Anda di halaman 1dari 96

Hernia -> bahasa Latin : robek atau bahasa Yunani : penonjolan.

Definisi luas.
Dapat terjadi pada daerah tertentu.
Riskesdas tahun 2007 : termasuk 10 penyakit pola penyebab

kematian
bayi (0-11 bulan) terbanyak di

Indonesia, 2,3%.
4



Hernia Abdomen.
75 % hernia abdomen : hernia ingunalis
50% hernia inguinalis indirek dan 25% hernia
inguinalis direct, hernia femoralis : 5% , hernia
umbilicalis : 3%
pria : wanita pada hernia indirect yaitu 7:1.

Sejarah
Pengobatan bedah hernia pertama kali dilaporkan : Susruta .abad
ke 5 SM.
Penelitian retrospektif (Januari 1988-Desember 1991) analisis
deskriptif terhadap 95 kasus hernia inguinalis lateralis pada
anakreduksi konservatif berhasil pada 72,7% dilanjutkan
dengan bedah elektif setelah 48 jam,8 kasus hernia inguinalis yang
inkarserata bedah emergensi.
Terapi hernia saat ini : herniotomi dan herniorafi.
2,6


Dinding Anterior Abdomen
6 :

Lapisan dinding abdomen :
1. kulit,
2. fascia superfisialis
3. otot-otot dinding abdomen (dan aponeurosisnya),
4. fascia transversalis
5. jaringan lemak ekstraperitoneal
6. peritoneum parietale.

Otot otot dinding abdomen
Fasia superfisialis

Fasia Transversalis
Persarafan Dinding Otot Abdomen
Kulit, otot dari dinding depan abdomen,,peritonium parietal : persarafan
terutama dari enam nervi thoraxicii bagian inferior,lanjutan dari nervi
intercostalis (T7-11) dan subcostalis (T-12).
Bagian bawah dinding depan abdomen : persarafan dari rami
ventralis segmen Lumbalis I melalui nervus ilio-hypogastrica dan
nervus iliolingualis.

N. ilio hypogastrica berjalan ke lateral bawah melalui muskulus psoas
mayor, permukaan depan muskulus quadratus lumborum,dibelakang
ginjal,menembus muskulus transversus abdominis diatas crista iliaca,
menembus muskulus obliqus internus di medial spina iliaca anterior
superior, ke medial dan berakhir sebagai nervus cutaneus anterior untuk
kulit tepat diatas pubis.
N.iliolingualis berjalan bersama atau sejajar dengan nervus ilio
hypogastrica menembus muskulus obliqus internus dekat
ligamentum inguinalcanalis inguinalis mencapai kulit sekitar
anulus inguinalis superficialis dan fasia spermatika interna.

Otot obliqus
Perdarahan Dinding Abdomen
Arteri Dinding Anterior Abdomen
1. Arteri intercostal posterior
2. Arteri epigastrika superior
3. Arteri epigastrika inferior
4. Arteri sirkumfleksa profunda.
Vena Dinding Anterior Abdomen
1. Vena epigastrika superior dan inferior,Vena
circumflexa ileum profunda mengalirkan darah
ke vena thoraxica interna dan vena iliaca
interna.
2. Vena intercostales posterior mengalirkan darah
ke vena azygos.
3. Vena lumbales mengalirkan darah ke vena cava
inferior.


Usus halus
P 2-8 m d : 2,5 cm.
Usus halus terdiri dari tiga bagian :
1. Duodenum p : 25 cm
2. Jejunum p : 1-2 m
3. Ileum) p : 2-4 m.

