Anda di halaman 1dari 126

Maria N Hutabarat

Suci N Hafiza
Sarah
Aditia Rachmayunda
Mikhael Asaf
Melisa T Hutapea
Nadya Noviani
William Bramero A
Chernovita Indri
Stasya Zephora

Organ Mata
1. Organ luar ( Organ Okuli Asesoria
) :
Bulu mata ( Siliae )
Rongga mata ( Cavum orbita )
Alis mata ( Supersilium )
Kelopak mata ( Palpebra )
Kelenjar air mata ( Aparatus
lakrimalis )
Otot mata ( musculus okuli )
Selaput bening mata ( konjungtiva )

2. Organ Dalam
:
Kornea
Sclera
Iris dan
Pupil
Lensa
Retina
Koroid
Saraf optik
Lapisan Mata
Lapisan Mata
Lapisan mata dari luar ke dalam adalah:
(1) tunika fibrosa, terdiri dari sklera di bagian
belakang dan kornea di bagian depan;
(2) tunika vascular berpigmen, di bagian belakang
terdapat koroid, dan di bagian depan terdapat badan
siliaris dan iris; dan
(3) tunika nervosa, retina.

Lapisan Mata
Organ Luar
1. Rongga Mata
Orbita berbentuk suatu rongga yang secara skematis
digambarkan sebagai piramida yang berkonvergensi
ke arah belakang.
Puncaknya adalah foramen optikum, dan dasarnya
menghadap ke depan luar dan terbuka disebut aditus
orbitae.
Sedangkan dinding-dindingnya meliputi dinding
medial, dinding lateral, dinding atas (atap orbita), dan
dinding bawah (dasar orbita).
Orbita terletak di kanan dan kiri basis nasi (pangkal
hidung)
Merupakan rongga
mata yang
bentuknya seperti
kerucut Terdiri :
os frontalis,
os zigomatikum,
os spenoidal,
os etmoidalis,
os maxilaris,
os lakrimal
Di dalam orbita, selain bola mata, juga terdapat otot-otot
ekstraokuler, syaraf, pembuluh darah, jaringan ikat, dan
jaringan lemak, yang kesemuanya ini berguna untuk
menyokong fungsi mata.
Orbita merupakan pelindung bola mata terhadap
pengaruh dari dalam dan belakang, sedangkan dari
depan bola mata dilindungi oleh palpebra.

2. Bulu Mata ( Siliae ) .
Bulu mata, atau lebih
tepatnya rambut mata, adalah
bagian dari kelopak mata yang berupa
helaian rambut-rambut.
Rambut-rambut ini berfungsi untuk
melindungi
supaya debu, keringat atau air yang
menetes dari dahi tidak masuk
ke mata.
Rambut mata merupakan rambut
yang sangat lembut.


Bulu mata
3. Alis Mata
Alis mata pada sebagian
besar mamalia berupa bagian yang
sedikit menonjol sedikit di atas kedua
belah kelopak mata dan mempunyai
sedikit rambut halus.
Alis mata berfungsi sebagai
pelindung mata yang peka dari
tetesan keringat yang jatuh dari
bagian dahi air hujan, atau
sinar matahari yang berlebihan.

Bentuk alis mata pada manusia biasanya
bagaikan bulan sabit dengan lengkungan agak tajam
di bagian pelipis.
Tidak jarang juga dijumpai orang dengan alis mata
bagian kiri dan bagian kanan yang bersambung
menjadi satu.
Bentuk alis mata dan arah tumbuh rambut pada alis
dimaksudkan agar keringat atau air bisa mengalir ke
kening dan jatuh ke pipi, atau ke arah pipi melewati
puncak hidung.
Bentuk tulang dahi pada bagian alis mata juga ikut
melindungi mata dari tetesan keringat dan air.

