Anda di halaman 1dari 9

Sejarah pertanian

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas



Pada awal abad ke-20 didatangkan sapi penghasil susu Fries-Holland ke Jawa.

Pertanian
Umum
Agribisnis
Agroindustri
Agronomi
Ilmu pertanian
Jelajah bebas
Kebijakan pertanian
Lahan usaha tani
Mekanisasi pertanian
Menteri Pertanian
Perguruan tinggi pertanian
Perguruan tinggi pertanian di Indonesia
Permakultur
Pertanian bebas ternak
Pertanian berkelanjutan
Pertanian ekstensif
Pertanian intensif
Pertanian organik
Pertanian urban
Peternakan
Peternakan pabrik
Wanatani
Sejarah
Sejarah pertanian
Sejarah pertanian organik
Revolusi pertanian Arab
Revolusi pertanian Inggris
Revolusi hijau
Revolusi neolitik
Tipe
Akuakultur
Akuaponik
Hewan ternak
Hidroponik
Penggembalaan hewan
Perkebunan
Peternakan babi
Peternakan domba
Peternakan susu
Peternakan unggas
Peladangan
Portal:Pertanian
l
b
s
Sejarah pertanian adalah bagian dari sejarah kebudayaan manusia. Pertanian muncul ketika
suatu masyarakat mampu untuk menjaga ketersediaan pangan bagi dirinya sendiri. Pertanian
memaksa suatu kelompok orang untuk menetap dan dengan demikian mendorong kemunculan
peradaban. Terjadi perubahan dalam sistem kepercayaan, pengembangan alat-alat pendukung
kehidupan, dan juga kesenian akibat diadopsinya teknologi pertanian.
Kawasan Hilal Subur di Asia Barat, serta Mesir dan India merupakan lokasi awal
pembudidayaan tanaman untuk mendapatkan hasilnya. Sebelum aktivitas ini dimulai, manusia
terbiasa mencari sumber makanan di alam liar. Pertanian berkembang secara independen di
berbagai tempat di dunia, yaitu di China, Afrika, Papua, India, dan Amerika.
[1]

Sebagai bagian dari kebudayaan manusia, pertanian telah membawa revolusi yang besar dalam
kehidupan manusia sebelum revolusi industri. Bahkan dapat dikatakan, revolusi pertanian adalah
revolusi kebudayaan pertama yang dialami manusia.
Setiap bagian di dunia memiliki perkembangan penguasaan teknologi pertanian yang berbeda-
beda, sehingga garis waktu perkembangan pertanian bervariasi di setiap tempat. Di beberapa
bagian di Afrika dan Asia Tengah masih dijumpai masyarakat yang semi-nomaden (setengah
pengembara), yang telah mampu melakukan kegiatan peternakan atau bercocok tanam, namun
tetap berpindah-pindah demi menjaga pasokan pangan. Sementara itu, di Amerika Utara dan
Eropa traktor-traktor besar yang ditangani oleh satu orang telah mampu mendukung penyediaan
pangan ratusan orang.
Daftar isi
1 Asal-mula pertanian
2 Perkembangan
3 Sejarah berdasarkan lokasi
o 3.1 Kerajaan Romawi
o 3.2 China
o 3.3 Indus
o 3.4 Amerika Tengah
o 3.5 Amerika Selatan
o 3.6 Amerika Utara
o 3.7 Australia
4 Lihat pula
5 Referensi
6 Bahan bacaan terkait
7 Pranala luar
Asal-mula pertanian
Berakhirnya zaman es sekitar 11.000 tahun sebelum Masehi (SM) menjadikan bumi lebih hangat
dan mengalami musim kering yang lebih panjang.
[2]
Kondisi ini menguntungkan bagi
perkembangan tanaman semusim, yang dalam waktu relatif singkat memberikan hasil dan biji
atau umbinya dapat disimpan. Ketersediaan biji-bijian dan polong-polongan dalam jumlah
memadai memunculkan perkampungan untuk pertama kalinya, karena kegiatan perburuan dan
peramuan tidak perlu dilakukan setiap saat.
Berbagai teori dan hipotesis mengemuka mengenai bagaimana manusia berpindah dari budaya
berburu ke budaya bercocok tanam.
Hipotesis Oasis dikemukakan oleh Raphael Pumpelly pada tahun 1908 dan dipopulerkan oleh
Vere Gordon Childe yang merangkum hipotesis tersebut ke dalam buku Man Makes Himself.
[3]

