TINJAUAN PUSTAKA
A.
B.
Salmonella sp
Salmonella sp. merupakan kingdom Bacteria, phylum Proteobacteria, class
1.
Klasifikasi Salmonella sp
Klasifikasi spesies Salmonella telah diubah dan direstruksisasi beberapa
kali. Secara tradisi, spesies Slamonella dibei nama sesuai dengan sistem magnetik
Kaufmann-White yang didefinisikan oleh berbagai kombinasi somatik antigenO,
permukaan antigen Vi, dan flagella H antigen. (Su, 2007).
Menurut sistem CDC, genus Salmonella terdiri dari 2 spesies, masingmasing berisi beberapa serotipe. Kedua-dua spesies adalah S. enterica dengan
beberapa spesiesnya ,dan S. bongori yang sebelumnya dikelompokkan sebagai
subspecies V. S. enterica dibagi menjadi enam subspecies yang dirujuk dengan
angka romawi dan nama. Setiap subspecies S. enterica dibedakan dengan sifat
biokimia dan juga genom.
Namun klasifikasi atau penggunaan tata nama yang sering dipakai pada
Salmonella sp. berdasarkan epidemiologi, jenis inang, dan jenis struktur antigen
(misalnya S.typhi, S .thipirium). Jenis atau spesies Salmonella sp. yang utama
adalah S. typhi (satu serotipe), S. choleraesuis, dan S. enteritidis (lebih dari 1500
serotipe). Sedangkang spesies S. paratyphi A, S. paratyphi B, S. paratyphi C
termasuk dalam S. enteritidis (Jawezt et al, 2008).
2.
Morfologi
Salmonella merupakan bakteri batang gram negatif yang pertumbuhannya
terhadap bahan kimia tertentu yang bisa menghambat bakteri enterik yang lain.
(Brooks, 2004).
3.
Struktur Antigen
Salmonella sp. mempunyai tiga macam antigen utama untuk diagnostik
atau mengidentifikasi yaitu : somatik antigen (O), antigen flagel (H) dan antigen
Vi (kasul) (Todar, 2008). Antigen O (Cell Wall Antigens ) merupakan kompleks
fosfolipid protein polisakarida yang tahan panas (termostabil), dan alkohol asam
(Julius, 1990). Antibodi yang dibentuk adalah IgM (Karsinah et al, 1994). Namun
antigen O kurang imunogenik dan aglutinasi berlangsung lambat (Julius, 1990).
Maka kurang bagus untuk pemeriksaan serologi karena terdapat 67 faktor antigen,
tiap-tiap spesies memiliki beberapa faktor (Todar, 2008). Oleh karena itu titer
antibodi O sesudah infeksi lebih rendah dari pada antibodi H (Julius, 1990).
Spesies Salmonella dapat dibagi kepada dua yakni spesies typhoidal dan
non typhoidal. Bagi kelompok typhoidal bisa menyebabkan demam tifoid dan
untuk spesies non thypoidal bisa menyebabkan diare atau disebut enterokolitis dan
juga infeksi metastase seperti oesteomielitis. Spesies typhoidal adalah bakteri
S.typhi dan S.paratyphi dan bakteri S.enteriditis adalah spesies non-typhoidal.
Bakteri S.choleraesuis adalah spesies yang tersering menyebabkan infeksi
metastase.( Levinson, 2008)
4.
Patogenitas
Salmonellosis
adalah
istilah
yang
menunjukkan
adanya
infeksi
yang
asomatik
adalah
semua
individu
yang
terinfeksi
Salmonella sp. akan mengekskresi kuman dalam tinja untuk jangka waktu
yang bervariasi disebut carrier convalesent, jika dalam 2-3 bulan penderita
tidak lagi mengekskresi Salmonella. Dan jika dalam 1 tahun penderita
masih mengekskresi Salmonella disebut carrier kronik (Karsinah et al,
1994).