Anda di halaman 1dari 9

Nama : Atika Dewi Lestari

Npm : 11213476
Kelas : 2EA2

Ekonomi Koperasi

1. Pengertian Koperasi
Koprasi secara etimologi berasal dari kata corporation, terdiri dari co dan operatin . co
artinya bersama dan operation artinya bekerja atau berusaha. Jadi cooperation adalah bekerja
bersama-sama untuk kepentingan bersama.
Menurut Undang-Undang Koperasi No. 24 Tahun 1992 koprasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang atau seorang atau badan hukum koprasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koprasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Dari rumusan pengertian koprasi tersebut mengandung unsur-unsur penting, yaitu :
a) Koprasi merupakan badan usaha.
b) Kopras dapat didirikan oleh orang seorang dan atau badan hukum koprasi yang sekaligus.
c) sebagai anggota koprasi yang bersangkutan.
d) Koperasi didirikan berdasarkan prinsip-prinsip koprasi.
e) Koprasi didirikan atas asas kekeluargaan.

2. Prinsip-prinsip koperasi
Dalam melaksanakan kegiatannya koprasi harus berdasarkan prinsip-prinsip koperasi
sebagai berikut:
a) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
b) Pengelola dilakukan secara demokratis.
c) Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha mesing-
masing anggota.
d) Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal.
e) Kemandiriian.
Selain prinsip diatas, dalam mengembangkan koprasi, maka koperasi melaksanakan
nprinsip pendidikan koprasi dan kerja sama antar koprasi.

3. Perangkat Organisasi Koperasi

a. Rapat Anggota (RA)
Rapat anggita adalah wadah aspirasi anggota dan pemegang kekuasaan tertinggi dalam
koperasi. Sebagai kekuasaan tertinggi, maka segala kebijakan yang berlaku dalam koperasi
harus mendapat persetujuan rapat anggota terlebih dahulu, termasuk pemilihan ,
pengangkatan, pemberhentian personalian pengurus dan pengawas.









b. Pengurus
Pengurus adalah badan yang dibentik oleh rapat anggota dan diserahi mandat untuk
melaksanakan kepemimpinan koprasi, baik bidang organisasi maupun usaha. Anggota
pengurus dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Dalam melaksanakan
tugasnya sebagai pemegang pimpinan koperasi, pengurus bertanggung jawab pada rapat
anggota. Atas persetujuan rapat anggota, pengurus dapat mengangkat pengelelola yang diberi
wewenang dan diberi kuasa untuk mengelola usaha. Mesikipun pengelola sudah diserahkan
kepada pengelola (manajer), namun hasilnya tetap menjadi tanggung jawab pengurus.

c. Pengawas
Pengawas adalah badan yang dibentuk oleh rapat anggota dan bertugas untuk
melaksanakan mengawasan dalam pelaksanaan kebijakan pengurus. Anggota pengawas
dipilih oleh dan dari rapat anggota. Sesuai dengan tugasnya pengawas memiliki kewenangan
untuk meneliti catatan yang ada pada koperasi dan mendapatkan segala keterangan yang
diperlukan, namun harus merahasiakan hasil pemeriksaan kepada pihak ketiga. Dalam
melaksanakan tugasnya, pengawas bertsnggung jawab kepada rapat anggota.


4. Permodalan Koperasi
Modal sendiri berasal dari simpanan pokok, simpangan wajib, dana cadangan, hibah dan
sumbangan.
Modal koperasi dapat juga berasal dari dana pinjaman yang berasal dari anggota,
koperasi lain atau anggotanya, bank atau lembaga keuangan lainnya, modal penyertaan serta
sumber lain yang sah. Modal yang telah diperoleh baik yang bersumber dari modal sendiri
maupun dari pinjaman selanjutnya dikolola dan dipergunakan untuk melayani anggota
khususnya dan masyarakat pada umumnya.


