Bagian / SMF Bedah Fakultas Kedokteran Unand RS. Perjan Dr. M. Djamil Padang
ANATOMI KOLON DAN REKTUM Anatomi kolon dan rektum PENDAHULUAN Sebagian besar Ca Kolon dan Rektum Stadium lanjut Prognosa tidak memuaskan Terbanyak dari seluruh Ca saluran cerna Barat Kematian no.2 PA FK Unand no.2 dari 10 kanker terbanyak (1999)
Letak keganasan Kolon dan Rektum Sekum dan kolon Asenden 10 % Kolon transversum termasuk fleksura hepar dan lien 10 % Kolon Desenden 5 % Rekto sikmoid 75 %
LYMPH DRAINAGE Klasifikasi Karsinoma Kolon dan rektum ( Dukes )
Dukes A Terbatas Di mukosa Dukes B Menembus Muskularis mukosa Dukes C C 1 C 2 Meta KGB KGB dkt tmr Pr KGB Jauh Dukes D Metastase Jauh Hepar,paru,ginjal METASTASE KKR KANKER REKTUM LANJUT YG SAMPAI KE ANUS KANKER REKTUM DENGAN FISTULASI PERI ANAL
RS. Dr. M. Djamil 5 tahun terakhir : Duke C : 50,33 % Duke D : 37,39 % 87,67 %
Insiden >> 50 an tahun Sampai umur 75 tahun KKR 5 % Faktor Genetik cenderung umur muda < 40 tahun Predileksi Terbanyak pada distal - Sigmoid : 20 % - Rektum : 40 %
Diagnosa Dini Kanker Kolon dan Rektum Pada Tahap Awal Gejala dan tanda tak khas Pencegahan Primer : Kelompok dengan resiko tinggi Pencegahan Sekunder : Pengenalan simptom / keluhan awal Semakin awal : Prognosa dan kwalitas hidup makin baik 5 years survival rate : Duke A (terbatas di mukosa) : 85-90 % Duke B (lewat musk.mukosa) : 60 % Duke C (KGB regional (+) ) : 30 % Duke D (metastasis Jauh) : 5 %
Fase Perkembangan Ca Kolon dan Rektum
Fase Karsinogen Fase Asimptomatis Fase Simptomatis Tumor Puluhan Tahun Bertahun-tahun Berbulan 10 bulan 5 bulan baru ke dokter 5 bulan lagi Diagnosa Terapi Hubungan antara lama gejala dan ketahanan hidup Lamanya Gejala Ketahanan Hidup 5 tahun 0 bulan 3 bulan 7 bulan 88 % 40 % 25 % Perkembangan / perubahan dari epitel normal sampai ke karsinoma memerlukan waktu lama Loss of Allele on Chromosome 17 (p.53)
Loss of allele on ras oncogene loss of allele on Chromosome 5 mutation Chromosome 18 Normal Epitelium Proliferative Epitelium Early Adenoma Late Adenoma Carsinoma Metastasis ADENOMA CARSINOMA SEQUENCE Pencegahan Primer Ditujukan untuk resiko tinggi A. Usia mulai 40-50 th wanita = pria 90 % > 50 th, puncak 65 th B. Adenoma dan Polip Muto : 90 % berasal dr Adenoma metastase ke KGB : 2 tahun lumen : 6 bulan Canon-Albright : Polip Adenoma 19 % dr populasi, jika dilakukan polipektomi insiden Ca Kolon turun 76-90 % C. Kondisi Genetik Familial poliposis Koli, Sind. Gardner, Sind. Turcot, HNPCC / Sind Linch I, II merupakan predisposisi D. Familial Kanker Resiko 20 %. Anggota dengan Ca Kolon dan Endometrium masuk resti 10 15 % E. Personal History dari Ca Kolon Dan Rektum Pend. Dgn Riwayat KKR beresiko 1,5-2,5 % mendapat resiko Ca ditempat lain dan 30-40 % menderita Polip Adenoma F. Kondisi medis lainnya Peny.Colitis Ulserativa, Crohn resti Ca Kolon dan Rektum Resiko Ca Kolorektal pd Colitis : 3 % Bila displasia resiko : 30 % Resiko Ca Kolorektal pd Crohn : 7 % Resiko lain ureterosigmoidostomi, Ca payudara, Ca. Ginecologik