Kanalis Inguinalis
Dewasa, P: 4 cm dan terletak 2-4 cm
Berjalan kearah caudal ligamentum inguinal, cefalo ke caudal, lateral ke
medial
melebar diantara cincin internal dan eksternal.
Dibentuk oleh :
superficial : aponeurois m. Obliqus ekternus
Inferior : ligamentum inguinale
posterior : fasia transversalis dan aponeurosis fasia transversalis

Kanalis inguinalis
mengandung korda / funikulus spermatika pada pria atau
ligamentum rotundum pada wanita, serta nervus ilioinguinalis (L1).
Funikulus spermatikus terdiri dari:
1. serat-serat otot cremaster
2. pleksus pampiniformis
3. arteri testicularis
4. nervus ramus genital
5. nervus genitofemoralis,
6. duktus deferens,
7. arteri cremaster, limfatik,
8. prosesus vaginalis.
3,6,8



Trigonum Hasselbach
Superolateral : P.d epigastrica inferior
Tepi medial : Membran rectus abdominis
inferior : Ligamentum inguinal

Hernia yang melewati trigonum Hesselbach
disebut sebagai hernia medialis, sedangkan
hernia yang muncul lateral dari trigonum
adalah hernia lateralis.

Hernia
Definisi.
Hernia : cincin, kantong dan isi hernia.
2



Menurut Lokasinya
1. Hernia inguinalis
2. Hernia umbilikus
3. Hernia femoralis
4. Hernia paraumbilikal
5. Hernia epigastrika
Menurut Isinya
1. Hernia usus halus
2. Hernia omentum
Menurut Penyebabnya
1. Hernia kongenital atau bawaan
2. Hernia traumatic
3. Hernia insisional
Menurut Terlihat atau Tidaknya
1. Hernia externa
2. Hernia interna
Menurut Keadaannya
1. Hernia inkarserata.
2. Hernia strangulata
Menurut Sifatnya
1. Hernia reponibel
2. Hernia ireponible
Menurut Nama Penemunya
1. Hernia petit yaitu hernia di daerah lumbosacral
2. Hernia spiegel yaitu hernia yang terjadi antara
muskulus rektus dan linea semisirkularis.
3. Hernia richter yaitu hernia dimana hanya sebagian
dinding usus yang terjempit (antemesenterial).


Jenis Hernia Lainnya
1. Hernia pantolan
2. Hernia scrotalis
3. Hernia littre
Hernia Inguinalis
Hernia inguinalis :
1. Hernia Inguinalis Lateralis (HIL)/hernia
indirecta / hernia oblique.
2. Hernia Inguinalis Medialis/hernia direct.
3 mekanisme mencegah hernia inguinalis :
1. Kanalis inguinalis yang berjalan miring.
2. Muskulus obliqus internus abdominis.
3. Fascia transversa

Gangguan Hernia.

Faktor predisposisi :
1. Hereditas
2. Jenis kelamin
3. Umur
4. Konstitusi atau keadaan badan :
Lemak peritoneal >>
Kelahiran prematur dan berat lahir yang kecil
Cacat bawaan ; kelainan pelvis atau ekstrosi pada kandung
kemihkerusakan pada saluran inguinal tidak langsung.


1. Prosesus vaginalis persistent
2. Peninggian tekanan intra abdominal yang terus-
menerus ; batuk kronik, mengedan, obesitas.
3. Kelemahan otot dan jaringan ; usia tua, kurang
aktivitas fisik, multipara, starvasi diet, obesitas.

Hernia Inguinalis Lateralis
Hernia Inguinalis Lateral
Dapat terjadi kongenital maupun akuisita.

laki-laki :
Terjadinya hernia Pengetahuan embriologis berhubungan dengan
descensus testis :
Gonad berkembang saat 5 minggu kehamilan sel benih primodial
berpindah dari kantong telur (yolk sac) ke rigi gonad Gubernakulum
ligamentosa terbentuk turun pada salah satu sisi abdomen pada kutub
inferior gonad melekat pada permukaan lipatan dalam labium-
skrotum.
Selama perjalanan menurun: gubernakulum melalui dinding anterior
perut,(tempat cincin inguinalis interna) ke kanalis berikutnya.

Processus vaginalis (penonjolan divertikulum peritonium) terbentuk, tepat
sebelah ventral gubernakulum berherniasi bersama gubernakulum kanalis
inguinalis.
Testis (retroperitoneal) descensus testis( mgg 28 kehamilan)
daerah cincin dalam. Diatur oleh hormon androgen dan faktor
mekanis (peningkatan tekanan intra abdomen) mgg 29: testis turun
dari kanalis inguinalis skrotum.
Setiap testis akan turun melalui kanalis inguinalis eksterna ke
prosessus vaginais.
3


Beberapa minggu terakhir kehamilan / segera setelah lahir
processus vaginalis mengalami obliterasi, kecuali bagian
yang mengelilingi testis tunika vaginalis.

Normal: Kanal menutup pada usia 2 bulan.
3


Wanita :
Ovarium (retroperitonium) turun pelvis (tidak keluar dari
rongga perut).
Bagian kranial gubernakulum berdefernsiasi
ligamentum ovari.
Bagian inferior gubernakulum ligamentum rotundum
(teres uteri)ke cincin dalam inguinal labium mayor.

Prosessus vaginalis pada wanita yang meluas ke labium
mayor melalui kanalis inguinalis juga dikenal sebagai kanal
Nuck.


Kanal terbuka terus (prosesus tidak berobliterasi) Hernia
Inguinalis Lateralis Kongenital
Penutupan processus vaginalis peritonei hanya pada suatu bagian
saja pada waktu bayi dilahirkan kantung peritonium terisi organ
dalam perut Hernia Inguinalis Lateralis Kongenital.
Testis kiri turun terlebih dahulu dari yang kanankanalis
inguinalis kanan lebih sering terbuka.


Pada orang dewasa :
Kanalis telah menutup. locus minoris
resistancetekanan intraabdominal meningkat ;
batuk Kanal terbuka kembali Hernia
inguinalis lateralis Akuisita.

Etiologi Hernia
Pada anak -> Pattern ductus vaginalis
Pada dewasa ->kelemahan dinding Abdomen


Hernia Inguinalis Medial
Hernia Inguinalis Medial
Akuisita : TIA >> dan kelemahan otot
dinding di trigonum Hesselbach.
Direct : ke ventral melalui annulus inguinalis
subcutaneous.
Tidak berhubungan dengan pembungkus tali
mani, Bilateral,



Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Reponible
-hilang timbul
Ireponible/akreta
-menetap

Inkaserata
-distensi
-gg pasase usus
-nyeri
Strangulata
Iskemi
nekrosis

Peritonitis
-syok septik
-kematian
Bayi
Dewasa
Gejala lokal
benjolan ,bervariasi ukurannya, hilang
timbul.
3
.
nyeri tumpul lokal ->tajam
3
,
rasa tidak enak ,memburuk di senja hari
dan membaik pada malam hari.
Gejala komplikasi
3
:
obstruksi usus :konstipasi, colic, muntah,
distensi.
strangulasi : Gejala obstruksi + nyeri
menetap,demam, takikardi.


Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
1. Hernia inguinal : lateralis atau medialis
2. Hernia skrotalis/Hernia labialis
3. Derajatnya
Palpasi
1. Finger-tip test
2. Ziemen test
3. Thumb test.



1. Pemeriksaan Laboratorium mendukung adanya
strangulasi:
15

Leukositosis dengan shift to the left
Elektrolit, BUN, kadar kreatinin yang tinggi akibat
muntah-muntah dan menjadi dehidrasi
Tes urinalisis menyingkirkan adanya masalah
dari traktus genitourinarius.

2. Pemeriksaan Radiologis
ultrasonografi (USG)
CT scan -> Hernia obturator.


Istirahat di tempat tidur dan menaikkan
bagian kaki -> reposisi -> alat
penyokong.
Celana penyangga
Tirah baring
Pengobatan
Diet

1. Herniatomy
2. Herniorraphy
Perawatan pre operasi
1. Persiapan fisik dan mental pasien
2. Perawatan post operasi
Hindari batuk.
Support scrotal
Ambulasi dini
Gunakan tehnik untuk merangsang pengosongan kandung kemih.
Monitoring intake dan output.
Palpasi abdomen dengan hati-hati.
Intake cairan > 2500 ml/hari (jika tidak ada kontraindikasi) untuk mencegah dehidrasi dan mempertahankan
fungsi perkemihan.
Bila pasien belum mampu BAK, dapat dipasang kateter karena kandung kemih yang distensi dapat menekan
insisi dan menyebabkan tidak nyaman..
3. Discharge Planning :
Hindari mengejan, mendorong atau mengangkat benda berat.
Jaga balutan luka operasi tetap kering dan bersih
Hindari faktor pendukung
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau
penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi.