5. Lapangan Usaha Koperasi
Lapangan usaha koperasi menurut UU No. 25 Tahun 1992 sebagai berikut:
a. Usaha koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk
meningkatkan usaha dan kesejahteraan anggota.
b. Kelebihan kemampuan pelayanan koperasi dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat yang bukan anggota koperasi.
c. Koperasi menjalankan kegiatan usaha dan tujuan utama disegala bidang ekonomi rakyat.
d. Koperasi dapat menghimpun dana dan mengeluarkannya melalui kegiatan simpan pinjam
dari dan untuk: anggota koperasi dan koperasi lain dan atau anggotanya.
e. Kegiatan simpan pinjam dapat dilaksanakan sebagai salah satu atau satu-satunya kegiatan
koperasi.
f. Pelaksanaan kegiatan simpan pinjam oleh koperasi diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.

Sesuai dengan pasal-pasal tersebut diatas maka usaha koperasi secara garis besar dapat
dikelompokan menjadi dua:
a. Koperasi yang mempunyai satu bidang usaha (single purpose)
Koperasi yang hanya melakukan satu bidang usaha antara lain koperasi konsumsi,
koperasi simpan pinjam dan koperasi produksi.




b. Koperasi yang mempunyai berbagai macam bidang usaha (multi purpose)
Koperasi seperti ini memiliki beberapa bidang usaha misalnya simpan pinjam,
perdagangan, konsumsi, produksi, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Jadi usaha
koperasi ini beraneka ragam. Contoh koperasi serba usaha yang popular adalah Koperasi
Unit Desa (KUD).

Berdasarkan bentuknya koperasi dapat dibedakan menjadi koperasi primer dan koperasi
sekunder. Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang
seorang. Anggotanya paling sedikit 20 orang. Koperasi sekunder adalah koperasi yang
didirikan oleh dan beranggotakan koperasi, dimana anggotanya terdiri atas beberapa koperasi
yang telah berbadan hukum. Yang termasuk koperasi sekunder adalah pusat koperasi,
gabungan koperasi dan induk koperasi.


Pembagian organisasi koperasi di Indonesia menurut pemusatan sesuai dengan tingkat
daerah administrasi pemerintah ada empat tingkat organisasi koperasi yaitu:
a. Koperasi primer adalah unit koperasi terkecil yang beranggotakan paling sedikit 20
orang, daerah kerjanya meliputi satu lingkungan pekerjaan, satu kelurahan atau satu desa.
b. Pusat koperasi sekurang-kurangnya beranggotakan lima koperasi primer yang berbadan
hukum dan wilayah kerjanya satu daerah tinggat II (kota/kabupaten)
c. Gabungan koperasi terdiri dari paling sedikit tiga pusat koperasi yang berbadan hukum
dan wilayah kerjanya satu daerah tingkat I (tingkat provinsi)
d. Induk koperasi terdiri dari paling sedikit tiga gabungan koperasi yang berbadan hukum
dan wilayah kerjanya seluruh Indonesia.












6. Sisa Hasil Usaha(SHU)

Sisa hasil usaha merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam 1 (satu) dikurangi
dengan biaya, penyusutan, pajak dan kewajiban pada tahun yang bersangkutan. Sisa hasil
usaha akan terlihat pada perhitungan laba rugi yang dihitung pada tutup buku (akhir tahun).

Koprasi dikatakan baik atau berkembang bukan hanya dilihat dari jumlah SHU, tetapi
dilihat dari pelaksanaan program kerja yang telah ditentukan Rapat Anggota Tahunan (RAT).
Lebih penting lagi menyangkut pelayanan terhadap anggota. Koperasi yang dapat melayani
anggota dengan sebaik-baiknya berarti koperasi tersebut dapat dikatakan berhasil. Namun
sebagai suatu badan usaha, koperasi juga dituntut untuk dapat mencapai keuntungan (SHU
Koperasi
Primer
Koperasi
Primer
Koperasi Primer Koperasi
Primer
Koperasi
Primer
Pusat Koperasi Pusat Koperasi Pusat Koperasi
Gabungan Koperasi Gabungan Koperasi Gabungan Koperasi
Induk Koperasi

