Anda di halaman 1dari 35

I.

Dasar Teori
Titrasi Konduktometri
Titrasi konduktometri dapat dilakukan untuk menentukan kadar ion, dengan
syarat ion tersebut terlibat dalam reaksi kimia sehingga terjadi penggantian satu
jenis ion dengan yang lain yang berarti terjadi perubahan konduktivitas. Misalnya
titrasi HCl dengan NaOH berdasarkan persamaan sebagai berikut :
H
+
+ Cl
-
+ OH
-
+ Na
+
H
2
O

+ Cl
-
+ Na
+

Sebelum ditambah NaOH, didalam larutan terdapat ion H
+
dan Cl
-
yang masing-
masing mempunyai harga konduktivitas molar ( 25 C ) sebesar 349,8 cm
2
/mol dan
76,3 cm
2
/mol. Pada penambahan NaOH, terjadi reaksi antara H
+
dengan OH
-
membentuk H
2
O, sehingga jumlah H
+
didalam larutan berkurang sedangkan jumlah
NaOH bertambah. Na
+
mempunyai harga konduktivitas molar 50,1 S cm
-1
/mol yang
jauh lebih kecil dari H
+
sehingga harga konduktivitas total dari larutan turun. Pada
titik akhir titrasi, H
+
dalam larutan telah bereaksi seluruhnya dengan OH
-
, sehingga
penambahan NaOH lebih lanjut akan menaikkan harga konduktivitas total larutan,
karena terdapat OH
-
dengan konduktivitas molar 198,3 S cm
-1
/mol.
Titik akhir dapat ditentukan dalam grafik titrasi sebagai berikut :
Titrasi konduktometri sangat sesuai untuk asam atau basa lemah, karena
penggunaan potensiograph / titroprocessor dengan elektroda kaca menghasilkan
titik akhir yang kurang jelas. Namun titrasi konduktometri tidak dapat dilakukan
dalam cuplikan yang mengandung konsentrasi ion lain yang tinggi, karena titik akhir
menjadi kurang tajam. Titrasi konduktometri sangat berguna untuk melakukan titrasi
pengendapan. Keuntungan titrasi konduktometri adalah grafik titrasi seluruhnya
digunakan untuk menentukan titik akhir sedangkan pada kurva titrasi potensiometri
titik akhir ditentukan dari bentuk grafik dekat titik akhir saja. Kepekaan cara
konduktometri jauh lebih baik. Titrasi konduktometri masih memberi titik akhir yang
jelas untuk asam atau basa lemah dalam konsentrasi encer, sedangkan
dengan potensiometri titik akhir tidak jelas lagi.



II. Langkah Kerja

Titrasi Konduktometri
Membuat larutan KCl 0,1 N 100 ml.
Membuat larutan HCl 0,1 N 250 ml.
Memipet 10 ml larutan NaOH, memasukkan ke dalam gelas
kimia 250 ml dan menambahkan aquadest hingga volume
200 ml (elektroda tenggelam).
Meletakkan larutan NaOH di atas hot plate (jangan
hidupkan pemanas).
Mengaduk larutan NaOH dengan magnetic stirrer.
Menambahkan HCl 0,1 N sebanyak 1 ml sampai nilai
kembali seperti nilai awal (dengan kenaikan 1 ml) pada saat
penambahan HCl posisi kond dan baca konduktivitas
pada display setiap penambahan HCl.
Membuat grafik titrasi secara praktikum dan teoritis.
Setelah didapat kurva yang diinginkan, lalu menghitung titik
ekivalen secara praktikum dan teoritis.

Evaluasi
Untuk menghitung konsentrasi larutan NaOH digunakan
persamaan :
V
1
. C
1
= V
2
. C
2

Dimana :
V
1
: volumelarutan HCl
V
2
: volume larutan NaOH
C
1
: konsentrasi larutan HCl
C
2
: konsentrasi larutan NaOH
Catatan :
Elektroda dipasang sebelum alat konduktometer dihidupkan dan
rendam elektroda dengan aquadest sebelum digunakan.
Sedangkan titik ekivalen ditentukan dari kurva yang diperoleh
dengan cara :
Menarik garis pada kedua sisi kurva sehingga diperoleh
titik potong, titik potong merupakan titik ekivalen.
Dari titik awal kurva hingga titik potong merupakan jumlah
volume yang diperlukan penitrasi.