4. Kelopak Mata ( Palpebra )
Kelopak mata adalah lipatan kulit yang lunak yang
menutupi dan melindungi mata.
Terdiri dari kelopak mata atas & bawah
Berfungsi pelindung mata apabila ada
gangguan pada mata (menutup & membuka
mata)
Kelopak mata atas terdiri dari muskulus
levator palpebra superior
Bagian kelopak yang berlipat (tarsus) pada
kedua tarsus terdapat kelenjar tarsalia,
sebasea & keringat

5. Kelenjar Air Mata ( Aparatus Lakrimalis )
Kelenjar lakrimalis teletak pada sebelah
atas dan lateral dari bola mata.
Kelenjar lakrimalis mengsekresi cairan
lakrimalis.
Air mata berguna untuk membasahi dan
melembabkan kornea,
kelebihan sekresi akan dialirkan ke
kantung lakrimalis yang terletak pada
sisi hidung dekat mata dan melalui
duktus nasolakrimalis untuk kehidung.

Aparatus Lakrimatis
(Proses) melalui
duktus ekskretorius
lakrimaris sakus
konjungtiva
melalui bagian
depan bola mata
sudut tengah bola
mata kanalis
lakrimalis duktus
nasolakrimaris
meatus nasalis
inferior
6. Selaput Bening Mata ( Conjungtiva )
Ada 2 bagian :
Konjungtiva palpebra
Konjungtiva bulbar
Konjungtiva adalah suatu membran tipis
yang melapisi kelopak mata (
konjungtiva palpebra), kecuali darah
pupil.
Konjungtiva palpebra melipat kedalam
dan menyatu dengan konjungtiva bulbar
membentuk kantung yang disebut
sakus konjungtiva.
7. Otot-otot Mata ( Muskulus Okuli )
Otot otot mata terdiri dari dua tipe;
ekstrinsik dan intrinsik.
Otot otot ekstrinsik bersifat volunter (
dibawah sadar ), diluar bola mata yang
mengontrol pergerakan diluar mata.
Otot otot intrinsik bersifat involunter (
tidak disadari ) berada dalam badan
ciliary yang mengontrol ketebalan dan
ketipisan lensa, iris dan ukuran pupil.

M. Levator palpebralis superior inferior
(mengangkat kelopak mata)
M. Orbikularis okuli * lingkar mata
(menutup mata)
M. Rektus okuli inferior * disekitar mata
(menutup mata)
M. Rektus okuli medial * disekitar mata
(menggerakan mata dalam /bola mata)
M. Obliques okuli inferior (menggerakan
bola mata ke bawah ke dalam)
M. Obliques okuli superior (memutar
mata ke atas, ke bawah dan keluar)

Organ Dalam Mata
1. Kornea
Kornea adalah bagian
depan mata yang tembus pandang
yang menutupi iris dan pupil.
Bila kornea disentuh maka kelopak
mata akan menutup secara refleks.
Kornea tidak memiliki pembuluh
darah
2. Iris dan Pupil
Posisi iris mata terlindung di belakang
kornea dan di depan lensa, iris mata
adalah lingkaran berwarna yang terletak
di sekeliling biji mata.
Retina adalah garis mata bagian
belakang di mana penglihatan diproses.
Iris mata BUKAN Retina.
Otot otot bekerja adalah :
M. ciliaris
M. spinkter pupilae
M. dilatator pupilae
Iris adalah berwarna, membran
membentuk lingkaran ( bundar )
mengandung dilator involunter dan otot
otot spingter yang mengatur ukuran pupil.
Pupil adalah ruangan ditengah tengah
iris.
Ukuran pupil bervariasi dalam merespon
intensitas cahaya dan memfokuskan objek
(akomodasi) untuk memperjelas
penglihatan, pupil mengecil jika cahaya
terang atau untuk penglihatan dekat
Iris dan Pupil
Pupil
Tempat masuknya cahaya ke bagian mata
Yang dikontrol saraf otonom
Cahaya terang
Pupil mengecil apabila otot sirkuler
/konstriktor berkontraksi & membentuk
cincin yang lebih kecil)
Oleh saraf simpatis
Cahaya gelap
Otot radialis memendek menyebabkan
ukuran pupil meningkat
Oleh saraf parasimpatis

3. Sklera
Sklera merupakan dinding bola mata yang
padat dan paling keras, terdiri atas jaringan
fibrosa, tidak jernih, dan tampak berwarna
putih.
Tebal sklera rata-rata 1 mm, tetapi pada insersi
otot rektur menebal menjadi 3 mm.
Sklera mempunyai 2 buah lubang utama, yaitu :
Foramen skleralis anterior, tempat melekatnya
kornea, dan
Foramen skleralis posterior, atau kanalis
skleralis, merupakan pintu keluar nervus
optikus.


