Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PERKULIAHAN

TEKNIK PENGOLAHAN SAMPAH


TEKNOLOGI KONVERSI TERMAL
DASAR-DASAR PEMROSESAN TERMAL


OLEH:
KELOMPOK I

ANGGOTA:

1. JEFRI KURNIAWAN (1010942015)
2. DIAN PARAMITA (1210942005)
3. MUHAMMAD NAUFAL (1210942026)
4. PURNAMA MENTARI DEWI (1210942030)
5. NUR AZIZAH (1210942033)


DOSEN:
Ir. YENNI RUSLINDA, MT







JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK- UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014
2

BAB 13
TEKNOLOGI KONVERSI TERMAL

Proses termal sampah padat, yang digunakan untuk mereduksi volume dan
menggunakan kembali energi merupakan elemen penting dalam manajemen
sistem persampahan.
Tujuan dari pembahasan mengenai teknologi konversi termal ini adalah untuk
memperkenalkan dasar-dasar proses termal
Pemahaman tentang fungsi dari proses termal manajemen sistem persampahan
penting untuk proses pemilihan peralatan dan pengaturan standar operasional
Oleh karena itu fokus dari bab ini adalah pada pentingnya analisis sistem bukan
pada detail design.
Bab ini membahas mengenai:
1. Dasar-dasar proses termal
2. Sistem pembakaran
3. Sistem Pyrolysis
4. Sistem gasifikasi
5. Sistem kontrol lingkungan
6. Sistem recovery energy
13.1. Dasar-dasar Proses Termal
Proses pembakaran dari buangan padat didefinisikan sebagai perubahan dari
energi menjadi gas, cair berubah menjadi padat dengan waktu bersamaan dari
energi panas. Sistem proses pembakaran dapat dikategorikan berdasarkan
kebuthan udara. Pembakaran tepat dengan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
pembakaran sempurna, diketahui sebagai pembakaran stoikiometri. Pembakaran
dengan kelebihan oksigen yang dibutuhkan stoikiometri adalah kelebihan masa
saat pembakaran. Gas dari pembakaran parsial dari buangan padat dibawah
kondisi substoikiometri ke gas yang mudah terbakar seperti karbon monoksida,
hidrogen dan gas hidrokarbon. Pirolisis dari proses pembakaran yang sempurna
tanpa menggunakan oksigen.
3

Sistem Representatif Proses Termal:
1. Pembakaran (stoikiometri/kelebihan udara)
- massa yang terbakar
- RDF terbakar
- Ketidakstabilan dasar
2. Gas (substoikiometri udara)
- Tegak lurus terbakar
- Terbakar secara menyebar kesamping
- Ketidakstabilan dasar
3. Pirolisis (tanpa udara)
- Ketidakstabilan dasar
Pembakaran Stoikiometri
Reaksi dasar untuk pembakaran stoikiometri dari karbon, hydrogen dan sulfur di
fraksi organik dari MSW sebagai berikut:
- Untuk Karbon
C + O
2
CO
2
(9-2)
12 32


- Untuk Hidrogen
2H
2
+

O
2 2
H
2
O (9-3)
4

32

- Untuk Sulfur
S + O
2
SO
2

32 32

Jika diasumsikan udara kering mengandung 23,15% oksigen dari beratnya.
Kemudian jumlah udara yang dibutuhkan untuk oksidasi sebesar 1 lb dari karbon
tidak akan sama sampai 11,52 lb (32/12)(1/0,2315). Kecocokan jumlah untuk
hydrogen dan sulfur sebesar 34,56 dan 4,31 lb. masing masing. Itu seharusnya
menjadi catatan dari jumlah oksigen dari total persen dari hydrogen. Sekarang
menjadi buangan (subsraksi perhitungan untuk oksigen di campuran buangan
4

dengan hydrogen menjadi air) kebutuhan pembakaran komputasi ke determinan
dari jumlah kebutuhan udara untuk pembakaran stoikiometri
Pembakaran Udara Berlebih
Karena ketidaktetapan alami dari buangan padat, hampir tidak mungkin
membakar buangan padat dengan jumlah udara stoikiometri. Dalam sistem
pembakaran yang sebenarnya, udara yang berlebih digunakan untuk pencampuran
dan turbulensi, hal ini untuk memastikan udara tersebut tersebar merata ke seluruh
bagian sampah. Penggunaan udara berlebih dalam pembakaran mempengaruhi
temperatur dan komposisi dari hasil pembakaran.
Persentase udara berlebih meningkat kandungan oksigen dalam cerobong udara
meningkat temperatur menurun, hal inilah yang menyebabkan pembakaran
udara dapat mengontrol suhu pembakaran. Ketika temperature pembakaran kecil
dari 1450
o
F emisi kebauan yang terjadi dapat berkurang. Selain itu pada
temperature besar dari 1800
o
F dapat memperkecil emisi dari dioksida Furans
mudah menguap komponen organic dan komponen lain yang berpotensi
membahayakan.
Contoh 13-1
Faktor penentu dari efek kelebihan udara pada temperatur dan komposisi dari gas.
Factor penentu dari komposisi dan temperature dari gas untuk buangan padat pada
table 3-7 dan contoh 3-3. Lihat efek dari kebutuhan pembakaran udara dari
teperatur gas. Asumsikan kondisi seperti :
1. Semua dari inisial karbon sekarang yang masuk CO
2

