Anda di halaman 1dari 19

BIOGEOGRAFI

PENUNTUN PRAKTIKUM
BAGIAN I: FITOGEOGRAFI
TIM FITOGEOGRAFI
1/1/2011
2
KATA PENGANTAR
Pelaksanaan praktikum Biogeografi ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada praktikan
bagaimana menerangkan konsep-konsep fitogeografi secara sederhana. Tentunya, dalam
pelaksanaannya kita tidak dapat menjabarkan secara terperinci semua masalah dalam kajian
biogeografi ini, namun beberapa konsep dasar yang sangat dibutuhkan dalam mempelajarinya bisa
diamati secara seksama.
Biogeografi merupakan mata kuliah yang sangat menarik, karena merupakan cabang ilmu yang
menyerupai puzzle, yang menuntut kita untuk menyusun potongan-potongan permasalahan dari
bidang Taksonomi Tumbuhan dan Hewan, Ekologi Tumbuhan dan Hewan, Geografi, Geologi,
Klimatologi dan Genetika menjadi satu gambar utuh. Merupakan suatu pemandangan yang sangat
menakjubkan apabila kita berhasil melihat suatu fenomena alam yang merupakan hasil suatu
jejaring proses-proses kecil yang telah berhasil kita susun.
Dengan melaksanakan kegiatan praktikum ini, selain mahasiswa mendapatkan gambaran mengenai
pola-pola penelitian lapangan berkaitan dengan Biogeografi, diharapkan dapat juga menjadi modal
dasar bagi yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Biogeografi sebagai bahan
tugas akhirnya.
Akhirul kalam, mudah-mudahan penuntun ini bisa memberikan tambahan pengetahuan bagi kita
semua dalam memahami keindahan ciptaan Allah SWT, dan menjadi amalan bagi kita semua.
Padang, Oktober 2005
Padang, 27 Februari 2011
3
KATA PENGANTAR EDISI REVISI
Diktat yang sekarang berada di tangan Anda ini merupakan bagian pertama dari dua bagian yang
menyusun bidang Biogeografi ini: Fitogeografi. Karena dalam susunan mata kuliah yang lama bidang
ini diajarkan sebagai mata kuliah yang terdiri dari satu sisi Fitogeografi saja, maka diperlukan waktu
bagi tim penyusun diktat ini untuk merumuskan sisi Zoogeografi sebagai sisi puzzle lain yang hilang
selama ini. Keputusannya: diktat praktikum ini untuk sementara dibagi menjadi dua sekuel, Bagian I
terdiri dari materi-materi Fitogeografi yang sedikit direvisi dari materi lama dan Bagian II
Zoogeografi, penyeimbang dari sisi hewan.
Mudah-mudahan, apa yang telah disusun di dalam diktat bagian pertama ini dapat menjadi sumber
keilmuan yang dapat mengajarkan banyak hal tentang serba serbi pemencaran tumbuhan. Mudah-
mudahan pula, bahan Zoogeografi yang akan segera menyusul setelah pertengahan semester ini
dapat menjadi tambahan kajian yang lebih menarik lagi bagi mahasiswa Biologi, sehingga dapat
menjadikannya pertimbangan untuk menyelesaikan Tugas Akhir.
Wassalam.
Padang, 7 Maret 2010
4
PENDAHULUAN
Secara linguistik, Fitogeografi berasal dari kata phyto/phyta yang berarti tumbuhan, geo
yang berarti bumi dan graphia yang berarti gambaran. Secara lebih luas Fitogeografi merupakan
ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan di seluruh permukaan bumi, baik mengenai komposisinya,
produktivitas setempat, agihan (distribusi) dan interaksinya dengan makhluk hidup lain berkaitan
dengan proses pemencarannya.
Dengan mempelajari konsep-konsep Fitogeografi, mahasiswa diharapkan dapat menyadari
arti penting tingginya potensi keragaman hayati di Indonesia, dimana sebagai bagian terbesar dari
kawasan Indo-Malaya merupakan salah satu dari 12 pusat distribusi sumberdaya genetik tanaman
atau yang lebih dikenal sebagai Vavilov Centre. Akibat adanya pola-pola dispersal, Indonesia juga
merupakan pusat keanekaragaman tanaman budidaya yang asal usulnya bukan dari Indonesia,
seperti pisang, sagu, teh, tebu serta berbagai spesies tanaman komersial lain beserta dengan
varietas-varietasnya.