Permukaan luar sklera
diliputi jaringan elastik
tipis, namanya episklera,
mengandung banyak
pembuluh darah yang
memberi nutrisi bagi
sklera.
Sklera dipelihara oleh
syaraf siliaris.

Gambar Sclera
4. Lensa Mata
Lensa mata merupakan suatu
kristal, berbentuk bikonfek (
cembung ) bening, terletak
dibelakang iris, terbagi kedalam
ruang anterior dan posterior.
Lensa tersusun dari sel sel epitel
yang dibungkus oleh membrab
elastis, ketebalannya dapat berubah
ubah menjadi lensa cembung bila
refraksi lebih besar
Gambar Lensa mata
Kapsul lensa adalah suatu membran semipermeabel
yang dapat dilewati air dan elektrolit.
Disebelah depan terdapat selapis epitel subkapsular.
Nukleus lensa lebih keras daripada korteksnya.
Sesuai dengan bertambahnya usia, serat-serat lamelar
subepitel terus diproduksi, sehingga lensa lama-
kelamaan menjadi kurang elastik.
Lensa terdiri dari enam puluh lima persen air, 35%
protein, dan sedikit sekali mineral yang biasa ada di
jaringan tubuh lainnya.. Tidak ada serat nyeri,
pembuluh darah atau pun saraf di lensa.
5. Retina
Retina adalah selapis tipis sel yang
terletak pada bagian belakang bola mata
Retina merupakan bagian mata yang
mengubah cahaya menjadi sinyal syaraf.
Retina memiliki sel fotoreseptor yang
menerima cahaya.
Sinyal yang dihasilkan kemudian
mengalami proses rumit yang dilakukan
oleh neuron retina yang lain, dan diubah
menjadi potensial aksi pada sel ganglion
retina.
Gambar Retina
Struktur retina manusia adalah 72% seperti bola dengan
diameter sekitar 22 mm. Pada bagian tengah retina
terdapat cakram optik, yang dikenal sebagai "titik buta"
(blind spot) karena tidak adanya fotoreseptor di daerah
itu
Retina tidak hanya mendeteksi cahaya, melainkan juga
memainkan peran penting dalam persepsi visual.
Struktur unik pembuluh darah pada retina telah
digunakan sebagai identifikasi biometrik.

6. Koroid
Tunika vaskular mata terdiri dari koroid di
bagian belakang, badan siliaris serta iris di
bagian depan.
Koroid berada di lima perenam bagian
posterior bola mata.
Koroid merupakan membran tipis,
vaskular, warna coklat tua atau muda.
Di bagian belakang ditembus oleh nervus
optikus.
Lapisan ini lebih tebal di bagian belakang
daripada di bagian depan.

Gambar Koroid
Salah satu fungsi
koroid adalah
memberikan nutrisi
untuk retina serta
menyalurkan
pembuluh darah dan
saraf menuju badan
siliaris dan iris.
Ruang Bola Mata
Terdiri 2 rongga berisi cairan dipisah- kan sebuah
lensa,memungkinkan cahaya lewat menembus mata
dari kornea ke retina
Rongga anterior
Antara kornea & lensa (aqueous humor)
Mengandung zat gizi untuk kornea &
lensa
Rongga posterior
Antara lensa & retina (vitreous humor)
Membentuk bola mata yang sferis

Bola Mata (Bulbus Oculi)

Bisa bebas bergerak pada
tempatnya oleh karena bola
mata dapat digerakkan oleh 6
macam otot lurik (muskuli
Rektus).
Bola Mata terbagi atas :
1. Polus anterior
2. Polus posterior
3. Sumbu Geometris
4. Sumbu optik

Dinding bola mata
dibentuk oleh 3 macam
lapisan (Tunika) yaitu :
1. Lapisan Fibrosa
2. Lapisan Vaskulosa
3. Nervosa

