Anda di halaman 1dari 8

1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Sukses
Sukses adalah suatu pencapaian hasil yang dapat dipahami secara umum
sebagai suatu keberhasilan usaha yang positip, bukan suatu keberuntungan, bukan
suatu kecurangan atau bukan suatu hal yang biasa-biasa saja, keberhasilan tersebut
didapati harus dengan penuh perjuangan dan mati-matian dengan melewati cobaan
baik malapetaka, kesulitan ataupun kesengsaraan.
Kesuksesan adalah suatu hasil yang sangat diinginkan oleh setiap orang dalam
mencapai suatu tujuan atau cita-cita atau juga visi. Kesuksesan bisa kita raih dengan
mudah apabila kita dapat mencapai kesuksesan tersebut tidak cepat putus asa jika
selama perjalanan untuk menuju kesuksesan terdapat rintangan-rintangan yang
mungkin harus kita hadapi. Oleh karena itu sebelum melangkah lebih jauh kita harus
mempersiapkan terlebih dahulu langkah-langkah persiapan untuk mencapai
kesuksesan tersebut. Banyak sekali cara untuk mencapai kesuksesan yaitu salah
satunya dengan motovasi yang kuat dari diri sendiri maupun dari luar diri kita dan
juga tidak menyerah jika mendapat kegagalan dalam perjalanan menuju kesuksesan.
Ada tiga kunci yang mengantarkan seseorang untuk bisa membuka pintu gerbang
kesuksesan yaitu: Berfikir baik, Berbicara baik dan Berbuat baik.


2

2.2 Definisi Perilaku dan Motivasi
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis,
tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau
aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh
pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan
bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus
terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner
ini disebut teori S-O-R atau Stimulus Organisme Respon.
Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menimbulkan
pergerakan. Menurut Gray et-al (dalam Winardi,2001) motivasi adalah hasil sejumlah
proses yang besifat faktor internal dan faktor eksternal bagi seorang individu yang
menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan
kegiatan-kegiatan tertentu. Menurut supriyono (2003) motivasi adalah kemampuan
untuk berbuat sesuatu.
Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada
diri seseorang secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Motivasi juga bisa dalam bentuk usaha - usaha yang dapat menyebabkan seseorang
atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai
3

tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Motivasi
mempunyai peranan starategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang
pun yang belajar tanpa motivasi, tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar.
Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar
tidak hanya diketahui, tetapi juga harus diterangkan dalam aktivitas sehari-hari.
Motivasi diri adalah sebuah kemampuan kita untuk memotivasi diri sendiri,
tanpa adanya bantuan orang lain. Kita memiliki kemampuan menemukan alasan
untuk bertindak atau melakukan sesuatu tanpa adanya bantuan orang lain. Proses
mendapatkan dorongan bertindak ini, pada dasarnya adalah sebuah proses penyadaran
akan keinginan diri sendiri yang biasanya terkubur. Setiap orang memiliki keinginan
yang merupakan dorongan untuk bertindak, namun seringkali dorongan tersebut
melemah karena faktor luar. Melemahnya dorongan ini bisa dilihat dari hilangnya
harapan dan ketidakberdayaan.
Memotivasi diri adalah proses menghilangkan faktor yang melemahkan
dorongan kita. Rasa tidak berdaya dihilangkan menjadi pribadi yang lebih percaya
diri. Sementara harapan dimunculkan kembali dengan membangun keyakinan, bahwa
apa yang diinginkan bisa kita capai. Dengan demikian jika sebuah sumbat motivasi
(dalam hal ini ketidakberdayaan dan tanpa harapan) dihilangkan, maka aliran energi
dalam tubuh kita bisa mengalir kembali.

4

Dalam konteks studi Psikologi, Abin Syamsudin Makmun mengemukakan,
bahwa untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator,
diantaranya:
1. Durasi kegiatan
2. Frekuensi kegiatan
3. Persistensi pada kegiatan
4. Ketabahan, keuletan, dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan
kesulitan
5. Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan
6. Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan
7. Tingkat kualifikasi prestasiatau produk yang dicapai dari kegiatan yang
dilakukan
8. Arah sikap terhadap sasaran kegiatan.

2.3 Hierarki Sebagai Kebutuhan Dasar
Dr. Abraham Maslow, psikolog klinik, menyusun teori motivasi manusia yang
diterima secara luas berdasarkan pada gagasan mengenai hierarki kebutuhan
manusia yang universal. Teori Maslow mengenal lima tingkat dasar kebutuhan yang
lebih rendah (biogenis ) ketingkat kebutuhan yang lebih tinggi (psikogenis). Teori
tersebut mengendalikan bahwa individu berusaha memenuhi kebutuhan yang lebih
rendah sebelum timbul tingkat kebutuhan yang lebih tinggi. Tingkat kebutuhan yang
5

paling rendah yang terus menerus tidak tepenuhi yang dialami oleh seseorang akan
membantu memotivasi perilakunya. Jika kebutuhan tersebut sudah terpenuhi dengan
cukup baik, kebutuhan baru ( dan lebih tinggi ) akan timbul sehingga orang
terdorong untuk memenuhinya. Jika kebutuhan ini sudah terpenuhi, kebutuhn baru
(yang lebih tinggi lagi) akan timbul dan seterusnya. Sudah tentu jika kebutuhan yang
lebih rendah tingkatnya hilang/terampas lagi, untuk sementara mungkin menjadi
menonjol kembali.
Gambar berikut ini menyajikan hierarki kebutuhan Maslow dalam bentuk
diagram :