Pandangan berdasarkan konsep Fitogeografi sangat dibutuhkan dalam menyikapi kondisi
keragaman hayati Sumatera khususnya dan Indonesia pada umumnya dewasa ini. Setelah hancurnya
hutan dataran rendah di Pulau Jawa, ancaman terhadap hilangnya ekosistem yang sama di Pulau
Sumatera (2005) dan Pulau Kalimantan (tahun 2010) merupakan permasalahan yang sangat perlu
kita perhatikan. Sebagai bagian dari Kawasan Semenanjung Malaya, dari sudut pandang Fitogeografi,
daerah ini memiliki keunikan-keunikan yang tidak tidak dimiliki oleh daerah lainnya. Sebaran
tumbuhan langka, endemik atau terancam punah di dataran Sumatera sampai saat ini masih sedikit
sekali. Ke depannya, penelitian-penelitian mengenai pemencaran tumbuhan di daerah yang
terfragmentasi di daratan Sumatera, ataupun distribusi jenis-jenis tertentu di dataran Sumatera
sangat perlu difikirkan dan diwujudkan dalam upaya mengurangi kehilangan keanekaragaman hayati
Sumatera.
5
I.
Tujuan Praktikum
MENGENAL DAERAH-DAERAH KINGDOM TUMBUH-TUMBUHAN
: Memahami dasar pembagian kingdom tumbuh-tumbuhan
Mengetahui daerah-daerah kingsom tumbuhan, negara tempat agihannya
dan tumbuhan khas yang ada pada daerah agihan tersebut.
: Peta daerah kingdom tumbuh-tumbuhan, peta dunia (atlas) edisi terbaru,
buku gambar dan alat tulis
Bahan dan Alat
LANDASAN TEORI
Berdasarkan faktor sejarah pembentukan daratan, ditunjang dengan adanya perbedaan faktor iklin
dan tumbuhan yang mendiaminya, para ahli membagi belahan bumi kepada enam kingdom tumbuh-
tumbuhan. Kingdom-kingdom tersebut adalah sebagai berikut:
A. HOLARKTIS
Daereah Holarktis ini mencakup daerah-daerah di bagian kutub utara bumi, meliputi seluruh bagian
Kutub Utara, Asia Utara dan Timur, Amerika Utara dan Afrika Utara. Daerah ini dibedakan lagi
menjadi 11 subkingdom di bawah ini:
1. Arktik
2. Siberia Barat
3. Siberia Timur
4. Daerah Mediterania
5. Kepulauan Makronesia
6. Asia Barat dan Tengah
7. Asia Timur (Sino-Japanis)
8. Atlantik Utara di daerah Utara Amerika
9. Pasifik Utara di daerah Utara Amerika
10. Atlantik Selatan di bagian Utara Amerika
11. Pasifik Selatan di bagian Utara Amerika
Tumbuhan yang bisa dijumpai di sini adalah dari family Salicaceae, Juglandaceae, Betulaceae,
Fagaceae, Ranunculaceae, Cruciferae, Caryophyllaceae, Saxifragaceae, Rosaceae, Leguminoceae,
Umbelliferae dan Primulaceae.
B. PALEOTROPIS
Daerah Paleotropis mencakup daerah-daerah di Afrika (kecuali Capeland), Asia Selatan, Phillippina,
Kepulauan Sunda Besar dan Kecil, Irian dan Kepulauan Melanesia, Kaledonia Baru, Hawaii serta
Selandia Baru bagian Utara. Daerah ini dibagi atas tiga bagian besar, yaitu:
a. Afrika
12. Afrika Utara
13. Senegal, Zambia dan Sudan
14. Afrika Barat bagian Utara
15. Afrika Barat
16. Afrika Timur
17. Afrika Selatan
6
18. St. Helena
19. Madagaskar
b. Indomalaya
20. India
21. Asia Tenggara
22. Semenanjung Malaya
23. Irian
c. Polinesia
24. Hawaii
25. Polinesia
26. Melanesia dan Mikronesia
27. Kaledonia Baru
28. Selandia Baru bagian Utara
Tumbuhan yang bisa dijumpai di sini adalah dari family Moraceae, Loranthaceae, Myristiceae,
Lauraceae, Nepenthaceae, Dichapetalaceae, Euphorbiaceae, Melianthaceae, Balsaminaceae,
Dipterocarpaceae, Araliaceae, Pandanaceae, Araceae, Musaceae, Zingiberaceae, Moringaceae,
Connaraceae, Sonneratiaceae, Alangiaceae, Pedaliaceae, Flagellariaceae.
C. NEOTROPIS
Mencakup daerah Selatan Meksiko dan Amerika Selatan. Daerah ini dibedakan atas:
29. Kepulauan Karibia
30. Venezuela dan Guayana
31. Daerah Amazon
32. Brazil Selatan dan Timur
33. Daerah Andes (Peru dan Cile)
34. Kepulauan Juan Fernandes
35. Daerah Pampa
Tumbuhan dengan karakter daerah ini adalah dari family Tropaeolaceae, Malphigiaceae,
Vochysiaceae, Marcgraviaceae, Quiinaceae, Tovariaceae, Bixaceae, Turneraceae, Loasaceae,
Cactaceae, Melastomataceae, Myrtaceae, Polemoniaceae, Solanaceae, Cyclanthaceae, Araceae,
Rapateaceae, Eriocaulaceae, Bromeliaceae, Velloziaceae dan Cannaceae.
