Anda di halaman 1dari 7

Kategori Umum

Pilihan Tema : Strategi berinvestasi Reksa Dana dengan aman

Empat Tahapan Strategi Berinvestasi Reksa Dana


1 Coky Fauzi Alfi, S.E

Pemodal kerap melakukan kesalahan ketika memutuskan berinvestasi Reksa


Dana (yang selanjutnya disingkat (RD)) tanpa alasan dan tujuan, serta tidak mema-
hami tingkat resikonya. Pemodal sering pula tidak mempunyai strategi karena men-
ganggap Manajer Investasi (yang selanjutnya disingkat (MI)) sama dengan bank dan
RD sama dengan deposito atau tabungan. Akibatnya, pemodal tidak siap menerima
kondisi ketika terjadi penurunan Nilai Aset Bersih (NAB) dengan segera menjual RD
walaupun merugi. Padahal jika pemodal mempersiapkan strategi investasi dengan
baik, maka berinvestasi RD merupakan salah satu bentuk investasi yang mengun-
tungkan dan relatif aman.

Ada empat tahapan strategi berinvestasi RD yang patut dipertimbangkan se-


bagai acuan agar mendapatkan keuntungan optimal sekaligus rasa aman. Pada ta-
hap pertama, pemodal setidaknya dapat melakukan identifikasi terhadap tiga hal
penting dari kegiatan investasinya. Pertama, pemodal mendefinisikan terlebih dahulu
tujuan berinvestasi RD. Tujuan biasanya ditetapkan setelah ada tuntutan kebutuhan
dan keinginan. Sebagai contoh, kebutuhan dan keinginan akan mempunyai dana
pensiun yang cukup mungkin dapat diwujudkan dengan berinvestasi RD sejak dini.

Kedua, pemodal menetapkan batas waktu berinvestasi RD. Pemodal perlu


mengetahui bahwa RD termasuk dalam kategori investasi jangka panjang karena MI
membutuhkan waktu yang cukup untuk mengelola dana investasi agar memperoleh
keuntungan secara bertahap. MI biasanya melakukan pembelian portfolio efek (sa-
ham dan obligasi) secara berkala ketika pasar berada pada siklus terendah kemu-
dian menjualnya ketika pasar mencapai siklus tertinggi agar dapat memperoleh ke-
untungan yang optimal. Pemodal sebaiknya menetapkan batas waktu investasi yang
cukup dalam proses mewujudkan tujuan. Sebagai contoh, dana pensiun dengan
jumlah yang cukup besar memerlukan sekian tahun kegiatan investasi.

Ketiga, pemodal menetapkan batas toleransi terhadap tingkat resiko berinves-


tasi RD. Tingkat resiko dari suatu kegiatan investasi berbanding lurus dengan potensi

1 Penulis adalah Dosen dari Departemen Komunikasi FISIP UI

1
keuntungannya. Gambar 1 dapat menunjukkan hubungan antara tingkat resiko den-
gan potensi keuntungan dari suatu kegiatan investasi.

Gambar 1.

MI biasanya mengatur porsi instrumen efek (saham atau deposito) pada RD untuk
mengurangi tingkat resiko. Sebagai contoh, RD yang portfolio-nya terdiri dari 100%
saham memiliki tingkat resiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan RD yang
portfolio-nya terdiri dari 60% saham dan 40% obligasi.

Kombinasi porsi instrumen efek pada RD dapat dikategorisasikan menjadi tiga


macam toleransi resiko yaitu konservatif, moderat dan agresif. Tabel 1 merangkum
jumlah porsi instrumen efek yang membentuk ketiga macam toleransi resiko terse-
but.

Toleransi Resiko %

20% saham + 70% obligasi + 10% deposito


Konservatif
40% saham + 60% obligasi

Moderat 60% saham + 40% obligasi

80% saham + 20% obligasi


Agresif
100% saham

Tabel 1.

Batas toleransi resiko juga dapat menunjukkan batas potensi keuntungan RD. RD
dengan toleransi resiko agresif mempunyai potensi keuntungan yang lebih besar
daripada RD dengan toleransi resiko moderat atau konservatif. Tahapan strategi
berikutnya adalah pemodal melakukan analisa secara mendalam terhadap jenis-jenis
RD dan pilihan MI yang sesuai dengan identifikasi pada tahap pertama.

Pada tahap kedua, pemodal dapat melakukan analisa terhadap jenis-jenis RD


seperti Tabel 2 berikut ini.