Film air mata
Film air mata menutupi
permukaan mata eksterna
dan terdiri dari 3 lapisan,
yaitu:
1. Satu lapisan musin
tipis
2. Satu lapisan akueous
3. Satu lapisan minyak
Kornea
Kornea memiliki ketebalan
0,5mm yang terdiri dari:
1. Epitel
2. Stroma
3. endotel
Sklera & Koroid
Sklera terbentuk dari
serabut kolagen yang
ketebalannya bervariasi,
1mm disekitar papil saraf
optik dan 0,3mm tepat di
posterior insersi otot.
Koroid dibentuk oleh
arteriol, venula, dan
anyaman kapiler padat.
Retina
Merupakan struktur yang
sangat kompleks yang
terbagi menjadi 10 lapisan
terpisah.
Retina pars Optika.
Ada 10 lapis dari luar ke dalam sebagai berikut :
1. Lapisan sel pigmen
2. Lapisan sel batang dan kerucut
3. Lapisan membrana limitan eksterna
4. Lapisan Granular luar (lapisan inti luar)
5. Lapisan Fleksiform luar
6. Lapisan Granular dalam (lapisan inti dalam)
7. Lapisan Fleksiform dalam
8. Lapisan sel ganglion
9. Lapisan serat saraf
10. Lapisan membrana limitan interna.
Korpus siliaris
Korpus siliaris dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu:
Otot siliaris
Prosesus siliaris
Pars plana

Lensa

- Bentuk Bikonkaf,
permukaan belakang lebih
cembung, jernih, tembus
cahaya
- Dilapisi kapsula lentis
- Lensa tergantung dan
diikat oleh zonula zinii
(serat-serat kolagen)
antara corpus siliaris dan
kapsula lentis
- Mekanisme akomodasi

Media Refraksi Bola Mata
Meupakan bagian bola mata yang dapat di tembus oleh
cahaya, yaitu :
1. Kornea
2. Humor Akwensi
3. Lensa
4. Korpas Vitreus
Cahaya dapat masuk mulai dari kornea sampai dengan
Corpus Vitreus
dan sampai ke lapisan retina.


Makula Lutea :
Cekungan kecil di retina pars optika dan di sentralnya ada
fovea sentralis

Fovea Sentralis :
- Tempat melihat tajam, terang, membedakan warna.
- Lapisan ke-5 sampai dengan 9 terdorong ke pinggir, cahaya
dari karpus vitreus langsung masuk ke fovea sentralis dan
diterima sel foto reseptor dari sel kerucut.
- Pada fov. Sentralis lapisan retina yang ada
- sel kerucut
- Neuron Bipoler
- sel ganglion
Unit Fungsional

Vaskularisasi bulbus okuli :
Mendapt darah dari A. Opthalmika, yang bercabang-
cabang membentuk :
1. A. Sentralis Retina
2. A. Siliaris pasterior
3. A. Siliaris Anterior.
Proses Visual
Lapang Penglihatan
Lintasan Visual
MIOPIA
1. Kekurangan zat kimia ( kekurangan kalsium ,
kekurangan vitamin
2. Alergi
3. Penyakit mata tertentu ( Bentuk kornea kerucut ,
bisul di kelopak mata , pasca operasi , pasca trauma ,
radangh )
4. Herediter
5. Faktor genetik
Lanjutan
6. Membaca terlalu dekat
7. < aktifitas olahraga
8. Pencahayaan yang lama & kuat ( computer )
HIPERMETROPIA / HIPERMIOPI
1. Hipermetropia sumbu atau aksial :
Bola mata yang pendek
2. Hipermetropia kurvatur :
Kelengkungan kornea atau lensa kurang sehingga
bayangan difokuskan di belakang retina
3. Hipermetropia Indeks Refraktif :
Indeks bias yang kurang dalam sistem optik mata
ASTIGMATISMA
1. Genetik
2. Jaringan parut pada kornea pasca pembedahan
3. Ketidakteraturan lengkung kornea