D. CAPENSIS/CAPELAND
Mencakup daerah Kepulauan Capeland, merupakan daerah dengan karakter tumbuhan yang sangat
berbeda dengan benua Afrika yang ada di dekatnya.
36. Kepulauan Capeland
Tumbuhan yang menjadi karakter daerah ini adalah dari family Proteaceae, Crassulaceae, Penaceae,
Amaryllidaceae, Iridaceae dan Restionaceae.
E. AUSTRALIS
Daerah ini mencakup seluruh bagian Benua Australia, termasuk kepulauan kecil yang ada di
sekitarnya. Daerah ini dibagi lagi atas:
7
37. Australia Utara dan Timur
38. Australia Tengah
39. Australia Barat Daya
Tumbuhan yang menjadi karakteristik daerah ini adalah dari family Casuarinaceae, Proteaceae,
Droceraceae, Tremandraceae, Myrtaceae, Epacridaceae, Goodeniaceae, Brunoniaceae, Stylidaceae,
Restionaceae dan Xanthorrhoedaceae.
F. ANTARTIKA
Daerah ini mencakup Kutub Selatan. Daerah ini dibedakan lagi atas:
a. Sub Antartika
40. Selandia Baru bagian Selatan
41. Kepulauan Falkland
42. Kutub Selatan bagian Utara
Tumbuhan di daerah ini dicirikan oleh jenis-jenis dari family Acaena dan Azorella.
b. Daratan Antartika
43. Dataran Kutub Selatan
Tumbuhan di daerah ini dicirikan oleh jenis-jenis dari family Graminae dan Caryophyllaceae.
CARA KERJA
1. Siapkan kedua buah peta yang Anda bawa sedemikian rupa sehingga bisa dibandingkan antara
keduanya dengan seksama.
2. Perhatikan pembagian kingdom tumbuhan pada peta pertama, ada berapa subkingdom pada
daerah Holarktik? Negara mana sajakah yang termasuk daerah subkingdom 1, 2 dan seterusnya?
3. Lanjutkan kegiatan tersebut sampai kepada subkingdom ke-43 di daerah Kingdom Antartika.
4. Kemudian rangkumlah, mana negara yang dilewati oleh lebih dari satu kingdom? Juga hitung
berapa negara yang berada pada lebih dari satu subkingdom?
5. Tuliskan pendapat Anda mengenai pembagian kingdom tumbuhan tersebut!
II.
Tujuan Praktikum
Bahan dan Alat
JENIS-JENIS DIASPORA
: Mengenal tipe-tipe diaspora dan hubungannya dengan cara pemencaran
: Masing-masing kelompok membawa ragam contoh diaspora yang
ditentukan pada saat asistensi, buku gambar, alat tulis dan kaca pembesar
LANDASAN TEORI
Dalam upaya memperluas daerah sebarannya ataupun sebagai bagian dari mekanisme migrasinya,
tumbuhan melakukan adaptasi tertentu pada bagian alat perkembangbiakannya untuk
memanfaatkan kesempatan pengangkutan yang tersedia baginya. Secara alami, hanya sedikit bagian
tumbuhan yang dapat dipencarkan dan mampu untuk tumbuh pada lokasi di mana dia dipencarkan.
Bagian inilah yang dikenal dengan sebutan diaspora. Diaspora terutama bisa berupa spora, biji
ataupun buah. Namun pada beberapa kasus, bisa saja seluruh bagian tumbuhan tersebut ataupun
kelompok tumbuhan tersebut menjadi diaspora. Hal ini terutama berlangsung pada tumbuhan yang
perkembangbiakannya terjadi secara vegetatif.
Beberapa jenis tumbuhan mengembangkan lebih dari satu macam diaspora. Semakin banyak
diaspora yang dihasilkannya, semakin bervariasi diasporanya, maka akan semakin besar peluang bagi
tumbuhan tersebut untuk dapat dipencarkan. Imperata silindrica merupakan contoh yang baik untuk
kasus ini. Adaptasi-adaptasi yang dilakukan tumbuhan terhadap faktor pemencarnya misalnya
seperti kedudukan bunga (ada yang cauliflory dan flagelliflory), kedudukan buah (ada yang caulicarpi
dan flagellicarpi) serta kedudukan biji (ada yang caulispermy dan flagellispermy).
Berbagai mekanisme alami sangat berperan dalam proses pemencaran tumbuhan. Pemencaran
pada tumbuhan dipelajari dalam cabang ilmu Chorology; dengan tipe pemencaran dibedakan
dengan menggunakan akhiran chori (chorein = mengembara) di belakang nama perantara untuk
golongan-golongan diaspora yang diangkut oleh perantara tersebut. Pemencara suatu diaspora bisa
saja dibantu oleh angin, air, burung, mamalia, serangga, ikan, pemencaran sendiri oleh tumbuhan
tersebut dan sebagainya.
