1
Desainlah sebuah alat penukar panas ke sub-cool kondensat dari kondenser metanol pada 95C ke
40C. Aliran massa methanol 100,000 kg/h. Air payau digunakan sebagai pendingin dengan
kenaikan temperatur dari 25C to 40C.
Jawab : t
1 =
40C
Metanol = 100
T
1
= 95C
T
2 =
40C
t
2
= 25C
Penurunan suhu antara kedua fluida :
Methanol Air payau
T
1
= 95
o
C t
1
= 40
o
C
T
2
= 40
o
C t
2
= 25
o
C
Langkah 1 :Spesifikasi
Spesifikasi yang diberikan dalam soal diatas :
100,000 kg/h methanol pada pada 95C akan didinginkan menjadi 40C. Air payau
digunakan sebagai pendingin dengan kenaikan temperatur dari 25C to 40C.
Temperatur medium methanol =
C.
Temperatur medium methanol =
C.
Kapasitas panas methanol = 2.84 kJ/
Panas yang harus disediakan ( duty ) = m x
x T
=
( )
Kapasitas panas air payau = 4.2 kJ/kg
Aliran massa air payau =
( )
Langkah 2 : Sifat sifat fisik zat
Methanol
Temperatur : in = 95C ; out = 40C
Kapasitas panas = 2.84 kJ/kg C
Densitas methanol = 750 kg/m
3
Viskositas methanol = 0.34 mNs / m
2
Konduktivitas thermal methanol = 0.19 W/mC
Air payau
Temperatur : in = 25 ; out = 40
Kapasitas panas = 4.2 kJ/kg C
Densitas air = 995 kg/m
3
Viskositas air = 0.8 mNs / m
2
Konduktivitas thermal air = 0.59 W/mC
Langkah 3 : koefisien total
Karena tidak di ketahui niali pasti dari U maka tembakan pertama menggunkan nilai U = 500
W/m
2
C.
Berdasarkan figure 12.1 , maka koefisien total ( U ) = 500 W/m
2
C.
Langkah 4 : Dimensi dan tipe penukar
Agar efisiensi penukar panas besar , digunakan 1 shell pass dan 2 tube pass.
Nilai logaritma temperatur medium :
( ) ( )
()
()
( ) ( )
()
()
Nilai rasio fungsi temperatur dari 2 dimensi ( R )
R =
()
()
Nilai efisiensi temperatur penukar. ( S )
S =
()
()
=
Dengan menggunakan tipe one shell pass dan two tube pass
Di dapatlah nilai faktor temperature berdasarkan figure 12.19
U = 500
0.85 x 31 = 26
Langkah 5 : Area Tranfer Panas
Provisional area
A =
Langkah 6 : Rancangan dan ukuran tube
Gunakan split ring floating penukar panas untuk efisiensi dan kemudahan pembersihan.
Air payau bersifat korosif . Jadi ditempatkan pada tube side dan digunakan alloy cupro-
nickel tubes.
Air payau lebih kotor dari methanol , sehingga diletakkan pada tube dan methanol pada
shell.
Pilih 20 mm o.d.,16 mm i.d., 4.88 m-panjang tubes (
Jumlah tube =
Karena digunakan 2 pass , maka tube per pass = 1102/ 2 = 551
Luas bagian cross tube =
Total luas aliran per pass = 551 x 201 x 10
-6
= 0.110
Kecepatan aliran massa =
Kg/s m
2
Kecepatan tube side , ut =
= 0.62 m/s
Langkah 8 : Diameter shell dan bundle
Berdasarkan table 12.4 , untuk 2 tube pas , K
1
= 0.249 , n
1
= 2.207
Agar fluida shell-side relatif mudah dibersihkan digunakan 1.25 triangular pitch.
Bundle diameter
.
Untuk sebuah split-ring floating penukar panas , tipe jarak shell berdasarkan figure 12.10
Berdasarkan figure 12.10, diameter jarak bundle = 68 mm
Jadi diameter Shell (
)
Langkah 9 : koefisien transfer panas-tube side
Metode Kern digunakan untuk menghitung nilai koefisien transfer panas-tube side
= 5.7
Berdasarkan figure 12.23 :
Neglet viscosity correction factor ( /
Langkah 10 : koefisien transfer panas shell side
Metode Bell digunakan untuk menghitung nilai koefisien transfer panas-tube side
Jumlah tube (Nt) = 1102
Shell i.d. = 894 mm ;
Diameter Bundle = 826 m
Tube o.d. = 20 mm
Pitch 1.25 = 25 mm
Tube length = 4830 mm
Bafe pitch = 356 mm
Heat Transfer coefficient
Ideal bank coefcient, hoc
= 448 kg/s
Berdasarkan figure 12.31
Prandtl Number , (
=5.1
Faktor koreksi viskositas Neglet ( /
Tube row correction factor , Fn
Tube vertical pitch,
0.87 x 25 = 21.8 mm
Baffle cut height
Height between baffle tips = 894 2 x 224 = 446 mm
Berdasarkan figure 12.32
Nilai
Window correction , Fw
Nilai tinggi dari penghubung buffle ke puncak fraksi baffle cut (
)
(
- 894(0.5-0.25) = 190 mm
Bundle cut =
( )
From figure 12.41 pada cut of 0.23
Tubes in one window area(
)=
) =
Berdasarkan figure 12.33
Koreksi bypass ,Fb
Nilai baffle cut yang sesuai (A
b
)
)= -
= 0.024
= 0.39
Nilai koreksi bypass (
Nilai koreksi bypass (
) = exp[-
{1-
}] = 0.87
Koreksi kebocoran ,
Using clearances as specified in the standards,
Tube-to-baffle
in = 0.8 mm
Baffle-to-shell
in = 0.8 mm
( )
Berdasarkan figure 12.41 , 25 percent cut ( 0.25 )
) =
( )
( )
Berdasarkan figure 12.35
= 1-
[
(
] = 1- 0.3 [
= 0.60
Koefisien Shell-side
Langkah 11 : koefisien total
ho = 1246
hi = 3812
= 5000
= 12000
kw = 50
di = 16 mm
do = 20 mm
= 1.479 x 10
-3
calc= 676.041
ass = 500
% rentang nilai =
( nilai diizinkan )
Langkah 12 : Penurunan Tekanan
Tube- side
Berdasarkan figure 12.24, untuk Re = 12338
J
f
= 4.9 x 10
-3
Penurunan tekanan = 8 J
f
(
) (
= 2 ( 8 x 49 x 10
-3
x (
) )
= 8217.1 N/m
2
= 8.2 kPa ( 1.2 psi )
Pressure drop
Cross-flow zone
Berdasarkan Figure 12.36 at
Neglecting viscocity term (
= 1209.6 N/
( = 4.0 )
ep- -
=
Berdasrkan figure 12.38 ,
= 1- 0.52 [
= 0.31
0.31 = 248 N/
Window zone
Berdasarkan figure 12.41 for baffle cut 25 per cent ( 0.25 )
= 0.19
) = (
) (
)
= 81.02 x
= 0.45 m/s
( )
End zone
[
()
Total pressure drop
Number of buffles
= 12
( )
= 8.05 kPa (1.2 psi )