2
Jenis Portfolio Efek Tingkat Resiko Keuntungan

Reksa Dana Pasar Instrumen hutang


Uang (Money Market jangka pendek (SBI, Rendah Kecil
Fund) deposito)

Reksa Dana Penda- Lebih besar dari


Lebih tinggi dari
patan Tetap (Fixed Obligasi pemerintah, Reksa Dana Pasar
Reksa Dana Pasar
Income Fund) Obligasi Perusahaan Uang dengan nilai
Uang
yang stabil

Reksa Dana Ekuitas Lebih dari 80% sa- Besar dengan nilai
Tinggi
(Equity Fund) ham yang fluktuatif

Relatif besar yang


Reksa Dana Cam-
Obligasi dan saham Relatif tinggi nilainya tidak terlalu
puran
fluktuatif

Tabel 2.

Selanjutnya, Tabel 3 merupakan contoh hasil dari identifikasi pada tahap pertama.

Tujuan investasi Ingin memperoleh dana pensiun yang nilainya cukup besar.

Jika kegiatan investasi dimulai pada tahun ini, maka jangka


Batas waktu investasi waktu yang diperlukan sampai dengan masa pensiun ada-
lah 10 tahun.

Batas toleransi resiko Moderat.

Tabel 3.

Hasil analisa sementara dengan mempertimbangkan informasi-informasi dari Tabel 2


dan 3 adalah pemodal sebaiknya memilih jenis Reksa Dana Campuran karena se-
suai dengan batas toleransi resiko dan keuntungan yang cukup besar.

Pemodal selanjutnya melakukan analisa terhadap pilihan MI. Setiap MI mem-


punyai karakter tersendiri dalam menentukan strategi investasinya. Sebagai contoh,
MI yang cenderung agresif sering menggunakan tekhnik spekulatif dalam mengelola
RD dengan NAB yang cenderung tinggi dan fluktuatif. MI yang cenderung agresif
juga cenderung berani beresiko tinggi dalam mengelola dana investasinya.

Pemodal perlu melakukan analisa terhadap jumlah biaya selain dana investasi,
prospektus, dan kinerja MI. MI menentukan sejumlah biaya selain dana investasi
yang harus dibayar oleh pemodal. Sebagai contoh, Biaya Pembelian RD (Purchase
Fee) yang dibebankan oleh MI kepada pemodal ketika pemodal membeli RD. Se-

3
makin besar jumlah biaya yang harus dibayar oleh pemodal akan semakin men-
gurangi jumlah keuntungan investasi.

Pemodal sebaiknya membaca dan mempelajari prospektus yang diterbitkan


oleh MI. Prospektus adalah dokumen yang menjelaskan tentang data-data keuangan
RD dan profil lengkap MI. Pemodal dapat menggunakan prospektus untuk mema-
hami karakter MI. Prospektus memberikan informasi mengenai saham-saham jenis
apa saja atau obligasi-obligasi jenis apa saja yang dijadikan portfolio oleh MI. Pro-
spektus juga menginformasikan kinerja MI selama ini.

Kinerja MI menggunakan pergerakan NAB sebagai parameternya. Pemodal


dapat menggunakan pergerakan NAB untuk menghitung tingkat resiko pengelolaan
RD oleh MI. Pergerakan NAB yang sangat fluktuatif menunjukkan tingginya tingkat
resiko pengelolaan RD oleh MI. Pemodal dapat melanjutkan ke tahapan strategi
berikutnya setelah merasa cukup untuk melakukan analisa terhadap jenis-jenis RD
dan pilihan MI.

Pada tahap ketiga, pemodal dapat mengambil keputusan untuk memilih produk
RD dan MI. Sejumlah informasi pada Tabel 4 merupakan alternatif pilihan produk RD
dan MI yang sesuai dengan analisa pemodal sebelumnya.

No. Reksa Dana Campuran Manajer Investasi

1 AAA Balanced Fund PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas

2 AAA Syariah Fund PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas

3 BIG Palapa PT Bhakti Asset Management

4 BNI Dana Plus Syariah PT BNI Securities

5 BSM Investa Berimbang PT Mandiri Manajemen Investasi

6 Bahana Dana Infrastruktur PT Bahana TCW Investment Management

7 Bahana Dana Selaras PT Bahana TCW Investment Management

8 Bangun Indonesia PT Nikko Securities Indonesia

9 BATASA Syariah PT BATASA Capital

10 Brahma Optima PT Brahma Capital

11 DUIT PT Eficorp Sekuritas

12 BNI Dana Fleksibel PT BNI Securities

4
No. Reksa Dana Campuran Manajer Investasi

13 Dana Selaras Dinamis PT Bahana TCW Investment Management

14 Danareksa Anggrek PT Danareksa Investment Management

15 Danareksa Syariah Berim- PT Danareksa Investment Management


bang

16 Dhanawibawa Progresif PT Dhanawibawa Artha Cemerlang

17 Garuda Satu PT Intru Nusantara

18 Jisawi Mix PT Jisawi Finas

19 Mahanusa Dana Kapital PT Mahanusa Investment Management

20 Master Berimbang PT MLC Investment Indonesia

21 Mega Dana Kombinasi PT Mega Capital Indonesia

22 Reksa Dana Prima PT Equity Development Securities

23 SAM Dana Berkembang PT Samuel Aset Manajemen

24 Schroder Dana Prestasi PT Schroder Investment Management Indonesia

25 Schroder Dana Terpadu PT Schroder Investment Management Indonesia

26 Simas Satu PT Sinar Mas Sekuritas

27 Si Dana Fleksi PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen

28 Trimegah Dana Kombinasi PT Trimegah Securities Tbk.

Tabel 4.

Akhirnya pada tahap keempat, pemodal melakukan evaluasi kinerja secara


periodik terhadap produk RD dan MI pilihannya. Hasil evaluasi mempunyai dua ke-
mungkinan yaitu nilai baik atau buruk. Pemodal sebaiknya mempertahankan pilihan
produk RD dan MI bilamana nilai hasil evaluasinya baik. Pemodal seharusnya mem-
pertimbangkan alternatif pilihan lain bilamana hasil evaluasinya buruk. Pemodal
mempunyai, sekurang-kurangnya, dua alasan penting untuk mengganti produk RD
dan MI.

Alasan pertama, MI mempunyai kinerja yang buruk pada saat kondisi pasar
sedang baik. Pemodal tentu akan menjadi sangat frustasi ketika melihat penurunan
NAB secara ekstrem padahal kondisi pasar sedang baik. Alasan kedua, MI mengu-
bah strategi mengelola RD secara ekstrem hingga melampaui batas toleransi resiko
yang telah ditetapkan oleh pemodal. Jika akhirnya pemodal memutuskan untuk

5
mengganti produk RD dan MI, maka pemodal sebaiknya kembali melakukan keem-
pat tahapan strategi sebelumnya.

Dapat disimpulkan, empat tahapan strategi berinvestasi reksadana antara lain


adalah melakukan identifikasi terhadap tujuan, batas waktu dan batas toleransi re-
siko; melakukan analisa terhadap jenis-jenis RD dan pilihan MI; memilih produk RD
dan MI; dan melakukan evaluasi kinerja secara periodik terhadap RD dan MI. Hal
tersebut merupakan suatu strategi yang bertujuan membantu pemodal dalam berin-
vestasi Reksa Dana dengan aman dan menguntungkan.

Definisi Istilah:

➡ Reksa Dana adalah suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portfolio efek
oleh Manajer Investasi yang telah mendapat ijin dari BAPEPAM.

➡ Manajer Investasi adalah pihak yang melakukan pengelolaan dana-dana in-


vestor, yang selanjutnya dana yang terkumpul tersebut diinvestasikan ke dalam
saham, obligasi, surat berharga pasar modal atau pasar uang, yang mana in-
vestasi yang dilakukan tersebut terkumpul di dalam portfolio.

➡ Nilai Aset Bersih (NAB) adalah perbandingan antara total nilai investasi yang
dilakukan MI dengan total volume RD yang diterbitkan. Contoh pada awal ta-
hun 1999, MI X menerbitkan 445.000 lembar RD dengan harga Rp. 1000.
Harga ini dapat dianggap NAB awal. Pada akhir tahun 1999, nilai investasi
meningkat menjadi Rp. 600.000.000,- akibat kenaikan harga saham yang
menjadi portofolio. MI X, dan juga pembayaran dividen dan bunga obligasi.
NAB baru adalah Rp. 600 juta : 445.000 = Rp. 1.348,-. Berarti mengalami ke-
naikan 34.8%.

6
Tentang Penulis:

Coky Fauzi Alfi, S.E dilahirkan pada 24 Juli 1976 di Jakarta.


Penulis menyelesaikan pendidikan tinggi pada Fakultas
Ekonomi di Universitas Indonesia (2002). Sampai saat ini Pe-
nulis menjadi pengajar untuk mata kuliah Pamasaran Interaktif
dan Komputer Grafis di Departemen Komunikasi FISIP UI.
Penulis juga aktif berinvestasi saham di Bursa Efek Jakarta
(BEJ) sejak 2004 dan mempunyai pengalaman berinvestasi
Reksa Dana pada 2004. Empat tahapan strategi berinvestasi Reksa Dana yang
menjadi bahan penulisan adalah strategi yang sudah digunakan oleh Penulis saat
berinvestasi Reksa Dana.

Penulis dapat dihubungi di tiga alamat yaitu:

1. Broadcast Center FISIP Universitas Indonesia, Gedung E Lantai 1 Depok


16424 Telp. (021) 78849013 - 15 Fax. (021) 7871726.

2. Jl. Nusa Indah Raya 66 R.T. 01/R.W 07 Kelurahan Nusa Jaya Kecamatan
Karawaci Perumnas I Tangerang 15115 Telp. (021) 5511705 HP.
081310520824.

3. coky_fauzi_alfi@telkom.net atau coky_fauzi_alfi@bluebottle.com.

Anda mungkin juga menyukai