1. Pemencaran oleh air (Hydrochori)
Persyaratan utama sebuah diaspora untuk dipencarkan oleh air adalah kemampuannya untuk
mengapung yang tinggi dan impermeabilitas bagi air, serta tingkat perkembangannya. Proses
pemencarannya oleh air ini bisa melalui mekanisme arus laut, aliran sungai atau selokan,
penghanyutan oleh air hujan, banjir dan danau, pergerakan gunung atau gumpalan es. Diaspora
yang dipencarkan oleh air bisa dihanyutkan di bagian permukaan, tenggelam ataupun hanyut
pada bagian dasar sungai. Tangkai buah yang dipencarkan oleh air biasanya membengkokan
tangkai buahnya ke bawah. Beberapa jenis tumbuhan yang pemencarannya dibantu oleh air
seperti jenis-jenis mangrove (Rhizophora dan Avicenia), Pomatogeton, Hydrilla verticilata, Cocos
nucifera dan Eichornia crassipes.
2. Pemencaran oleh angin (Anemochori)
Tumbuhan yang pemencarannya dibantu oleh angin biasanya akan melakukan adaptasi pada
bagian diasporanya sehingga diaspora tersebut bisa dengan mudah dipencarkan. Diaspora yang
10
dipencarkan angin biasanya berukuran kecil, ringan, bersayap, berbentuk bulat (supaya mudah
menggelinding) dan biasanya dihasilkan dalam jumlah besar. Contohnya pada jenis rumput-
rumputan (Cyperaceae dan Graminae) dan Dipterocarpaceae.
Diasporan seperti serbuk
Balon
Penerbang (meteoranemochori)
Diaspora berjambul
Anemochori
Bergulung-gulung (Kamechori)
Diaspora bersayap
Pelontar (anemochori ballistic)
3. Pemencaran oleh hewan (Zoochori)
Secara garis besar pemencaran oleh hewan ini dibagi atas:
a. Ectozoic (epizoic) : Pemencaran terjadi karena diaspora dipencarkan secara eksternal seperti
menempel pada tubuh suatu jenis hewan. Biasanya diaspora bersifat
mudah menempel atau berperekat serta mempunyai alat kait.
b. Endozoic: Pemencaran terjadi karena diasporan diangkut secar internal (melalui
proses dimakan). Biasanya diaspora mempunyai rasa yang enak,
berwarna menarik, buah berdaging, lunak, mempunyai biji yang keras
sehingga bisa melewati sistem pencernaan hewan.
c. Sinzoochori: Diaspora dengan sengaja dibawa, kebanyakan dalam mulut
(stomatochori). Biasanya terjadi pada burung dan semut, misalnya
burung enggang jantan yang membawa buah dan biji-bijian untuk
diberikan kepada enggang betina yang mengeram di dalam rongga
pohon, di mana terdapat kemungkinan jatuhnya buah atau biji pada saat
diberikan kepada betina.
Tumbuhan yang pemencarannya sangat dibantu oleh hewan misalnya dari family Moraceae
(Ficus spp), Myristiceae (Myristica sp.) dan Loranthaceae (Loranthus spp.)
4. Pemencaran oleh Manusia (Anthropochori)
Sejalan dengan pertambahan kepadatan populasi serta kemajuan trasnportasi yang
memudahkan perjalanan, secara langsung ataupun tidak langsung, baik sengaja ataupun tidak
sengaja manusia merupakan faktor pemencar yang sangat berperan bagi berbagai jenis
tumbuhan, terutama tumbuhan budidaya dan yang dekat dengan aktifitas kehidupan manusia.
Aktifitas manusia bahkan pada suatu bentuk tertentu telah menimbulkan adanya invasive
species yang dalam beberapa kasus telah dapat mendesak keberadaan jenis yang asli yang
bahkan terancam punah. Berbagai jenis tanaman budidaya di Indonesia seperti tebu, teh, pisang
dan tumbuhan obat-obatan seperti kina merupakan contoh besarnya peranan manusia dalam
11
proses pemencaran tumbuhan dengan sengaja. Keberadaan enceng gondok dan pohon jati di
sekitar kita tentunya adalah contoh lain yang juga sangat menarik.
5. Pemencaran sendiri (Autochori)
Merupakan tipe pemencaran yang dilakukan oleh tumbuhan dengan mengembangkan
kemampuannya sendiri. Pemencaran bisa dilakukan dengan pola pelontaran aktif, pelontar pasif
ataupun dengan diaspora yang merayap. Autochori merupakan kebalikan dari pola pemencaran
dengan bantuan luar (allochori). Pola pemencaran ini secara evolusi dianggap sebagai yang
paling maju. Selain dengan metoda yang disebutkan di atas, autochori bisa dilakukan dengan
menggunakan bobot tubuhnya sendiri (barochori). Salah satu contoh tumbuhan yang
memencarkan dirinya sendiri adalah Hevea (Euphorbiaceae).
