Anda di halaman 1dari 3

1. a.

Repeatability adalah keseksamaan metode jika dilakukan berulang kali oleh analis
yang sama pada kondisi sama dan dalam interval waktu yang pendek.
b. Reproducibility adalah keseksamaan metode jika dikerjakan pada kondisi yang
berbeda.
2. a. Titik nyala (flash point): temperatur dimana timbul sejumlah uap yang bercampur
dengan udara membentuk suatu campuran yang mudah menyala.
b. Titik api (fire point): temperatur dimana bahan bakar cair yang dipanaskan, dann
baku dapat terbakar selama waktu sekurang-kurangnya 5 detik.
c. Untuk menentukan prosedur penyimpanan
d. Untuk mengetahui metode pengukuran dan penetapan titik nyala (Flash Point) pada
sampel bahan bakar berdasarkan ASTM D 92-05a.
e. ASTM D 92-05a. Bahannya? Distillate fuel diesels, bio-diesels blends, kerosene,
heating oil, turbine fuels and lubricating oils.
f.
g.
3. a. Pour point: temperature terendah dimana minyak masih dalam keadaan cair ketika
didinginkan.
b. - pengawasan operasi suatu peralatan unit pengolahan untuk jangka waktu tertentu
- untuk mengetahui cara kerja alat dan unit pengolahan serta mutu dari produk
- memperkirakan jumlah relatif dari lilin (wax) didalam bahan bakar
c. - Untuk mengetahui nilai pour point pada sampel produk petroleum yang meliputi
sampel hitam, bahan bakar minyak silinder dan bahan bakar minyak yang bukan
produk distilasi.
- Untuk mengetahui klasifikasi bahan bakar berdasarkan nilai pour point.
d. ASTM D 97-04, minyak bumi
e.
4. a. Titik anilin: suhu di mana volume sama anilin (C
6
H
5
NH
2
) dan minyak diesel benar-
benar larut
b. kandungan aromatik minyak solar, membantu dalam karakterisasi hidrokarbon murni
c. Semakin besar titik anilin, semakin rendah aromatik dalam minyak diesel. Sebuah
titik anilin yang lebih tinggi juga menunjukkan proporsi yang lebih tinggi dari parafin.
d. sebuah titik anilin dalam minyak diesel diinginkan, untuk mencegah autosulutan
dalam mesin diesel.
e. suatu indeks yang biasa digunakan bagi bahan bakan motor diesel
f. menunjukkan tingkat kepekaannya terhadap detonasi (ledakan).
g. DIESEL INDEX = ((ANILINE POINT(DEG F))(API GRAVITY))/100
h. menentukan titik anilin pada produk minyak dan pelarut hidrokarbon
i. ASTM D116-12
j.
5. a. Massa per unit volume satu zat pd temperatur tertentu
b. berat jenis dinyatakan dalam gram/ml
c. API Gravity merupakan satuan yang digunakan untuk menyatakan berat jenis minyak
dan digunakan sebagai dasar klasifikasi minyak bumi yang paling sederhana
d.
e. untuk mengetahui cara pengukuran dan perhitungan densitas terhadap sampel
Premium dan Rored HD A 90 dengan menggunakan alat hidrometer berdasarkan
metode ASTM D1298-99.
f. Penentuan densitas dapat menggunakan standar metode ASTM D 1298, untuk
mengetahui berat jenis sampel pada 15
o
C dengan menggunakan alat ukur hidrometer
gelas.

6. a. Viskositas: ukuran kekentalan suatu fluida yang menunjukkan besar kecilnya gesekan
internal fluida
b. Bahan bakar perlu ditentukan viskositasnya, karena :
Viskositas bahan bakar mempunyai pengaruh yang besar terhadap bentuk dari
semprotan bahan bakar. Dimana untuk bahan bakar dengan viskositas yang tinggi
akan memberikan atomisasi yang rendah sehingga memberikan hasil mesin sulit
distart dan gas buang yang berasap. Jika viskositas bahan bakar rendah akan terjadi
kebocoran pada pompa bahan bakarnya dan mempercepat keausan pada komponen
pompa dan injektor bahan bakar. Untuk mesin dengan kecepatan tinggi diinginkan
bahan bakar dengan SU Viscosity 35 75 sec (60 ml pada suhu 100
o
F).
c. Untuk menetapkan sifat fisik Premium dan Rored HD A 90 dengan cara mengukur
viskositas secara tepat dan akurat sesuai dangan ASTM 445-04
d. ASTM D445-04, ASTM D446
e.











7. a. Dry point: pembacaan termo pd saat tetes terakhir cairan menguap dari bag bawah
labu
IBP: pembacaan termo yg diamati pd saat tetes pertama jatuh
Persen loss: 100-persen recovery
Persen evaporated: jumlah persen recovery dan persen loss
Nilai end: pembacaan termo tertinggi selama pengujian
b. Untuk mengetahui parameter-parameter yang ada dalam bahan bakar tersebut, antara
lain :
Nilai IBP (Initial Boiling Point)
Nilai EP (End Point)
Percent Recovery
Percent Loss
Percent Residu
c. percobaan distilasi ini adalah menetukan karakteristik bahan bakar dari segi
volatilitasnya, dari volatilitas tersebut dapat diketahui boiling point range, komposisi
bahan, properties bahan, aplikasi dari sampel, cara penanganan dan penyimpanan dari
suatu sampel
d. Penentuan densitas dapat menggunakan standar metode ASTM D 1298, untuk mengetahui
berat jenis sampel pada 15
o
C dengan menggunakan alat ukur hidrometer gelas. Jenis bahan
bakarnya : Premium, minyak tanah, alcohol.
e. Tahap pengukuran densitas pada sampel Premium
a) Menyiapkan gelas ukur 250 ml.
b) Menuangkan sampel premium sebanyak 200 ml ke dalam gelas ukur 250 ml.
c) Mengukur suhu ruangan dan suhu sampel premium dalam gelas ukur dengan
menggunakan termometer.
d) Mencelupkan hidrometer ke dalam gelas ukur yang berisi sampel tersebut.
e) Menunggu sampai hidrometer tidak bergerak/stabil.
f) Mengulangi percobaan di atas menggunakan hidrometer dengan skala berbeda.
g) Mengamati skala pada hidrometer yang telah ditunjukkan sebatas dengan permukaan
sampel, lalu mencatatnya.
h) Mengulangi percobaan di atas untuk sampel Rored HD A 90.

Anda mungkin juga menyukai