Anda di halaman 1dari 24

SINUSITIS

MAXILLARIS
Ruhmana Firah Fadilla Rukman
Pasien bernama Ny. S, 27 tahun datang dengan
keluhan sering keluar cairan dari kedua rongga
hidung sejak 2 bulan yang lalu. Pasien juga merasa
ada cairan yang turun dari belakang hidung ke
tenggorokan serta kedua rongga hidungnya
tersumbat. sering bersin-bersin dan keluhan
biasanya dirasakan saat pagi hari, waktu dingin,
atau ketika kontak dengan debu. Pipi kanan pernah
bengkak satu bulan yang lalu namun perlahan
kembali mengempes. Tidak ada keluhan demam,
mual dan muntah.

DATA PASIEN
Nama : Ny. S
Umur : 27 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Roda, Gg. Mesin no. 42,
Agama : Kristen
Suku bangsa : Sunda
Tanggal dirawat : 17 Desember 2013
No. RM : 277737

ANAMNESIS
Tanggal: 17 Desember 2013 (Autoanamnesis)
KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluh sering keluar cairan dari kedua rongga hidung sejak
2 bulan yang lalu.
KELUHAN TAMBAHAN
Pasien juga mengeluh sering bersin-bersin dan pipi kanan bengkak
sejak 2 bulang yang lalu. Sudah minum obat dari puskemsmas namun tidak
ada perbaikan. Pasien merasa telinga kanan nyeri.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien mulai pilek sejak 2 bulan yang lalu. Pasien mengeluh cairan
keluar dari hinging, hidung tersumbat, gatal, dan bersin-bersin. Sekret
berwarna putih, bening, kental. Cairan lebih sering keluar pada pagi hari dan
saat dingin. Sering terasa ada cairan yang turun dari belakang hidung ke
tenggorokan sejak 2 bulan terakhir ini. Pasien juga merasakan pipi kanan
membengkak sejak 1 bulan yang lalu, disertai dengan nyeri yang akhirnya
mengempes sendiri tanpa diobati. Tidak ada keluhan demam, mual dan
muntah.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien sebelumnya belum pernah mengalami hal yang sama. Riwayat
hipertensi, diabetes mellitus, dan asma disangkal pasien.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Tidak ada keluarga pasien yang menderita gejala yang sama.


PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: Tampak sakit ringan
Kesadaran: Compos mentis
TTV: dalam batas normal

Kanan Kiri
Normotia Daun telinga Normotia
Nyeri tekan (-)
Sikatriks (-)
Fistel(-)
Abses (-)
Retroaurikuler
Nyeri tekan (-)
Sikatriks (-)
Fistel(-)
Abses (-)
Nyeri tekan (-)
Sikatriks (-)
Fistel(-)
Abses (-)
Preaurikuler
Nyeri tekan (-)
Sikatriks (-)
Fistel(-)
Abses (-)
LIANG TELINGA
Lapang Lapang/sempit Lapang
Hiperemis (-) Warna epidermis Hiperemis (-)
(-) Sekret (-)
(+) Serumen (+)
(-) Kelainan lain (-)
Kanan Kiri



Intak, reflex cahaya (+) arah
pukul 5

Membrane Timpani



Intak, reflex cahaya (+)
arah pukul 7
Pemeriksaan fungsi pendengaran
Tes Penala 512 Hz
Positif Rinne Positif
Tidak ada lateralisasi Weber Tidak ada lateralisasi
Sama dengan pemeriksa Swabach Sama dengan pemeriksa
RINOSKOPI
ANTERIOR
Kanan Kiri
(-)
Deformitas
(-)

(-)
(+)
(-)
Nyeri tekan
Pangkal hidung
Pipi
Dahi

(-)
(-)
(-)
(-)
Krepitasi
(-)
Lapang
Rambut (+)
Mukosa: Hiperemis (+)
Sekret (+)
Massa (-)
Vestibulum
Lapang
Rambut (+)
Mukosa: Hiperemis (+)
Sekret (+)
Massa (-)
Oedem (+)
Livid (+)
Konka inferior
Oedem (+)
Livid (+)
Tidak terlihat
Konka media
Tidak terlihat
Tidak terlihat
Konka superior
Tidak terlihat
Sukar dinilai karena konka
inferior oedem dan livid
Meatus nasi
Sukar dinilai karena konka
inferior oedem dan livid
Sempit
Kavum nasi
Sempit
PEMERIKSAAN FARING
Arkus faring Simetris, massa (-)
Pilar anterior Simetris
Palatum durum Simetris, massa (-)
Palatum Mole Simetris, massa (-), bercak-bercak keputihan (-)
Dinding faring Granula (+), cobble stone appearance (-)
Uvula Ukuran dan bentuk normal, letak di tengah
Tonsil palatina Besar: T
1
T
1

Warna: hiperemis -/-
Kripta: normal
Detritus -/-
Perlekatan: (-)
Pilar posterior Simetris
Gigi geligi Oral hygiene kurang baik, caries gigi (+)
HIPOFARING
Basis lidah Tidak dapat dinilai
Valekula Tidak dapat dinilai
Plika glossospiglotika Tidak dapat dinilai
Epiglotis Tidak dapat dinilai
Plika ariepliglotika Tidak dapat dinilai
Aritenoid Tidak dapat dinilai
Sinus piriformis Tidak dapat dinilai
Korda vokalis Pita suara asli: Tidak dapat dinilai
Pita suara palsu: Tidak dapat dinilai
Subglotik/trakea Tidak dapat dinilai
Rima glotis Tidak dapat dinilai
PEMERIKSAAN LARING