Sumber: http://www.britannica.com
Contoh diaspora yang dipencarkan oleh angin (Perhatikan adanya modifikasi yang bisa berupa
mekanisme pelepasan biji, rambut atau bulu pada biji, lembaran berupa sayap, buah yang melekat
pada daun).
Contoh diaspora yang dipencarkan oleh hewan (Perhatikan modifikasi yang berupa kemampuan
untuk menempel, adanya daging buah dan pelindung biji ataupun buah yang membuka).
Contoh diaspora yang dipencarkan oleh air (Perhatikan modifikasi berupa struktur buah yang
memungkinkan buah untuk mengapung; kulit buah yang tidak tembus air, atau semai yang muncul
dari buah yang masih melekat pada pohon induk pada mangrove).
12
Contoh diaspora yang dipencarkan dengan kemampuan sendiri (Modifikasi biasanya dengan
mengembangkan kemampuan untuk melontarkan biji ataupun pertumbuhan rimpang yang
horizontal/merayappada rumput teki).
Contoh diaspora yang dipencarkan oleh manusia (biasanya terkait dengan nilai ekonomis yang
terkandung dalam buah, biji, daun atau bagian tumbuhan lainnya).
CARA KERJA
1. Letakkan contoh diaspora di depan Anda!
2. Gambarlah diaspora tersebut sedemikian rupa sehingga mirip dengan aslinya.
3. Setelah selesai dengan sampel yang Anda bawa, tukarlah dengan sampel lain yang dibawa oleh
kelompok lain.
4. Lanjutkan sampai semua diaspora yang ada pada saat praktikum selesai Anda gambarkan!
5. Tuliskan tipe pemencaran pada masing-masing sampel diaspora yang Anda bawa, berdasarkan
pada ciri-ciri morfologi yang ada padanya!
6. Apakah ada hewan yang membantu pemencaran sampel diaspora yang Anda bawa?
7. Apakah diaspora tersebut tumbuhnya pada batang atau pada ujung ranting?
8. Apakah terdapat bagian-bagian khusu (modifikasi) yang dikembangkan oleh tumbuhan tersebut
untuk menarik atau memperlancar proses pemencarannya?
13
III. PENGAMATAN SEBARAN EPIPHYT PADA POHON
Tujuan Praktikum : Mengetahui pola-pola sebaran tumbuhan epiphyt pada suatu pohon,
modifikasi yang dilakukan dan melihat faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
: Masing-masing kelompok membawa kompas, meteran, alat tulis, plastik
koleksi, pisau/parang
Bahan dan Alat
LANDASAN TEORI
Tumbuhan epiphyt (epi: atas, phyta: yumbuhan) merupakan tumbuhan yang hidup menumpang di
atas tumbuhan lain dan biasanya tidak menimbulkan kerugian pada tumbuhan tempatnya
menumpang. Tumbuhan epiphyt merupakan karakteristik hutan tropika basah yang
membedakannya dari hutan di daerah iklim sedang. Vegetasi epiphyt ini bisa berupa alga, lumut
kerak, lumut daun dan lumut hati, paku-pakuan dan tumbuhan berpembuluh yang terkadang
bersifat hemiepiphyt dan akhirnya bisa menjadi strangler (pencekik). Tumbuhan epiphyt bisa
menempel pada bagian batang, cabang, daun; baik pada pepohonan, semak ataupun liana.
Epiphyt menunjukkan adanya adapatasi yang cukup besar terhadap faktor lingkungannya. Tempat
hidup yang miskin hara membuat mereka harus beradaptasi untuk menangkap sebanyak mungkin
unsur hara di sekelilingnya. Pada beberapa kasus, tumbuhan epiphyt ini juga menciptakan habitat
bagi jenis-jenis hewan tertentu. Upaya penampungan unsur hara bisa dilakukan dengan
memodifikasi sistem perakaran, bentuk daun yang mampu menampung dan menyimpan unsur hara
atau air, kemampuan untuk menyerap air dan cenderung bersifat xeromorfik.
Dalam upaya memperluas daerah sebarannya, sebagian besar tumbuhan epiphyt menggunakan
spora sebagai bentuk diasporanya. Spora yang ringan dan dalam jumlah yang banyak tentunya
punya kemungkinan untuk disebarkan lebih luas. Sedangkan untuk tumbuhan yang mempunyai
diaspora dalam bentuk buah dan biji, mengundang berbagai jenis hewan sebagai dispersernya.
Berdasarkan penyesuaian yang dilakukan terhadap faktor unsur hara/tanah dan air, tumbuhan
epiphyt dibedakan atas proto-epiphyt, epiphyt sarang dan epiphyt sangga, epiphyt tangki serta
hemi-epiphyt.
