Anda di halaman 1dari 27

Inisiasi 7

Konsep Dasar Pengelolaan


Keuangan Prinsip, dan Prosedur
Pengelolaan Keuangan Sekolah
Nama Tutor:
Dr.Tita Rosita, M.Pd.
UPBJJ
Universitas Terbuka
Mata Kuliah Perencanaan dan Pembiayaan Pendidikan
Kode Mata Kuliah:
Tutorial 1 (tgl/bln/thn)
Kompetensi Khusus
Mahasiswa dapat memahami
konsep pengelolaan keuangan
sekolah
Mahasiswa dapat memahami
prinsip pengelolaan keuangan
sekolah
Mahasiswa dapat memahami
prosedur pengelolaan
keuangan sekolah


Pengelola anggaran sekolah biasanya adalah kepala sekolah, tetapi bisa
juga guru berpengalaman (senior) atau anggota komite sekolah. Di
sekolah-sekolah yang lebih besar, mungkin ada pihak lain yang
bertanggung jawab dalam pengelolaan sebagian anggaran. Secara
khusus, pengendalian anggaran terdiri dari serangkaian kegiatan
pemeriksaan dan persetujuan untuk memastikan bahwa:
1. dana dibelanjakan sesuai rencana,
2. ada kelonggaran dalam penganggaran untuk pembayaran pajak,
3. pembelanjaan dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya
yang tersedia, dan
4. dana tidak dihabiskan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak disetujui
atau diberikan kepada pihak penerima tanpa persetujuan.
Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan
sejumlah prinsip. Undang-undang No 20 Tahun 2003
Pasal 48 yang menyatakan bahwa pengelolaan dana
pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi,
transparansi, dan akuntabilitas publik. Di samping itu,
prinsip efektivitas juga perlu mendapat
penekanan. Masing-masing prinsip tersebut, yaitu
transparansi, akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi.

TUJUAN PENGELOLAAN
KEUANGAN PENDIDIKAN
Meningkatkan efektivitas dan efisiensi
penggunaan keuangan sekolah,
Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi
keuangan sekolah
Meminimalkan penyalahgunaan anggaran
sekolah.

PROSEDUR PENGELOLAAN
KEUANGAN PENDIDIKAN
Dalam mengelola keuangan, terdapat prosedur
pengelolaan yang harus dipenuhi dalam rangka
mengelola keuangan sekolah, yakni:
penganggaran,
pencatatan,
pelaporan keuangan sekolah,
audit Keuangan Sekolah.
Penganggaran adalah penciptaan suatu rencana kegiatan yang dinyatakan
dalam ukuran keuangan. Penganggaran memainkan peran penting di dalam
perencanaan, pengendalian, dan pembuatan keputusan. Anggaran juga untuk
meningkatkan koordinasi dan komunikasi. Unsur-unsur pertimbangan
anggaran yakni:
1. Kerangka strategi, prioritas, dan sasaran yang meliputi program belanja
publik.
2. Kriteria kinerja untuk efisiensi, efektivitas, dan dampak yang secara rutin
diamati.
3. Laporan tahunan tentang hasil yang menginformasikan keputusan-
keputusan anggaran.
4. Program penganggaran, dengan alokasi berbasis kinerja, dan hasil-hasil
yang diharapkan.
5. Umpan balik dari pemantauan dan evaluasi untuk membantu penggunaan
sumber daya yang dianggarkan dengan lebih efisien.

Mekanisme/prosedur dalam penyusunan anggaran adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama periode
anggaran.
2. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang, jasa, dan
barang.
3. Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang sebab anggaran pada
dasarnya merupakan pernyataan finansial.
4. Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui dan
dipergunakan oleh instansi tertentu.
5. Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan dan pihak
yang berwenang.
6. Melakukan revisi usulan anggaran.
7. Persetujuan revisi usulan anggaran.
8. Pengesahan anggaran.

FUNGSI ANGGARAN DALAM MANAJEMEN
ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
1. Anggaran sebagai alat perencanaan
2. Anggaran sebagai alat pengendalian
3. Anggaran sebagai alat kebijakan
4. Anggaran sebagai alat politik
5. Anggaran sebagai alat koordinasi dan
komunikasi
6. Anggaran sebagai alat penilaian kinerja
7. Anggaran sebagai alat motivasi

PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN
ANGGARAN
1. Adanya pembagian wewenang dan tanggung
jawab yang jelas dalam sistem manajemen
organisasi.
2. Adanya sistem akuntansi yang memadai
dalam melaksanakan anggaran.
3. Adanya penelitian dan analisis untuk menilai
kinerja organisasi.
4. Adanya dukungan dari pelaksana dari tingkat
atas hingga yang paling bawah.

PROSEDUR PENYUSUNAN
ANGGARAN
1. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama periode
anggaran.
2. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang, jasa, dan
barang.
3. Semua-sumber dinyatakan dalam bentuk uang sebab anggaran pada
dasarnya merupakan pernyataan finansial.
4. Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui
dan dipergunakan oleh instansi tertentu.
5. Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan dan pihak
yang berwenang.
6. Melakukan revisi usulan anggaran
7. Persetujuan revisi usulan anggaran
8. Pengesahan anggaran.

