Anda di halaman 1dari 8

Hormon steroid dihasilkan adrenal, ovarium, testis, plasenta, dan pada tingkat

tertentu di jaringan perifer . Steroid berasal dari kolesterol yang dihasilkan melalui
sintesis de novo atau melalui ambilan dari LDL (low-density lipoprotein) melalui
reseptor LDL. Terdapat sejumlah cadangan kolesterol dalam ester kolesterol sel-sel
steroidogenik. Jika kelenjar penghasil steroid dirangsang, kolesterol ini dibebaskan
melalui stimulasi dan esterase kolesterol, dan sejumlah kolesterol tambahan
dihasilkan melalui stimulasi sintesis kolesterol oleh kelenjar. Namun, dengan
berjalannya waktu, ambilan kolesterol yang ditingkatkan merupakan mekanisme
yang utama untuk meningkatkan steroidogenesis. Kelenjar-kelenjar ini mempunyai
konsentrasi reseptor LDL yang tinggi yang akan lebih meningkat oleh rangsangan
steroidogenik seperti hormon tropik. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh
habisnya kolesterol intraselular Penurunan ini juga meningkatkan sintesis kolesterol,
yang selanjutnya mempermudah steroidogenesis. Produksi steroid selelah
rangsangan seperti ini dapat sepuluh kali lebih banyak dari produksi basal.
Gonad menghasilkan dan mensekresikan tiga katagori utama hormon steroid
: Androgen, esterogen dan progestin. Ketiga tipe itu ditemukan pada kedua jenis
kelamin baik jantan maupun betina, tetapi dalam perbandingan yang berbeda. Steroid
yang dihasilkan dalam testes jantan dan ovarium betina tersebut mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan dan juga mengatur siklus reproduksi dan perilaku
seks.
Testis terutama mensintesis androgen. Testosteron adalah jenis androgen
yang utama dan terdapat paling banyak dari kelompok hormon itu. Secara umum,
androgen merangsang perkembangan dan pemeliharaan sistem reproduksi jantan.
Androgen yang dihasilkan sejak dini dalam perkembangan embrio akan menentukan
bahwa janin itu akan berkembang sebagai jantan dan bukan sebagai betina. Pada saat
puberitas, konsentrasi androgen yang tinggi bertangung jawab atas perkembangan
karekteristik seks sekunder laki laki , seperti pola pertumbuhan rambut yang khas
dan suara berat pada laki laki.
Esterogen yang paling penting diantaranya adalah estradiol, mempunyai
peran paralel dalam dalam pemeliharaan sistem reproduksi betina dan
perkembangan karakteristik seks sekunder betina. Pada mamalia, progestin yang
meliputi progeseron, terutama terlibat dalam persiapan dan pemiliharaan uterus,
yang menyokong pertumbuhan dan perkembangan embrio. Sintesis esterogen dan
androgen dikontrol oleh gonadotropi, FSH dan LH dari kelenjer pituari anterior .
Sekresi FSH dan LH dikontrol satu hormon pembebas dari hipotalamus , yaitu
GnRH.
Hormon steroid cenderung memiliki sifat-sifat yang sama seperti lipid.
Karena steroid sendiri termasuk dari golongan lipid. Hormon steroid cenderung
mudah larut dalam pelarut-pelarut lipid. Seperi kloroform misalnya. Steroid sendiri
juga termasuk dari molekul lipid yang besar. Susunan steroid bukan terdiri dari
rantai hidrokarbon. Melainkan dari empat cincin yang bergabung. Empat cincin
tersebut merupakan inti steroid yang dapat mengikat beragam gugus
fungsional.Hormon steroid diangkut dalam aliran darah secara terikat dengan protein
spesifik. Pengikatan tersebut spesifik, layaknya enzim dengan substrat. Steroid dapat
diekskresikan melalui urin dan empedu. Sebelum dieliminasi, steroid yang aktif akan
dikonjugasikan sebagai sulfat.
Hormon steroid merupakan salah satu hormone-hormon yang diisolasi dari
daerah korteks suprarenal lebih dari empat puluh jenis steroid telah diisolasi dari
korteks suprarenal ini. Namun, dari empat puluh jenis steroid, hanya beberapa dari
steroid ini yang dapat dideteksi dalam darah. Yaitu tepatnya di pembuluh darah vena
yang jalurnya meninggalkan kelenjar suprarenal. Seharusnya, karena meninggalkan
kelenjar suprarenal, tentunya dalam darah yang diangkut oleh pembuluh darah vena
terdapat macam-macam hormone steroid yang memang diisolasi di daerah korteks
suprarenal. Namun hal itu tidak terjadi, karena hormone-hormon lainnya sedang
melakukan tahap sistesis hormone. Sehingga tidak terbawa pada pembuluh darah
vena yang meninggalkan daerah korteks suprarenal.