Hipotesis ini menyatakan bahwa ketika iklim menjadi lebih kering, komunitas populasi manusia
mengerucut ke oasis dan sumber air lainnya bersama dengan hewan lain. Domestikasi hewan
berlangsung bersamaan dengan penanaman benih tanaman.
Hipotesis Lereng Berbukit (Hilly Flanks) dikemukakan oleh Robert Braidwood pada tahun
1948 yang memperkirakan bahwa pertanian dimulai di lereng berbukit pegunungan Taurus dan
Zagros, yang berkembang dari aktivitas pengumpulan biji-bijian di kawasan tersebut.
[4]

Hipotesis Perjamuan dikemukakan oleh Brian Hayden yang memperkirakan bahwa pertanian
digerakkan oleh keinginan untuk berkuasa dan dibutuhkan sebuah perjamuan besar untuk
menarik perhatian dan rasa hormat dari komunitas. Hal ini membutuhkan sejumlah besar
makanan.
[5]

Teori Demografik diusulkan oleh Carl Sauer pada tahun 1952, yang diadaptasikan oleh Lewis
Binford dan Kent Flannery. Mereka menjelaskan bahwa peningkatan populasi akan semakin
mendekati kapasitas penyediaan oleh lingkungan sehingga akan membutuhkan makanan lebih
banyak dari yang bisa dikumpulkan. Berbagai faktor sosial dan ekonomi juga mendorong
keinginan untuk mendapatkan makanan lebih banyak.
[6][7]

Hipotesis Evolusioner oleh David Rindos mengusulkan bahwa pertanian merupakan adaptasi
evolusi bersama antara tumbuhan dan manusia. Diawali dengan perlindungan terhadap spesies
liar, manusia lalu menginovasikan praktek budi daya berdasarkan lokasi sehingga domestikasi
terjadi.
[8]

Perkembangan

Penggambaran pertian pada zaman Mesir Kuno
Berdasarkan bukti-bukti peninggalan artefak, para ahli prasejarah saat ini bersepakat bahwa
praktik pertanian pertama kali berawal di daerah "bulan sabit yang subur" di Mesopotamia
sekitar 8000 SM. Pada waktu itu daerah ini masih lebih hijau daripada keadaan sekarang.
Berdasarkan suatu kajian, 32 dari 56 spesies biji-bijian budidaya berasal dari daerah ini. Daerah
ini juga menjadi satu dari pusat keanekaragaman tanaman budidaya (center of origin) menurut
Nikolai Vavilov. Jenis-jenis tanaman yang pertama kali dibudidayakan di sini adalah gandum,
jelai (barley), buncis (pea), kacang arab (chickpea), dan flax (Linum usitatissimum).
Di daerah lain yang berjauhan lokasinya dikembangkan jenis tanaman lain sesuai keadaan
topografi dan iklim. Di Tiongkok, padi (Oryza sativa) dan jewawut (dalam pengertian umum
sebagai padanan millet) mulai didomestikasi sejak 7500 SM dan diikuti dengan kedelai, kacang
hijau, dan kacang azuki. Padi (Oryza glaberrima) dan sorgum dikembangkan di daerah Sahel,
Afrika 5000 SM. Tanaman lokal yang berbeda mungkin telah dibudidayakan juga secara
tersendiri di Afrika Barat, Ethiopia, dan Papua. Tiga daerah yang terpisah di Amerika (yaitu
Amerika Tengah, daerah Peru-Bolivia, dan hulu Amazon) secara terpisah mulai
membudidayakan jagung, labu, kentang, dan bunga matahari.
Kondisi tropika di Afrika dan Asia Tropik, termasuk Indonesia, cenderung mengembangkan
masyarakat yang tetap mempertahankan perburuan dan peramuan karena relatif mudahnya
memperoleh bahan pangan. Migrasi masyarakat Austronesia yang telah mengenal pertanian ke
wilayah kepulauan Indonesia membawa serta teknologi budi daya padi sawah serta perladangan.
Sejarah berdasarkan lokasi