2. Energy konten dari MSW adalah 5065 Btu/lb sebagai factor penentu di contoh
3-4
Solusi:
1. Tabel pembakaran diatur menjadi factor penentu mol dari oksigen dan pounds
udara dibutuhkan per 100 pound dari buangan padat untuk pembakarna
stoikiometri

5

Komponen
Berat
%
Berat
atom
Berat/atom
Mol O
2

dibutuhkan
Reaksi dan
Produksi
Karbon 27,4 12,0 2,283 2,283 C+O
2
=> CO
2

Hidrogen 2,6 1,0 3,600 0,900 2H
2
+ O
2
=> 2H
2
O
Oksigen 23,0 16,0 1,438 -0,719
Nitrogen 0,5 14,0 0,036 -
Sulfur 0,1 32,1 0,003 0,003 S + O
2
=> SO
2

Air 21,4 18,0 1,189
Inersia 24,0

2. Pembakaran diatur yang menentukan mol dari gas oleh stoikiometri
pembakaran dari 100 lb dari buangan padat.
Hasil
Pembakaran
Mol dari Gas
Pembakaran Udara Total %
CO
2
2,83 0,004 2,287 15,3
H
2
O (2,000+1,189) 0,150 3,339 22,3
O
2
- - - -
N
2
0,018 9,30 9,318 62,3
SO
2
0,003 - 0,003 < 0,1
Total 14.947 99,9
Mol dari udara cerobong udara = 11,92/14,95 = 0,80
3. Tentukan tabel komputasi untuk menentukan komposisi gas pembakaran.
Untuk kelebihan udara dari kuantitas yang berbeda diasumsikan 100 mol gas
pembakaran dari pembakaran stoikiometri.
Persen udara
berlebih
Mol udara
berlebih
Total mol
gas
Komposisi gas (%)
CO
2
O
2
N
2
H
2
O SO
2

0 0 100 15,3 0,0 62,3 22,3 <0,1
50 40,0 140 10,9 5,9 66,8 16,3 <0,1
100 80 180 8,5 9,2 69,3 12,9 <0,1
4. Tentukan entalpi gas pembakaran untuk kedua persentase kelebihan udara di
Langkah ke-3 pada 4 temperatur (1000, 1500, 2000, 2500F).
a. Gunakan persamaan bderikut dengan data entalpi yang ada pada table
sebelumnya.

6



= *(


) (


)+
[( ) (


)]
Dimana mol gas pembakaran yaitu pada keadaan stoikiometri dari langkah 2 dan
total mol gas termasuk udara berlebih (lihat tabel atas halaman 615)
Suhu F
Btu/lb mol menurut standar
CO
2
O
2
N
2
H
2
O
1000 10,048 6,974 6,720 26,925
1500 16,214 11,008 10,556 31,743
2000 22,719 15,191 14,520 36,903
2500 29,539 19,517 18,609 42,405

b. Sebuah sampel perhitungan entalpi terjadi pada suhu 1000F dan 50% udara
berlebih:
Btu di gas pembakaran / lb buangan padat
= (0,1495 mol gas pembakaran/ lb buangan padat)(140/100) x [0,109(10,048
Btu/mol) + 0,059 (6974 Btu/mol) + 0,668 (6720 Btu /mol) + 0,163 (26,925
Btu/mol)
= 2173 Btu/lb buangan padat
c. Simpulkan perhitungan entalpi untuk 4 temperatur:
Temperatur F
Btu/lb gas pembakaran/lb buangan padat
Udara lebih (50%) Udara lebih (100%)
1000 2173 2590
1500 3064 3710
2000 3995 4884
2500 4964 6101
5. Tentukan suhu gas pembakaran pada 50 dan 100% udara lebih.
a) Jika diasumsikan kandungan energi buangan padat adalah 5065 Btu/lb dan
15% energi hilang, kemudian 4305 Btu/lb harus tersisa di dalam gas
pembakaran
b) Dengan interpolasi dari tabel kesimpulan pada langkah 4c, temperatur gas
pembakaran adalah sekitar 2160 F pada udara lebih 50% dan 1750F
pada udara lebih 100%
7

Pelepasan Panas dari Pembakaran
Panas yang dilepaskan dari pembakaran sebagian disimpan dalam hasil
pembakaran dan sebagian lagi ditransfer secara konveksi, konduksi dan radiasi ke
dinding saat system pembakaran, ke bahan bakar yang masuk, dan ke residu. Jika
komposisi dasar buangan padat diketahui, kandungan energi dapat diperkira dan
P D y y h ,
yang ada di Bab 3, per 3-10. Biasanya kandungan energi buangan padat
berdasarkan sebuah analisa nilai pemanasan komponen sampah secara individu
(lihat tabel 3-13 dan contoh 3-4). Perhitungan pembakaran penting untuk
memperkirakan panas yang tersedia dari proses pembakaran untuk konversi
menjadi uap dan akhirnya ke tenaga listrik yang diilustrasikan pada contoh 13-2.
Contoh 13-2
Material dan keseimbangan panas pada pembakaran buangan padat.
Tentukan panas yang tersedia pada gas buangan dari pembakaran sampah 125
ton/hr dengan karakteristik sebagai berikut:
Komponen Total persen lb/hr
Dapat terbakar 54,6 13.6500
Tidak dapat terbakar 24,0 60.000
Air 21,4 53.500