1.Open Anterior Repair

Teknik Bassini

1. Membelah aponeurosis otot obliquus abdominis
eksternus dikanalis ingunalis hingga ke cincin ekternal
2. Memisahkan otot kremaster dengan cara reseksi
untuk mencari hernia indirect sekaligus menginspeksi
dasar dari kanalis inguinal untuk mencari hernia
direct.
3. Memisahkan bagian dasar atau dinding
posterior kanalis inguinalis (fascia transversalis)
4. Melakukan ligasi kantung hernia seproksimal mungkin
5. Rekonstuksi di dinding posterior dengan menjahit
fascia tranfersalis, otot transversalis abdominis dan
otot abdominis internus (conjoint tendon) ke
ligamentum inguinalis lateral.

kelemahannya : tegangan yang tejadi
akibat jahitan tersebut
1. nyeri
2. neckosis otot jahitan terlepas dan
mengakibatkan kekambuhan.
2. Open Posterior Repair
3. Tension-Free Repair With MESH (teknik
Liechtenstein dan Rutkow)
1. sama degan teknik open anterior.
2. menempatkan sebuah prostesis, yakni MESH yang
tidak diserap.
3. MESH dapat memperbaiki defek hernia tanpa
menimbulkan tegangan. Hasil yang baik
diperoleh dengan teknik ini dan angka
kekambuhan dilaporkan kurang dari satu
persen.



4. Laparoscopic

Teknik ini ditinggalkan karena potensi obstruksi
usus halus dan pembentuka fistel karena paparan
usus terhadap mesh.


1. jaringan isi akan nekrosis ; isi jaringan adalah
usus, bisa terjadi perforasi yang menimbulkan
abses lokal, fistel, hingga peritonitis.
2. Komplikasi setelah operasi herniorraphy
biasanya ringan dan dapat sembuh sendiri:
hematom
infeksi luka
Perdarahan
osteitis atau atropy testis
1. Hernia femoralis
2. Hernia umbilicalis
3. Hernia paraumbilicalis
4. Hernia ventralis
5. Hernia Littre
6. Hernia Spieghel / Hernia Linea Semilunaris
7. Hernia obturatoria
8. Hernia perianal
9. Hernia pantolan
10. Hernia Parastomal
11. Hernia Insisional
12. Hernia Skiatika
13. Hernia Interparietal
14. Hernia diafragmatik


Kanalis femoralis terletak medial dari vena
femoralis di dalam lakuna vasorum
kranioventral : ligamentum inguinalis
kaudodorsal : ligamentum iliopektineale
(ligamen cooper)
lateral : (sarung) vena femoralis
Medial : ligamentum lakunare gimbernati.
1


Waktu lahir pada fasia terdapat celah yang hanya
dilalui tali pusat. Setelah pengikatan, punting tali
pusat sembuh dengan granulasi dan epitelisasi
terjadi dari pinggir kulit sekitarnya.
defek -> tidak menutup sempurna dan linea alba
tetap terpisah -> hernia umbilicalis.
Gejala pada anak :
Bila menangis umbilicus menonjol
Jarang terjadi inkaserata
Bila diameter < 2 cm, maka biasanya menutup sendiri
Bila diameter > 2 cm sebaiknya dilakukan operasi
Gejala pada orang dewasa :
Mual terkadang disertai dengan muntah
Nyeri di perut bagian atas
Benjolan berbentuk bulat, isi kantong omentum, lobul
seperti lipoma
Kadang mengalami inkaserata

