ARTIS YANG MASUK KE DUNIA POLITIK

Panggung politik dalam negeri belakangan ini makin diramaikan kehadiran

artis. Tak ada yang tahu pasti apakah ketertarikan sejumlah selebritis itu terjun ke
politik karena sekadar memanfaatkan popularitas ataukah memang punya
kapasitas. Yang pasti, pentas politik negeri ini diwarnai fenomena baru, yakni
selebritis politik. Dan, fenomena artis terjun ke politik tampaknya bakal
semakin tak terbendung.
Melihat para artis ini menjadi pemimpin yg berhasil membawa negeri ini
keluar dari keterpurukan yg berkepanjangan, bisa di lihat dari para artis
sebelumnya yg sdh dulu terjun ke dunia politik. Apakah ada kontribusi atopun
kinerja mereka yg patut di ingat oleh kita? Apakah ada perubahan yg sdh mereka
lakukan selama ini utk seluruh rakyat Indonesia? Saya fikir mereka sama seperti
pemimpin-pemimpin yg lain dari kalangan di luar artis. Sama-sama diberikan akal
fikiran dan sama-sama makan nasi, hanya bakat dan ketenarannya yg
membedakan. Di khawatirkan dari para artis ini adalah bilamana bakat actingnya
itu di bawa ke dunia nyata, dunia politik dan dunia penuh intrik ini. Akan seperti
apa sandiwaranya di depan sidang tapi bukan di depan camera rumah produksi
film?
Partai Amanat Nasional (PAN) merupakan salah satu partai yang banyak dilirik
kalangan artis untuk terjun ke panggung politik. Sedikitnya 20 artis telah
menyatakan siap menjadi caleg dari PAN untuk kursi DPR RI. Antara lain Derry
Dradjat dari daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat, Ardian Maulana (Sumatera
Barat), Eko Patrio (Jawa Timur), Marini Zumarnis dan Wanda Hamidah (DKI),
Wulan Guritno (Jawa Tengah), Ikang Fauzi (Banten), dan pelawak Cahyono
(Jawab Barat). Banyaknya artis yang bergabung dengan PAN, sampai-sampai ada
yang memplesetkan singkatan PAN menjadi Partai Artis Nasional.
Seolah tak mau kalah dengan PAN, sejumlah parpol lain juga mengusung caleg
dari kalangan artis. PPP, misalnya, menggandeng Marissa Haque, Evie Tamala,
Lyra Virna, Ferry Irawan, Okky Asokawati, Ratih Sanggarwati, dan Julia Perez.
Sementara Partai Golkar mencalonkan Tantowi Yahya, Jeremy Thomas, dan
Nurul Arifin.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pun ikut memburu artis. Sejauh ini, artis
yang sudah mendaftar adalah Teuku Firmansyah. Sedangkan Partai Bintang
Reformasi (PBR) menawari Dewi Yull sebagai caleg. Sementara Partai Damai
Sejahtera (PDS) mendaulat Maya Rumantir, Bella Saphira, dan Tessa Kaunang
menjadi kader partai sekaligus caleg mereka.
Tak hanya membidik kursi legislatif, sejumlah selebritis juga mencoba
peruntungan dalam pemilihan kepala daerah (pilkada). Sebut saja Primus Yustisio,
Syaiful Jamil, dan Ayu Soraya. Sebelumnya, Dede Yusuf sukses menduduki kursi
wakil gubernur Jabar. Sementara Rano Karno terpilih menjadi wakil bupati
Tangerang.
Rhoma Irama menyatakan diri maju dalam pemilihan presiden ini adalah
rangkaian dari proses politik yang terjadi di Indonesia semenjak era reformasi, di
mana banyak artis menjadi anggota DPR, DPD, dan DPRD, serta menjadi kepala
daerah atau wakilnya. Para artis terjun dalam dunia politik, disebabkan karena
kemauan dirinya sendiri, ada pula karena diajak dan difasilitasi oleh partai politik.
Faktor diajak dan difasilitasi oleh partai politik lebih dominan dibanding
dengan kemauan dirinya sendiri. Partai politik melihat kepopuleran artis mampu
sebagai pendulang suara dan ini terbukti dengan banyaknya artis terpilih menjadi
wakil rakyat dan kepala daerah. Di DPR banyak artis seperti Jamal Mirdad, Nurul
Arifin, Miing Bagito, Vena Melinda, Primus, Eko Patrio, dan lain sebagainya.
Sedang yang menjadi kepala daerah atau wakilnya seperti Dede Yusuf, Rano
Karno, dan masih ada yang lainnya lagi.