6

Kebutuhan Fisiologis
Menurut Maslow, kebutuhan psiologis menonjol jika kebutuhan tersebut terus
menerus tidak dapat dipenuhi. Bagi orang yang sangat kelaparan, tidak ada
kepentingan lain selain dari makanan. Mimpinya adalah makanan, ingatannya pada
makanan, pikirannya mengenai makanan, emosinya dicurahkan hanya pada makanan,
yang dirasakannya hanya makanan, dan yang diinginknnya hanya makanan.
Kebutuhan akan keamanan
Setelah kebutuhan tingkat pertama terpenuhi, kebutuhan akan keamanan dan
perlindungan menjadi kekuatan pendorong dibelakang individu, kebutuhan ini jauh
lebih besar dari sekedar keamanan fisik, meliputi ketertiban, satbilitas, kebiasaan
sehari-hari, keakrabatan, dan pengendalian atas kehidupan diri dari lingkungan.
Kebutuhan sosial
Tingkat hierarki Maslow yang ketiga meliputi berbagai kebutuhan seperti
cinta, kasih sayang, pemilikan, dan penerimaan. Orang mencari kehangatan dan
memenuhi kebutuhan hubungan antar manusia dengan orang lain dan didorong olah
cinta kepada keluarga mereka.
Kebutuhan akan Kepentingan Diri Sendiri ( Egoistik )
Jika berbagai kebutuhan sosial sedikit banyaknya sudah terpenuhi, tingkat
hierarki Maslow yang keempat menjadi berlaku. Tingkat ini berhubungan dengan
kebutuhan akan kepentingan diri sendiri. Kebutuhan ini dapat berorientasi kedalam
maupun keluar diri, atau kedua duanya. Kebutuhan Ego yang terarah kedalam diri
mencerminkan kebutuhan individu akan penerimaan diri, harga diri, kesuksesan,
kemandirian, kepuasan pribadi atas pekerjaan yang dilaksanakan dengan baik.
7

Kebutuhan ego yang terarah keluar diri meliputi kebutuhan akan martabat, nama
baik, status, dan pengakuan dari orang lain.
Kebutuhan akan Aktualisasi Diri
Menurut Maslow, kebanyakan orang tidak akan cukup terpuaskan kebutuhan
egonya jika tidak terus bergerak ketingkat yang kelima kebutuhan akan aktualisai
diri (pemenuhan diri). Kebutuhan ini mengacu pada keinginan individu untuk
melengkapi kemampuannya untuk menjadi apa saja yang ia mampu raih. Dalam
kata-kata Maslow, Orang harus menjadi apa pun yang dapat divapainya dengan
kemampuan maksimalnya. Maslow memperhatikan bahwa kebutuhan
mengaktualisasi diri tidak perlu merupakan keinginan yang kreatif, tetapi mingkin
sekali berbentuk demikian pada orang yang mempunyai kemapuan untuk
berkretifitas.

2.4 Strategi Sukses Bekerja
Berdasarkan pembahasan diatas, bahwa untuk meraih sukses, seseorang harus
mempiunyai motif, dan mencapai motif tersebut harus berdasarkan hierarkinya.
Untuk mencapai motif dan sukses, perlu cara dan strategi. Berikut ini adalah strategi
sukses dalam bekerja :
1. Selalu bersikap dan berfikir dalam positive thinking dan optimis.
2. Menjalin kerjasama yang baik dengan rekan kerja lainnya.
3. Bersikaplah dewasa dengan mengakui kesalahan jika hal itu memang
kesalahan dari kita tanpa menyalahkan pihak/orang lain.
8

4. Pahami aturan-aturan tertulis maupun tak tertulis dalam perusahaan kita
bekerja, sebelum berkompetisi mencapai target karir tertentu.
5. Kembangkan terus sikap bertoleransi dan saling menghormati rekan kerja.
6. Meskipun ada perbedaan dengan rekan kerja, tetap hargai mereka meskipun
hal itu merupakan kelemahan dan kekuatan mereka.
7. Ciptakan suasana dan kondisi yang rapi didalam tempat kerja agar bisa lebih
konsentrasi.
8. Buatlah prioritas dalam setiap tindakan/proses.
9. Jangan pernah ragu-ragu didalam membantu rekan .kerja ketika mereka
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas
10. Jangan pernah iri/dengki hati ketika rekan kerja meraih kesuksesan tetapi
jadikan sebagai pemicu untuk lebih berusaha dalam mencapai sukses.
11. Disiplin, seperti pada point ke delapan, rencana dan pengaturan waktu sesuai
yang di jadwalkan.
12. Ketika mengalami kegagalan, intropeksi diri dan selalu optimis untuk
mencapai kesuksesan dimasa depan.

Anda mungkin juga menyukai