Tergantung pada jenis dan ukuran hernia juga
pada kemampuan untuk mengurangi faktor resiko
yang berkaitan dengan perkembangan hernia
Sekitar 5% dari perbaikan hernia inguinalis
dilaksanakan sebagai keadaan darurat.
Hernia umbilikalis biasanya tidak terulang pada
anak-anak yang sebelumnya telah dioperasi.
Muncul kembali pada 10% orang dewasa.
2,14


Hernia adalah suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan
melalui daerah yang lemah (defek) yang diliputi oleh dinding. Meskipun
hernia dapat terjadi di berbagai tempat dari tubuh kebanyakan defek
melibatkan dinding abdomen pada umumnya daerah inguinal. Hernia
scrotalis adalah hernia inguinalis yang isinya masuk ke scrotum secara
lengkap.
Penyebab terjadinya hernia antara lain adalah prosesus vaginalis
persistent, Peninggian tekanan intra abdominal yang terus-menerus ; batuk
kronik, mengedan, obesitas, kelemahan otot dan jaringan ; usia tua,
kurang aktivitas fisik, multipara, starvasi diet, obesitas.
Tatalaksana untuk kasus hernia mencakup tatalaksana konservatif
dan pembedahan, di mana tatalaksana bedah dapat dibagi menjadi empat
kelompok, yakni open anterior repair, open posterior repair, Tension-
Free Repair With MESH, dan laparoscopic.




1. Hernia. Available at www.ocw.usu.ac.id . Accessed on August 2014.
2. R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Perbit buku kedokteran EGC. Jakarta 1997. p. 700-18
3. A. Mansjoer, Suprohaita. W.K.Wardhani, W Setiowulan. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III, Jilid II. Penerbit Media
Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2000. p. 313-17
4. Rachmawati, T., ddk. 2007. Pola Penyakit Penyebab Kematian Bayi Di Pedesaan dan Perkotaan, Kondisi Sosioekonomi
Pada Kejadian Kematian Bayi Di Indonesia Hasil RisKesDas 2007. www.depkes.go.id. Diakses pada tanggal 25 Juni 2014.
5. Snell RS. Anatomi Klinik untuk mahasiswa kedokteran. 6th ed. Jakarta: EGC. 2006.p.148-65, 189-90.
6. Dr. P. Bhatia & Dr. S. J. John. Laparoscopic Hernia Repair (a step by step approach). Edisi I. Penerbit Global Digital
Services. Bhatia Global Hospital & Endosurgery Institue. New Delhi. 2003.
7. Gary G Wind. Applied Laroscopy Anatomy (Abdomen and Pelvis). Edisi I. Penerbit Williams & Wilkins, a Waverly Company.
1997
8. HG Burhitt & O.R.G. Quick Essential Surgery. Edisi III. 2003. p. 348-356
9. Bland KI. Inguinal Hernias. The Practice of General Surgery. New York: WB Saunders Company. 795-801.
10. Norton JA. Hernias and Abdominal Wall Defects. Surgery Basic Science and Clinical Evidence. New York: Springer 787-
803.
11. Inguinal Hernia : Anatomy and Management. Avaiable at http://emedicine.medscape.com/article/775630-
overview#showall Accessed on May 2014
12. Hernia. Available at http://www.hernia.tripod.com/inguinal.html Accessed on May 2014
13. Kerry V. Cooke. Incarcerated Hernia.2005. Available at www.webmed.com
14. Michael M. Henry & Jeremy N.T. Thompson. Clinical Surgery. Edisi II. 2005.
15. Hernia Inguinalis Symptoms. Available at http://www.webmed.com/digestive-disorders/tc/inguinal-hernia-topic-overview
Accessed on May 2014
16. Bendavid R. Abrahamson J. Maurice EA. Abdominal Wall Hernias (Principles and Management), 1
st
ed. New York: Sringer-
Varlag. 2001.
17. Femoral Hernia. Available at www.hernia.tripod.co.id . Accessed on May 2014
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai