Anda di halaman 1dari 26

SKENARIO 3

PERDARAHAN PERVAGINAM
Seorang wanita umur 35 tahun berobat ke rumah sakit dengan keluhan keluar darah dari
vagina, dan berbau. em!un"ai tiga orang anak, terke#il umur $ tahun. %ari !emeriksaan
sensorium kom!osmentis, &% '()*+) mm,g, tem!erature 3$,5
)
-. ,aid teratur, tia! bulan, lama
+ hari. %okter meminta !erawat untuk mem!ersia!kan dan mendam!ingi !emeriksaan.
.emeriksaan !erut, ins!eksi, !al!asi, dan !erkusi dalam batas normal. /egitu!ula vulva
tidak ada kelainan. Inspekulo 0 dinding vagina dalam batas normal, serviks membesar,
berben1ol, dan berdarah. Vaginal toucher 0 serviks membesar, berben1ol, contact bleeding (+),
uterus sebesar telor bebek, mobile, dan ovarium tidak membesar. 2ntuk menegakkan diagnosis,
dokter melakukan pemeriksaan penunjang.
-atatan 0 .enga1uan skill lab. 3aginal tou#her
SASARAN /E4A5AR
1
I. Memahami dan Menjelaskan arsinoma !er"iks
I.' %e6inisi Karsinoma Serviks
I.( Etiologi dan 7aktor Resiko Karsinoma Serviks
I.3 Klasi6ikasi Karsinoma Serviks
I.8 .atogenesis Karsinoma Serviks
I.5 ani6estasi Klinis Karsinoma Serviks
I.$ Stadium Karsinoma Serviks
I.+ .emeriksaan 2ntuk %iagnosis Karsinoma Serviks
I.9 %iagnosis /anding Karsinoma Serviks
II. Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan arsinoma !er"iks
II.' .enatalaksanaan Karsinoma Serviks
II.( .en#egahan Karsinoma Serviks
II.3 .rognosis Karsinoma Serviks
III. Memahami dan Menjelaskan Etik Pemeriksaan Dalam !egi Agama
I. Memahami dan Menjelaskan arsinoma !er"iks
I.#. De$inisi
2
Kanker leher rahim adalah tumor ganas*karsinoma "ang tumbuh di dalam leher
rahim*serviks, "aitu suatu daerah !ada organ re!roduksi wanita "ang meru!akan !intu
masuk ke arah rahim "ang terletak antara rahim :uterus; dengan liang senggama :vagina;.
Kanker ini biasan"a ter1adi !ada wanita "ang telah berumur, teta!i bukti statistik
menun1ukan bahwa kanker leher rahim da!at 1uga men"erang wanita "ang berumur antara
() sam!ai 3) tahun.
I.%. Etiologi dan &aktor Resiko arsinoma !er"iks
' Etiologi
.er1alanan !en"akit karsinoma serviks meru!akan salah satu model karsinogenesis
"ang melalui taha!an atau multiste!, dimulai dari karsinogenesis "ang awal sam!ai
ter1adin"a !erubahan mor6ologi hingga men1adi kanker invasi6. Studi<studi e!idemiologi
menun1ukkan =)> lebih kanker serviks dihubungkan dengan 1enis human papilomma
virus :,.3;. /ebera!a bukti menun1ukkan kanker dengan ,.3 negati6 ditemukan !ada
wanita "ang lebih tua dan dikaitkan dengan !rognosis "ang buruk. ,.3 meru!akan
6aktor inisiator kanker serviks. On#o!rotein E$ dan E+ "an berasal dari ,.3 meru!akan
!en"ebab ter1adin"a degenerasi keganasan. Onko!rotein E$ akan mengikat !53 sehingga
&S? !53 akan kehilangan 6ungsin"a. Sedangkan onko!rotein E+ akan mengikat &S? Rb,
ikatan ini men"ebabkan terle!asn"a E(7 "ang meru!akan 6aktor transkri!si sehingga
siklus sel da!at ber1alan tan!a kontrol.
' &aktor Resiko
'. ,ubungan seks !ada usia muda atau !ernikahan !ada usia muda. 7aktor ini meru!akan
6aktor risiko utama. Semakin muda seorang !erem!uan melakukan hubungan seks,
semakin besar risikon"a untuk terkena kanker serviks. /erdasarkan !enelitian !ara
ahli, !erem!uan "ang melakukan hubungan seks !ada usia kurang dari '+ tahun
mem!un"ai resiko 3 kali lebih besar dari!ada "ang menikah !ada usia lebih dari ()
tahun.
(. /erganti<ganti !asangan seksual. .erilaku seksual beru!a gonta<ganti !asangan seks
akan meningkatkan !enularan !en"akit kelamin. .en"akit "ang ditularkan se!erti
in6eksi human !a!illoma virus :,.3; telah terbukti da!at meningkatkan timbuln"a
kanker serviks, !enis dan vulva. Resiko terkena kanker serviks men1adi ') kali li!at
!ada wanita "ang mem!un"ai !artner seksual $ orang atau lebih. %i sam!ing itu, virus
her!es sim!leks ti!e<( da!at men1adi 6aktor !endam!ing.
3. erokok. @anita !erokok memiliki risiko ( kali lebih besar terkena kanker serviks
dibandingkan dengan wanita "ang tidak merokok. .enelitian menun1ukkan, lendir
serviks !ada wanita !erokok mengandung nikotin dan Aat<Aat lainn"a "ang ada di
dalam rokok. Bat<Aat tersebut akan menurunkan da"a tahan serviks di sam!ing
meru!akan ko<karsinogen in6eksi virus.
8. %e6isiensi Aat giAi. Ada bebera!a !enelitian "ang men"im!ulkan bahwa de6isiensi
asam 6olat da!at meningkatkan risiko ter1adin"a dis!lasia ringan dan sedang, serta
mungkin 1uga meningkatkan risiko ter1adin"a kanker serviks !ada wanita "ang
makanann"a rendah beta karoten dan retinol :vitamin A;.
3
5. &rauma kronis !ada serviks se!erti !ersalinan, in6eksi, dan iritasi menahun
$. .emakaian DES :dietilstilbestrol; !ada wanita hamil untuk men#egah keguguran
:ban"ak digunakan !ada tahun '=8)<'=+);
+. ?angguan sistem kekebalan
9. .emakaian !il K/
=. In6eksi herpes genitalis atau in6eksi klamidia menahun
'). ?olongan ekonomi lemah :karena tidak mam!u melakukan .a! smear se#ara
rutin;
' &aktor Alamiah
7aktor alamiah adalah 6aktor<6aktor "ang se#ara alami ter1adi !ada seseorang dan
memang kita tidak berda"a untuk men#egahn"a. Cang termasuk dalam 6aktor alamiah
!en#etus kanker serviks adalah usia diatas 8) tahun. Semakin tua seorang wanita maka
makin tinggi risikon"a terkena kanker serviks. &entu kita tidak bisa men#egah ter1adin"a
!roses !enuaan. Akan teta!i kita bisa melakukan u!a"a<u!a"a lainn"a untuk men#egah
meningkatn"a risiko kanker serviks. &idak se!erti kanker !ada umumn"a, 6aktor genetik
tidak terlalu ber!eran dalam ter1adin"a kanker serviks. Ini tidak berarti Anda "ang
memiliki keluarga bebas kanker serviks da!at merasa aman dari an#aman kanker
serviks. Anda dian1urkan teta! melindungi diri Anda terhada! kanker serviks.
' &aktor e(ersihan
Ke!utihan "ang dibiarkan terus menerus tan!a diobati. Ada ( ma#am ke!utihan, "aitu
"ang normal dan "ang tidak normal. Ke!utihan normal bila lendir berwarna bening,
tidak berbau, dan tidak gatal. /ila salah satu sa1a dari ketiga s"arat tersebut tidak
ter!enuhi berarti ke!utihan tersebut dikatakan tidak normal. Segeralah berkonsultasi
dengan dokter Anda bila Anda mengalami ke!utihan "ang tidak normal.
.en"akit enular Seksual :.S;. .S meru!akan !en"akit<!en"akit "ang ditularkan
melalui hubungan seksual. .S "ang #uku! sering di1um!ai antara lain si6ilis, gonore,
her!es sim!leks, ,I3<AI%S, kutil kelamin, dan virus ,.3.
.emakaian !embalut "ang mengandung bahan dioksin. %ioksin meru!akan bahan
!emutih "ang digunakan untuk memutihkan !embalut hasil daur ulang dari barang
bekas, misaln"a kra"on, kardus, dan lain<lain.
embasuh kemaluan dengan air "ang tidak bersih, misaln"a di toilet<toilet umum "ang
tidak terawat. Air "ang tidak bersih ban"ak dihuni oleh kuman<kuman.
4
I.). lasi$ikasi arsinoma !er"iks
'. 4esi tingkat rendah 0 meru!akan !erubahan dini !ada ukuran, bentuk dan 1umlah sel
"ang membentuk !ermukaan serviks. /ebera!a lesi tingkat rendah menghilang dengan
sendirin"a. &eta!i "ang lainn"a tumbuh men1adi lebih besar dan lebih abnormal,
membentuk lesi tingkat tinggi. 4esi tingkat rendah 1uga disebut displasia ringan atau
neoplasia intraepitel servikal 1 :NIS 1;. 4esi tingkat rendah !aling sering ditemukan
!ada wanita "ang berusia (5<35 tahun, teta!i 1uga bisa ter1adi !ada semua kelom!ok
umur.