Tabel konduktivitas larutan KCl untuk kalibrasi
Temperatur (
0
C) Konsentrasi
1 (mol/liter) 0,1 (mol/liter) 0,01 (mol/liter)
0 65,41 7,15 0,776
10 83,19 9,33 1,021
15 92,54 10,49 1,147
20 102,05 11,67 1,278
25 111,90 12,88 1,4134

Tabel konduktivitas dari beberapa senyawa
Zat C (mol/liter) X 25
0
C (mS/cm)
KNO
3
0,001
0,01
0,1
0,142
0,133
12,0
HCl 0,001
0,01
0,1
1
0,421
0,13
39,1
332,0
LiCl 0,001
0,01
0,1
1
0,112
1,070
9,590
73,0
NH
4
Cl 0,001
0,01
1
1,42
12,9
111,2
NaOH 0,01
0,1
2,34
22,1

III. Data Pengamatan

Volume titran
NaOH (ml)
Volume total
(HCl + NaOH)
(ml)
Konduktivitas
praktik (mS/cm)
Konduktivitas
teori (mS/cm)
0 100 17,19 42,61
1 101 13,63 38,74
2 102 11,07 34,853
3 103 5,16 31,34
4 104 8,20 27,37
5 105 10,78 24,25
6 106 14,27 20,7
7 107 16,59 17,16
8 108 18,76 14,03

Kalibrasi
Suhu : 27,4
0
C
Konduktivitas : 12,37 mS/cm
Konstanta sel :


= 1,08















0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
0 2 4 6 8 10
k
o
n
d
u
k
t
i
v
i
t
a
s

(
m
S
/
c
m
)

volume NaOH (ml)
grafik secara praktek
konduktivitas
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
0 5 10 15 20
k
o
n
d
u
k
t
i
v
i
t
a
s

(
m
S
/
c
m
)

volume NaOH (ml)
grafik secara teori
konduktivitas
IV. Perhitungan
Pembuatan larutan KCl 0,1 M 100 m



Pembuatan larutan HCl 1 M 100 ml (pengenceran)


Pembuatan larutan NaOH 1M 100 ml



Perhitungan Konduktivitas
Konduktivitas HCl sebelum penambahan NaOH


Konduktivitas larutanuntuk penambahan 1 ml NaOH











HCl + NaOH NaCl + H
2
O
Mula-mula: 9,9mmol 1mmol - -
Bereaksi : 1mmol 1mmol 1mmol 1mmol
Sisa : 8,9mmol - 1mmol 1mmol





Konduktivitas NaCl :



Konduktivitas larutan untuk penambahan 2 ml NaOH









HCl + NaOH NaCl + H
2
O
Mula-mula: 9,8mmol 2mmol - -
Bereaksi : 2mmol 2mmol 2mmol 2mmol
Sisa : 7,8mmol - 2mmol 2mmol





Konduktivitas NaCl :



Konduktivitas larutan untuk penambahan 3 ml NaOH









HCl + NaOH NaCl + H
2
O
Mula-mula: 9,7mmol 3mmol - -
Bereaksi : 3mmol 3mmol 3mmol 3mmol
Sisa : 6,7mmol - 3mmol 3mmol





Konduktivitas NaCl :



Konduktivitas larutan untuk penambahan 4 ml NaOH









HCl + NaOH NaCl + H
2
O
Mula-mula: 9,6mmol 4mmol - -
Bereaksi : 4mmol 4mmol 4mmol 4mmol
Sisa : 5,6mmol - 4mmol 4mmol





Konduktivitas NaCl :



Konduktovitas larutan untuk penambahan 5 ml NaOH









HCl + NaOH NaCl + H
2
O
Mula-mula: 9,5mmol 5mmol - -
Bereaksi : 5mmol 5mmol 5mmol 5mmol
Sisa : 4,5 mmol - 5mmol 5mmol





Konduktivitas NaCl :



Konduktovitas larutan untuk penambahan 6 ml NaOH









HCl + NaOH NaCl + H
2
O
Mula-mula: 9,4mmol 6mmol - -
Bereaksi : 6mmol 6mmol 6mmol 6mmol
Sisa : 3,4mmol - 6mmol 6mmol





Konduktivitas NaCl :



Konduktovitas larutan untuk penambahan 7 ml NaOH









HCl + NaOH NaCl + H
2
O
Mula-mula: 9,3mmol 7mmol - -
Bereaksi : 7mmol 7mmol 7mmol 7mmol
Sisa : 2,3mmol - 7mmol 7mmol





Konduktivitas NaCl :



Konduktovitas larutan untuk penambahan 8 ml NaOH









HCl + NaOH NaCl + H
2
O
Mula-mula: 9,2mmol 8mmol - -
Bereaksi : 8mmol 8mmol 8mmol 8mmol
Sisa : 1,2 mmol - 8mmol 8mmol





Konduktivitas NaCl :