CARA KERJA
1. Pilihlah suatu pohon di sekitar kampus yang mempunyai vegetasi epiphyt.
2. Lakukan pengamatan terhadap epiphyt yang ada pada tumbuhan tersebut, kemudian catatlah
hal-hal sebagai berikut:
a. Berapa jeniskah epiphyt yang ada pada tumbuhan tersebut?
b. Pada bagian mana sajakah tumbuhan epiphyt itu terdapat? (Bagi pohon menjadi tiga strata;
bawahlower canopy, tengahmiddle canopy dan atasupper canopy).
c. Pada arah manakah tumbuhan epiphyt itu banyak tersebar? (Tentukan arah dengan
menggunakan kompas; bagi pohon menjadi empat kuadran jika pohon dipandang secara
vertikal dari atas ke bawah).
14
d. Gambarlah sketsa pola sebaran epiphyt tersebut berdasarkan strata dan arah kuadran
pohon!
e. Uraikan pendapat Anda mengenai fenomena yang teramati!
3. Perhatikan sistem perakaran salah satu epiphyt yang ada, kemudian gambarkan!
4. Uraikan pendapat Anda mengenai sistem perakaran tersebut!
5. Sebagai perbandingan lebih lanjut, perhatikan tumbuhan Drynaria sp. dan jenis-jenis dari family
Bromeliaceae. Perhatikan hubungan antara bentuk bagian daun tumbuhan tersebut dengan
keuntungan yang didapatkannya!
Contoh beberapa jenis tumbuhan epiphyt yang sering dijumpai.
Daun pakis mandul
Untuk perlekatan
Daun berdaging
Daun pakis
subur penuh
tertutup sorus
Batang inang pohon
kelapa sawit
PLATYCERIUM
Ara epiphyt
Akar udara
ANGGREK LILIN (DIAPHANANTE)
Terdapat pada pohon hutan yang tinggi
Akar udara
Tumbuhan inang
ARA EPIPHYT
BILLBERGIA (Bromelia epiphyt)
15
IV. INTERAKSI TUMBUHAN DENGAN SERANGGA
Tujuan Praktikum
Bahan dan Alat
: Mengetahui bentuk-bentuk interaksi antara tumbuhan dengan serangga.
: Masing-masing kelompok membawa stopwatch (atau jam digital dengan
penunjuk detik), botol koleksi, pinset, kamera digital, alat tulis dan buku
panduan pengenalan serangga.
LANDASAN TEORI
Serangga mempunyai peranan yang sangat besar dalam proses penyerbutkan dan pemencaran
beberapa jenis tumbuhan, sekaliguns merupakan musuh bagi beberapa jenis tumbuhan lainnya.
Hampir sebagian besar tumbuhan berbunga mempunyai keterkaitan dengan serangga dalam proses
penyerbukannya. Hal ini sangat didukung oleh kenyataan bahwa serangga merupakan kelompok
hewan yang paling banyak jenisnya serta palking luas daerah penyebarannya.
Dalam proses pemencaran, serangga biasanya berperan dalam pemencaran diaspora yang
berukuran kecil seperti spora jamur dan paku-pakuan. Pemindahan bisa berlangsung secara internal
seperti pada belalang (Locusta migratoria) yang bisa membawa spora sampai jarak yang sangat jauh,
ataupun pengangkutan secara eksternal, seperti terbawanya spora dengan bagian tumbuhan yang
lain ke dalam sarang semut, lalat atau jenis serangga lainnya yang mempunyai rambut rapat di
bagian tubuhnya; diaspora yang kebetulan menempel pada bagian ini sering terbawa ke mana
serangga tersebut pergi. Proses ini sangat berperan dalam berbagai kasus munculnya penyakit pada
tanaman budidaya, seperti penyakit kentang yang disebabkan oleh virus yang memanfaatkan jenis
Apidae (lebah, tabuhan) sebagai vektornya.
Dalam proses penyerbukan, kita mengenal adanya pembentukan nektar di bagian bunga yang
merupakan daya tarik utama bagi serangga dari kelompok Apidae (lebah, tabuhan) dan anggota
Lepidoptera (kupu-kupu) lainnya. Beberapa jenis tumbuhan, bahkan merupakan inang yang spesifik
bagi kupu-kupu tertentu seperti pada jenis-jenis dari family Rutaceae atau jenis Aristolochia sp.
CARA KERJA
1. Pilihlah salah satu tumbuhan di sekita kampus yang sedang berbunga.
2. Amatilah tumbuhan tersebut secara terus menerus selama 100 menit.
3. Catat apa saja aktifitas yang dilakukan oleh serangga tersebut, beserta dengan durasi waktu
untuk setiap aktifitas tersebut.
4. Catat pula, pada bagian mana serangga tersebut melakukan masing-masing aktifitas.
5. Untuk jenis yang tidak bisa diidentifikasi di lapangan, lakukan penangkapan setelah pengamatan
selesai atau lakukan pemoteratan dan selanjutnya diidentifikasi di laboratorium.
6. Hitung berapa total waktu untuk setiap aktifitas, hitung pula persentase waktu masing-masing
aktifitas. Mana yang terbanyak? Pada bagian tumbuhan yang mana aktifitas terbanyak tersebut
dilakukan oleh serangga?