(. 4esi tingkat tinggi 0 ditemukan se1umlah besar sel !rekanker "ang tam!ak sangat
berbeda dari sel "ang normal. .erubahan !rekanker ini han"a ter1adi !ada sel di
!ermukaan serviks. Selama berbulan<bulan bahkan bertahun<tahun, sel<sel tersebut
tidak akan men1adi ganas dan tidak akan men"usu! ke la!isan serviks "ang lebih
dalam. 4esi tingkat tinggi 1uga disebut dis!lasia menengah atau dis!lasia berat, NIS (
atau 3, atau karsinoma in situ. 4esi tingkat tinggi !aling sering ditemukan !ada wanita
"ang berusia 3)<8) tahun.
D Klasi6ikasi histologik kanker serviks ada bebera!a, di antaran"a 0
'. SEuamous #ar#inoma
KeratiniAing
4arge #ell non keratiniAing
Small #ell non keratiniAing
3erru#ous
(. Adeno #ar#inoma
Endo#ervi#al
Endometroid :adeno#anthoma;
-lear #ell < !aramesone!hri#
-lear #ell < mesone!hri#
Serous
Intestinal
3. iFed #ar#inoma
AdenosEuamous
u#oe!idermoid
?loss" #ell
5
Adenoid #"sti#
8. 2ndi66erentiated #ar#inoma
5. -ar#inoma tumor
$. alignant melanoma
+. aliganant non<e!ithelial tumors
Sar#oma 0 miFed mullerian, leiom"sar#oma, rhabdom"osar#oma
4"m!homa
5enis skuamosa meru!akan 1enis "ang !aling sering ditemukan, "aitu G =)>H
adenokarsinoma 5>H sedang 1enis lainn"a 5>. Karsinoma skuamosa terlihat sebagai
1alinan kelom!ok sel<sel "ang berasal dari skuamosa dengan !ertandukan atau tidak,
dan kadang<kadang tumor sendiri dari sel<sel "ang berdi6erensiasi buruk atau dari sel<
sel "ang disebut small cell, berbentuk kum!aran atau ke#il serta bulat dan batas tumor
stroma tidak1elas. Sel ini berasal dari sel basal atau reserved cell. Sedang
adenokarsinoma terlihat sebagai sel<sel *ang berasal dari e!itel torak endoserviks, atau
dari kelen1ar endoserviks "ang mengeluarkan mukus.
D Kriteria .atologik
-arsinoma serviks timbul dibatasi antara e!itel "ang mela!isi ekstoserviks :!ortio;dan
endoserviks kanalis sreviks "ang disebut sEuama #loumnar 1un#tion :S-5;..ada wanita
mudah sEuama #olumnar 1un#tion ini berada di luar ostium uterieksternum, sedangkan !ada
wanita berumur lebih dari 35 tahun sEuama #olumnar 1un#tion berada di dalam kanalis serviks.
.en"ebaran !ada umumn"a se#ara lim6ogen melalui !embuluh getah bening "ang
menu1u 3 arah0
a. Ke arah 6orniks dan dinding vagina.
b.Ke arah #or!us uteri.
#.Ke arah !arametrium dan dalam tingkatan "ang lan1ut mengin6iltrasi
se!tumrektovaginal dan kandung kemih.
&umor da!at tumbuh dengan #ara 0
a.Ekso6ilik, mulai dari sEuama #olumnar 1un#tion ke arah lumen vagina
sebagaimasa !rli!erati6 "ang mengalami in6eksi sekunder dan nekrotis.
b. Endo6 i l i k, mul ai dar i s Euama #ol umnar 1 un#t i on t umbuh ke dal am
s t r oma sreviks dan #enderung untuk mengadakan in6iltrasi men1adi ulkus.
#. 2lserati6, mulai dari sEuama #olumnar 1un#tion dan #enderung merusak
struktur 1aringan serviks dengan melibatkan awal 6orniks vagina untuk
men1adi ulkus"ang luas.
5ika sel tumor sudah terda!at lebih dari ' mm dari membrana basalis atau kurangdari ' mm
teta!i sudah tam!ak berada dalam !embuluh lim6e atau darah, maka!rosesn"a sudah
6
invasi6. Sesudah tumor men1adi invasi6, !en"ebaran se#aralim6ogen menu1u ke lim6a
regional menu1u 6orniks vagina, kor!us uterus, rektumdan kandung kemih, "ang !ada
taha! akhir menimbulkan 6istula rektum dan 6istulakandung kemih..en"ebaran lim6ogen
ke !arametrium akan menu1u lim6a regional melaluiligamentum latum, kelen1ar<
kelen1ar illiaka, obturator, hi!ogastrika, !rasakral,!raaorta melalui trunkus men#a!ai
!aru, hati, gin1al dan otak.
I.+. Patogenesis arsinoma !er"iks
PER,-AHAN &I!I./.GI EPI0E/ !ERVI!
E!itel serviks terdiri dari ( 1enis, "aitu e!itel skuamosa dan e!itel kolumnarH kedua
e!itel tersebut dibatasi oleh sambungan skuamosa<kolumnar :SSK; "ang letakn"a
tergantung !ada umur, aktivitas seksual dan !aritas. .ada wanita dengan aktivitas seksual
tinggi, SSK terletak di ostium eksternum karena trauma atau retraksi otot oleh
!rostaglandin. .ada masa kehidu!an wanita ter1adi !erubahan 6isiologis !ada e!itel serviksH
e!itel kolumnar akan digantikan oleh e!itel skuamosa "ang diduga berasal dari #adangan
e!itel kolumnar. .roses !ergantian e!itel kolumnar men1adi e!itel skuamosa disebut !roses
meta!lasia dan ter1adi akibat !engaruh !, vagina "ang rendah. Aktivitas meta!lasia "ang
tinggi sering di1um!ai !ada masa !ubertas. Akibat !roses meta!lasia ini maka se#ara
mor6ogenetik terda!at ( SSK, "aitu SSK asli dan SSK baru "ang men1adi tem!at
!ertemuan antara e!itel skuamosa baru dengan e!itel kolumnar. %aerah di antara kedua SK
ini disebut daerah trans6ormasi.
PER,-AHAN NE.P/A!0I EPI0E/ !ERVI!
.roses ter1adin"a kanker serviks uteri sangat erat hubungann"a dengan !roses
meta!lasia asukn"a bahan<bahan "ang da!at mengubah !erangai sel se#ara genetik atau
mutagen !ada saat 6ase akti6 meta!lasia da!at menimbulkan sel<sel "ang ber!otensi ganas.
.erubahan biasan"a ter1adi !ada daerah SSK atau daerah trans6ormasi. utagen tersebut
berasal dari agen<agen "ang ditularkan se#ara hubungan seksual dan diduga bahwa ,uman
.a!illoma 3irus :,.3; memegang !eranan !enting.
Sel<sel "ang mengalami mutasi da!at berkembang men1adi sel dis!lasia. %imulai dari
dis!lasia ringan, dis!lasia sedang, dis!lasia berat, karsinoma in situ dan kemudian
berkembang men1adi karsinoma invasi6. &ingkat dis!lasia dan karsinoma in situ dikenal
1uga sebagai tingkat !rakanker.
%era1at kelainan e!itel didasarkan !ada kelainan !olaritas dan ati!ia "ang ditemukan !ada
sel<sel e!itel. Klasi6ikasi terbaru menggunakan istilah Neo!lasia Intrae!itel Serviks :NIS;
untuk kedua bentuk dis!lasia dan karsinoma in situ. NIS terdiri dari 0
'.NIS ' disebut dis!lasia ringan, bila !olaritas sel sudah tidak baik sam!ai kira<kira '*3
tebal e!itel dan ati!ia sel masih ringan.
(.NIS ( atau dis!lasia sedang, bila !erubahan men#aku! I<J tebal dan ati!ia dera1at
sedang.
3.NIS 3 atau dis!lasia berat dan karsinoma insitu, bila !erubahan tersebut J atau seluruh
tebal dan !olaritas tidak teratur, ati!ia sel berat serta ditemukan mitosis sel.
7
2ntuk berlan1ut men1adi karsinoma in situ umumn"a di!erlukan waktu 5 tahun dari
dis!lasia ringan, 3 tahun dari dis!lasia sedang dan ' tahun dari dis!lasia berat. Namun
tidak semua dis!lasia akan men1adi karsinoma. %is!lasia da!at mengalami regresi,
meneta! bertahun<tahun atau memburuk tergantung !ada da"a tahan !enderita.

.ada !enelitian %eFeus, dkk. menda!atkan bahwa '5> dis!lasia ringan akan
berkembang men1adi dis!lasia sedang, 3)> dis!lasia sedang akan berkembang men1adi
dis!lasia berat dan 8)> mengalami regresi men1adi dis!lasia ringan. Em!at !uluh lima
!ersen dis!lasia berat akan berkembang men1adi karsinoma insitu.
I.1. Mani$estasi linis arsinoma !er"iks
.ada 6ase !rakanker, sering tidak ada ge1ala atau tanda<tanda "ang khas. Namun, kadang bisa
ditemukan ge1ala<ge1ala sebagai berikut 0
'. Ke!utihan atau keluar #airan en#er dari vagina.