PEMERIKSAAN ANJURAN
1. Tes Transiluminasi
2. Foto sinus paranasal posisis waters , PA, Lateral
3. CT scan
4. Tes sensitivitas bakteri
5. Tes alergi


Pada pasien telah dilakukan foto sinus paranasal
dengan hasil:
Deskripsi foto:
Tampak perselubungan sinus maxillaris minimal
Dinding sinus maxillaris intak, tidak tampak erosi
Tak tampak deviasi septum nasi
Mukosa concha nasi hipertrofi
Kesan:
Sinusitis maxillaris minimal
Hipertrofi concha nasalis

DIAGNOSIS KERJA
Sinusitis maxillaris minimal ec rhinitis kronis
susp. alergi

DIAGNOSIS BANDING
Sinusitis dentogen maxillaris dextra
Rhinosinusitis

TATALAKSANA
Medikamentosa
Antibiotik amoksisilin-klavulanat 500 mg 3 kali sehari
selama 14 hari
Dekongestan local: Oxymetazoline 0,05% 2 spray 2 kali
sehari selama 3 hari
Antihistamin H1: cetirizine 5-10mg 1 kali sehari
Non-medikamentosa
Irigasi antrum 2x/minggu
Pembedahan radikal/non-radikal

PROGNOSIS
Ad Vitam : Bonam
Ad Fungsionam : Bonam
Ad Sanationam : Dubia ad bonam

ANATOMI SINUS
Alergi
Reaksi imun
tubuh
(terutama
Histamin)
Rasa gatal-
gatal
Bersin
Rinorrhe
Hidung
tersumbat
Mukosa
edema
Terapi tidak
adekuat
sehingga
terjadi lagi
Regenerasi
permukaan
bersilia tidak
lengkap
Ada sumbatan
drainase
Gagal
mengeluarkan
sekret sinus
Medium
untuk
infeksi
Bisa terjadi berulang-ulang apabila pengobatan tidak adekuat, atau tidak ada
pencegahan alergi.
MANIFESTASI KLINIS
Sekret nasal purulen
Kongesti nasal
Rasa tertekan pada
wajah
Nyeri gigi
Nyeri telinga
Demam,
Nyeri kepala
Batuk
Halitosis
Berkurangnya
penciuman
Nyeri di wajah (sinus
maksilaris: pada pipi,
sinus etmoidalis: di
antara atau di belakang
mata, sinus frontalis: di
dahi)
Wajah terasa bengkak
atau penuh


Gejala mayor Gejala minor
Nyeri atau rasa tertekan pada wajah Sakit kepala
Sekret nasal purulen Batuk
Demam Rasa lelah
Kongesti nasal Rasa lelah
Obstruksi nasal Halitosis
Hiposmia atau anosmia Nyeri gigi
Diagnosis memerlukan dua kriteria mayor atau satu kriteria
mayor dengan dua kriteria minor pada pasien dengan gejala
lebih dari 7 hari.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Terdapat beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan,
yaitu:
1. Pemeriksaan transluminasi.
Pada pemeriksaan transluminasi, sinus yang sakit akan tampak
suram atau gelap. Hal ini lebih mudah diamati bila sinusitis terjadi
pada satu sisi wajah, karena akan nampak perbedaan antara sinus
yang sehat dengan sinus yang sakit.
2. Pencitraan
Dengan foto kepala posisi Waters, PA, dan lateral, akan terlihat pers
elubungan atau penebalan mukosa atau air-fluid level pada sinus yan
g sakit. CT Scan adalah pemeriksaan pencitraan terbaik dalam kasus
sinusitis.
3. Kultur
Karena pengobatan harus dilakukan dengan mengarah kepada orga
nisme penyebab, maka kultur dianjurkan. Bahan kultur dapat diambil
dari meatus medius, meatus superior, atau aspirasi sinus.

Medikamentosa:
Antibiotik
Dekongestan local
Antihistamin H1
Non-medikamentosa:
Edukasi: pencegahan alergi
Tindakan: irigasi antrum/pembedahan radikal atau
non-radikal
Komplikasi yang mungkin dapat terjadi :
Osteomielitis dan abses subperiostal.
Paling sering timbul akibat sinusitis frontal dan biasanya ditemukan
pada anak-anak. Pada osteomielitis sinus maksila dapat timbul
fistula oroantral.
Kelainan orbita.
Penyebab infeksi terjadi melalui tromboflebitis dan perkontinuitatum.
Kelainan yang dapat timbul ialah edema palpebra, selulitis orbita,
abses periostal, abses orbita dan selanjutnya dapat terjadi
trombosus sinus kavernosus.
Kelainan intrakranial.
Dapat berupa meningitis, abses ekstradural atau subdural, abses
otak dan trombosis sinus kavernosus.
Kelainan paru.
Seperti bronkitis kronik dan bronkiektaktasis. Adanya kelainan sinus
paranasal sisertai dengan kelainan paru ini disebut sinobronkitis.
Dapat juga timbul asma bronkial.

DAFTAR PUSTAKA
1. Mangunkusumo E, Soetjipto D. Sinusitis. Dalam
buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung
tenggorok kepala dan leher. FKUI. Jakarta 2007.
Hal 150-3
2. Adam,Boies, Higler, Boies Buku Ajar Penyakit
THT edisi 6, EGC, Jakarta,1997
3. Soepardi, Efiaty Arsyad dkk, Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala
Leher edisi 5, FK UI, 2006.

Anda mungkin juga menyukai