yang memadai). Untuk itu, pengurus harus bekerja keras dan memiliki manajemen yang
baik sehingga menghasilkan pelayanan yang memuaskan dan SHU yang wajar.
SHU dapat dialokasikan untuk beberapa bagian, yaitu:
a. Cadangan (penumpukan modal).
b. Anggota berdasarkan jumlah simpanan.
c. Anggota berdasarkan jasa terhadap koperasi.
d. Pengurus.
e. Dana-dana meliputi, dana pembangunan daerah kerja, dana pendidikan, dana social, dan
dana karyawan. Pembagian SHU tersebut diatas berdasarkan presentase yang diputuskan
melalui rapat anggota.


7. Pembentukan dan Pembubaran Koperasi

Agar pembentukan koperasi dapat mencapai tujuan yang diharapkan maka para peminat
pendiri koperasi memahami dengan jelas fungsi dan peranan koperasi, struktur organisasi
serta jenis/ bentuk koperasi yang cocok dengan kebutuhan.

Untuk keperluan tersebut diharapkan calon anggota mendapat penerangan yang cukup
dari petugas atau pejabat koperasi setempat atau dari tenaga-tenaga yang
berpengalamantentang perkoprasian. Penerangan tersebut meliputi fungsi anggaran dasar
koperasi, daftar anggota, pengurus serta pembukuan manajemen dalam menjalankan usaha
koperasi.

Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga merupakan pedoman organisasi yang berisi
hak dan kewajiban anggota koperasi. Anggaran dasar koperasi adalah suatu peraturan yang
memuat ketentuan-ketentuan pokok organisasi, tata laksana dan kegiatan usaha. Anggaran
dasar merupakan salah satu syarat mutlak untuk memperoleh badan hukum koperasi.
Mengingat pentingnya anggaran dasar maka calon pendiri/anggota koperasi harus memahami
terlebih dahulu anggaran dasar koperasi yang akan dibentuk.
a. Nama , pekerjaan serta tempat tinggal para pendiri koperasi.
b. Nama lengkap dan nama singkatan kopeasi.
c. Tempat kedudukan koperasi dan daerah kerjanya.
d. Maksud dan tujuan.
e. Ketegasan usaha.
f. Syarat-syarat keanggotaan.
g. Ketetapan tentang permodalan.
h. Perarturan tentang tanggung jawab anggota.
i. Peraturan tentang pimpinan koperasi dan kekuasaan anggota.
j. Ketentuan tentang kuorum rapat anggota.
k. Penetapan tahun buku.
l. Ketentuan tentang sisa hasil usaha pada akhir tahun buku.
m. Ketentuan mengenai sisa kekayaan bila koperasi dibubarkan.
n. Ketentuan tentang sangsi.










Setiap pembentukan koperasi harus ada jaminan atas kelangsungan hidup koperasi, baik
sebagai perkumpulan orang maupun usaha. Oleh karena itu, dari para pendiri atau anggota
harus ada tenaga-tenaga yang telah berpengalaman tentang perkoprasian ataupun secara
elementer mengetahui tentang koperasi.
Untuk mendirikan koperasi ada tiga tahap, yaitu tahap persiapan dengan membentuk
panitia yang terdiri atas ketua, sekertaris dan bendahara. Panitia ini bertugas:
a. Membuat undangan yang ditunjuk kepada, calon anggita dan kepala kantor koperasi
daerah setempat.
b. Menyiapkan daftar hadir.
c. Menyiapkan konsep anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
d. Menyiapkan berita acara rapat.