(. .erdarahan setelah sanggama "ang kemudian berlan1ut men1adi !erdarahan "ang abnormal.
3. &imbuln"a !erdarahan setelah masa meno!ause
8. .ada 6ase invasi6 da!at keluar #airan berwarna kekuning<kuningan, berbau dan da!at ber#am!ur
dengan darah.
5. &imbul ge1ala<ge1ala anemia bila ter1adi !erdarahan kronis.
$. &imbul n"eri !anggul :!elvis; atau di !erut bagian bawah bila ada radang !anggul. /ila n"eri
ter1adi di daerah !inggang ke bawah, kemungkinan ter1adi hidrone6rosis. Selain itu, bisa 1uga
timbul n"eri di tem!at<tem!at lainn"a.
+. .ada stadium lan1ut, badan men1adi kurus kering karena kurang giAi, edema kaki, timbul iritasi
kandung ken#ing dan !oros usus besar bagian bawah :re#tum;, terbentukn"a 6istel
vesikovaginal atau rektovaginal, atau timbul ge1ala<ge1ala akibat metastasis 1auh.
I.2. !tadium arsinoma !er"iks
!tadium menurut &IG. %333
Stadium ) Karsinoma in situ, karsinoma intra e!itel
Stadium I Karsinoma masih terbatas di serviks :!en"ebaran ke kor!us uteri diabaikan;
Stadium Ia Invasi kanker ke stroma han"a da!at dikenali se#ara mikrosko!ik, lesi "ang da!at
dilihat se#ara langsung walau dengan invasi "ang sangat su!er6i#ial dikelom!okkan
sebagai stadium Ib. Kedalaman invasi ke stroma tidak lebih dari 5mm dan lebarn"a
lesi tidak lebih dari +mm
8
Stadium Ia' Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih dari 3mm dan lebar tidak lebih dari
+mm
Stadium Ia( Invasi ke stroma dengan kedalaman lebih dari 3mm ta!i kurang dari 5mmm dan lebar
tidak lebih dari +mm
Stadium Ib 4esi terbatas di serviks atau se#ara mikrosko!is tidak lebih dari Ia
Stadium Ib' /esar lesi se#ara klinis tidak lebih dari 8#m
Stadium Ib /esar lesi se#ara klinis lebih besar dari 8 #m
Stadium II &elah melibatkan vagina, ta!i belum sam!ai '*3 bawah atau in6iltrasi ke
!arametrium belum men#a!ai dinding !anggul
Stadium Iia &elah melibatkan vagina, ta!i belum melibatkan !arametrium
Stadium Iib In6iltrasi ke !arametrium, teta!i belum men#a!ai dinding !anggul
Stadium III &elah melibatkan '*3 bawah vagina atau adan"a !erluasan sam!ai dinding !anggul.
%engan hidrone!rosis atau gangguan 6ungsi gin1al dimasukkan dalam stadium ini,
ke#uali kelainan gin1al da!at dibuktikan oleh sebab lain.
Stadium IIIa Keterlibatan '*3 bawah vagina dan in6iltrasi !arametrium belum men#a!ai dinding
!anggul
Stadium IIIb .erluasan sam!ai dinding !anggul atau adan"a hidrone!rosis atau gangguan 6ungsi
gin1al
Stadium I3 .erluasan ke luar organ re!rodukti6
Stadium I3a Keterlibatan mukosa kandung kemih atau mukosa rektum
Stadium I3b etastase 1auh atau telah keluar dari rongga !anggul
!tadium kanker se"iks menurut sistem 0NM
& &ak ditemukan tumor !rimer
&'S Karsinoma !ra<invasi6, ialah KIS :Karsinoma In Situ;
&' Karsinoma terbatas !ada serviks, :walau!un ada !erluasan ke kor!us uteri;
&'a .ra<klinik adalah karsinoma "ang invasi6 dibuktikan dengan !emeriksaan histologik
&'b Se#ara klinis 1elas karsinoma "ang invasi6
9
&( Karsinoma telah meluas sam!ai di luar serviks, teta!i belum sam!ai dinding !anggul,
atau karsinoma telah men1alar sam!ai dinding vagina, teta!i belum sam!ai '*3 distal
&(a Karsinoma belum mengin6iltrasi !arametrium
&(b Karsinoma telah mengin6iltrasi !arametrium
&3 Karsinoma telah melibatkan '*3 distal vagina atau telah men#a!ai dinding !anggul :tidak
ada #elah bebas antara dinding !anggul;
N/ 0 Adan"a hidrone6rosis atau gangguan 6aal gin1al akibat stenosis ureter karena in6iltrasi
tumor, men"ebabkan kasus diangga! sebagai &3 meski!un !ada !enemuan lain kasus itu
seharusn"a masuk kategori "ang lebih rendah
&8 Karsinoma telah mengin6iltrasi mukusa rektum atau kandung kemih, atau meluas sam!ai
!anggul. :%itemukann"a edema bulosa tidak #uku! bukti untuk mengklasi6ikasi
sebagai &8;
&8a Karsinoma melibatkan kandung kemih atau rektum sa1a dan dibuktikan se#ara histologik
&8b Karsinoma telah meluas sam!ai di luar !anggul
N/0 .embesaran uterus sa1a belum ada alasan untuk memasukkann"a sebagai &8
NK /ila tidak memungkinkan untuk menilai kelen1ar lim6a regional. &anda <*L ditambahkan
untuk tambahan ada*tidak adan"a in6ormasi mengenai !emeriksaan histologik, 1adi 0 NK
L atau NK <
N) &idak ada de6ormitas kelen1ar lim6a !ada lim6ogra6i
N' Kelen1ar lim6a regional berubah bentuk sebagaimana ditun1ukkan oleh #ara<#ara
diagnostik "ang tersedia : misaln"a lim6ogra6i, -&<s#an !anggul;
N( &eraba massa "ang !adat san melekat !ada dinding !anggul dengan #elah bebas in6iltrat
diantara massa ini dengan tumor
) &idak ada metastsis ber1arak 1auh
' &erda!at metastasis ber1arak 1auh, termasuk kelen1ar lim6a di atas bi6urkasio arteri iliaka
komunis
10
?ambar '. Stadium Karsinoma serviks
I.4. Pemeriksaan ,ntuk Diagnosis arsinoma !er"iks
4a"akn"a semua kanker, ter1adin"a kanker leher rahim ditandai dengan adan"a
!ertumbuhan sel<sel !ada leher rahim "ang tidak laAim :abnormal;. &eta!i sebelum sel<sel
tersebut men1adi sel<sel kanker, ter1adi bebera!a !erubahan "ang dialami oleh sel<sel
tersebut. .erubahan sel<sel tersebut biasan"a memakan waktu sam!ai bertahun<tahun
sebelum sel<sel tadi berubah men1adi sel<sel kanker. Selama 1eda tersebut, !engobatan
"ang te!at akan segera da!at menghentikan sel<sel "ang abnormal tersebut sebelum
berubah men1adi sel kanker. Sel<sel "ang abnormal tersebut da!at dideteksi kehadirann"a
dengan suatu test "ang disebut M.a! smear testN, sehingga semakin dini sel<sel abnormal
tadi terdeteksi, semakin rendahlah resiko seseorang menderita kanker leher rahim.
.a! smear test meru!akan suatu test "ang aman, #e!at dan murah dan telah di!akai
bertahun<tahun untuk mendeteksi kelainan<kelainan "ang ter1adi !ada sel<sel leher rahim.
&est ini ditemukan !ertama kali oleh %r. ?eorge .a!ani#olou, sehingga dinamakan .a!
smear test. .a! smear test adalah suatu metode !emeriksaan sel<sel "ang diambil dari leher
rahim dan kemudian di!eriksa di bawah mikrosko! untuk melihat !erubahan<!erubahan
"ang ter1adi dari sel tersebut. %alam keadaan berbaring terlentang, sebuah alat "ang
dinamakan s!ekulum akan dimasukan kedalam liang senggama. Alat ini ber6ungsi untuk
membuka dan menahan dinding vagina su!a"a teta! terbuka, sehingga memungkinkan
!andangan "ang bebas dan leher rahim terlihat dengan 1elas. Sel<sel leher rahim kemudian
diambil dengan #ara mengusa! leher rahim dengan sebuah alat "ang dinamakan s!atula,
suatu alat "ang men"eru!ai tangkai !ada es krim, dan usa!an tersebut dioleskan !ada
ob"ek<glass, dan kemudian dikirim ke laboratorium !atologi untuk !emeriksaan "ang
lebih teliti :%olinsk", ())(;.
11
.rosedur !emeriksaan .a! smear test mungkin sangat tidak men"enangkan, teta!i tidak
akan menimbulkan rasa sakit. .a! smear test dilakukan seminggu atau dua minggu setelah
berakhirn"a masa menstruasi. /agi orang "ang telah tidak haid, .a! smear test da!at
dilakukan ka!an sa1a. &eta!i 1ika kandung rahim dan leher rahim telah diangkat atau
dio!erasi :h"stere#tom" atau o!erasi !engangkatan kandung rahim dan leher rahim;, .a!
smear test tidak !erlu lagi dilakukan karena se#ara otomatis orang tersebut telah terbebas
dari resiko menderita kanker leher rahim. .a! smear test biasan"a dilakukan setia! dua
tahun sekali, dan lebih baik dilakukan se#ara teratur. ,al "ang harus selalu diingat adalah
tidak ada kata terlambat untuk melakukan .a! smear test. .a! smear test selalu di!erlukan
meski!un tidak lagi melakukan akti6itas seksual.