Secara umum, hormone steroid terbagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu :
1. Mineralokortikoid
Dari hormone steroid kelompok mineralokortikoid, hormone steroid
yang paling penting adalah hormone aldosteron. Hormone aldosteron
merupakan hormone yang bekerja di daerah ginjal, tepatnya pada tubula
distal pada nefron ginjal. Hormone aldosteron dihasilkan pada kelenjar
adrenal. Fungsi hormone aldosteron dalam tubuh adalah untuk membantu
mengatur keseimbangan garam dan air. Yakni dengan cara menahan garam
dan air, serta dengan membuang kalium.
2. Glukokortikoid
Yang termasuk dalah hormone glukokortikoid adalah kortisol, atau
hidrokortisol. Sedikitnya, 85 % aktivitas glukokortikoid yang berasal dari
sekresi adrenokortikal, merupakan hasil dari sekresi kortisol, yang dikenal
juga sebagai hidrokortisol. Namun, sejumlah kecil aktivitas glukokortikoid
yang cukup penting, diatur oleh kortikosteron.
Hormon glukokortikoid memiliki mekanisme kerja seluler sebagai
berikut. Yaitu dimulai dari hormone masuk ke dalam sel melalui membrane
sel, lalu hormone berikatan dengan reseptor protein yang terdapat pada
sitoplasma. Kemudian setelah terbentuk kompleks hormone-reseptor, maka
kompleks akan berinteraksi dengan urutan DNA pengatur spesifik, yang
disebut sebagai respon glukokortikoid. Lalu, glukokortikoid akan
meningkatkan atau menurunkan transkripsi banyak gen untuk mempengaruhi
sintesis mRNA. Jadi, secara garis besar, system kerjanya samam dengan
hormone steroid pada umumnya.
Hormon kortisol, memiliki efek terhadap metabolism-metabolisme
zat-zat yang terdapat pada tubuh. Antara lain pada metabolisme karbohidrat.
Kortisol dapat merangsang glukoneogenesis dengan cara meningkatkan
enzim terkait dan pengangkutan asam amino dari jaringan ekstrahepatik,
terutama dari otot. Selain itu, juga dapat memengaruhi penurunan pemakaian
glukosa oleh sel dengan menekan proses oksidasi NADH menjadi
NAD+ . Serta untuk meingkatkan kadar glukosa darah dengan menurunkan
sensitivitas jaringan terhadap insulin.
Selain itu, kortisol juga memiliki efek terhadap metabolisme protein
yang terjadi di dalam tubuh. Antara lain untuk pengurangan protein sel.
Kortisol juga dapat meningkatkan protein hati dan protein plasma. Kortisol
juga dapat meningkatkan kadar asam amino dalam darah. Jadi, sebagian
besar efek kortisol terhadap metabolisme tubuh berasal dari kemampuan
kortisol untuk memobilisasi asam amino dari jaringan perifer.
Kortisol juga dapat mengakibatkan obesitas. Hal itu dikarenakan
jumlah kortisol yang berlebihan karena penumpukan lemak yang berlangsung
berlebihan. Kortisol pun penting dalam mengatasi stress dan peradangan atau
inflamasi. Karena kortisol dapat menekan proses inflamasi bila diberikan
dalam kadar yang tinggi. Mekanisme terjadinya yaitu kortisol akan
menstabilkan membrane lisosom. Selain itu, kortisol akan menurunkan
permeabilitas kapiler. Kemudian menurunkan proses migrasi leukosit ke
daerah inflamasi dan daerah yang memiliki fagositosis rusak. Kortisol akan
membantu menekan system imun, sehingga menekan produksi limfosit.
Serta dapat menurunkan deman, karena kortisol akan mengurangi pelepasan
interleukin-1 dari sel darah putih.
3. Hormon seks
Hormon seks yang termasuk dari kalangan hormone steroid antara
lain hormone androgen dan hormone estrogen. Kedua hormone ini tidak
terlalu penting apabila dalam keadaan normal. Hal itu terjadi karena letak
utama dari kedua hormone tersebut adalah di penis untuk hormone androgen,
serta di ovarium untuk hormone estrogen.
Hormon Androgen adalah hormon seks yang biasanya diproduksi
hanya oleh testis pria, namun juga diproduksi dalam jumlah kecil oleh rahim
wanita dan kelenjar adrenalin yang terdapat pada pria dan wanita. Androgen
membantu memulai perkembangan testis dan penis pada janin laki-laki.
Mereka memulai proses pubertas dan mempengaruhi pertumbuhan rambut
pada wajah, tubuh, dan alat kelamin, mendalamkan suara, pertumbuhan otot,
karakteristik seks kedua pria. Setelah pubertas, hormon androgen - khususnya
testosteron - memainkan peran dalam pengaturan gairah seks
Estrogen adalah hormon kelamin wanita, pada wanita diproduksi oleh
ovarium, plasenta dan korteks adrenalis. Pada laki-laki diproduksi oleh testis
dan korteks adrenalis. Sebagian besar estrogen alami pada manusia adalah
estradiol, estron, dan estriol. Estradiol dikeluarkan oleh ovarium dan segera
mengalami dehidrogenasi menjadi estron, kemudian dimetabolisis menjadi
estriol dan dikeluarkan melalui urin. Estrogen juga sangat berguna untuk
pengobatan dismenorhu, amenorhu, endometriosis, menstruasi yang tidak
normal, osteoporosis, kegagalan pengembangan ovarium dan untuk
mengontrol sindrom sesudah menopausa.
Mekanisme kerja hormone steroid
Mekanisme kerja hormone steroid, diawali dari hormone steroid yang
melewati membrane sel. Kemudian, hormone steroid masuk ke dalam area
sitoplasma sel. Hormone steroid menuju ke daerah sitoplasma karena hormone akan
menuju ke sel targetnya. Kemudian, hormone steroid akan berikatan dengan
reseptornya . Reseptor hormone terdapat pada sitoplasma sel. Setelah hormone dan
reseptor berikatan, maka terjadilah kompleks hormone-reseptor steroid. Dengan
adanya kompleks hormone-reseptor steroid ini, dengan atau tanpa modifikasi akan
ditransportasikan ke area kerja hormone atau bisa disebut sebagai side of action.
Side of action terdapat di dalam inti sel, yaitu tepatnya pada kromatin inti.
Kemudian, side of action akan berikatan dengan suatu bagian spesifik dari kromatin
inti sel. Ikatan antara side of action dengan bagian tersebut, akan menstimulasi atau
merangsang proses transkripsi RNA ( messenger ribonucleic acid) yang baru. Proses
stimulasi ini melalui sebuah mekanisme baru yang belum bisa diketahui. Proses
stimulasi transkripsi RNA akan menghasilkan proses sintesis protein baru. Selain itu,
akan terjadi beberapa hal yang berhubungan dengan penghambatan sistesis protein.
Hal itu terjadi sesuai dengan fungsi tiap-tiap sel target.
Hormon steroid dapat menimbulkan efeknya melalui mekanisme dasar yang
menyatukan induksi sintesis protein yang baru pada sel targetnya. Protein yang
diinduksi ini merupakan hormon itu sendiri atau molekul lain yang penting untuk
fungsi sel. Misalnya seperti enzim. Protein yang baru disintesis itulah yang
bertanggung jawab sepenuhnya pada aktivitas hormon steroid. Dari proses
sebelumnya yang menghasilkan kompleks hormon reseptor, akan menghasilkan
suatu perubahan. Kompleks hormon-reseptor akan secara berurutan dipindahkan ke
nukleus dan akan berikatan dengan DNA.






