Konduktivitas larutan untuk penambahan 9 ml NaOH









HCl + NaOH NaCl + H
2
O
Mula-mula: 9,1mmol 9mmol - -
Bereaksi : 9mmol 9mmol 9mmol 9mmol
Sisa : 0,1mmol - 9mmol 9mmol





Konduktivitas NaCl :




Konduktovitas larutan untuk penambahan 11 ml NaOH









HCl + NaOH NaCl + H
2
O
Mula-mula: 9mmol 11mmol - -
Bereaksi : 9mmol 9mmol 9mmol 9mmol
Sisa : - 2mmol 9mmol 9mmol





Konduktivitas NaCl :



Konduktovitas larutan untuk penambahan 13 ml NaOH









HCl + NaOH NaCl + H
2
O
Mula-mula: 8,8mmol 13mmol - -
Bereaksi : 8,8mmol 8,8mmol 8,8mmol 8,8mmol
Sisa : - 4,2mmol 8,8mmol 8,8mmol





Konduktivitas NaCl :



Konduktovitas larutan untuk penambahan 15 ml NaOH









HCl + NaOH NaCl + H
2
O
Mula-mula: 8,7mmol 15mmol - -
Bereaksi : 8,7mmol 8,7mmol 8,7mmol 8,7mmol
Sisa : - 6,3mmol 8,7mmol 8,7mmol



Konduktivitas NaCl :





V. Analisa Data

Pada percobaan konduktivitas kedua ini bertujuan untuk menentukan
titik ekivalen dari akhir titrasi. Pada percobaan kni hal yang pertama kali
dilakukan adalah membuat larutan-larutan yaitu larutan KCl 0.1 M,
larutan NaOH 1 M 100 ml,larutan HCl 1 M 100 ml. Setelah penbuatan
larutan konduktometer dilalibrasi menggunakan larutan KCl 0.1 M 100 ml
yqng mendapatkan data yaitu suhu 27.4 C, nilai konduktivitas 12.37
ms/cm dan nilai konstanta sel adalah 1.08.
Langkah selanjutnya yaitu memgukur konduktivitas laruyan HCl 0.1 M
100ml tanpa penambahan NaOH nilai yang didapat adalah 17,19 ms/cm.
Selanjutnya larutan HCl 100 ml tadi ditambahkan 1 ml NaOH kemudian
diaduk dengan menggunakan stirer setelah larutan tercampur maka
langkah dilanjutkan dengan mengukur konduktivitasnya. Hal ini dilakukan
hingga nilai konduktivitasnya sama atau hampir sama dengan nilai
konduktivitas larutan HCl tanpa ditambahi larutan NaOH. Penambahan
NaOH 1 ml dilakukan sebanyak 8 kali untuk menghasilkan nilai
konduktivitas awal.
Dari data yang didapat secara praktek harga konduktivitas semakin
mengecil sampai penambahan 3 ml kemudian naik kembali mulai dari
penambahan 4 ml - 8 ml yang menghasilkan harga konduktivitas yang
sama dengan awal. Kenaikan tersebut menandakan tercapainya titik
ekivalen. Daya hantar listrik menurun pada volume NaOH yang berelebih
sampai ti5ik ekivalen tercapai karena jumlah OH
-
dalam larutan semakin
berkurang, sedangkan daya hantar H
+
bertambah ketika penambahan
HCl. Titik ekivalen yang didapat pada volume NaOH 3 ml konduktivitas 5
ms/cm.

VI. Kesimpulan
Pada percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa :
titik ekivalen yang didapat pada volume titrasi HCl 3 ml
konduktivitas 5 ms/cm.
konsentrasi dan tempratur larutan serta ruang
mempengaruhi besarnya nilai daya hantar listrik yang
dihasilkan.
Semakin besar jumlah iin suatu larutan maka akan semakin
tinggi nilai daya hantar listriknya (konduktivitasnya).



VII. Daftar Pustaka

Jobsheet . Instrument dan Teknik Pengukuran .
Konduktovitas II . POLSRI . 2014
http://navanafaa.blogspot.com/2012/10/laporan-titrasi-
konduktovitas.html?m=1


Corong Kaca Arloji




Spatula Batang Pengaduk

LabuUkur Pipet Tetes

Neraca Analitik Botol aquadest


LAPORAN TETAP KIMIA FISIKA
KONDUKTOMETRI

Disusun Oleh :
Kelompok I
Kelas 2 KA
Anggik Pratama (061330400289)
Deka Pitaloka (061330400293)
Dwi Sandi Wahyudi (061330400297)
Intan Nevianita (061330400300)
Nola Dwiayu Adinda (061330400304)
Putri Utami (061330400307)
Renny Eka Dhamayanty (061330400310)
Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Hj. Rusdianasari, M.Si

Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Sriwijaya 2014

Anda mungkin juga menyukai