5ika ter1adi !endarahan setelah aktivitas seFual atau diantara masa menstruasi ter1adi dan
ter1adi keluarn"a #airan :dis#harge; maka harus segera dilakukan !emeriksaan ke dokter.
Adan"a !erubahan tersebut bukanlah suatu hal "ang normal, dan !emeriksaan "ang teliti
harus segera dilakukan walau!un baru sa1a melakukan .a! smear test.
,asil O.a! SmearP dikatakan abnormal 1ika sel<sel leher rahim ketika di!eriksa di bawah
mikrosko! akan memberikan !enam!akan "ang berbeda dengan sel normal. Ke1adian ini
biasan"a ter1adi ' dari ') !emeriksaan O.a! SmearP :So6"an, ()));. /ebera!a 6aktor "ang
da!at memberikan indikasi diketemukann"a !enam!akan O.a! SmearP "ang abnormal
adalah0
'.2nsatis6a#tor" O.a! SmearP. .ada kasus ini, berarti !egawai di 4ab tersebut tidak bisa
melihat sel<sel leher rahims dengan detail sehingga gagal untuk membuat suatu la!oran
"ang kom!rehensive ke!ada dokter. Oleh karena itu harus dilakukan .a! Smear test
kembali:So6"an,()));.
(.5ika ada in6eksi atau in6lamasi. Kadang<kadang !ada !emeriksaan O.a! SmearP
memberikan !enam!akan ter1adin"a in6lamasi. Ini berarti bahwa sel<sel di dalam leher
rahim mengalami suatu iritasi "ang si6atn"a ringan. emang kadang<kadang in6lamasi
da!at kita deteksi melalui !emeriksaan O.a! SmearP, biar!un kita tidak merasakan
keluhan<keluhan karena tidak terasan"a ge1ala klinis "ang ditimbulkann"a. Sebabn"a
berma#am<ma#am, mungkin telah ter1adi in6eksi "ang dikarenakan oleh bakteri, atau
karena 1amurP. Oleh karena itu harus dilakukan .a! Smear test kembali setelah in6eksi
atau in6lamasi sembuh :So6"an, ()));.
3.At"!ia atau inor At"!ia. Cang dimaksud dengan keadaan ini adalah 1ika !ada
!emeriksaan O.a! SmearP terdeteksi !erubahan<!erubahan sel<sel leher rahim, teta!i
sangat minor dan !en"ebabn"a tidak 1elas. .ada kasus ini, biasan"a hasiln"a dila!orkan
sebagai Oat"!iaP. /iasan"a ter1adin"a !erubahan !enam!akan sel<sel tersebut dikarenakan
adan"a !eradangan, teta!i tidak 1arang !ula karena in6eksi virus. Karena untuk membuat
suatu diagnosa "ang de6initi6 tidak memungkinkan !ada taha! ini, sehingga harus
dilakukan !emeriksaan lagi dalam waktu enam bulan. .ada umumn"a, sel<sel tersebut
akan kembali men1adi normal lagi. 5adi, sangat !enting melakukan O.a! SmearP kembali
untuk memastikan bahwa kelainan<kelainan "ang tam!ak !ada !emeriksaan !ertama
tersebut adalah gangguan "ang tidak serius. 5ika hasil !emeriksaan menun1ukan hasil "ang
sama maka disarankan untuk men1alani kol!osko!i :So6"an, ()));.
12
?ambar (. Karsinoma Serviks
-ara terbaik adalah tidak menunggu sam!ai ge1ala mun#ul. 4akukan tes .a! Smear dan
!emeriksaan !anggul se#ara teratur.
%okter akan meminta in6ormasi tentang kesehatan Anda, 6aktor<6aktor risiko terkait, dan
tentang kesehatan anggota keluarga Anda. .emeriksaan 6isik lengka! akan dilakukan,
termasuk men#ari kemungkinan !en"ebaran kanker ke kelen1ar getah bening atau!un
organterdekat.
Inspeksi Visual
ins!eksi visual leher rahim, menggunakan asam asetat atau "odium 4ugol untuk men"orot
lesi !rakanker sehingga mereka da!at dilihat dengan Qmata telan1angQ, menggeser
identi6ikasi !rakanker dari laboratorium ke klinik. .rosedur tersebut menghilangkan
kebutuhan untuk laboratorium dan trans!ortasi s!esimen, membutuhkan !eralatan "ang
sederhana dan men"ediakan wanita dengan hasil tes langsung.
/erbagai dokter medis !ro6esional, !erawat, atau !ro6esional bidan<e6ekti6 da!at
melakukan !rosedur, asalkan mereka menerima !elatihan dan !engawasan "ang memadai.
Sebagai tes skrining, 3IA melakukan sama atau lebih baik dibandingkan sitologi serviks
se#ara akurat mengidenti6ikasi lesi !ra<kanker. ,al ini telah ditun1ukkan dalam berbagai
studi di mana dokter terlatih dan !en"edia tingkat menengah diidenti6ikasi dengan benar
antara 85> dan +=> dari wanita berisiko tinggi mengembangkan kanker serviks. Sebagai
!erbandingan, ke!ekaan sitologi telah terbukti men1adi antara 8+ dan $(> .erlu. %i#atat,
bagaimana!un, sitologi "ang memberikan kekhususan lebih tinggi dari 3IA. Se!erti
sitologi, salah satu keterbatasan 3IA adalah bahwa hasil sangat tergantung !ada keakuratan
inter!retasi individu. Ini berarti bahwa !elatihan awal dan terus<menerus !engendalian
kualitas adalah sangat !enting.
3IA da!at menawarkan keuntungan signi6ikan .a! di rangkaian rendah sumber da"a,
khususn"a dalam hal #aku!an skrining meningkat, meningkatkan kualitas !rogram tindak
13
lan1ut !erawatan dan keseluruhan. Karena kebutuhan !ersonil khusus "ang lebih sedikit
dan in6rastruktur kurang, !elatihan, dan !eralatan, dengan sistem kesehatan 3IA
mas"arakat da!at menawarkan skrining kanker serviks di lebih ter!en#il :dan kurang
dilengka!i; !engaturan kesehatan dan da!at men#a!ai 1angkauan "ang lebih tinggi. Selain
itu, !en"edia da!at berbagi hasil 3IA dengan !asien segera, sehingga memungkinkan untuk
la"ar dan mem!erlakukan wanita saat kun1ungan "ang sama. ,al ini akan membantu
memastikan bahwa tindak lan1ut !erawatan da!at disediakan di tem!at dan mengurangi
1umlah !erem!uan "ang mungkin kehilangan !engobatan karena mereka tidak da!at
kembali ke klinik di lain waktu. %alam sebuah Qla"ar dan mengobatiQ !ro"ek di .eru,
misaln"a, han"a => dari !erem!uan "ang disaring !ositi6 gagal untuk menerima !erawatan
di !endekatan tunggal<kun1ungan, dibandingkan dengan 88> dari !erem!uan "ang hilang
untuk !erawatan menggunakan model multi<kun1ungan .
3IA telah berhasil di!asangkan dengan #r"othera!", metode relati6 sederhana dan murah
untuk mengobati lesi serviks "ang da!at dilakukan oleh dokter !erawatan !rimer dan
!en"edia menengah.
.emeriksaan lainn"a, antara lain0
< -ol!os#o!", kol!osko!i adalh !rosedur !emeriksaan rahim dan leher rahim. %engan
memeriksakan !ermukaan leher rahi, dokter akan menentukan !en"ebab abnormalitas dari
sel<sel rahim se!erti "ang din"atakan dalam !emeriksaan !a! smear. %okter akan
memasukan suatu #airan kedalam vagina dan memberikan warna saluran leher rahim
dengan suatu #airan "ang membuat !ermukaan leher rahim "ang mengandung sel<sel "ang
abnormal terwarnai. Kemudian dokter akan melihat kedalm saluran rahim melalui sebuah
alat "ang disebut kol!osko!i. Kolkosko!i adalh suatu alat sema#am mikrosko! bino#ular
"ang mem!ergunakan sinar "ang kuat dengan !embesaran "ang tinggi.
< -one /io!si, meru!akan !engambilan sedikit 1aringan serviks untuk diteliti oleh ahli
!atologi.
< &es !enanda tumor S-- melalui !engambilan sam!le darah
Cystoscopy0 tabung ti!is berlensa #aha"a dimasukkan ke dalam kandung kemih melalui
uretra untuk mengetahui a!akah kanker telah berkembang ke daerah ini. Sam!le bio!s"
1uga bisa diambil sekaligus. -"stos#o!" memerlukan anestesi bius total.
Proktoskopi0 tabung ti!is terang digunakan untuk memeriksa !en"ebaran kanker serviks
ke area anus Anda.
Pemeriksaan panggul0%okter 1uga da!at melakukan !emeriksaan !anggul :di bawah anestesi;
untuk mengetahui a!akah kanker telah men"ebar melam!aui daerah leher rahim.