Elemen Persen
Karbon 27,4
Hidrogen 3,6
Oksigen 23,0
Nitrogen 0,5
Sulfur 0,1
Air 21,4
Bahan lembam 24,0

Asumsikan keadaan berikut:
1) Nilai pembakaran api buangan padat = 5065 Btu/lb
2) Sisa pembakaran mengandung 5% karbon yang tidak terbakar
3) Suhu: pemasukan udara = 80 F
8

Sisa pembakaran = 800 F
4) Residu spesifik pembakaran = 0,25 Btu/lb F
5) Batas air yang tersimpan = 1040 Btu/lb
6) Kehilangan radiasi = 0,05 Btu/Btu panas masuk secara kasar/kotor
7) Semua oksigen dalam sampah (buangan padat) diikat menjadi air
8) Kebutuhan udara secara teori berdasarkan stoikiometri:
Karbon : C + O
2
CO
2
= 11,52 lb/lb
Hidrogen : 2H
2
+ O
2
2H
2
O = 34,56 lb/lb
Sulfur : S + O
2
SO
2
= 4,31 lb/lb
9) Hidrogen tersedia (berat bersih) untuk pembakaran sama dengan persen
h 1/8 . C y
y
10) Nilai pembakaran karbon adalah 14000 Btu/lb
11) Kelembaban di udara pembakaran = 1 %
Penyelesaian:
1) Tentukan sebuah tabel perhitungan untuk menghitung berat elemen-elemen
buangan padat (sampah).
Elemen Lb/hr
Karbon = 0,274 (250000) 68.500
Hidrogen = 0,036 (250000) 9.000
Oksigen = 0,230 (250000) 57.500
Nitrogen = 0,005 (250000) 1.250
Sulfur = 0,001 (250000) 250
Air = 0,214 (250000) 53.500
Kelembaban = 0,240 (250000) 60.000
Total 250.000

2) Hitung jumlah residu
Lembam = 60.000 lb/hr
Residu total = 60.000/0,95 = 63.158 lb/hr
Karbon di residu = 63158-60000 = 3158 lb/hr
9

3) Tentukan hidrogen yang tersedia dan ikatan air
Hidrogen tersedia (netto), % = (3,6% - 23% / 8) = 0,72% = 1812 lb/hr
Hidrogen di ikatan air = 3,6% - 0,725% = 2,875% = 7188 lb/hr
Ikatan air = oksigen + hidrogen di ikatan air
= 57500 + 7188 = 64888 lb/hr
4) Tentukan sebuah tabel perhitungan untuk menghitung udara yang dibutuhkan
Elemen Udara yang dibutuhkan lb/hr
Karbon = (68500 3158) (11,52) 752740
Hidrogen = 1812 (34,56) 62623
Sulfur = 250 (4,31) 1078
Udara kering secara teori (total) 816441
Udara kering total termasuk kelebihan udara 100% 1632882
Kelembaban = 1632882 (0,01) 16329
Udara total 1649211

5) Tentukan jumlah air yang dihasilkan pembakaran dari hidrogen yang tersedia:
H
2
O =


(1812 lb/hr) = 16308 lb/hr
6) Sediakan sebuah heat balance (keseimbangan panas) untuk proses pembakaran
Item Nilai, 10
4
Btu/hr
Berat kotor panas yang masuk
2,5 x 10
5
lb/hr (5065 Btu/lb)
1266,3
Panas yang hilang dalam karbon yang tidak
terbakar
3158 lb/hr (14000 Btu/lb)
-44,2
Kehilangan radiasi
0,005 Btu/Btu (1266,3 x 10
6
Btu/hr)
-6,3
Kelembaban yang melekat
53500 lb/hr (1040 Btu/hr)
-55,6
Kelembaban di ikatan air
64688 lb/hr (1040 Btu/hr)
-67,3
10

Item Nilai, 10
4
Btu/hr
Kelembaban pembakaran dari hidrogen yang
ada 16308 lb/hr (1040 Btu/hr)
-17,0
Panas yang harus ada di residu
63158 lb/hr [0,25 Btu/lb F(800-80)F]
-11,4
Total yang hilang -201,8
Panas (berat bersih) yang ada di gas-gas
buangan (1266,3-201,8) x 10
8
Btu/hr
1064,5
Efisiensi pembakaran
(1064,5 x 10
4
Btu/hr / 1266,3 x 10
4
Btu/hr) x
100%
84,1%

Anda mungkin juga menyukai