PRESBIOPI
1. Terjadinya gangguan akomodasi pada usia lanjut
2. Kelemahan otot otot bola mata
3. Berkurangnya elastisitas akibat sklerosis lensa
AFAKIA
1. Kongenital
2. Pasca Operasi
3. Pasca traumatik
4. Dislokasi dari lensa ke vitreus
- membiasakan diri pola hidup sehat ( terutama
dalam masa kehamilan )
- memperlakukan mata dengan wajar
- istirahat setelah 2 jam beraktifitas didepan
komputer dengan melihat objek yang jauh atau
menutup mata agar mata rileks, dan dilakukan
secara berkala.
- menonton TV dalam jarak yang wajar, sekitar
5 s/d 7 x lebar Tv.
- mengkonsumsi vitamin A yang cukup setiap
hari.
Latar Belakang
WHO :
- 333 juta orang gangguan penglihatan
- 154 juta kelainan refraksi tak terkoreksi
- >13 juta anak-anak


Apakah Refraksi ?

Refraksi adalah proses pembiasan cahaya yang melalui media
optik dengan indeks bias yang berbeda.
Media Refraksi :
- Kornea
- Lensa
- Cairan Bola Mata
Jenis-Jenis Kelainan Refraksi
Myopia
Hypermetropia
Astigmatisma
Presbiopia
Afakia
Myopia
Sinar yang datang sejajar difokuskan di depan retina
Untuk koreksi diperlukan lensa Spheris (S-)
Myopia merupakan kelainan yang diturunkan dan
ditemukan pada anak-anak usia 8-12 tahun.
Faktor Predisposisi Myopia
Etnik & Genetik Jepang & Cina
Pendidikan yang lama
Banyak bekerja dengan menggunakan penglihatan
dekat
Gejala & Tanda Myopia
Lihat jauh buram
Sakit Kepala
Cenderung juling lihat jauh
Lebih jelas lihat dekat
Tingkatan Myopia
Ringan : - 0.25 D 3.00 D
Sedang : -3.25 D 6.00 D
Tinggi : > -6.25
Hypermetropia
Sinar yang datangnya sejajar difokuskan di belakang retina
Untuk koreksi diperlukan lensa spheris (S+)
Tingkatan Hypermetropia
Ringan : + 0.25 D 3.00 D
Sedang : +3.25 D 6.00 D
Tinggi : > +6.25
Berdasarkan Penyebab, ada 3 jenis
Hypermetropia
Hipermetropia sumbu atau aksial
Hipermetropia kurvatur
Hipermetropia indeks refraktif
Gejala dan Tanda
Hypermetropia > 3 D, usia jauh
Sakit kepala di daerah dahi atau frontal
Rasa silau, rasa juling atau melihat ganda
Mata lelah, sakit, panas, & mengantuk,
Astigmastisma
Sinar yang datang sejajar difokuskan tidak pada satu titik.
Diperlukan lensa silinder (C+, C-)
Astigmat diturunkan atau terjadi sejak lahir
Tanda & Gejala
Penglihatan ganda pada satu atau kedua mata
Bentuk benda berubah
Penglihatan kabur
Sakit kepala
Mata tegang dan pegal
Memegang bahan bacaan lebih dekat
Pada astigmat tinggi akibatkan ambliopia.

Presbiopia
Hilangnya daya akomodasi yang terjadi bersamaan dengan
proses penuaan


Tanda & Gejala
Sukar lihat dekat terutama malam hari
Mata lelah dan berair
Sakit kepala
Lekas lelah
Lakrimasi
Sering memerlukan sinar yang lebih terang untuk membaca
Presbyopia
The lens can not
accommodate enough to
focus near images
The aging eye starts to
lose its ability to
accommodate
Bifocals or reading
glasses are required
BAGIAN MATA FK UKI
Myopia