ServikografI Sebuah kamera khusus "ang digunakan untuk mengambil gambar dari serviks.
Setelah serviks tersebut diberi asam asetat. Kemudian di bawa ke laboratorium untuk dilihat
a!akah teridentivikasi kanker atau tidak.Konisasi %ilakukan bila hasil sitologi meragukan !ada
serviks tidak tam!ak kelainan "ang 1elas. 2ntuk !emeriksaan kanker di!erlukan konisasi dengan
!isau : #old #oniAation;.
14
Pada kanker yang invasif, pemeriksaan lainnya perlu dilakukan balk untuk menilai
perluasan proses maupun untuk persiapan pengobatan.
1. Laboratorium
Pemeriksaan darah tepi, kimia darah meliputi pemeriksaan fungsi hepar dan ginjal. Bila
ada gangguan fungsi hepar mungkin ada metastasis ke hepar, sedangkan hiperkalsemia
menunjukkan proses di tulang. CEA bermanfaat untuk menilai respons terhadap
pengobatan dan pengawasan lanjut.
2. Radiologik
a. Foto paru dan pielogram intra vena (PIV)
b. Ba enema, pada stadium III dan IVA, atau bila ada gejalayang ada hubungan- dengan
rektum dan kolon.
c. Limfografi
Pemeriksaan ini untuk menilai kelenjar getah bening di pelvis dan aorta. Ketelitiannya
sangat bervariasi, dengan segala keterbatasannya. Sehingga manfaat d a r i pemeriksaan
yang mahal ini dengan false negative yang tinggi perlu dipertimbangkan. Ketelitian sangat
rendah pada metastasis yang kecil, dan pada yang sangat besar pun dapat juga lolos.
Karena itu, pemeriksaan ini jarang dilakukan lagi.
d. CT-Scan
Pemeriksaan ini dapat menggantikan pemeriksaan limfo-grail. Seberapa jauh ketelitiannya
sampai sekarang belum
jelas diketahui.
I.5. Diagnosis -anding
.eradangan serviks uteri 0 erosi serviks uteri, &/ serviks uteri, !oli! in6lamasi serviks
uteri, dll.
4eimioma submukosa serviks uterus dan uterus.
.a!iloma, melanoma serviks uteri.
Karsinoma metastatik serviks uteri 0 umumn"a dari karsinoma vagina dan karsinoma
endometrium.
.en"akit di atas sering memiliki ge1ala men"eru!ai kanker serviks uteri, se!erti lekore,
!erdarahan ireguler !er vaginam, dll. %a!at dibedakan dari kanker serviks uteri dengan
!emeriksaan bio!si histologi, sitologi !ulasan serviks uteri.
II. Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan arsinoma !er"iks

I.#. Penatalaksanaan
15
.emilihan metode tera!i berdasarkan !embagian stadium klinis, dera1at di6erensiasi
!atologi dan ukuran tumor. .ada kasus stadium dini han"a dilakukan o!erasi atau
radiotera!i sudah memberikan hasil baik, sedangkan dengan !rogresi !en"akit
umumn"a di!erlukan tera!i gabungan.
0erapi untuk karsinoma intraepitel 67IN8
&erdiri atas tera!i konservati6, konisasi, dan histerektomi total.
-IN I
%a!at di!ilih tera!i observasi dan tindak lan1ut.
-IN II
%a!at dengan tera!i konservati6 atau!un konisasi :se!erti laser, kriotera!i,
elektrokoagulasi, konisasi !isau dingin dan 4EE.;. %engan 4EE. dan konisasi !isau
dingin da!at di!eroleh s!esimen untuk !emeriksaan !atologik, da!at menemukan
karsinoma in situ :mikroinvasi6; "ang belum ditemukan saat !ratera!i.
-IN III
.erlu konisasi :karena terda!at hi!er!lasia ati!ik berat dan -a Insitu;. .ada !asien
dengan usia lebih tinggi :tidak memerlukan re!roduksi lagi; da!at histerektomi total,
saat ini dengan membuang ),5<' #m vagina. 4EE. han"a untuk hi!er!lasia ati!ik
berat.
0erapi untuk karsinoma in"asi$ ser"iks
'. &era!i O!erasi
.embedahan meru!akan metode tera!i !aling sering "ang dilakukan untuk kanker
serviks. Seringkali !embedahan dikombinasikan dengan kemotera!i atau!un
radiotera!i. .embedahan "ang da!at dilakukan antara lain 0
/*mphadenectom*
.embedahan "ang dilakukan untuk mengangkat lim6onodus dengan tu1uan untuk
men#egah metastasis.
Radical 0rachelectom*
.engangkatan serviks beserta 1aringan "ang mengelilingin"a dengan meninggalkan
uterus se#ara utuh. Radi#al tra#hele#tom" dengan l"m!hadene#tom" meru!akan
!ilihan utama !ada wanita muda dengan stadium dini "ang ingin mem!ertahankan
6ertilitas.
Radical H*sterectom*
eru!akan !embedahan dengan mengangkat uterus serviks dan sebagian dari
vagina. .ada bebera!a kasus ovarium, tuba 6allo!i dan lim6onodus 1uga diangkat.
/iasan"a dikombinasikan dengan kemotera!i atau!un radiotera!i.
-ilateral !alpingo9.ophorectom*
.embedahan untuk mengangkat kedua ovarium dan tuba 6allo!i.
Ia' 0 histerektomi total, bila !erlu konservasi 6ungsi re!roduksi, dengan konisasi.
Ia( 0 histerektomi radikal modi6ikasi ditambah !embersihan kelen1ar lim6e kavum
!elvis bilateral.
Ib'<IIa 0 histerektomi radikal modi6ikasi atau histerektomi radikal ditambah
!embersihan kelen1ar lim6e #avum !elvis bilateralH !asien muda da!at !ertahankan
ovari.
16
(. Radiotera!i
Radiotera!i radikal
Khusun"a untuk stadium IIb<I3.
&u1uan0 agar lesi !rimer dan lesi sekunder "ang mungkin timbul menda!at dosis
radiasi maksimal, ta!i tidak melebihi dosis toleransi radiasi organ dalam abdomen
dan !elvis.
Radiotera!i !rao!erasi
2ntuk stadium Ib(*IIa dengan lesi serviks uteri R 8#m, atau tumor serviks ti!e
tumbuh ke dalam :#analis servikalis 1elas membesar;.
&u1uan0 membuat lesi menge#il, meningkatkan keberhasilan o!erasi, menurunkan
vitalitas sel kanker dan !en"ebaran intrao!erati6 sehingga mengurangi resiko resiko
timbuln"a rekurensi sentral.
Radiotera!i !as#a o!erasi
2ntuk !asien se#ara !atologik terda!at metastasis di kelen1ar lim6e kavum !elvis
dan !ara<aorta abdominal, 1aringan !arametrium, dan menginvasi la!isan otot dalam
serviks uteri. &am!ak tumor residi6 di vagina residual.
3. Kemotera!i
Saat ini kemotera!i digunakan untuk stadium sedang dan lan1ut !ra<o!erasi atau
kasus rekuren, dan metastasis.
2ntuk tumor ukuran besar :sulit diangkat se#ara o!erasi;, kemotera!i da!at
menge#ilkan tumor, meningkatkan keberhasilan o!erasi.
&erhada! !asien radiotera!i, tambahan kemotera!i da!at meningkatkan sensitivitas
terhada! radiasi.
/agi !asien dengan stadium lan1ut "ang tidak sesuai untuk o!erasi atau radiotera!i,
kemotera!i da!at meberi e6ek !aliati6.
Kemotera!i "ang sering digunakan se#ara klinis0 %%., karbo!latin, -&K, 5<6u :5<
6lourourasil;, A%R, /4, I7O, taksan, -.&<'', dll.
0erapi untuk karsinoma ser"iks dalam kehamilan
&umor ganas di serviks tidak menghalangi untuk adan"a kehamilan. 2ntuk
!enanganan !rimer di!ilih !embedahan. Cang didasarkan !ada tingkat klinik
!en"akit dan umur kehamilan.
Pada tingkat klinik 3
Kehamilan diteruskan sam!ai !artus berlangsung s!ontan. /ila 3 bulan !as#a
!ersalinan masih teta! ada, maka ditangani se!erti kondisi tidak hamil, namun
dengan mem!erhatikan tingkatan klinik "ang ada saat itu.
Pada tingkat klinik I keatas
&rimester I dan II<awal0 histerektomi radikal dengan lim6adenektomi !anggul
dengan 1anin in utero.
&rimester II<lan1ut 0 ditunggu sam!ai 1anin viable* mam!u hidu! di luar rahim :R 38
minggu;. %ilakukan seksio sesaria klasik, diteruskan histerektomi radikal dengan
lim6adenektomi !anggul.
o &rimester III 0 seksio sesaria klasik, diteruskan histerektomi radikal dengan
lim6adenektomi !anggul.
o .as#a !ersalinan 0 histerektomi radikal dengan lim6adenektomi !anggul.
17
I.%. Pencegahan
Kematian !ada kasus kanker serviks ter1adi karena sebagian besar !enderita "ang
berobat sudah berada dalam stadium lan1ut. .adahal, dengan ditemukann"a kanker ini
!ada stadium dini, kemungkinan !en"akit ini da!at disembuhkan sam!ai ham!ir '))>.
alahan sebenarn"a kanker serviks ini sangat bisa di#egah. enurut ahli obg"n dari
New York Universit !edical "entre , dr. Steven R. ?oldstein, kun#in"a adalah deteksi
dini .
