasien mengalami perbaikan selama masa remaja2 tapi di sebagian besar2 gejala mun(ul kembali di a!al dua puluhan atau lebih. @ejala mulai berkurang ketika pasien men(apai dasa!arsa kelima kehidupan. (3e(ker2 Da(k 2 2>>A) L.O.?. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Pernafasan Menurut Agama Islam Dr. usthofa Syahatah2 Dekan Gakultas 191 )ni'ersitas $le+andria mengatakan bah!a ber!udhu dapat melindungi seseorang dari kuman penyakit. &enelitian membukatikan bah!a jumlah kuman pada orang yang ber!udhu lebih sedikit dibanding orang yang tidak ber!udhu. &ara ilmu!an membuktikan bah!a !udhu dapat men(egah lebih dari %C penyakit seperti influenHa2 batuk rejan2 radang amandel2 penyakit# penyakit telinga2 penyakit#penyakit kulit. Dalam ber!udhu ada istilahi istinsya* dan istintsar. Istins(a@ adalah menghirup air ke dalam hidung sedangkani sti ntsar adalah mengeluarkan air nafasnya. Rasulullah sangat menyempuranakan kedaua perbuatan tersebut. Dr. ustofa Syahatah mengatakan bah!a jumlah kuman di dalam hidung akan berkurang setengahnya setelahistinsyaF pertama lalu berkurang menjadi seperempatnya setelahi sti nsyaF kedua dan menjadi sangat sedikit setelah istinsyaF ketiga. &enelitian menyebutkan2 hidung manusia setelah bersih dari kuman setelahistinsyaF akan tetap bersih selama / jam sebelum akhirnya ter(emar lagi. Oleh karena itu manusia perlu membersihkannya lagi dengan (ara !udhu yang disertai istinsyaF. =stinsyaF berulang kali setiap akan sholat adalah (ara efektif untuk membersihkan2 mensterilkan2 dan mengurangi kuman#kuman yang bersembunyi di dalamnya. Rasulullah S$K bersabda2 :empurna$anlah +udhu, rata$anlah air di antara ,ari) ,emari, bersungguhlah dalam istinsya* $ecuali $amu berpuasa; (9R 3ukhari dan uslim). Ada% %ersin asulullah SAA: %. erendahkan suara dan menutup mulut serta !ajah saat bersin Diri!ayatkan dari $bu 9urairah radhiyallahu -anhu berkata bah!a Rasulullah shallallahu -alaihi +a sallam ketika bersin2 maka beliau menutup !ajahnya dengan tangan atau bajunya sambil merendahkan suaranya. 2. 1idak memalingkan leher ke kiri atau ke kanan ketika bersin 9al ini agar tidak membahayakan kesehatan meskipun dilakukan dengan alasan untuk menghindari orang yang ada di depannya. ,. engeraskan ba(aan hamdalah meskipun sedang shalat !ajib &ara ulama telah bersepakat atas dianjurkannya mengeraskan hamdalah ketika bersin dalam shalat2 dan tidak disyariOatkan menja!abnya bagi yang mendengarkannya. 9adits yang membolehkan menja!ab hamdalah pada !aktu sholat adalah hadits dhoif. .. 1asymit (mendoakan seserang yang bersin) Kajib bagi yang mendengar ba(aan hamdalah untuk mengu(apkan tasymit yaitu ./arhamu$allaah0 dan jika tidak mendengar ba(aan hamdalah dari orang yang bersin2 maka maka tidak perlu mengu(apkan tasymit bagi orang yang ada di sekelilingnya. Rasulullah S$K telah bersabda2 .esungguhnya Allah menyu$ai bersin dan membenci menguap, ma$a apabila ia bersin, henda$lah ia memu,i Allah dengan mengucap$an Alhamdulillah. 1an $e+a,iban bagi setiap muslim yang mendengarnya untu$ bertasymit 2mendo3a$annya4.0 (9R 3ukhari). 9adits ini menunjukkan bah!a tasymit adalah !ajib bagi muslim yang mendengar ba(aan hamdalah dari orang yang bersin. /. Da!aban setelah mendengar orang yang bertasymit $pabila seseorang yang bersin mengu(apkan hamdalah kemudian orang yang mendengarnya bertasymit2 maka dianjurkan bagi yang bersin untuk mengu(apkan salah satu doOa berikut. Dan merupakan sunnah untuk mengu(apkan doa#doa tersebut se(ara bergantian. a. engu(apkan ./ahdii$umullaah +a yuslihu baala$um 2semoga Allah memberi hidayah dan memperbai$i $eadaan $alian4.0 (9R. 3ukhari) b. engu(apkan ./aghfirullahu lanaa +a la$um (semoga $llah mengampuni kita dan kalian semua).; (9R. $bu Da!ud2 an#4asai2 dan 1irmidHi) (. engu(apkan ./aghfirullah la$um (semoga $llah mengampuni kalian semua).; (9R. 3ukhari dan an#4asai) d. engu(apkan . /arhamunallah +a iyyaa$um +a yaghfirullahu lanaa +a la$um (semoga $llah merahmati dan mengampuni kami dan kalian semua.; (9R. alik) e. engu(apkan . Afaanallaah +a iyyaa$um minan naari yarhamu$umullaah (semoga $llah mengampuni kami dan kalian semua dari api neraka dan merahmati kalian semua); (9R. 3ukhari) f. engu(apkan 0/arhamunallaah +a iyya$um (semoga $llah merahmati kami dan kalian semua); (9R. $t#1habari) ()mmu )mar $l#$tsariyyah. 2>%>) >A.TA P2STAKA 3e(ker2 Da(k . 2>>A. %ediatric Allergic 5hinitis6 #ollo+)up. http:--emedi(ine.meds(ape.(om-arti(le-??A2/A#follo!up 3ousFuet2 D. Cau!enberge2 &. $R=$ (Allergic 5hinitis and 7ts 7mpact on Asthma 7nitiative) @anong KG2 2>>,2 Re'ie! of ed. &hys2 2%sd 8d.2 @ray2 9enry. 2>>>. Anatomy of the 8uman 'ody. &hiladelphia: 6ea < Gebiger2 %A%?B 3artleby.(om. !!!.bartleby.(om-%>C- @uyton $C and 9all D82 2>>>2 1e+tbook of ed. &hys2 %> th 8d2 Saunders &hiladelphia 9arsono $2 8ndaryanto $. 2>>0. 5initis Alergi$a. http:--!!!.pediatrik.(om-isi>,.phpP page*html<hkategori*pdt<direktori*pdt<filepdf*><pdf*<html*>C%%>#bf+u22/.htm =nmar2 Raden. 2>%>. Anatomi Kedo$teran6 istem 5espiratorius. Dakarta: Gakultas kedokteran )ni'ersitas Qarsi =rianto2 E. 2>>.. tru$tur dan #ungsi 9ubuh &anusia untu$ %aramedis. 3andung Qrama Kidya DunFueira 6C2 Carneiro D. 2>>C. 8istologi 1asar 9e$s : Atlas. %>th ed. Dakarta: 8@C Euehnel. 2>>,. ;olor Atlas of ;ytology, 8istology, and &icroscopic Anatomy. .th ed Stuttgart: 1hieme egantara2 =mam. 2>>?. &imisan 2<pista$sis4= 'erbahaya$ah>. http:--imammegantara.blogspot.(om-2>>?->/-perdarahan#hidung#epistaksis.html 4adraja2 =la'arase. 2>%%. %revalensi ?e,ala 5initis Alergi di Kalangan &ahasis+a #a$ultas Kedo$teran @niversitas umatera @tara Ang$atan 2AAB)2AAC. http:--repository.usu.a(.id-bitstream-%2,./0C?A-2%.A,-.-ChapterJ 2>== .pdf Sher!ood 6. 2>>%. #isiologi &anusia 1ari el Ke istem2 8disi 22 $lih 3ahasa: 3rahm ). Dakarta: 8@C )mmu )mar $l#$tsariyyah. 2>%>. arojiO : Adab &enguap dan 'ersin D9er,.E $arya 7smail ibn Farsyud ibn 7brohim ar)5umaih, %usta$a 7mam Asy) yafi3i. http:--buletinHuhairoh.!ordpress.(om-2>%>->/->.-adab#bersin#(ara#nabi-