Anda di halaman 1dari 10

PENGOLAHAN AIR LIMBAH KANTIN SECARA BIOLOGI :

SUATU KAJIAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGGUNAAN


Bacillus sp. DAN KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica)









WIDIA NUR ULFAH

SKRIPSI
















DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI


Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul:

PENGOLAHAN AIR LIMBAH KANTIN SECARA BIOLOGI :
SUATU KAJIAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGGUNAAN Bacillus sp.
DAN KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica)

adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang
berasal atau dikutip dari karya-karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan
dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar
Pustaka di bagian akhir Skripsi ini.


Bogor, Januari 2009



Widia Nur Ulfah
C24104014



Widia Nur Ulfah. Pengolahan Air Limbah Kantin Secara Biologi : Suatu
Kajian terhadap Efektivitas Penggunaan Bacillus sp. dan Kangkung Air
(Ipomoea aquatica). Dibimbing oleh I Nyoman N. Suryadiputra dan Hefni
Effendi.

RINGKASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas tingkat reduksi bahan
organik yang terdapat dalam air limbah kantin yang diolah melalui penerapan
sistem Sequential Batch Reactor (SBR). Penelitian ini menggunakan Rancangan
Acak Kelompok (RAK) dengan empat perlakuan (kontrol, penambahan Bacillus
sp., kangkung air serta kombinasi Bacillus sp. dan kangkung air) dan lima waktu
aerasi (0, 12, 24, 48 dan 72 jam), masing-masing dilakukan sebanyak empat kali
ulangan. Kisaran nilai TSS, BOD dan COD air limbah kantin sebelum diolah
masing-masing sebesar 493,81 638,07 mg/l, 921,66 1.073,39 mg/l dan
1.296,32 1.782,81 mg/l. Setelah percobaan didapatkan hasil air limbah olahan
dengan kualitas yang lebih baik. Perlakuan kombinasi Bacillus sp. dan kangkung
air (Ipomoea aquatica) setelah dilakukan aerasi selama 12 jam memberikan
penurunan TSS, BOD dan COD paling besar dibandingkan perlakuan lainnya,
yaitu sebesar 98,07 %, 96,68 % dan 74,39 %. Hasil ini menunjukkan bahwa
gabungan penambahan Bacillus sp. dan kangkung air serta pemberian aerasi
selama 12 jam ternyata sangat efektif dan optimal dalam mengolah air limbah
kantin. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif pengolahan air
limbah domestik (kantin).

Kata kunci : Aerasi, Bacillus sp., bahan organik, kangkung air, Sequential Bacth
Reactor

PENGOLAHAN AIR LIMBAH KANTIN SECARA BIOLOGI :
SUATU KAJIAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGGUNAAN
Bacillus sp. DAN KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica)







Oleh :
WIDIA NUR ULFAH
C24104014








SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor














DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

SKRIPSI

Judul Penelitian : Pengolahan Air Limbah Kantin Secara Biologi : Suatu
Kajian terhadap Efektivitas Penggunaan Bacillus sp. dan
Kangkung Air (Ipomoea aquatica)

Nama Mahasiswa : Widia Nur Ulfah

Nomor Pokok : C24104014

Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan



Menyetujui,
I. Komisi Pembimbing




Ir. I Nyoman N. Suryadiputra Dr. Ir. Hefni Effendi, M.Phil
NIP: 131 096 974 NIP: 131 841 731



Mengetahui,
II. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan




Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc
NIP. 131 578 799





Tanggal lulus : 20 Januari 2009

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Pengolahan Air Limbah Kantin Secara Biologi : Suatu Kajian terhadap
Efektivitas Penggunaan Bacillus sp. dan Kangkung Air (Ipomoea aquatica).
Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana di
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.
Semakin memburuknya kualitas perairan mendorong manusia untuk
mengolah air limbah sebelum dibuang ke perairan bebas. Beberapa usaha telah
dilakukan dalam rangka memperbaiki kondisi air limbah agar layak digunakan
kembali atau minimal tidak mencemari perairan umum. Seiring berjalannya
waktu dan berkembangnya teknologi, manusia mencari alternatif pengolahan air
limbah yang lebih efektif, murah dan aman. Pengolahan air limbah secara biologi
dinilai relatif lebih murah daripada pengolahan air limbah secara kimia. Beberapa
penelitian yang menggunakan mikroorganisme (bakteri, alga, khamir, kapang) dan
tumbuhan sebagai agen pengolah air limbah menunjukkan hasil bahwa ternyata
agen agen biologis tersebut mampu menurunkan bahan pencemar pada tingkatan
tertentu. Adanya peranan yang saling mendukung antara bakteri dan tanaman air
mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan tema ini. Hasil penelitian
ini nantinya diharapkan dapat diterapkan sebagai salah satu alternatif pengolahan
air limbah domestik (kantin). Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca.


Bogor, Januari 2009


Penulis



UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. I Nyoman N. Suryadiputra
dan Dr. Ir. Hefni Effendi, M. Phil. yang telah memberikan bimbingan dan arahan
selama berlangsungnya penelitian dan penulisan skripsi. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada anggota penguji, yaitu Dr. Ir. Yunizar
Ernawati, MS (mewakili Bidang Akademik dari Departemen Manajemen
Sumberdaya Perairan) dan Dr. Ir. Yusli Wardiyatno (sebagai penguji tamu).
Ucapan terima kasih penulis ucapkan juga kepada Dr. Ir. M. F. Rahardjo, Dr. Ir.
Niken T.M. Pratiwi dan Majariana Krisanti, S.Pi., M.Si. atas bimbingan dan
motivasi yang diberikan selama penulis melaksanakan studi dan menyelesaikan
skripsi.
Terima kasih penulis ucapkan kepada keluarga tercinta, terutama kedua
orang tua atas doa, dukungan dan kasih sayangnya kepada penulis. Juga kepada
staf dan pegawai Tata Usaha MSP atas bantuan, perhatian dan kerja samanya,
serta semua pihak, terutama staf di bagian Laboratorium Produktivitas dan
Lingkungan Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan / FPIK IPB yang
secara langsung maupun tak langsung telah mengarahkan, membantu dan
mendukung penelitian ini.