Mesin pemanen bangsa Romawi yang ditarik oleh hewan

Mural pada Dinasti Han mural, menggambarkan aktivitas pembajakan di Shennong

Petani Inca menggunakan chaki taklla, sebuah alat pembajak tanah
Kerajaan Romawi
Pertanian pada zaman Romawi berkembang dengan berdasarkan praktek pertanian yang telah
ditemukan oleh bangsa Sumeria yang ditransfer melalui runtunan kebudayaan. Pertanian bangsa
Romawi memiliki fokus utama sebagai perdagangan dan ekspor. Bangsa Romawi meletakkan
dasar sistem ekonomi yang menjadi pondasi Abad Pertengahan. Ukuran lahan usaha tani dapat
dibagi menadi tiga kategori, yaitu lahan usaha tani ukuran kecil (berukuran 18-88 iugera), ukuran
menengah (80-500 iugera), dan ukuran besar (disebut latifunda, berukuran lebih dari 500 iugera).
Ukuran satu iugera sekitar 0.65 acre.
[9]

Bangsa romawi memiliki empat sistem manajemen pertanian, yaitu diatur langsung oleh pemilik
lahan dan keluarganya; memanfaatkan budak pekerja dengan diawasi oleh pengawas budak;
sistem bagi hasil (sharecropping) antara pemilik lahan dan penyewa lahan; dan disewakan.
[9]

Setiap provinsi memiliki spesialisasi tersendiri dan saling mensuplai hasil pertanian satu sama
lain. Beberapa memproduksi serealia, lainnya memproduksi minuman anggur, dan yang lainnya
memproduksi zaitun, tergantung jenis lahan yang terdapat diprovinsi tersebut.
China
Catatan sejarah yang ada sejak tahun 481 SM hingga 220 M menggambarkan perkembangan
pertanian di China yang mencakup sistem lumbung nasional dan praktek serikultur atau budi
daya ulat sutra. Perdagangan dan pemanfaatan secara kuliner juga tercatat.
[10]

China telah mengembangkan mesin tumbuk bertenaga air pada abad ke 1 SM khusus digunakan
untuk pertanian.
[11]
Pompa rantai telah ditemukan pada abad ke 1 M bertenaga air maupun
hewan, yang menggerakan sistem roda mekanik.
[12]
Pompa ini terutama digunakan untuk
mengairi saluran irigasi, namun juga bisa digunakan untuk menyediakan air bagi
masyarakat.
[13][14]

Indus
Kapas dibudidayakan pertama kali pada milenium ke 5 SM di India.
[15]
Sedangkan gandum dan
barley didomestikasikan sejak tahun 9000 SM. Domestikasi domba, kambing, dan sapi terjadi
beberapa lama setelah itu.
[16][17][18]
Sekitar tahun 8000 SM- hingga 6000 SM, domestikasi gajah
juga terjadi.
[16]
Praktek pertanian yang paling mencolok mencakup perontokan, penanaman
dengan sistem baris, dan sistem lumbung.
[18][19]
Pada milenium ke 5 SM, peradaban pertanian
menjadi umum di Kashmir.
[18]
Padi telah menjadi bahan baku makanan utama masyarakat India
sejak tahun 8000 SM.
[20][21]
Perkembangan kebudayaan lainnya pada bidang pertanian lalu
muncul dan mengembangkan budi daya padi di Asia Tenggara.
Irigasi berkembang di peradaban lembah sungai Indus sekitar 4500 SM.
[22]
Ukuran peradaban
dan kesejahteraan tumbuh sehingga membutuhkan perencanaan sipil seperti drainase dan
selokan.
[22]
Bajak yang ditarik oleh hewan dimulai pada tahun 2500 SM di tempat tersebut.
[23]