Sekitar =)<== !ersen 1enis kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus
:,.3;. 3irus ini bisa ditrans6er melalui hubungan seksual dan bisa hadir dalam
berbagai variasi. Ada bebera!a kasus virus ,.3 "ang reda dengan sendirin"a, dan ada
"ang berlan1ut men1adi kanker serviks, sehingga #uku! mengan#am kesehatan anatomi
wanita "ang satu ini.
Salah satu !roblema "ang timbul akibat in6eksi ,.3 ini seringkali tidak ada
ge1ala atau tanda "ang tam!ak mata. enurut hasil studi National Institute o# $llerg
and In#ectious Diseases , ham!ir se!aruh wanita "ang terin6eksi dengan ,.3 tidak
memiliki ge1ala<ge1ala "ang 1elas. %an lebih<lebih lagi, orang "ang terin6eksi 1uga tidak
tahu bahwa mereka bisa menularkan ,.3 ke orang sehat lainn"a.
Kini, Ssen1ataS terbaik untuk men#egah kanker ini adalah bentuk skrining "ang
dinamakan Pap !mear , dan skrining ini sangat e6ekti6. .a! smear adalah suatu
!emeriksaan sitologi "ang di!erkenalkan oleh %r. ?N .a!ani#olaou !ada tahun '=83
untuk mengetahui adan"a keganasan :kanker; dengan mikrosko!. .emeriksaan ini
mudah diker1akan, #e!at dan tidak sakit. asalahn"a, ban"ak wanita "ang tidak mau
men1alani !emeriksaan ini, dan kanker serviks ini biasan"a 1ustru timbul !ada wanita<
wanita "ang tidak !ernah memeriksakan diri atau tidak mau melakukan !emeriksaan
ini. 5)> kasus baru kanker servik ter1adi !ada wanita "ang sebelumn"a tidak !ernah
melakukan !emeriksaan !a! smear. .adahal 1ika !ara wanita mau melakukan
!emeriksaan ini, maka !en"akit ini suatu hari bisa sa1a musnah, se!erti haln"a !olio.
%alam !erkembangann"a, ban"ak ahli dalam the $merican "ancer Societ, the
$merican "ollege o# %bstetricians and &necologists, the $merican Societ #or
"olposcop and "ervical 'atholog, dan the US 'reventive Services (ask )orce
meneta!kan !rotokol skrining bersama<sama, sebagai berikut 0
'. Skrining awal. Skrining dilakukan se1ak seorang wanita telah melakukan
hubungan seksual :vaginal intercourse; selama kurang lebih tiga tahun dan umurn"a
tidak kurang dari (' tahun saat !emeriksaan. ,al ini didasarkan !ada karsinoma serviks
berasal lebih ban"ak dari lesi !rekursorn"a "ang berhubungan dengan in6eksi ,.3
onkogenik dari hubungan seksual "ang akan berkembang lesin"a setelah 3<5 tahun
setelah !a!aran !ertama dan biasan"a sangat 1arang !ada wanita di bawah usia '=
tahun.
(. .emeriksaan %NA ,.3 1uga dimasukkan !ada skrining bersama<sama dengan
.a!Ps smear untuk wanita dengan usia di atas 3) tahun. .enelitian dalam skala besar
menda!atkan bahwa .a!Ps smear negati6 disertai %NA ,.3 "ang negati6
18
mengindikasikan tidak akan ada -IN 3 seban"ak ham!ir '))>. Kombinasi
!emeriksaan ini dian1urkan untuk wanita dengan umur diatas 3) tahun karena
!revalensi in6eksi ,.3 menurun se1alan dengan waktu. In6eksi ,.3 !ada usia (= tahun
atau lebih dengan AS-2S han"a 3',(> sementara in6eksi ini meningkat sam!ai $5>
!ada usia (9 tahun atau lebih muda. @alau!un in6eksi ini sangat sering !ada wanita
muda "ang akti6 se#ara seksual teta!i nantin"a akan mereda seiring dengan waktu.
Sehingga, deteksi %NA ,.3 "ang !ositi6 "ang ditenukan kemudian lebih diangga!
sebagai ,.3 "ang !ersisten. A!abila ini dialami !ada wanita dengan usia "ang lebih
tua maka akan ter1adi !eningkatan risiko kanker serviks.
3. Skrining untuk wanita di bawah 3) tahun berisiko dian1urkan menggunakan
&hin!re! atau sitologi serviks dengan li*uid+base method setia! '<3 tahun.
8. Skrining untuk wanita di atas 3) tahun menggunakan .a!Ps smear dan
!emeriksaan %NA ,.3. /ila keduan"a negati6 maka !emeriksaan diulang 3 tahun
kemudian.
5. Skrining dihentikan bila usia men#a!ai +) tahun atau telah dilakukan 3 kali
!emeriksaan berturut<turut dengan hasil negati6.
&idak da!at di!ungkiri, memang saat ini #ara terbaik untuk men#egah kanker
serviks adalah dengan screening gnaecological dan 1ika dibutuhkan dilengka!i dengan
treatment "ang terkait dengan kondisi !ra<kanker. Namun demikian, dengan adan"a
bia"a dan rumitn"a !roses screening dan treatment, #ara ini han"a memberikan man6aat
"ang sedikit di negara<negara "ang membutuhkan !enanganan. /ebera!a hal lain "ang
da!at dilakukan dalam usaha !en#egahan ter1adin"a kanker serviks antara lain
#. Vaksin HPV
Sebuah studi men"atakan bahwa kombinasi vaksinasi ,.3 dan screening da!at
memberikan man6aat "ang besar dalam !en#egahan !en"akit ini. 3aksin ,.3 da!at
berguna dan cost e#ective untuk mengurangi ke1adian kanker serviks dan kondisi !ra<
kanker, khususn"a !ada kasus "ang ringan. 3aksin ,.3 "ang terdiri dari ( 1enis ini
da!at melindungi tubuh dalam melawan kanker "ang disebabkan oleh ,.3 :ti!e '$ dan
'9;. Salah satu vaksin da!at membantu menangkal timbuln"a kutil di daerah genital
"ang diakibatkan oleh ,.3 $ dan '', 1uga ,.3 '$ dan '9. an6aat tersebut telah diu1i
!ada u1i klinis taha! III dan harus da!at diwu1udkan dalam waktu dekat. Ke"akinan
hasil u1i klinis taha! III ini menun1ukan bahwa vaksin<vaksin tersebut da!at membantu
menangkal in6eksi ,.3 dari ti!e<ti!e diatas dan men#egah lesi !ra<kanker !ada wanita
"ang belum terin6eksi ,.3 sebelumn"a.
%. Penggunaan kondom
.ara ahli sebenarn"a sudah lama me"akinin"a, teta!i kini mereka !un"a bukti
!endukung bahwa kondom benar<benar mengurangi risiko !enularan virus !en"ebab
kutil kelamin :genital warts; dan ban"ak kasus kanker leher rahim. ,asil !engka1ian
atas 9( orang "ang di!ublikasikan di New England ,ournal o# !edicine
19
mem!erlihatkan bahwa wanita "ang mengaku !asangann"a selalu menggunakan
kondom saat berhubungan seksual kemungkinann"a +) !ersen lebih ke#il untuk terkena
in6eksi human papillomavirus :,.3; dibanding wanita "ang !asangann"a sangat 1arang
:tak sam!ai 5 !ersen dari seluruh 1umlah hubungan seks; menggunakan kondom. ,asil
!enelitian mem!erlihatkan e6ektivitas !enggunaan kondom di Indonesia masih
tergolong rendah. %ari survei %emogra6i Kesehatan Indonesia !ada ())3 :/.S<
/KK/N; diketahui bahwa tern"ata !enggunaan kondom !ada !asangan usia subur di
negara ini masih sekitar ),= !ersen.
). !irkumsisi pada pria
Sebuah studi menun1ukkan bahwa sirkumsisi !ada !ria berhubungan dengan
!enurunan resiko in6eksi ,.3 !ada !enis dan !ada kasus seorang !ria dengan riwa"at
multiple se-ual partners, ter1adi !enurunan resiko kanker serviks !ada !asangan wanita
mereka "ang sekarang.
I.). Prognosis
.rognosis kanker serviks tergantung dari stadium !en"akit. 2mumn"a, .+ears survival
rate untuk stadium I lebih dari =)>, untuk stadium II $)<9)>, stadium III kira < kira
5)>, dan untuk stadium I3 kurang dari 3)>.
'. Stadium )
')) > !enderita dalam stadium ini akan sembuh.
(. Stadium '
Kanker serviks stadium I sering dibagi men1adi (, IA dan I/. dari semua wanita "ang
terdiagnosis !ada stadium IA memiliki .+ears survival rate sebesar =5>. 2ntuk
stadium I/ .+ears survival rate sebesar +) sam!ai =)>. Ini tidak termasuk wanita
dengan kanker !ada lim6onodi mereka.
3. Stadium (
Kanker serviks stadium ( dibagi men1adi (, (A dan (/. dari semua wanita "ang
terdiagnosis !ada stadium (A memiliki .+ears survival rate sebesar +) < =)>..