Tahap kedua adalah pelaksanaan. Tahap ini merupakan tahap penyelenggaraan rapat
pembentukan koperasi yang dihadiri oleh seluruh calon anggota, pejabat dari kantor koperasi
didaerah setempat dan undangan lainnya dengan susunan acara sebagai berikut:
a. Pembukaan.
b. Pengarahan dan pembinaan oleh pejabat kantor koperasi.
c. Mengesahkan berdirinya koperasi.
d. Membahas dan mengesahkan hasil AD dan ART
e. Pemilihan dan pelantikan pengurus dan pengawas,
f. Penutup.

Tahap ketiga adalah mengajukan permohonan untuk mendapat pengesahan sebagai
badan hukum. Setelah selesai rapat pembentukan, pengurus segera mengajukan pengesahan
badan hukum dengan mengajukan surat permohonan pengesan badan hukum kepada pejabat
kantor koperasi setempat dengan surat permohonan bermaterai dilampiri dengan:
a. Akta pendirian dan anggaran dasar dibuat rangkap dua, satu diantaranya bermaterai.
b. Berita acara pembentukan koperasi.
c. Daftar hadir rapat pembentukan.
d. Susunan pengurus dan pengawas.
e. Neraca awal/permulaan.

Setelah menerima surat permohonan tersebut, pejabat koperasi setempat segera
memberikan surat tanda penirimaan yang telah ditandatangani dan diberi tanggal kepada
pemohon. Apabila syarat-syarat tersebut diatas telah dipenuhi pejabat tersebut mencatat
koperasi tersebut dalam buku daftar pencatatan yang telah tersedia pada kantor koperasi.
Berdasarlam penelitian dan pemeriksaan selama 3 bulan oleh pejabat koperasi setempat
ditetapkan:
a. Menyetujui pembentukan koperasi yang bersangkutan agar mendapat badan hukum
koperasi.
b. Menolak atau menunda pembentukan dan pemberian badan hukum koperasi.

Untuk koperasi yang telah memenuhi persyaratandan pejabat koperasi menyatakan
persetujuannya, koperasi akan mendapat nomor badan hukum dan koperasi tersebut resmi
berbadan hukum serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia (BNRI).

Untuk koperasi yang ditolak dapat mengajukan permohonan ulang dalam jangka waktu
satu bulan sejak diterimanya surat penolakan. Keputusan sejak diterimanya surat permintaan
ulang sudah diperoleh oleh koperasi tersebut dalam jangka waktu satu bulan.





Pembubaran koperasi dilakukan berdasarkan peraturan pemerintah dan keputusan rapat
anggota.

a. Keputusan Pemerintah
Pembubaran koperasi oleh pemerintah dapat dilakukan dengan alasan sebagai berikut:
1) Terdapat bukti bahwa koperasi tersebut tidak memenuhi undang-undang.
2) Kegiatannya bertenangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan.
3) Kelangsungan hidupnya tidak dapat lagi diharapkan.
Keputusan pembubaran koperasi oleh pemerintah dikeluarkan dalam waktu paling lambat
empat bulan terhitung sejak tanggal diterimanya surat pemberitahuan rencana pembubaran.
Dalam jangka waktu paling lambat dua bulan sejak penerimaan pemberitahuan koperasi yang
bersangkutan berhak mengajukan keberatan. Keputusan pemerintah mengenai diterima atau
ditolaknya keberatan atas pembubaran diberikan paling lambat satu bulan sejak tanggal
diterimanya surat keberatan tersebut.
b. Keputusan Rapat Anggota
Pembubaran koperasi harus dipertimbangkan terlebih dahulu secara matang dan
mendasar. Sebelum diputuskan untuk dibubarkan, kondoso koperasi harus dilihat secara teliti
apakah sudah tidak dapat dipertahankan keberadaannya atau selalu mendapat kerugian.
Kemudian rapat anggota membentuk tim penyelesai untuk menyelesaikan masalah-masalah
yang berkaitan dengan pembubaran koperasi.