16
V. INTERAKSI TUMBUHAN DENGAN BURUNG
Tujuan Praktikum
Bahan dan Alat
: Mengamati bentuk-bentuk interaksi yang terjadi antara tumbuhan dengan
burung.
: Masing-masing kelompok membawa terpal (1 x 1 m) sebanyak 2 lembar,
plastik koleksi, spidol, tally counter.
LANDASAN TEORI
Burung merupakan salah satu hewan yang sangat berperan dalam proses pemencaran suatu jenis
tumbuhan. Beberapa kasus invasi tumbuhan diketahui dimulai dari keberadaan suatu jenis burung.
Berbagai jenis tumbuhann bahkan menunjukkan adanya co-evolusi dengan jenis-jenis burung
tertentu. Hal ini sangat nyata terlihat pada jenis burung dari family Dicaeidae yang merupakan
disperser utama dari jenis tumbuhan yang tergolong ke dalam family Loranthaceae (benalu-
benaluan).
Pemencaran oleh burung bisa dilakukan secara internal (melalui proses pencernaan) ataupun secara
eksternal (melekat pada bulu atau bagian tubuh lain) dan beberapa jenis ada yang memuntahkan
kembali biji dari buah yang dimakannya (regurgitate). Jenis tumbuhan yang melalui pemencaran
internal biasanya mempunyai daging buah, buah berukuran kecil dan berbiji keras. Sedangkan yang
dipencarkan melalui mekanisme eksternal biasanya memiliki buah atau biji berambut atau berkait.
Besarnya peranan burung dalam proses pemencaran ini juga berkaitan dengan kenyataan bahwa:
a. Jumlah jenis burung yang cukup tinggi (sampai saat ini di Indonesia dikenal sekitar 1600 jenis
burung)
b. Populasi masing-masing jenis yang juga cukup tinggi
c. Kemampuan lokomosi atau pergerakannya yang tinggi sehingga memungkinkan perpindahan
(movement rate) yang tinggi pula
d. Kemampuan burung untuk melintasi berbagai macam barrier.
Interaksi yang kuat antara burung dan tumbuhan, dimanfaatkan oleh para ahli untuk menilai kualitas
hutan. Keberadaan burung-burung dari family Bucerotidae, misalnya menandakan masih tingginya
kepadatan populasi jenis-jenis Moraceae (yang sebagian besar bersifat strangler), yang sekaligus
juga bisa menjadi dasar pendugaan bahwa di kawasan tersebut masih banyak tumbuhan dengan
diameter batang yang besar, adanya stratifikasi hutan yang, yang juga berarti masih bagusnya
kondisi hutan tersebut. Pola berbiak Bucerotidae juga diperkirakan memainkan peranan memainkan
peranan dalam proses dispersal Moraceae yang bersifat sebagai strangler.
Pemencaran jenis Macaranga, yang merupakan jenis pioneer, selain dibantu oleh angin, juga sangat
erat kaitannya dengan kehadiran jenis-jenis burung dari family Pycnonotidae dan Chloropseidae.
Jenis burung dari family ini juga tercatat sering mengunjungi tumbuhan Rhodomyrtus tomentosa
atau Muntingia calabura dan Eurya acuminata.
17
CARA KERJA
1. Carilah tumbuhan Rhodomyrtus tomentosa atau Muntingia calabura atau Eurya acuminata yang
sedang berbuah di sekitar kampus!
2. Pilihlah salah satu cabang yang bisa diamati buahnya dari bawah.
3. Hitunglah buah yang muda dan masak, perhaatikan warnanya. Di bagian manakah buah tersebut
banyak tersebar? Tandai! Apabila ada bakal buah catat juga jumlahnya. Jika memungkinkan,
berilah tanda dengan menggunakan plastik transparan.
4. Letakkan plastik terpal pada tanah tepat di bagian bawah cabang yang Anda hitung buahnya
tadi, ikatkan ujungnya dengan pancang supaya kuat.
5. Lakukan pengamatan sekali setiap dua hari dalam dua minggu. Kemudian catatlah:
a. Jumlah buah muda dan masak yang masih ada pada cabang pohon tersebut!
b. Jumlah buah yang jatuh pada plastik terpal!
6. Bersihkan plastik terpal dari jatuhan buah setiap kali pengamatan.
7. Tetapkan satu hari khusus untuk dapat melakukan pengamatan jenis-jenis burung apa saja yang
ada pada dan di sekitar tumbuhan yang Anda amati!
8. Plotkan secara grafis jumlah buah yang masih muda, yang masak dan yang telah jatuh sepanjang
waktu pengamatan!
9. Bagaimanakan perbandingan jumlahnya?
10. Buah pada bagian pohon yang manakah yang lebih banyak jatuh atau hilang selama waktu
pengamatan Anda?
11. Uraikanlah pendapat Anda mengenai hasil pengamatan tersebut.
12. Apakah menurut Anda ada hubungan antara warna buah dengan jenis burung yang
mengunjungi?