2ntuk stadium (/ .+ears survival rate sebesar $) sam!ai $5>.
8. Stadium 3
.ada stadium ini 5<ears survival rate+n"a sebesar 3)<5)>
5. Stadium 8
.ada stadium ini 5<ears survival rate+n"a sebesar ()<3)>
III. Memahami dan Menjelaskan Etik Pemeriksaan Dalam !egi Agama
Islam mens"ariatkan, 1ika seseorang tertim!a !en"akit maka ia di!erintahkan untuk berusaha
mengobatin"a. Al<TurPan dan As<Sunnah telah meneta!kan s"ariat tersebut. %an !ada !ela"anan
dokter memang terda!at 6aedah, "aitu memelihara 1iwa. Satu hal "ang termasuk ditekankan
dalam s"ariat Islam.
20
.embahasan masalah di atas akan diulas melalui bebera!a sub 1udul, dengan ber#ermin !ada
6atwa<6atwa ulama kontem!orer.
Pandangan Islam 0erhadap Ikhtilat
.embahasan ikhtilat sangat !enting untuk men1awab !ersoalan di atas. Cakni untuk men1aga
kehormatan dan menghindarkan dari !erbuatan "ang mengarah :ke!ada; dosa dan keke1ian.
Cang dimaksud ikhtilat, "aitu berduan"a seorang lelaki dengan seorang !erem!uan di tem!at
se!i. %alam hal ini men"angkut !ergaulan antara sesama manusia, "ang rambu<rambun"a sangat
menda!at !erhatian dalam Islam. Caitu berkait dengan a1aran Islam "ang sangat men1un1ung
tinggi keselamatan bagi manusia dari segala gangguan. &erlebih lagi dalam masalah muPamalah
:!ergaulan; dengan lain 1enis. %alam Islam, hubungan antara !ria dan wania telah diatur dengan
batasan<batasan, untuk membentengi ge1olak 6itnah "ang membaha"akan dan menga#aukan
kehidu!an. Karenan"a, Islam telah melarang !ergaulan "ang di!enuhi dengan ikhtilat.
%alam hadits di bawah ini, Rasulullah shallallahu Oalaihi wa sallam telah mem!eringatkan kaum
lelaki untuk lebih berhati<hati dalam masalah wanita,
/erhati<hatilah kalian dalam men1um!ai !ara wanita. aka seorang sahabat dari Anshar
bertan"a, M/agaimana !enda!at engkau tentang saudara i!ar, wahai RasulullahUN Rasulullah
men1awab, MSaudara i!ar adalah maut :!etaka;N. :,R. /ukhari dan uslim;.
Imam Ibnul Ta""im rahimahullah mem!eringatkan baha"a ikhtilat ini dengan !ern"ataann"a0
MIkhtilat "ang ter1adi di antara lelaki dan wanita men1adi !en"ebab ban"akn"a !erbuatan ke1i dan
AinaN

aka, sungguh kehati<hatian Islam dalam ban"ak hal, ialah demi kemaslahatan kehidu!an
manusia itu sendiri.
Perintah Menjaga Aurat dan Menahan Pandangan
%i antara keindahan s"ariat Islam, "aitu diteta!kann"a larangan mengumbar aurat dan !erintah
untuk men1aga !andangan mata ke!ada ob"ek "ang tidak di!erbolehkan, lantaran !erbuatan itu
han"a akan men#elakakan diri dan agaman"a. Allah &aPala telah ber6irman,
Katakanlah ke!ada orang laki<laki "ang beriman, O,endaklah mereka menahan !andangann"a,
dan memelihara kemaluann"aH "ang demikian itu adalah lebih su#i bagi mereka. Sesungguhn"a
Allah aha engetahui a!a "ang mereka !erbuatP. Katakanlah ke!ada wanita "ang beriman,
O,endaklah mereka menahan !andangan mereka dan memelihara kemaluan mereka, dan
1anganlah mereka menam!akkan !erhiasan mereka ke#uali "ang :biasa; nam!ak dari mereka.
%an hendaklah mereka menutu!kan kain kudung ke dada mereka. %an hendaklah 1angan
menam!akkan !erhiasan mereka ke#uali ke!ada suami mereka, atau a"ah mereka, atau !utera<
!utera mereka, atau !utera<!utera suami mereka, atau saudara<saudara mereka, atau !utera<
!utera saudara laki<laki mereka, atau !utera<!utera saudara !erem!uan mereka, atau wanita<
wanita Islam, atau budak<budak "ang mereka miliki atau !ela"an laki<laki "ang tidak
mem!un"ai keinginan :terhada! wanita; atau anak<anak "ang belum mengerti tentang aurat
wanita .. 6:!. An9Nur;%+< )3 = )#8.
4arangan melihat aurat, tidak han"a tertu1u ke!ada lawan 1enis, akan teta!i Islam !un
meneta!kan larangan melihat aurat sesama 1enis, baik antara lelaki dengan lelaki lainn"a, mauun
antara sesama wanita. %isebutkan dalam sebuah hadits, dari OAbdir Rahman bin Abu SaPid Al<
Khudri, dari a"ahn"a, bahwasan"a Nabi shallallahu Oalaihi wa sallam bersabda,
21
5anganlah seorang lelaki melihat ke!ada aurat lelaki :"ang lain;, dan 1anganlah seorang wanita
melihat ke!ada aurat wanita :"ang lain;. 6HR. Muslim8.
Imam An<Nawawi rahimahullah mengatakan, di antara kandungan hadits ini, "aitu larangan bagi
seorang lelaki melihat aurat lelaki :lainn"a; dan wanita melihat aurat wanita :lainn"a;. %i
kalangan ulama, larangan ini tidak di!erselisihkan. Sedangkan lelaki melihat aurat wanita, atau
sebalikn"a, wanita melihat aurat lelaki, maka berdasarkan I1maP, !erbuatan se!erti ini meru!akan
!erkara "ang diharamkan. Rasulullah shallallahu Oalaihi wa sallam mengarahkan dengan
!en"ebutan larangan seorang lelaki melihat aurat lelaki lainn"a, "ang berarti lelaki melihat aurat
wanita maka lebih tidak dibolehkan.
Selain itu 1uga, guna mengantisi!asi ter1adin"a !erbuatan buruk, "ang disebabkan ter1alinn"a
hubungan bebas antara lelaki !erem!uan. Islam benar<benar menutu! akses ke arah sana. Caitu
dengan mengharamkan ter1adin"a !ersentuhan antara kulit lelaki dan !erem!uan. /ahkan
Rasulullah shallallahu Oalaihi wa sallam telah bersabda,
&ertusukn"a ke!ala salah seorang di antara kalian dengan 1arum besi, :itu; lebih baik dari!ada ia
men"entuh wanita "ang tidak halal bagin"a.
%emikian sekilas !rinsi! !ergaulan dengan lawan 1enis "ang telah diteta!kan Islam. &u1uann"a
adalah demi kebaikan "ang sebesar<besarn"a.
Idealn*a Muslimah -ero(at ke Dokter >anita
,ukum asaln"a, a!abila ada dokter umum dan dokter s!esialis dari kaum muslimah, maka
men1adi kewa1iban kaum uslimah untuk men1atuhkan !ilihan ke!adan"a. eski han"a sekedar
keluhan "ang !aling ringan, 6lu, batuk, !ilek, sam!ai keadaan genting, semisal !ersalinan
atau!un 1ika harus melakukan !embedahan. /erkaitan dengan masalah itu, S"aikh /in /aA
rahimahullah mengatakan,
MSeharusn"a !ara dokter wanita menangani kaum wanita se#ara khusus, dan dokter lelaki
mela"ani kaum lelaki se#ara khusus ke#uali dalam keadaan "ang sangat ter!aksa. /agian
!ela"anan lelaki dan bagian !ela"anan wanita masing<masing hendakn"a ter!isah, agar
mas"arakat ter1auhkan dari 6itnah dan ikhtilat "ang bisa men#elakakan. Inilah kewa1iban semua
orang.N
4a1nah %a<imah 1uga mem6atwakan, bila seorang wanita mudah menemukan dokter wanita "ang
#aka! menangani !en"akitn"a, ia tidak boleh membuka aurat atau berobat ke seorang dokter
lelaki. Kalau tidak memungkinkan maka ia boleh melakukann"a.
/agaimana tidakU Karena seorang muslimah harus men1aga kehormatann"a, sehingga ia harus
men1aga rasa malu "ang telah men1adi 6itrah wanita, menghindarkan diri dari tangan !ria "ang
bukan mahramn"a, men1auhkan diri dari ikhtilath. &atkala ia ingin menda!atkan !en1elasan
mengenai !en"akitn"a se#ara lebih ban"ak, lebih leluasa bertan"a, dan sebagain"a, maka mau
tidak mau hal ini tidak akan bisa dida!atkan dengan baik, melainkan 1ika seorang wanita berobat
atau memeriksakan dirin"a ke!ada dokter atau ahli medis wanita. /ila tidak, maka hal itu sulit
dilakukan se#ara maksimal.