Amerika Tengah
Di Amerika Tengah, teosinte liar didomestikasikan melalui seleksi sehingga memunculkan
jagung, lebih dari 6000 tahun yang lalu. Jagung lalu tersebar di Amerika Utara dan menjadi
tanaman pertanian utama masyarakat pribumi di sana hingga kehadiran bangsa penjelajah dari
Eropa.
[24]
Tanaman pertanian utama lainnya meliputi labu, kacang-kacangan, dan kakao. Kalkun
juga didomestikasikan pertama kali di Meksiko atau selatan Amerika Serikat.
Di Amerika Tengah, bangsa Aztec merupakan masyarakat yang aktif bercocok tanam dan
memiliki ekonomi berbasis pertanian. Lahan di sekitar danau Texcoco ketika itu merupakan
lahan yang subur dan cukup untuk memproduksi pangan bagi kerajaan yang sedang berkembang.
Bangsa Aztec juga mengembangkan irigasi, teras di lereng gunung, dan pemupukan. Chinampa
merupakan salah satu temuan terbesar mereka, yang disebut juga dengan "kebun terapung".
Amerika Selatan
Di sekitar kawasan Andes, Amerika Selatan, kentang menjadi tanaman domestikasi utama yang
terjadi sejak 5000 tahun yang lalu. Sejumlah besar kacang-kacangan juga didomestikasikan.
Llama, alpaca, dan guinea pig menjadi hewan yang didomestikasikan. Tumbuhan koka masih
menjadi tanaman pertanian utama sampai sekarang.
Peradaban Andes didominasi oleh masyarakat pertanian. Bangsa Inca telah memahami peran
cuaca dan tanah bagi pertanian. Adaptasi teknologi pertanian telah digunakan secara terencana
dan memungkinkan produksi berbagai jenis hasil pertanian di berbagai tempat seperti pinggir
pantai, gunung, dan hutan.
Amerika Utara
Masyarakat pribumi di kawasan timur Amerika Serikat telah membudidayakan berbagai jenis
tanaman seperti bunga matahari, tembakau, berbagai jenis labu dan Chenopodium, juga tanaman
yang tidak lagi dibudidayakan seperti marshelder dan jelai kecil.
[25][26][27]
Padi liar dan maple
juga telah dibudidayakan. Strawberry dibudidayakan pertama kali di Amerika bagian timur
laut.
[28]
Pecan dan anggur Concord, pernah dibudidayakan, namun sempat menghilang hingga
kembali dibudidayakan pada abad ke 19.
[29][30]

Masyarakat pribumi di kawasan yang saat ini California dan Pasifik melakukan berbagai jenis
usaha kebun hutan dan pertanian tongkat api (fire-stick farming) di kawasan padang rumput,
hutan, dan rawa. Mereka mampu memanfaatkan ekologi api sehingga tidak menyebabkan
kebakaran hutan dan mampu menunjang usaha pertanian berkelanjutan secara berpindah
(permakultur alam liar").
[31][32][33][34]

Australia
Hingga dimulainya kolonisasi Inggris di Australia pada tahun 1788, masyarakat pribumi
Australia dicirikan sebagai masyarakat pemburu dan pengumpul yang tidak melakukan aktivitas
pertanian atau bentuk produksi pangan lainnya. Namun Rhys Jones mengemukakan pada tahun
1969 bahwa masyarakat pribumi Australia mungkin melakukan pembakaran padang rumput dan
hutan secara sistematis untuk mempertahankan tanaman tertentu dan menghilangkan tanaman
yang tidak dibutuhkannya.
[35]
Pada tahun 1970an dan 1980an, sebuah penelitian arkeologi yang
dilakukan di Victoria menemukan bahwa pemeliharaan belut dan sistem penjebakan ikan telah
ada sejak 5000 tahun yang lalu.
[36]

Anda mungkin juga menyukai

  • Book 1
    Book 1
    Dokumen4 halaman
    Book 1
    ZahroClalue Dimskylovers
    Belum ada peringkat
  • SEMPRO
    SEMPRO
    Dokumen18 halaman
    SEMPRO
    ZahroClalue Dimskylovers
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktikum Evapro Print
    Laporan Praktikum Evapro Print
    Dokumen33 halaman
    Laporan Praktikum Evapro Print
    ZahroClalue Dimskylovers
    Belum ada peringkat
  • 00
    00
    Dokumen28 halaman
    00
    ZahroClalue Dimskylovers
    Belum ada peringkat