Tim tersebut memberitahukan secara tertulis tentang rencana pembubaran koperasi
tersebut kepada semua kreditur dan pemerintah. Keputusan pembubaran dilakukan oleh
pemerintah dan pemerintah menunjuk tim penyelesai tersendiri. Tim penyelesai yang
dibentuk oleh rapat anggota dan tim penyelesai yang dibentuk pemerintah bekerja sama
untuk menyelesaikan seluruh persoalan terutama menyangkut piutang. Selama dalam
penyelesaian koperasi tetap ada dengan sebutan koperasi dalam penyelesaian.


8. Pengelolaan Koperasi

Koperasi merupakan badan usaha yang unik yang telah diatur dalam ketentuan undang-
undang koperasi beserta penjelasannya. Koperasi dapat bekerja dengan lancer dari semua
komponen. Sebagaimana halnya badan usaha lain koperasi tunduk pula pada prinsip-prinsip
manajemen yang diakui secara umum. Pengelolaan koperasi harus mampu menggabungkan
prinsip kerja sama untuk menolong dirinya sendiri maupun kebutuhan sosial (masyarakat
pada umumnya) dalam memenuhi kebutuhan ekonomi dengan menerapkan prinsip
manajemen.

Pengelolaan koperasi sebagai badan usaha yang bergerak dibidang ekonomi tidak boleh
mengabaikan keuntungan. oleh karena itu, SHU juga merupakan satu alat untuk
meningkatkan kesejahteraan anggota, selain kemampuan pelayanan, ketrampilan
administrasi, dan penerapan prinsip-prinsip manajemen.

Wewenang dan tanggung jawab alat-alat kelengkapan merupakan kunci keberhasilan
pengelolaan koperasi. Untuk melaksanakan tugas sehari-hari pengurus dapat dibantu dan
mengangkat seorang manajer. Manajer koperasi adalah pimpinan yang bertanggung jawab
terhadap jalannya usaha koperasi dalam penggnaan sumber daya yang efektif untuk
mencapai tujuan tertentu. Manajer diangkat dan diberhentikan oleh pengurus.

Pengelolaan koperasi sangatlah rumit. Pengelolaan koperasi harus diikuti dengan
perencanaan dan pengamanan koperasi dari factor-faktor internal dan factor eksternal yang
dapat mempengarihu jalannya koperasi. Factor internal, yaitu rapat anggota, pengurus
(manajer), pengawas, dan jumlah anggota serta SHU dan cadangan modal. Factor eksternal
terdiri dari kondisi ekonomi nasional, masyarakat sekitar, perkembangan koperasi
dilingkugan sekitar, tingkat ekonomi anggota, dan peranan pemerintah.







9. Prinsip Dasar Keberadaan Koperasi di Indonesia

Dalam pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 beserta penjelasannya tercantum dasar
demokrasi ekonomi dan secara eksplisit disebutkan tujuan dari sistem perekonomian
Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut diakui ada tiga sektor ekonomi yaitu sektor
Negara, koperasi swasta.

Demokrasi ekonomi di Indonesia adalah sistem ekonomi yang memberi hak hidup dalam
batas-batas tertentu pada usaha-usaha koperasi negara dan swasta demi tercapainya keadilan
dan kemakmuran masyarakat. Demokrasi ekonomi di Indonesia menjamin dan
mengembangkankeselarasan dan keseimbbangan antara kepentingan individu dan
kepentingan umum.

Badan usaha yang sesuai dengan pasal 33 ayat 1 UUD 1945 adalah koperasi. Dari sumber
tersebut jelaslah bahwa untuk mencapai tujuan perekonomian nasional perlu dipupuk dan
ditumbuhkan iklim kerja sama antar ketiga sektor ekonomi yang dilandasi semangat
berdasarkan azas kekeluargaan. Oleh karena itu, untuk dapat mewujudkan iklim tersebut
wajarlah apabila koperasi sebagai salah satu bentuk usaha yang perlu dikembangkan
ditengah-tengah masyarakat karena badan usaha koperasi inilah yang paling sesuai dengan
iklim yang ingin ditumbuh-kembangkan oleh sistem perekenomian Indonesia.