-ila 0idak Ada Dokter >anita
Ken"ataan "ang kita saksikan #uku! langkan"a dokter umum mau!un s!esialis dari kalangan
kaum hawa. Keadaan ini, sedikit ban"ak tentu menimbulkan !engaruh "ang #uku! membuat
22
risih kaum wanita, bila mereka mesti berhada!an dengan lawan 1enis untuk berobat, sehingga
ban"ak di antara kaum wanita "ang ter!aksa berobat ke!ada dokter !ria.
S"aikh /in /aA rahimaullah memandang !ermasalahan ini sebagai !ersoalan !enting untuk
diketahui dan sekaligus men"ulitkan. Akan teta!i, ketika Allah &aPala telah memberi karunia
ketakwaan dan ilmu ke!ada seorang wanita, maka ia harus bersika! hati<hati untuk dirin"a,
benar<benar mem!erhatikan masalah ini, dan tidak men"e!elekan. Sorang wanita memiliki
kewa1iban untuk me#ari dokter wanita terlebih dahulu. /ila menda!atkann"a, alhamdulillah, dan
ia !un tidak membutuhkan bantuan dokter lelaki.
/ila memang dalam keadaan darurat dan memaksa, Islam memang membolehkan untuk
menggunakan #ara "ang mulan"a tidak di!erbolehkan. Selama mendatangkan maslahat se!erti
untuk !emeliharaan dan !en"elamatan 1iwa dan ragan"a. Seorang muslimah "ang keadaann"a
benar<benar dalam kondisi terhim!it dan tidak ada !ilihan, maka ia boleh !ergi ke dokter lelaki,
baik karena tidak ada seorang dokter muslimah "ang mengetahui !en"akitn"a mau!un memang
belum ada "ang ahli.
Allah &aPala men"ebutkan dalam 6irman<N"a surat al<AnPam a"at ''=0
:!adahal; sesungguhn"a Allah telah men1elaskan ke!adamu a!a "ang diharamkan<N"a atasmu.
Ke#uali a!a "ang ter!aksa kamu memakann"a.
eski!un dibolehkan dalam kondisi "ang betul<betul darurat, teta!i harus mengikuti rambu<
rambu "ang wa1ib untuk ditaati. &idak berlaku se#ara mutlak. Keberadaan mahram adalah
keharusan, tidak bisa ditawar<tawar. Sehingga tatkala seorang muslimah ter!aksa harus bertemu
dan berobat ke!ada dokter lelaki, ia harus didam!ingi mahram atau suamin"a saat !emeriksaan.
&idak berduaan dengan sang dokter di kamar !raktek atau ruang !eriksa.
S"arat ini disebutkan S"aikh /in /aA rahimahullah untuk !engobatan !ada bagian tubuh "ang
nam!ak, se!erti ke!ala, tangan dan kaki. 5ika ob"ek !emeriksaan men"angkut aurat wanita,
meski!un sudah ada !erawat wanita Vum!aman"aV maka keberadaan suami atau wanita lain
:selain !erawat; teta! di!erlukan, dan ini lebih baik untuk men1auhkan dari ke#urigaan.
Ketikah S"aikh Shalih Al<7auAan ditan"a mengenai hukum berobat ke!ada dokter "ang
berlawan 1enis, beliau men1elaskan,
MSeorang wanita tidak dilarang berobat ke!ada dokter !ria, terlebih lagi ia seorang s!esialis "ang
dikenal dengan kebaikan, akhlak dan keahliann"a. %engan s"arat, bila memang tidak ada dokter
wanita "ang setara6 dengan dokter !ria tersebut. Atau karena keadaan si !asien "ang mendesak
harus #e!at ditolong, :karena; bila tidak segera, !en"akit :itu; akan #e!at men1alar dan
membaha"akan n"awan"a.
M%alam masalah ini, !erkara "ang harus di!erhatikan !ula, dokter tersebut tidak boleh membuka
sembarang bagian tubuh :aurat; !asien wanita itu, ke#uali sebatas "ang di!erlukan dalam
!emeriksaan. %an 1uga, dokter tersebut adalah muslim "ang dikenal dengan ketakwaann"a. .ada
situasi bagaimana!un, seorang muslimah "ang ter!aksa harus berobat ke!ada dokter !ria, tidak
dibolehkan memulai !emeriksaan terke#uali harus disertai dengan salah satu mahramn"a.
Ketika 4a1nah %a<imah men1awab sebuah !ertan"aan tentang s"arat<s"arat "ang harus ter!enuhi
bagi dokter lelaki untuk menangani !asien !erem!uan, maka 4a1nah %a<imah mengeluarkan
6atwa "ang berbun"i
M:S"arat<s"aratn"a;, "aitu tidak di1um!ai adan"a dokter wanita muslimah "ang sanggu!
menangani !en"akitn"a, dokter tersebut sorang muslim lagi bertakwa, dan !asien wanita itu
didam!ingi oleh mahramn"aN.
%emikian !ula menurut S"aikh uhammad bin Shalih al<P2tsaimin. ,an"a sa1a untuk
menangani wanita muslimah, beliau rahimahullah lebih memilih seorang dokter wanita
23
beragama Nashrani "ang da!at di!er#a"a, dari!ada memilih seorang dokter lelaku muslim. Kata
beliau,
Men"ingka! aurat lelaki ke!ada wanita, atau aurat wanita ke!ada !ria ketika dibutuhkan tidak
masalah, selama ter!enuhi dua s"arat, "aitu aman dari 6itnah dan tidak disertai khalwat
:berduaan dengan lawan 1enis "ang bukan mahramn"a;. Akan teta!i, berobat ke!ada dokter
wanita "ang beragama Nasrani dan amanah, teta! lebih utama dari!ada ke dokter muslim
meski!un lelaki, karena as!ek !ersamaan.N
.en1elasan tambahan S"aikh Al<2tsaimin di atas, 1uga di!ilih oleh !ara ulama "ang tergabung
dalam 4a1nah %a<imah. %alam 6atawan"a "ang bernomor '$+89, 4a1nah %a<imah
mem6atwakan, Mwanitalah "ang menangani :!asien; wanita, baik ia seorang muslimah mau!un
bukan. Seorang lelaki "ang bukan mahram tidak boleh menangani wanita, ke#uali dalam kondisi
darurat. Caitu bila memang tidak ditemukan dokter wanita.N
/egitu !ula bagi wanita "ang menghada!i !ersalinan.
Ada sebuah !ertan"aan mengenai hukum wanita memasuki rumah sakit untuk men1alani
!ersalinan, sedangkan dokter<dokter di rumah sakit tersebut seluruhn"a laki<laki. 4a1nah %a<
imah memberi 1awaban0
M%okter laki<laki tidak boleh menangani !ersalinan wanita, ke#uli dalam kondisi darurat, se!erti
mengkhawatirkan kondisi wanita :ibu ba"i;, sementara itu tidak ada dokter wanita "ang mam!u
mengambil alih !eker1aan itu.N
esimpulan
Sebagaimana hukum asaln"a, bila ada dokter wanita "ang ahli, maka dialah "ang wa1ib
men1alankan !emeriksaan atas seorang !asien wanita. /ila tidak ada dokter wanita non muslim
"ang di!ilih. 5ika masih belum ditemukan, maka dokter lelaki muslim "ang melakukann"a. /ila
keberadaan dokter muslim tidak tersedia, bisa sa1a dokter non<muslim "ang menangani.
Akan teta!i harus di!erhatikan, dokter lelaki "ang melakukan !emeriksaan han"a boleh melihat
tubuh !asien wanita itu sesuai dengan kebutuhann"a sa1a, "aitu saat menganalisa !en"akit dan
mengobatin"a, serta harus men1aga !andangan. %an 1uga, saat dokter lelaki menangani !asien
wanita, maka !asien wanita itu harus disertai mahram, atau suamin"a, atau wanita "ang da!at
di!er#a"a su!a"a tidak ter1adi khalwat.
%alam semua kondisi di atas, tidak boleh ada orang lain "ang men"ertai dokter lelaki ke#uali
"ang memang di!erlukan !erann"a. Selan1utn"a, !ara dokter lelaki itu harus men1aga
kerahasiaan si !asien wanita.
/ertolak dari keterangan di atas, bagaimana!un keadaann"a, sangat di!erlukan ke1u1uran kaum
wanita dan keluargan"a tentang masalah ini. ,endaklah terlebih dulu beriktikad untuk men#ari
dokter wanita. &idak membuat berma#am alasan dikarenakan malas untuk berusaha. Semua
harus dilandasi dengan takwa dan rasa takut ke!ada Allah, kemudian berusaha untuk
mewu1udkan tu1uan<tu1uan mulia di atas.
/arangsia!a "ang bertakwa ke!ada Allah, nis#a"a Allah &aPala men1adikan bagin"a kemudahan
dalam urusann"a. Allahu aPlam bish<shawab.
24
%A7&AR .2S&AKA
Stanle" 4, Robbins. ())+. /uku A1ar .atologi Robbins, Ed +, 3ol (. 5akarta 0 E?-
@ikn1osastro, ,ani6a.())+. Ilmu /andungan. 5akarta 0 Ca"asan /ina .ustaka Sarwono
.rawirohard1o
www.#an#eradvo#a#".org
www.#d#.gov*des
www.#an#er.gov
25
htt!0**1ilbab.or.id*ar#hives*5=8<1ika<wanita<muslimah<berobat<ke<dokter<lelaki<'*
26

Anda mungkin juga menyukai