Perkecambahan yang baik berasal dari benih yang memiliki mutu terbaik. Adapun kriteria benih tanaman jagung agar menghasilkan produktivitas yang optimal, diantaranya: 1) Bermutu tinggi baik genetik, fisik, dan fisiologi 2) Daya tumbuh benih lebih dari 90% 3) Benih utuh, artinya tidak luka atau tidak cacat 4) Benih harus bebas hama dan penyakit 5) Benih harus murni, artinya tidak tercampur dengan biji-biji atau benih lain serta bersih dari kotoran
B. Syarat Tumbuh Tanaman Jagung Tanaman jagung membutuhkan air sekitar 100-140 mm/bulan. Oleh karena itu waktu penanaman harus memperhatikan curah hujan dan penyebarannya. Penanaman dimulai bila curah hujan sudah mencapai 100 mm/bulan. Untuk mengetahui ini perlu dilakukan pengamatan curah hujan dan pola distribusinya selama 10 tahun ke belakang agar waktu tanam dapat ditentukan dengan baik dan tepat. Jagung menghendaki tanah yang subur untuk dapat berproduksi dengan baik. Hal ini dikarenakan tanaman jagung membutuhkan unsur hara terutama nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) dalam jumlah yang banyak. Oleh karena pada umumnya tanah di Lampung miskin hara dan rendah bahan organiknya, maka penambahan pupuk N, P dan K serta pupuk organik (kompos maupun pupuk kandang) sangat diperlukan.
C. Proses Perkecambahan Tanaman Jagung Perkecambahan benih jagung terjadi ketika radikula muncul dari kulit biji. Benih jagung akan berkecambah jika kadar air benih pada saat di dalam tanah meningkat >30%. Proses perkecambahan benih jagung, mula-mula benih menyerap air melalui proses imbibisi dan benih membengkak yang diikuti oleh kenaikan aktivitas enzim dan respirasi yang tinggi. Perubahan awal sebagian besar adalah katabolisme pati, lemak, dan protein yang tersimpan dihidrolisis menjadi zat-zat yang mobil, gula, asam-asam lemak, dan asam amino yang dapat diangkut ke bagian embrio yang tumbuh aktif. Pada awal perkecambahan, koleoriza memanjang menembus pericarp, kemudian radikel menembus koleoriza. Setelah radikel muncul, kemudian empat akar seminal lateral juga muncul. Pada waktu yang sama atau sesaat kemudian plumule tertutupi oleh koleoptil. Koleoptil terdorong ke atas oleh pemanjangan mesokotil, yang mendorong koleoptil ke permukaan tanah. Mesokotil berperan penting dalam pemunculan kecambah ke atas tanah. Ketika ujung koleoptil muncul ke luar permukaan tanah, pemanjangan mesokotil terhenti dan plumul muncul dari koleoptil dan menembus permukaan tanah.
Gambar 1. Perkecambahan Benih Jagung Sumber: Subekti, Nuning, dkk. 2013. Morfologi Tanaman dan Fase Pertu,buhan Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros. 23-24.
