Anda di halaman 1dari 10

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERIKANAN

IKAN ------ MIGRASI & MUSIMAN



TIDAK DAPAT DIBATASI SECARA ADMINISTRASI

Perairan teritorial Indonesia
terbuka bagi pengusaha dalam & luar negeri

KEBIJAKAN PEMASARAN ----- dalam kelembagaan
perdagangan
tujuan : HARGA

-Menekan perubahan rantai pemasaran (prodsn-konsmn)
-Tujuan : memperkuat daya saing petani ikan / nelayan
KEBIJAKAN PERTANIAN & INDUSTRI
CIRI POKOK :
1. Produksi pertanian kurang pasti dengan resiko besar (bergantung
musim), sedangkan industri tidak demikian
2. Permintaan barang pertanian berbeda dengan industri
3. Bidang pertanian tidak lepas dari faktor ekonomi, sosiologi, adat

DIVERSIFIKASI PERIKANAN
I. Arti : penganeka ragaman produk perikanan

DIVERSIFIKASI HORIZONTAL
Usaha untuk mengganti dan meningkatkan hasil perikanan
yang bersifat monokultur ke arah multikultur

DIVERSIFIKASI VERTIKAL
Usaha untuk memajukan industri pengolahan hasil perikanan
yang bersangkutan
II. Alasan : Stabilisasi pendapatan perikanan & menghindarkan
ketergantungan pada satu atau 2 jenis komoditi saja
III. Keuntungan
1. penawaran ------ menyebabkan kenaikan pedapatan petani ikan
2. permintan
3. komoditi bernilai gizi tinggi terdorong sehingga memacu
kesehatan penduduk
4. pembangunan ekonomi ----- diversifikasi sangat bermanfaat

KEBIJAKAN PERIKANAN
Serangkaian tindakan yang telah, sedang dan akan dilaksanakan
oleh pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu

TUJUAN : memajukan perikanan, usahakan jadi lebih produktif

Produksi NAIK : TINGKAT PENGHIDUPAN > TINGGI
KESEJAHTERAAN > MERATA
Efisiensi produksi
KEPUTUSAN
MENTERI EKSPLORASI LAUT DAN PERIKANAN
NOMOR 45 TAHUN 2000
TENTANG
PERIZINAN USAHA PERIKANAN
a. USAHA PERIKANAN
Semua usaha perorangan atau badan hukum untuk menangkap atau
membudidayakan ikan, termasuk antara lain kegiatan memuat,
menyimpan, mengolah, mendinginkan mengawetkan dan mengangkut
ikan untuk tujuan komersial.

b. PERUSAHAAN PERIKANAN
Perusahaan yang didirikan khusus untuk melakukan Usaha Perikanan dan
dilakukan oleh badan hukum Indonesia.

c. USAHA PENANGKAPAN IKAN
Kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh ikan di perairan dalam
keadaan tidak dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk
kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, meyimpan, mengolah,
mendinginkan, mengawetkan dan mengangkutnya ke tujuan komersial.
d. USAHA PENGANGKUTAN IKAN
Kegiatan yang khusus melakukan pengumpulan dan atau
pengangkutan ikan dengan menggunakan kapal pengangkut
ikan, baik yang dilakukan oleh perusahaan perikanan maupun
oleh perusahaan bukan perusahaan perikanan.
e. USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN
Kegiatan untuk memelihara, membesarkan dan / atau membiakkan
ikan dan memanen hasilnya dengan alat atau cara apapun,
termasuk kegiatan menyimpan, mendinginkan atau
mengawetkannya untuk tujuan komersial.

f. KAPAL PERIKANAN
Kapal atau perahu atau alat apung lainnya yang digunakan untuk
melakukan penangkapan ikan termasuk untuk melakukan survey
atau eksplorasi perikanan.

g. KAPAL PENANGKAP IKAN
Kapal yang secara khusus digunakan untuk menangkap ikan
termasuk menampung, menyimpan, mendinginkan atau
mengawetkan.


h. KAPAL PENGANGKUT IKAN
Kapal yang secara khusus dipergunakan untuk mengangkut ikan
termasuk memuat, menampung, menyimpan, mendinginkan atau
mengawetkan
i. ALAT PENANGKAP IKAN
Sarana dan perlengkapan atau benda-benda lainnya yang
dipergunakan untuk menangkap ikan.

j. ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN
Sarana dan perlengkapan atau benda lainnya yang dipergunakan
untuk membantu efisiensi dan efektivitas penangkapan ikan.

k. WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN
Perairan Indonesia dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia
l. SATUAN ARMADA PENANGKAPAN IKAN
Kelompok kapal perikanan yang terdiri dari kapal
penangka ikan yang tidak mempunyai palkah, kapal
pembantu penangkapan ikan dan kapal pengangkut ikan
m. RENCANA USAHA
Rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan perikanan
dalam jangka waktu 3 tahun, yang meliputi jumlah, jenis dan
ukuran kapal perikanan dan/atau penangkapan ikan, daerah operasi
penangkapan ikan, dan rencana investasi dalam rangka
memperoleh izin usaha perikanan.

n. PERUBAHAN RENCANA USAHA
Penyesuai jumlah, jenis dan ukuran kapal perikanan dan/atau alat
penangkap ikan, daerah operasi penangkapan ikan dan rencana
investasi dalam rangka memperoleh izin usaha perikanan.
JENIS PERIZINAN USAHA PERIKANAN
a. IZIN USAHA PERIKANAN (IUP)
Izin tertulis yang harus dimiliki oleh perusahaan perikanan yang
melakukan usaha pembudidayaan ikan atau usaha penangkapan
ikan dengan menggunakan kapal perikanan beserta alat penangkap
ikan sesuai dengan daerah penangkapan ikan dan jumlah kapal
perikanan yang akan digunakan, dan/atau usaha pengangkutan ikan

b. PERSETUJUAN PENGGUNAAN KAPAL ASING (PPKA)
Persetujuan yang diberikan kepada perusahaan perikanan yang
telah memiliki IUP untuk menggunakan kapal perikanan berbendera
asing untuk mengangkut ikan.

c. SURAT PENANGKAPAN IKAN
Surat yang harus dimiliki setiap kapal perikanan berbendera
Indonesia untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan di wilayah
pengelolaan perikanan dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari IUP.
d. SURAT IZIN KAPAL PENANGKAP DAN PENGANGKUT IKAN
INDONESIA (SIKPPII)
Surat yang harus dimiliki setiap kapal perikanan berbendera
Indonesia dalam satuan armada penangkapan ikan untuk melakukan
kegiatan penangkapan dan penangkapan ikan yang digunakan oleh
perusahaan perikanan
e. SURAT IZIN KAPAL PENGANGKUT IKAN INDONESIA (SIKPII)
Surat izin yang harus dimiliki setiap kapal pengangkut ikan
berbendera Indonesia untuk melakukan kegiatan pengangkutan
ikan yang digunakan oleh perusahaan perikanan

f. SURAT IZIN KAPAL PENGANGKUT IKAN ASING (SIKPIA)
Surat izin yang harus dimiliki setiap kapal pengangkut ikan
berbendera asing untuk melakukan kegiatan pengangkutan ikan
yang digunakan oleh perusahaan perikanan

g. SURAT PERSETUJUAN KAPAL PENGANGKUT IKAN ASING (SPKPIA)
Surat persetujuan yang harus dimiliki setiap kapal pengangkut
ikan berdendera asing untuk melakukan kegiatan pengangkutan
ikan yang digunakan oleh perusahaan bukan perusahaan
perikanan
UU RI No. 31 Th. 2004
TENTANG
PERIKANAN
BAB V : USAHA PERIKANAN
Pasal 25
Usaha perikanan dilaksanakan dalam sistem bisnis perikanan
yang meliputi praproduksi, produksi, pengolahan dan pemasaran.

Pasal 26
(1) Setiap orang yang melakukan usaha perikanan dibidang
penangkapan, pembudidayaan, pengangkutan, pengolahan dan
pemasaran ikan di wilayah pengelolaan perikanan Republik
Indonesia wajib memiliki SIUP.
(2) Kewajiban memiliki SIUP sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
tidak berlaku bagi nelayan kecil dan/atau pembudidaya ikan kecil.

Anda mungkin juga menyukai