BENTUK-BENTUK ANGGARAN
1. Anggaran Butir-Per Butir (Line Item Budget)
2. Anggaran Program (Program Budget System)
3. Anggaran Berdasarkan Kinerja (Performance
Based Budget)
4. PPBS/SP4 (Planning Programing Budgeting
System/Sistem Perencanaan penyusunan
program dan penganggaran)
5. Anggaran Berbasis Nol (Zero Based
Budget/ZBB)

PENCATATAN KEUANGAN
Pencatatan keuangan adalah suatu proses pendataan semua transaksi-
transaksi yang terjadi dalam sebuah perusahaan atau organisasi yang dinilai
dengan uang. Transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan atau organisasi
yang mengakibatkan perubahan baik harta, utang maupun modal perlu
dicatat dan disusun secara sistematis. Pencatatan transaksi tersebut
merupakan dasar penyusunan laporan keuangan. Secara tradisional sistem
akuntansi terdiri dari komponen-komponen berikut:
1. Bagan Perkiraan/Akun
2. Buku Besar
3. Jurnal
4. Buku cek
5. Buku pembantu

SIKLUS AKUNTANSI (1)
1. Tahap Pencatatan
Kegiatan pengidentifikasian dan
pengukuran dalam bentuk bukti transaksi
dan bukti pencatatan.
Kegiatan pencatatan bukti transaksi ke
dalam buku harian atau jurnal
Memindahbukukan (posting) dari jurnal
berdasarkan kelompok atau jenisnya ke
dalam akun buku besar.

SIKLUS AKUNTANSI (2)
2. Tahap Pengikhtisaran
Penyusunan neraca saldo (trial balance)
berdasarkan akun-akun buku besar
Pembuatan ayat jurnal penyesuaian
Penyusunan kertas kerja (work sheet)
Pembuatan ayat jurnal penutup (closing entries)
Pembuatan neraca saldo setelah penutupan
Pembuatan ayat jurnal pembalik

SIKLUS AKUNTANSI (3)
3. Tahap Pelaporan
Neraca
Laporan Surplus Defisit/laporan aktiva
Laporan arus kas
Laporan Perubahan aktiva bersih
Catatan atas laporan keuangan

LAPORAN KEUANGAN (1)
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses
pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-
transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan.
Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi
Keuangan: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses
pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap meliputi
neraca, laporan perubahan posisi keuangan, catatan juga
termasuk jadwal dan informasi tambahan yang berkaitan dengan
laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan
geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

LAPORAN KEUANGAN (2)
Unsur-unsur dalam pelaporan keuangan adalah
sebagai berikut:
1. Laporan perhitungan laba rugi
2. Laporan perubahan posisi keuangan
3. Neraca

AUDITING (1)
Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan
bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu
entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan
independen untuk dapat menentukan dan melaporkan
kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang
telah ditetapkan.
Untuk melaksanakan audit, diperlukan informasi yang dapat
diverifikasi dan sejumlah standar (kriteria) yang dapat digunakan
sebagai pegangan pengevaluasian informasi tersebut. Agar dapat
diverifikasi, informasi harus dapat diukur. Informasi yang dapat
diukur memiliki berbagai bentuk.

AUDITING (2)
Jenis-jenis Audit adalah sebagai berikut
(Fattah:2009):
1. Audit laporan keuangan
2. Audit operasional
3. Audit ketaatan

AUDITING (3)
Mekanisme/prosedur auditing adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan Audit
2. Pelaksanaan Audit
3. Pelaporan Audit
4. Jaminan Kualitas Laporan Audit
5. Distribusi laporan
6. Laporan audit draft
7. Tindak Lanjut Audit

AUDITING (4)
Teknik audit atau prosedur audit, di antaranya:
inspeksi (inpection),
observation (observation),
pemeriksaan (inquiries)
konfirmasi (confirmation).

AUDITING (5)
Metodologi auditing:
(1) penerimaan penugasan;
(2) observasi fakta terkait dengan persoalan;
(3) pemecahan (subdivision) persoalan individual
(4) memilih teknik audit;
(5) melaksanakan prosedur untuk memperoleh bukti
(6) evaluasi bukti;
(7) memformulasikan pertimbangan (judgment).

AUDITING (6)
Dengan mengacu pada tulisan Bloom maka dalam
pengetahuan auditing ada yang termasuk dalam level
(tingkat) ingatan atau hafalan karena secara berulang-
ulang dan otomatis terpakai berkali-kali sebagai
landasan pemikiran berikutnya.
1. Bentuk laporan audit adalah sebagai berikut:
2. Laporan Audit Standar dengan Pendapat Wajar
Tanpa Pengecualian
3. Laporan Audit Non Standar

PENUTUP
1. Penilaian umum tentang penguasaan materi
tutorial.
2. Rangkuman tentang materi yang telah
dibahas
3. Saran pendalaman materi dan diskusi
4. Rencana tutorial selanjutnya
Terima Kasih
Dr.Tita Rosita, M.Pd.
UPBJJ xxxxxxxxx
Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai