Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat secara optimal.Salah satu keberhasilan
pembangunan kesehatan di Indonesia dapat dilihat dengan meningkatkan
umur harapan hidup. Data dari lembaga kesehatan dunia (WHO) menyebut
umur harapan hidup penduduk Indonesia setiap tahunnya terus meningkat.
Apabila tahun 2010 angka harapan hidup usia diatas 60 tahun mencapai
20,7 juta orang kemudian naik menjadi 36 juta orang. Hal ini
menyebabkan struktur penduduk yang dilihat dari meningkatnya jumlah
penduduk usia lanjut selain itu juga pengaruh industrialisasi dan urbanisasi
yang menyebabkan terjadinya perubahan gaya hidup yang mengakibatkan
berubahnya pola penyakit, ditandai dengan menurunnya prevalensi
penyakit infeksi diikuti dengan meningkatnya penyakit kronis degeneratif,
salah satu contohnya adalah kanker ( Daniel , 2000 ).
Kanker adalah salah satu dari empat besar penyakit utama pada
masyarakat modern. Keempat penyakit utama tersebut adalah penyakit
jantung koroner, penyakit kanker, gangguan jiwa dan kecelakaan ( lalu
lintas ). Namun sekarang keempat besar penyakit tersebut telah bertambah
menjadi lima besar dan penyakit yang kelima ini adalah HIV/AIDS.
( Hawari,2004 ).
Hingga Desember 2011, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur
mencatat angka kejadian penyakit kanker terus mengalami peningkatan
sebanyak 10% dari jumlah penduduk tiap tahunnya. Itu artinya, dari
kurang lebih 37 juta jiwa penduduk di Jatim, sebanyak 37 ribu atau sekitar
0.09% di antaranya terancam terkena kanker. Kepala Dinkes Jatim, Drs.
A. Mudjib mengatakan bahwa jenis kasus penyakit kanker terbanyak di
Jatim meliputi kanker payudara (mamma) , kanker leher rahim ( cervix ) ,
kanker paru, kanker hati dan kanker kelenjar getah bening. Pada kasus
2

kanker, kebanyakan penderita cuek pada kondisi kesehatan. Deteksi dini
itu sangat penting, jika tiba-tiba terjadi nyeri yang berkelanjutan,
sebaiknya periksa ke dokter,. (http://www.surabayapost.co.id/)
Pada periode tahun 2012 2013 di Indonesia diharapkan angka
prevalensi kejadian kanker payudara dapat menurun yakni dari 18.5
persen di tahun 2011, menjadi hanya 14.4 persen di periode tahun tersebut.
Hal ini dapat di siasati dengan cara pengenalan pada masyarakat mengenai
cara deteksi dini kanker payudara. (http://yayasankankerindonesia.org)
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi angka
kejadian kanker payudara adalah dengan pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI). Pemeriksaan payudara sendiri merupakan deteksi dini kanker
payudara yang paling banyak dianjurkan bagi setiap wanita. Tindakan ini
sangat penting karena hampir 85% benjolan di payudara ditemukan oleh
penderita sendiri. Caranya sangat mudah dan murah karena dilakukan oleh
diri sendiri, tidak menimbulkan rasa sakit, tidak mengakibatkan kerusakan
jaringan dan dapat mendeteksi tumor sekecil apapun karena ujung ujung
jari tangan kita mempunyai kepekaan untuk bisa meraba massa yang
berukuran 1 cm (Cahyani, 2000).
Pada kenyataannya, deteksi dini kanker belum populer di
Indonesia, karena ketidaktahuan, ketidakpedulian dan ketidakmampuan
finansial, dan banyak anggota masyarakat yang takut menghadapi
kenyataan bahwa ada diantara mereka yang terkena kanker payudara.
Minat masyarakat untuk melakukan pemeriksaan SADARI masih sangat
rendah, hal ini banyak dipengaruhi oleh ketidaktahuan wanita akan bahaya
kanker payudara, sedangkan pengetahuan masih dipengaruhi oleh
pendidikan maupun ekonomi. Selain masih banyaknya anggapan bahwa
penyakit kanker tidak bisa disembuhkan sehingga ada rasa takut untuk
melakukan SADARI. Adanya cerita yang disampaikan oleh orang lain
bahwa pemeriksaan SADARI tidak cukup berguna bagi mereka apalagi
yang masih berusia dibawah 30 tahun, sehingga menimbulkan keraguan
untuk melakukan SADARI. ( Luwiya, 2003 ).
3