Parallel (distant images)
rays are focused in front of
the fovea
The Cornea is too Steep
&/or the eye is too Long
for its refractive capability
Hyperopia
The Cornea is too Flat
&/or the eye is too Short
Light focuses in back of
the Fovea
Both Distant & Near
images are blurred
Astigmatism
The Cornea is Steep in
one axis & Flat in the
other
Multiple focal points in
the eye
Images are blurred &/or
distorted
F1
F2
Astigmatism
90
180
45 D
42 D
42.00 / 45.00 X090
With-The-Rule
Astigmatism
Steep Axis Vertical
90
180
42 D
45 D
42.00 / 45.00 X180
Against-The-Rule
Astigmatism
Steep Axis Horizontal
Steep K & Axis
Afakia
Differential Diagnosis
Asthenopia (pandangan kabur, mata lelah,
ketidaknyamanan sekitar mata, sakit kepala) refractive
errors
Myopia
Hyperopia/hypermetropia
Presbiopia
Astigmatisme
Working Diagnosis
Asthenopia dan rabun dekat
Hiperopia
ANAMNESA
Dilakukan dengan ramah
Mencatat identitas pasien
Menggali:
1. keluhan utama
2. keluhan tambahan
3. Perjalanan penyakit
Mengetahui riwayat pengobatan dan penyakit
terdahulu

PEMERIKSAAN VISUS DAN
REFRAKSI
Menentukan visus tiap mata:
Optotip Snellen : 6/50 6/6
Menghitung jari : 1/60 6/60
Gerakan tangan 1/300. Pemeriksaan proyeksi
cahaya dari segala arah (atas,bawah, nasal, temporal )
Membedakan terang gelap 1/~. Pemeriksaan
proyeksi cahaya menilai fungsi retina.
Contoh: bila arah atas tidak dapat membedakan
terang gelap. Misal 1/300; 1/~ proyeksi atas (-).
Tidak dapat membedakan terang gelap : Nol.
Menentukan kemampuan membaca dengan kartu
baca.
Koreksi plus >> & koreksi minus <<

MEMERIKSA ORGAN MATA
SECARA SISTEMATIS
Bentuk, posisi dan gerak bola mata, alis, bulu mata dan
kelopak mata atas dan bawah. Area lakrimalis
konjungtiva bulbi. Harus mampu melipat kelopak mata
untuk menilai konjungtiva tarsalis.
Sistem optik mata kacamata pembesar dan senter.
a. Sinari kornea:
Reflex kornea yaitu reflex cahaya pada permukaan
kornea
1). Cerah / mengkilat: kornea jernih, jaringan
parut ( putih )
2). Suram : erosi konea, radang kornea atau
edema kornea
Reflex cahaya pada kedua permukaan kornea (
Tes Hirschberg).
masing masing di tengah pupil (ortofori),
salah satu tidak ditengah pupil (heterofori -
juling )
b. Bilik mata depan ( BMD ) dan iris
Iris yang baik memiliki cekungan radier ( kripti).
Kejernihan BMD perhatikan kripti iris.
1). Kripti iris terlihat jelas : jernih
2). Kripti iris tidak jelas : keruh
Ke dalam BMD: sinari iris dari samping. lalu perhatikan
luasnya permukaan iris yang mendapat penyinaran.
1). Sebagian kecil permukaan iris mendapat sinar :
BMD dangkal
2). seluruh /sebagian permukaan iris tersinari : BMD
dalam.


c. P u p i l
Pupil yang tidak bulat/tidak teratur perlengketan
iris dengan lensa / kornea ( sinekia ).
Reaksi pupil langsung: pupil << pada mata yang
disinari.
Reaksi pupil tak langsung: pupil << pada penyinaran
mata yang sebelahnya.
Nyatakan besarnya pupil dalam mm.
1. Isokor kedua pupil sama besar.
2. Anisokor tidak sama besar.
3. Besar pupil normal 3 5 mm. < 2 m disebut
miosis, > 6mm: midriasis .
Gambar pupil bila pupil terletak tidak pada tempatnya
atau bentuknya tidak normal.

d. Lensa
Pemeriksaan katarak.
1). Sinari pupil dari depan. Perhatikan warna pupil.
* Pupil berwarna hitam: lensa jernih, aphakia
* pupil putih / abu-abu: keruh / katarak.
2). Ubah sinar dari samping ( kurang lebih 45), dan
sinari iris. Kembali lihat pupil. Perhatikan perubahan
kekeruhan lensa :
seluruh pupil tetap putih katarak matura ( tes
shadow/bayangan -
Sebagian pupil menjadi hitam katarak
immature ( tes bayangan + )

Funduskopi ( dokter )
Pemeriksaan lapang pandang: test konfrontasi
Tonometri: Tonometer Schiotz
Pemeriksaan tambahan
1. Pemeriksaan anel : menyuntikkan cairan garam
fisiologi melalui pungtum lakrimalis dengan jarum
bengkok yang tumpul.
2. Pemeriksaan Buta Warna: mempergunakan buku
ishihara. Ditetapkan buta warna total atau sebagian.
3. Pemeriksaan Hb dan gula darah: perlu dalam
pemeriksaan operasi katarak di samping menilai
keadaan umum pasien.