Dengan wadah koperasi, masyarakat yang termasuk kedalam golongan ekonomi lemah
yang merupakan bagian terbesar dari penduduk dinegara Indonesia dapat berperan serta
dalam perekonomian dan dapat meningkatkan harkat dan kesejahteraan hidup secara
maksimal.
a. Koperasi harus diberi ruang gerak seluas-luasnya, baik dibidang distribusi, produksi jasa
untuk usaha besar, menengah dan kecil.
b. Pemerintah memberikan pembinaan perlindungan dan fasilitas selama koperasi belum
mandiri.
c. Berusaha meningkatkan organisasi koperasi secara mandiri.
d. Sebagai wadah perekonomian yang berfungsi sebagai alat demokrasi ekonomi rakyat.
Setiap pembentukan koperasi harus atas dasar kepentingan anggota.
e. Penggunaan kredit/pinjaman secara berhasil guna, serta menjunjung pertumbuhan
koperasi tanpa mengutamakan keuntungan dengan mengorbankan kepentingan anggota.

10. Peran Koperasi terhadap Peningkatan
Kemakmuran Rakyat

Menurut pasal 4 Undang-undang Nomor 25 tahun 1992, fungsi dan peranan koperasi
adalah sebagai berikut:
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota khususnya
dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
sosialnya.
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.








Peranan koperasi Indonesia tersebut diatas dapat dijabarkan sebagai sarana untuk
peningkatan kemakmuran rakyat dengan jalan sebagai berikut:
1. Koperasi membantu para anggotanya untuk meningkatkan penghasilan sehingga
dapat meningkatkan kemakmuran.
2. Koperasi menciptakan dan memperluas lapangan pekerjaan.
3. Koperasi mempersatukan dan mengembangkan daya usaha dari orang-orang,
baik bagi perseorangan maupun sebagai warga masyarakat.
4. Koperasi ikut meningkatkan taraf hidup masyarakat.
5. Koperasi ikut meningkatkan kecerdasan rakyat.
6. Koperasi berperan dalam penyelenggarakan kehidupan ekonomi secara
demokratis.


11. Pengaruh Terhadap Luar Negri

Dalam aspek produksi tertentu, pemerintah Indonesia masih bergantung pada
(diatur) luar negri, misalnya dalam pengelolaan SDA (Sumber Daya Alam). Hal ini
mengakibatkan hasil yang diperoleh bangsa Indonesia dari pengelolaan SDA tersebut
menjadi tidak optimal. Hutang luar negri pun semakin meningkat, tahun 2009
mencapai Rp. 1.667 Triliun. Akibatnya lebih dari 30% luar negri. Jumlah angsuran
sebesar itu tentu akan mengganggu pelaksanaan pembangunan nasional, yang pada
akhirnya akan mengurangi kesejahteraan rakyat.

Dalam kasus ini, nampaknya koperasi tidak mampu berbuat lebih banyak.
Ketergantungan ekonomi terhadap luar negri cenderung lebih dipengaruhi oleh factor
politik luar negri pemerintah kita. Kebijakan-kebijakan pemerintah yang terkait
dengan luar negri, khususnya yang menyangkut hutang luar negri cenderung
dipengaruhi oleh factor kekurang mampuan pemerintah dalam mengelola politik luar
negri. Oleh karena itu terhadap permasalahan ini, koperasi tidak diikutsertakan untuk
memecahkan masalah tersebut. Namun demikian terhadap keempat permasalahan
perekonomian nasional seperti dipaparkan diatas, koperasi masih bisa diharapkan
untuk berperan serta mengatasinya.