DAFTAR PUSTAKA

Campbell.2008.Biologi.Erlangga.Jakarta
Evans RM: 1988. The steroid and thyroid hormone receptor superfamily. Science
;240:889
Gill G: 1987. Biosynthesis, secretion, and metabolism of hormones . In:
Endocrinology and Metabolism, 2nd ed. McGraw-Hill,; 11 32
Heffner, Linda J., Schust, Danny J. 2005. At glance sistem reproduksi. Erlangga.
Jakarta
Miller WL, 1988 Molecular biology of steroid hormone synthesis. Endocr Rev
Sloane, Ethel., 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula, Jakarta: ECG
Speroff L, Fritz MA. 2005. Hormone biosynthesis, metabolism and mechanism of
action. In Clinical Gynecologic endocrinology and infertility. Seven Ed.
Lippincot Williams & Wilkins. Philadelphia.; 25 96.






























MAKALAH
BIOLOGI REPRODUKSI
PERANAN HORMON STEROID BAGI HEWAN DEWASA



OLEH :
KELOMPOK 3
WITA YULIANTI (1110422053)
FIKRYA RAHMA (1110423043)
NIA FARDINI (1210423001)
MIRA ERMAWATI (1210421004)
MARDYAH (1210422048)
LUTFI FATEH M (1210423027)





JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2014

Anda mungkin juga menyukai