ARTISTS IMPORTED TO WORLD POLITICS

Domestic political scene lately more enlivened artist's presence. No one
knows for sure whether the interest amount was plunged into political celebrities
as merely capitalized on the popularity or do have the capacity. To be sure, the
political arena of this country tinged new phenomenon, namely "political
celebrity". And, the phenomenon of artists involved in politics seems to be
unstoppable.
Seeing these artists became leader who managed to bring the country out
of the "slump" protracted, can be seen from the previous artist sdh first foray into
politics. Is there a contribution worthy atopun their performance to remember by
us? Is there perubahan sdh For them to do this for all the people of Indonesia? I
think the same as they were the other leaders of the outside artists. Equally given
reasonable minds and equally eat rice, just talent and fame that differentiate. In
fear of these artists are actingnya talent when it was brought to the real world,
political world and the world is full of intrigue. What will the hammy theatrics in
front of "hearing" but not in front of the camera film production house?
National Mandate Party (PAN) is one of the many parties who ogled among
artists to plunge into politics. At least 20 artists have expressed readiness to
become a candidate of the PAN to the House of Representatives seat. Among
others Derry Dradjat of constituencies (electoral district) of West Java, Ardian
Maulana (West Sumatra), Eko Patrio (East Java), Marini Zumarnis and Wanda
Hamidah (DKI), Wulan Guritno (Central Java), Ikang Fauzi (Bantam), and
Cahyono comedian (Answer the West). The number of artists who joined the
PAN, to the extent that there are memplesetkan acronym PAN into 'National
Artist Party'.
As if not to be outdone by the PAN, a number of other political parties
also brings candidates from the artists. PPP, for example, took Marissa Haque,
Evie Tamala, Lyra Virna, Ferry Irawan, Okky Asokawati, Sanggarwati Ruth, and
Julia Perez. While Golkar Party nominate Tantowi, Jeremy Thomas, and Nurul
Arifin.
National Awakening Party (PKB), too hunt artist. So far, the artists who
have signed up are Teuku Firman. While the Reform Star Party (PBR) toasters
offered as candidates. While the Prosperous Peace Party (PDS) Rumantir oust
Maya, Bella Saphira, and Tessa Kaunang becoming party cadres once their
candidates.
Not only aiming for legislative seats, a number of celebrities are also
trying their luck in local elections (local elections). Call it Yustisio Primus,
Syaiful Jamil, and Ayu Soraya. Previously, Dede Yusuf successfully occupy the
vice governor of West Java. While Rano Karno was elected as vice-regent of
Tangerang.
Rhoma Irama declared themselves forward in this presidential election is a
series of political processes that occurred in Indonesia since the reform era, in
which many artists are members of the DPR, DPD and DPRD, as well as regional
head or his representative. The artists engage in politics, due to his own volition,
others as invited and facilitated by political parties.
Factors encouraged and facilitated by a political party is more dominant
than voluntary. A political party is able to see the artist's popularity as miners
sound and is proven by the many artists selected to be representative of the people
and head area. In the House many artists like Jamal Mirdad, Nurul Arifin, Miing
Bagito, Vena Melinda, Primus, Eko Patrio, and so forth. Being the head of the
region or its representatives such as Dede Yusuf, Rano Karno, and there are still
others.