D. Syarat Benih Tanaman Gandum Perkecambahan yang baik berasal dari benih yang memiliki mutu terbaik. Adapun kriteria benih tanaman jagung agar menghasilkan produktivitas yang optimal diantaranya: 1) Berasal dari malai yang matang pada batang utama 2) Mempunyai bentuk dan warna yang seragam 3) Bebas dari hama dan penyakit 4) Mempunyai bobot yang tinggi dan seragam 5) Mempunyai masa dormansi yang tidak terlalu lama antara 0 - 4 bulan 6) Kemurnian benih mini-mal 98 % 7) Campuran benih varietas lain maksimal 0,2 % 8) Biji gulma maksimal 0,1 % 9) Kotoran maksimal 2 % 10) Daya tumbuh minimal 80 % 11) Kadar air maksimal 13 % E. Syarat Tumbuh Tanaman Gandum Tanaman gandum merupakan tanaman dari daerah beriklim sedang yang sebenarnya padial dari Asia Barat. Untuk dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik diperlukan kondisi ekologis berupa kisaran temperatur 10 C - 25 C, dengan curah hujan berkisar antara 350 mm - 1250 mm selama siklus hidupnya. Kemasaman tanah yang ideal untuk tanaman gandum adalah pH 6-8, dan tanaman ini tidak tahan pada tanah pH dibawah 5 yang kaya akan aluminium. Daerah budidaya utama tanaman gandum terdapat dalam kawasan 300 600 LU dan 270 400 LS dengan ketinggian tempat mulai dekat permukaan laut sampai lebih dari 3.600 m dpl. Untuk perkecambahan pada butir gandum diperlukan air minimum 35 sampai 45 persen berat. Perkecambahan dapat terjadi antara 4 dan 37 C, suhu optimal yang dari 12 sampai 25 C. Ukuran benih tidak mengubah perkecambahan tetapi mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan hasil. Benih yang lebih besar rmemiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan biji yang lebih kecil, seperti pertumbuhan bibit lebih cepat, jumlah yang lebih tinggi anakan subur per tanaman dan hasilgabah yang lebih tinggi. Keuntungan dari biji lebih besar ditunjukkan ketika tanaman ini tumbuh di bawah tekanan lingkungan, terutama kekeringan.
F. Proses Perkecambahan Tanaman Gandum 1) Pada awal perkecambahan, terjadi proses penyerapan air atau imbibisi yang berguna untuk melunakkan kulit biji serta mendukung tumbuh kembang embrio dan endosperma. 2) Pada tahap kedua ini dimulai dengan kegiatan sel-sel dan enzim. 3) Pada tahap ketiga terjadi proses peruraian bahan-bahan seperti karbohidrat, protein, dan lemak menjadi bahan-bahan terlarut dan dihantarkan ke setiap titik tumbuh. 4) Pada tahap keempat, terjadi proses asimilasi dari penguraian bahan karbohidrat, lemak, dan protein menuju ke bagian sel yang aktif dalam proses pembelahan sel, dan berfungsi dalam menghasilkan energi untuk keperluan pembentukan sel-sel baru. 5) Pada tahap kelima, mulai terjadinya proses pertumbuhan dan perkembangan dari kecambah. Ketika munculnya tanaman, embrio biji memiliki 3-4 primordia daun dan hampir setengah dari primordia daun sudah dimulai. Selama perkecambahan, akar seminal tumbuh pertama, diikuti oleh koleoptil, yang melindungi munculnya daun pertama.
Gambar 2. Perkecambahan Benih Gandum Sumber: Leubner, Gerhard. 2012. Endospermic Seed Structure (Monocots): Poaceae (Cereal Grain, Caryopsis) - Wheat and Other Cereals. [Online]. Tersedia: http://www.seedbiology.de/structure.asp (Diakses pada 16 September 2014)
DAFTAR PUSTAKA
McWilliams, D.A., D.R. Berglund, and G.J. Endres. 1999. Corn Growth and Management Quick Quide. USA.
Leubner, Gerhard. 2012. Endospermic Seed Structure (Monocots): Poaceae (Cereal Grain, Caryopsis) - Wheat and Other Cereals. [Online]. Tersedia: http://www.seedbiology.de/structure.asp (Diakses pada 16 September 2014)
Setyorini, 2013. Perkecambahan Benih/Biji. [Online]. Tersedia: http://www.ut.ac.id/html/suplemen/luht4344/kecambah.html (Diakses pada tanggal 15 September 2014)
Simanjuntak, Bistok Hasiholan. 2009. Prospek Pengembangan Gandum (Triticum aestivum L) di Indonesia. [Online]. Tersedia: http://repository.library.uksw.edu/handle/123456789/431 (Diakses pada tanggal 15 September 2014)
Subekti, Nuning, dkk. 2013. Morfologi Tanaman dan Fase Pertu,buhan Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros. 23-24.