DAFTAR ISTILAH


Absorbsi Proses penyerapan bahan organik terlarut ke dalam sel bakteri
melalui dinding sel atau membran bakteri.

Adsorbsi Proses penempelan bahan organik partikulat di permukaan
dinding sel bakteri.

Aerasi Proses pemberian udara (oksigen) ke dalam kolom air.

Aerator Alat pemasok udara (oksigen).

Aerob Kondisi dimana terdapat oksigen terlarut.

Anabolisme Proses pembentukan sel-sel baru.

Anaerob/Anoksik Kondisi dimana tidak terdapat oksigen terlarut.

Anion Ion bermuatan negatif, yang menangkap satu atau lebih
elektron.

Anorganik Senyawa kimia yang molekulnya tidak memiliki ikatan
karbon-hidrogen.

Autoclave Alat untuk mensterilkan media dan peralatan analisis
mikrobiologi dengan suhu dan tekanan tertentu.

Badan Air Daerah yang tergenang air, meliputi permukaan, kolom, dan
dasar perairan.

Bakteri Kelompok organisme hidup berukuran mikroskopis dan
sebagian besar uniseluler (bersel tunggal) dengan struktur sel
yang relatif sederhana.

Baku Mutu Batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen
lain yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang
dapat ditenggang dalam lingkungan tertentu, sesuai untuk
peruntukkannya.

Bioaugmentasi Penambahan satu atau beberapa jenis mikroorganisme baik
alami maupun yang non alami dalam proses degradasi
pencemar lingkungan.

Biodegradable Limbah yang dapat/mudah terurai secara biologi.

Bioreaktor Sistem pengolahan limbah secara biologi.

i

Bioremediasi Proses degradasi bahan organik menjadi senyawa lain
misalnya CO
2
, CH
4
, H
2
O, garam anorganik, biomassa, dan
hasil samping yang sedikit lebih sederhana dari senyawa
semula secara biologis.

Bioremediator Makhluk hidup yang digunakan sebagai agen biologi dalam
proses reduksi bahan organik.

Blooming Peningkatan jumlah/kelimpahan individu organisme dengan
jumlah yang besar dalam waktu yang singkat.

BOD Biochemical Oxygen Demand
Jumlah oksigen yang dibutuhkan mikroorganisme untuk
mendekomposisi bahan organik yang biodegradable.

Bulb Alat bantu (biasanya berbahan karet) dalam penggunaan pipet
untuk menghisap cairan.

Bunsen Alat berupa wadah minyak/spirtus dengan sumbu untuk nyala
api yang digunakan dalam analisis mikrobiologi untuk
meminimalisasi kontaminan.

Buret Alat gelas yang digunakan dalam proses titrasi.

C Karbon

Cawan Petri Alat gelas yang biasa digunakan sebagai tempat media dalam
pembiakan mikroorganisme.

CH
4
Metana

CO
2
Karbondioksida

COD Chemical Oxygen Demand
Jumlah oksigen yang dibutuhkan mikroorganisme untuk
mendekomposisi bahan organik yang nonbiodegradable.

Debit Volume air yang mengalir per satuan waktu.

Degradasi Proses pengurangan/penghilangan jumlah/konsentrasi suatu
zat.

Dekomposisi Proses pengubahan bahan organik menjadi bahan anorganik.

DHL Daya Hantar Listrik
Gambaran numerik dari kemampuan air untuk meneruskan
aliran listrik, dilihat dari banyaknya garam-garam terlarut
yang dapat terionisasi.
ii

DO Dissolved Oxygen
Jumlah oksigen terlarut yang terkandung dalam perairan.

Domestik Segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan manusia,
rumah tangga, maupun pemukiman.

Dosis Rasio volume inokulan dan volume media uji.

Ekologi Ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan
lingkungannya dan yang lainnya.

Ekualisasi Proses pencampuran (pengadukan) air limbah dalam suatu
wadah sebelum proses aerasi dengan tujuan
menghomogenkan karakter air limbah.

Eutrofikasi Problem lingkungan hidup (pencemaran air) yang disebabkan
oleh munculnya nutrien yang berlebihan ke dalam ekosistem
air.

Fakultatif Sifat dari organisme, yaitu dapat hidup pada kondisi aerob
dan anaerob.

Flokulasi Proses perubahan partikel-partikel warna, kekeruhan, dan
bakteri yang berukuran sangat kecil menjadi lebih besar
(flok).

Fotosintesis Suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan
beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai
(nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya.
6H
2
O + 6CO
2
+ cahaya C
6
H
12
O
6
(glukosa) + 6O
2

H
2
S Asam Sulfida

Heterotropik Organisme yang tidak mampu menyediakan/mensintesis
makanan sendiri.

Inokulan Zat atau organisme dengan konsentrasi atau jumlah tertentu
yang menjadi bahan yang digunakan/dimasukkan paling awal
ke media uji dalam suatu perlakuan.

IPAL Instalasi Pengolahan Air Limbah

Isolat Kultur murni dari suatu organisme.

Jarum Ose Alat berupa tangkai yang melingkar di salah satu ujungnya
dan memiliki pegangan tahan panas di ujung yang lain,
digunakan dalam teknik penggoresan analisis mikrobiologi.

iii

Anda mungkin juga menyukai