18
VI. PENGARUH LUAS AREAL DENGAN KERAGAMAN JENIS
Tujuan Praktikum
Bahan dan Alat
: Mengetahui pengaruh luas areal dengan keragaman jenis tumbuhan.
: Masing-masing kelompok membawa beberapa buah pancang, tali rafia,
plastik koleksi, tally counter dan alat tulis.
LANDASAN TEORI
Beberapa ahli mengemukakan bahwa jumlah jenis tumbuhan yang mendiami suatu kepulauan,
tidaklah akan bisa menyamai jumlah jenis di daerah dengan pulau di sekitar itu yang mempunyai
ukuran lebih besar. Pemahaman tersebut, dewasa ini menjadi dasar dari upaya pembentukan
kawasan konservasi. Bentuk Taman Nasional, di mana pengelolaan disusun berdasarkan adanya
zonasi dan berbagai tipe peruntukan, merupakan contoh yang paling dekat. Beberapa lembaga
konservasi menerapkan pola-pola konservasi berdasarkan pendekatan ini, seperti World Wildlife
Fund-Indonesia Program (WWF-IP) yang mengembangkan konsep AREAS, maupun Conservation
International-Indonesia Programme (CI-IP) yang mengembangkan konsep Coridor di antara
Hotspot Biodiversity di Sumatera.
Semakin luas suatu areal vegetasi, maka akan semakin kayalah daerah tersebut dengan keragaman
jenis dan individu. Hal ini secara lebih jauh juga akan mempengaruhi keragaman genetis jenis-jenis
yang ada pada daerah tersebut.
CARA KERJA
1. Buatlah empat buah plot yang berukuran 1 x 1 m2 yang terpencar pada suatu tipe vegetasi di
sekitar kampus (semak, lapangan rumput, hutan sekunder). Catatlah jumlah jenis tumbuhan
yang ada pada masing-masing plot dan jumlah keseluruhan jenis dari keempat plot tersebut.
2. Lanjutkan dengan membuat sebuah plot berukuran 2 x 2 m2 masih pada daerah vegetasi yang
sama dengan memperluas plot yang pertama. Lakukan prosedur yang sama untuk plot kedua ini.
3. Jika ada jenis yang tidak dikenal, lakukan pengoleksian dan lakukan identifikasi lebih lanjut
dengan menggunakan buku panduan, atau diskusikan dengan asisten.
4. Perluas sekali lagi plot yang Anda gunakan menjadi 4 x 4 m2. Lakukan prosedur yang sama.
5. Kemudian lakukan perbandingan data jenis tumbuhan yang didapatkan dengan luas lahan yang
dijadikan sebagai lokasi pengambilan sampel. Bagaimanakah perbandingannya? Apakah linear?
Atau ada indikasi lain yang Anda amati pada data Anda?
6. Lakukan pula perbandingan pada data antar tipe habitat yang berbeda. Apa yang dapat Anda
simpulkan dari percobaan ini? Jelaskan!!

19
VII.
Tujuan Praktikum
Bahan dan Alat
MATERI KULIAH LAPANGAN
: Mampu melakukan pengamatan-pengamatan lapangan yang terkaitr
dengan disiplin ilmu biogeografi.
: Teropong, tali, alat tulis, buku panduan, termometer maksimum-minimum,
higrometer, luxmeter.
A. INTERAKSI PRIMATA DENGAN TUMBUHAN
LANDASAN TEORI
Primata merupakan salah satu ordo mamalia yang sangat tergantung kelangsungan hidupnya pada
komunitas tumbuhan di sekitarnya, baik sebagai sumber makanan ataupun sebagai tempat di mana
mereka melakukan aktifitas hariannya. Sebagian besar anggota ordo Primata merupakan hewan
yang herbivora (memakan buah, biji atau daun) sehingga mereka juga sangat berperan dalam proses
pemencaran tumbuhan.
Sebagai hewan yang bersifat arboreal, primata menghabiskan sebagian besar waktunya dengan
beraktifitas pada pepohonan, walaupun beberapa jenis (seperti Macaca fascicularis) terkadang
mereka melakukan aktifitasnya di tanah.
CARA KERJA
1. Carilah kelompok Primata (jika tidak ada, lakukan terhadap kelompok Callosciurus sp., Tupaia
sp., dan lain-lain) di sekitar lokasi kuliah lapangan.
2. Amatilah aktifitas kelompok hewan tersebut secara event sampling dan catat proporsi waktu
yang digunakan untuk masing-masing aktifitas.
3. Pada bagian mana dari tumbuhan tersebut kelompok hewan Primata melakukan aktifitasnya?
4. Bagian tubuh tumbuhan manakah yang dimanfaatkannya?
5. Catatlah ciri-ciri tumbuhan yang dikunjunginya (batang, buah, biji, bunga, daun, fisiognomi dan
fenologi).

Anda mungkin juga menyukai