Emmetropia
Distance Vision

Parallel (distant images)
light is refracted by the
Cornea & the Lens
Light is focused on the
Fovea & images are clear
BAGIAN MATA FK UKI
Emmetropia
Near Vision
Divergent (near images)
light rays focus behind
the retina
The lens changes shape
(more convex) to focus
near images on the
retina (accommodation)
BAGIAN MATA FK UKI
Presbyopia
Decreasing Accommodation
The lens can not
accommodate enough
to focus near images
The aging eye starts to
lose its ability to
accommodate
Bifocals or reading
glasses are required
BAGIAN MATA FK UKI
Myopia
Nearsightedness

Parallel (distant images)
rays are focused in front
of the fovea
The Cornea is too Steep
&/or the eye is too Long
for its refractive
capability
BAGIAN MATA FK UKI
Correcting Myopia
Contact Lenses or Glasses
A CONCAVE lens diverges
parallel light rays
The focal point moves
back & distant images
are clear
BAGIAN MATA FK UKI
Correcting Myopia
Laser Refractive Surgery
The cornea is reshaped,
decreasing its convergent
power
Parallel rays of light
focus on the fovea
BAGIAN MATA FK UKI
Myopia
Near Vision
Nearsighted people,
without their glasses, can
often focus near objects
on the retina with little or
no accommodation
The Divergent rays of
objects near the eye are
focused by the cornea
& lens
BAGIAN MATA FK UKI
Hyperopia
Farsightedness
The Cornea is too Flat
&/or the eye is too Short
Light focuses in back
of the Fovea
Both Distant & Near
images are blurred
BAGIAN MATA FK UKI
Hyperopia
Latent or Manifest Hyperopes
Young farsighted people
can use accommodation to
focus distant objects
Latent or Manifest Hyperopes
will eventually need distance
& reading glasses as their
accommodative potential
decreases with age
BAGIAN MATA FK UKI
Correcting Hyperopia
Absolute Hyperopes
Full accommodation does
not have enough power to
focus distant images on the
retina
A Convex lens is required to
converge light rays on the
fovea
BAGIAN MATA FK UKI
Correcting Hyperopia
Laser Vision Correction
The peripheral cornea is
reshaped with the excimer
laser
A Convex lens is required to
converge light rays on the
fovea
BAGIAN MATA FK UKI
Hyperopia
Near Vision
Latent or Manifest Hyperopes
usually need glasses to read
because they have used all
their accommodative
potential to correct their
distance vision
BAGIAN MATA FK UKI
Astigmatism
The Cornea is Steep in
one axis & Flat in the
other
Multiple focal points in
the eye
Images are blurred &/or
distorted
F1
F2
BAGIAN MATA FK UKI
Astigmatism
90
180
45 D
42 D
42.00 / 45.00 X090
With-The-Rule
Astigmatism
Steep Axis Vertical
90
180
42 D
45 D
42.00 / 45.00 X180
Against-The-Rule
Astigmatism
Steep Axis Horizontal
Steep K & Axis
BAGIAN MATA FK UKI
Types of Astigmatism
Simple Myopic
1 2
One focal point in front of retina
Second focal point on retina
Simple Hyperopic
One focal point on retina
Second focal point behind retina
Mixed
One focal point in front of retina
Second focal point behind retina
1 2
1 2
BAGIAN MATA FK UKI
Types of Astigmatism
1 2
Compound Myopic
Both focal points in front of retina
Compound Hyperopic
Both focal points behind retina
1 2
BAGIAN MATA FK UKI

Anda mungkin juga menyukai