Pencegahan Sekunder Upaya untuk menemukan Kanker Kolon dan Rektum dalam fase asimptomatis dan kondisi premalignant dapat dilakukan melalui Surveilance dan screening Secara garis besar gejala klinis dikelompokkan : 1. Kelompok dyspepsia 2. Kelompok anemia 3. Kelompok dengan benjolan, sisi kanan 2 kali lebih sering dari kiri 4. Kelompok darurat - Obstruksi sering pada Ca kolon kiri
Surveilance Tujuan : mendeteksi KKR sebelum gejala atau keluhan timbul
Gejala/tanda K.Kolon kanan K.Kolon kiri Rektum Nyeri perut Massa abdomen Perdarahan rektum Diare + perubahan BAB Penurunan BB Muntah Obstruksi usus 80 % 70 % 20 % 40 % 50 % 30 % 5 %
60 % 40 % 20 % 60 % 15 % 10 % 20 % 5 % 0 % 60 % 80 % 25 % 0 % 5 % AMERICAN CANCER SOCIETY Pemeriksaan Fecal Occult Blood Test (FOTB) setiap tahun pada usia > 50 th Pemeriksaan Sigmoidoskopi setiap 2-5 tahun pada usia > 50 th setelah 2 kali pemeriksaan berjarak setahun dgn hasil normal Pemeriksaan colok dubur setiap tahun pada usia > 40 th
SCREENING Fecal Occult Blood Test (FOTB) - hanya 1-4 % FOTB (+) pada KKR asimptomatik dan 70 % pada kanker dan 20-30 % pada polip Pemeriksaan colok dubur - 10-20 % dapat terdeteksi - 2/3 Ca rektum dapat dicapai dari anus - hanya 13 % Dr.Puskesmas dan praktek umum melakukannya dgn rutin pada BAB berdarah Dari pemeriksaan colok dubur dapat diketahui : 1. Adanya tumor rektum 2. Lokasi dan jarak dari anus 3. Posisi tumor, melingkar / menyumbat lumen 4. Perlengketan dgn jar.sekitar 5. Dapat dilakukan biopsi cubit 6. Resektabilitas tumor 7. Komplikasi lokal lain : fistula dll 8. Rencana penanganan dan prognosa Sigmoidoskopi - Dapat diketahui sebagian besar KKR (54,3 %) - Dengan Rigid sigmoidoskopi 30 % - fleksibel sigmoidoskopi dpt menjangkau 60-70 %, dapat mengenali sampai 60 % DIAGNOSIS ANAMNESIS - Perubahan kebiasaan BAB - Perdarahan anus / hematoschizia - Penurunan BB - Faktor Predisposisi ( faktor resiko) riwayat kanker riwayat polip usus riwayat colitis/crohn, amubiasis kronis riwayat Ca mama, tumor ginekologis Ureterosigmoidostomi Kebiasaan makan (tinggi lemak, kurang serat
PEMERIKSAAN JASMANI - Status Gizi - Anemia - Massa di abdomen - KGB regional yg membesar - Pembesaran hepar - Colok dubur LABORATORIUM - Tinja : Darah makroskopis/Mikroskopis atau darah samar (Occult Blood) - Carcino Embrionik Antigen (CEA) : tumor marker yg tidak organ spesifik atau tumor spesifik, Berguna untuk pemantauan pasca pembedahan Normal : 2,5-5 ngr/ml PEMERIKSAAN RADIOLOGI Double contras diperlukan untuk menentukan lesi yang kecil ENDOSKOPI, BIOPSI, POLIPEKTOMI - Sigmoidoskopi, colonoskopi untuk yang jauh di kolon proksimal - Dapat dilakukan pengambilan polip dan biopsi
PENATALAKSANAAN KANKER KOLON DAN REKTUM OPERASI -- OPERASI KURATIF -- OPERASI PALIATIF ADJUVANT KEMOTERAPI RADIASI PRE DAN POS OPERASI IMUNOTERAPI SUPPORTIF TERAPI SURGICAL RESECTION
MILES OPERATION (ABDOMINO PERINEAL RESECTION) LOCAL EXICION
DIFERENSIASI SEL FLOW CYTOMETRY PENUTUP KKR merupakan keganasan tersering saluran cerna, masuk 10 kanker terbanyak di Indonesia Sebagian besar datang dalam stadium lanjut o.k patient delay atau doctor delay Upaya menemukan kasus stadium dini sangt penting agar dapat memperbaiki ketahanan hidup dan kwalitas hidup. Screening dan pengamatan perlu dilakukan untuk kelompok dengan resiko tingi Konsepsi tidak ada simptom tidak ada kanker adalah salah