Mitos yang mengatakan kalau kanker payudara kerap menyerang
perempuan yang sudah berusia di atas 30 tahun, sepertinya terpatahkan.
Pasalnya, kini usia penderita kanker payudara semakin bergeser ke
perempuan yang berusia muda. Menurut Sutjipto , saat ini telah banyak
ditemukan penderita kanker payudara pada usia muda, bahkan tidak
sedikit remaja putri usia enam belas tahun menderita tumor di
payudaranya. Dimana tumor yang terjadi bisa menjadi kanker, bila tidak
terdeteksi lebih awal. Meskipun tidak semuanya ganas, tetapi ini
menunjukkan bahwa saat ini sudah ada tren gejala kanker payudara yang
semakin tinggi di usia remaja. Remaja Indonesia saat ini sedang
mengalami perubahan sosial yang cepat dari masyarakat tradisional
menuju masyarakat modern, yang juga mengubah norma-norma, nilai-nilai
dan gaya hidup mereka. Berbagai hal tersebut mengakibatkan peningkatan
kerentanan remaja terhadap berbagai macam penyakit. (Saryono, 2009)
Sehubungan dengan masalah kurang memasyarakatnya deteksi dini
kanker di Indonesia maka sangat dibutuhkan usaha penanggulangan secara
terpadu dengan melibatkan bidang medis dan ilmiah, pemerintah serta
masyarakat untuk mengatasi dan menghadapi penyakit kanker yang
merupakan momok bagi kita semua ( Sumarny, 2002 ).
Berdasarkan data di atas peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul Hubungan Pengetahuan Siswi Kelas X Tentang
Kanker Payudara dengan Minat Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri di
MAN Malang II Kota Batu Kabupaten Malang .
Sehingga dapat dijadikan sebagai langkah awal untuk menyusun suatu
pemecahan masalah dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat
khususnya remaja dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti
membuat rumusan masalah : Adakah Hubungan Pengetahuan Siswi Kelas
X Tentang Kanker Payudara dengan Minat Melakukan Pemeriksaan
Payudara Sendiri di MAN Malang II Kota Batu Kabupaten Malang?
4

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui
Hubungan Pengetahuan Siswi Kelas X Tentang Kanker Payudara
dengan Minat Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri di MAN
Malang II Kota Batu Kabupaten Malang.
1.3.2 Tujuan Khusus
Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk :
a. Mengidentifikasi pengetahuan Siswi Kelas X tentang kanker
payudara di MAN Malang II Kota Batu Kabupaten Malang.
b. Mengidentifikasi minat melakukan pemeriksaan payudara sendiri
pada siswi kelas X di MAN Malang II Kota Batu Kabupaten
Malang.
c. Menganalisis tentang hubungan pengetahuan siswi kelas X tentang
kanker payudara dengan minat melakukan pemeriksaan payudara
sendiri di MAN Malang II Kota Batu Kabupaten Malang
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan
Memberi masukan bagi institusi pendidikan juga dapat menjadi
bahan informasi atau sebagai bahan bacaan
1.4.2 Bagi Profesi Bidan
Menambah masukan bagi Bidan dalam meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan wanita khususnya remaja tentang
pemeriksaan payudara sendiri sebagai deteksi dini kanker
payudara.
1.4.3 Bagi Remaja
a. Meningkatkan kesadaran remaja akan pentingnya pemeriksaan
payudara sendiri sebagai upaya deteksi dini kanker payudara.
b. Meningkatkan kepedulian masyarakat khususnya remaja akan
pentingnya merawat dan menjaga kesehatan diri sendiri.

5

1.4.4 Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang kanker dan
pentingnya pemeriksaan payudara sendiri sebagai upaya deteksi
dini kanker payudara

Anda mungkin juga menyukai