Koperasi hadir di tengah-tengah masyarakat mengemban tugas untuk memajukan
kesejahteraan anggota pada khusunya dan masyarakat pada umumnya serta ikut
membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat
maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Untuk mencapai tujuan dan menjalankan fungsi dan peran tersebut, koperasi
memerlukan wadah berupa organisasi. Organisasi koperasi adalah suatu sistem yang
menunjukan mekanisme dan hubungan kerjasama antara perangkat organisasi yang
ada didalamnya.
Permodalan : Dari simpanan anggota sifatnya berubah-ubah.
Tujuan Usaha : meningkatkan kesejahteraan anggpta yang berwatak sosial
yang berusaha untuk meningkatkan SHU dari tahun ke
tahun.
Hubungan Usaha : Senantiasa mengadakan koordinasi kerjasama antara
koperasi yang satu dengan yang lainnya.
Organisasi : Organisasi yang mempunai kepentingan yang sama antara
para anggotanya.
Kekuasaan Tertinngi : Rapat Anggota.












12. Analisa

Kekuatan dan Kelemahan Koperasi

Kekuatan-kekuatan yang dimiliki koperasi di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Ketertiban anggota dalam koperasi dapat ditunjukan dalam bentuk partisipasi
anggota dalam bentuk partisipasi anggota yang merupakan aktivitas yang
mendorong kreativitas anggota.
2. Koperasi merupakan organisasi dari, oleh, dan untuk anggota. Hal ini
mencerminkan transparansi pengelolaaan.
3. Keseimbangan pemanfaatan hak dan penekanan kewajiban yang harus
dilakukan seluruh anggota karena koperasi milik semua anggota dan menjadi
tanggung jawab bersama.
4. Kumpulan orang-orang yang memiliki kepentingan bersama sehingga akan
muncul dukungan dalam bentuk partisipasi merupakan satu potensi untuk
bersama-sama mengembangkan koperasi.
5. Anggota yang terhimpun merupakan konsumen yang potensial sekaligus
sebagai produsen potensial.
6. Koperasi merupakan amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar
1945 yang merupakan salah satu sumber hukum di Indonesia, dan secara
ideologis dan normatif Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan
jiwa dari perekonomian Indonesia dan sistem perekonomian Indonesia.

Kelemahan yang dimiliki koperasi di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Koperasi merupakan bagian integral dari perjuangan bangsa sejak kebangkitan
nasional, namun banyak masyarakat yang menganggap koperasi bukanlah
salah satu usaha yang dapat menguntungkan secara ekonomi.
2. Walaupun secara konstitusional koperasi cukup mendapat tempat dan
kedudukan yang penting dalam perekonomian Indonesia, namun keinginan
masyarakat untuk menjadi anggota koperasi masih rendah.
3. Koperasi sering diidentikan dengan standart hidup yang rendah karena
sebagian besar anggota berasal dari kalangan menengah kebawah.
4. Sering kali ditemukan kasus-kasus penyelewengan dan penyimpangan
pengelolaan koperasi yang akhirnya membuat masyarakat menjadi antipasti
terhadap gerakan koperasi.
5. Sangat sedikitnya dukungan atau keberpihakan pemerintah dan lembaga
keuangan untuk memajukan koperasi dibandingkan dengan dukungan yang
diberikan kepada bentuk usaha yang lain.
6. Belum tumbuh dan tertata dengan baik kerja sama dengan badan usaha-badan
usaha lainnya dalam bentuk jaringan yang sifatnya saling mengisi dan saling
menunjang sehingga kopersi sulit berkembang.

Kesimpulan

Sebagai suatu sistem ekonomi, komperasi memiliki karakteristik sosialis dan
liberalis, dimana karakter sosialis cenderung lebih dominan. Karakter koperasi ini
nampaknya tidak berbeda dengan karakter budaya Indonesia, karena koperasi
memang pada dasarnya merupakan kristalisasi dari budaya sosial ekonomi bangsa
Indonesia.

Sumber: http://saraswatifadilah.blogspot.com/2013/12/peran-sistem-ekonomi-
koperasi-dalam
Buku Ekonomi Sma Kelas XII

Anda mungkin juga menyukai